Informasi yang dalam tentang kapabilitas SAP Business One dalam membantu memajukan perusahaan sulit ditemukan. Banyak pemilik bisnis akhirnya mengambil keputusan berdasarkan reputasi, bukan pemahaman yang utuh. Dalam kondisi seperti itu, wajar jika SAP Business One tetap terlihat sebagai pilihan aman. 

Namun dunia teknologi sudah bergerak jauh dan kini banyak solusi lain yang kualitasnya melebihi SAP Business One dengah harga yang lebih terjangkau, sehingga keputusan tidak lagi sesederhana “pilih yang paling terkenal.”

Artikel ini dibuat untuk membantu pemimpin bisnis melihat gambaran yang lebih lengkap: kapan SAP Business One memang cocok, dan kapan opsi lain justru lebih masuk akal. Tujuannya sederhana, memberi landasan rasional sebelum mengambil keputusan besar.

Apa itu SAP Business One

SAP Business One adalah platform ERP terintegrasi yang dirancang khusus untuk bisnis kecil dan menengah, memberikan kontrol menyeluruh atas keuangan, inventaris, penjualan, pembelian, produksi, dan pelaporan dalam satu sistem.

SAP Business One unggul untuk inventory control dan light manufacturing sehingga membuat SAP Business One populer di kalangan SME di Indonesia.

Modul SAP Business One:

  1. Manajemen Keuangan (Financial Management): Mengelola seluruh proses keuangan seperti buku besar, akun piutang, akun utang, anggaran, dan pelaporan keuangan secara terintegrasi.
  2. Penjualan & Pelanggan (Sales & Customer Management): Mengatur seluruh siklus penjualan dari penawaran, pesanan, pengiriman, hingga invoicing serta aktivitas CRM dasar.
  3. Pembelian & Pemasok (Purchasing & Supplier Management): Mengelola proses pengadaan mulai dari permintaan pembelian, penawaran pemasok, pesanan pembelian, hingga penerimaan barang dan invoice.
  4. Inventori & Gudang (Inventory & Warehouse Management): Mengontrol stok, pergerakan barang, multi-gudang, batch/serial, dan perhitungan biaya persediaan secara real-time.
  5. Produksi & MRP (Production & Material Requirements Planning): Mendukung perencanaan kebutuhan material, BOM, penjadwalan produksi, dan eksekusi shop floor untuk manufaktur ringan hingga menengah.
  6. Perbankan & Rekonsiliasi (Banking & Reconciliation): Mengotomasi pembayaran, penerimaan, rekonsiliasi bank, dan manajemen kas.
  7. Pelaporan & Analitik (Reporting & Analytics): Memberikan dashboard, laporan instan, dan analitik real-time untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat.
  8. Service Management: Mengelola kontrak layanan, tiket, dan aktivitas after-sales untuk bisnis berbasis layanan.

Kelebihan dan kekurangan SAP Business One

Kelebihan SAP Business One 

  1. Manufaktur (terutama manufaktur ringan–menengah) SAP B1 memiliki fitur native yang lebih kuat untuk: MRP, production order, bill of materials, capacity planning, dan eksekusi di level produksi (shop floor)
  2. Inventory & Warehouse management: SAP B1 memiliki fungsi bawaan yang lebih dalam untuk: pelacakan batch/serial, bin locations, pick/pack manager, perhitungan landed cost, dan berbagai metode penilaian persediaan
  3. Distribusi & Konsistensi Supply Chain: SAP B1 dikenal karena workflow logistik yang konsisten dan modul logistik yang stabil

Kekurangan SAP Business One

  1. Fleksibilitas terbatas dibandingkan ERP cloud modern: Workflow custom, perubahan UI, atau modul baru sering membutuhkan pengembangan via SDK, add-on, atau layanan partner—yang meningkatkan biaya dan kompleksitas.
  2. Implementasi dan biaya kepemilikan yang mahal: Lisensi, biaya maintenance tahunan (18–22%), dan biaya implementasi partner relatif tinggi untuk budget UKM di Indonesia. Bagi banyak perusahaan, total biaya bisa menjadi dua atau tiga kali lipat dari ekspektasi awal.
  3. Tidak ideal untuk bisnis yang tumbuh cepat atau multi-entitas: Multi-company, multi-cabang, atau arsitektur yang sangat scalable memang bisa, tetapi tidak native. Pengelolaan intercompany, konsolidasi, dan operasi multi-negara biasanya membutuhkan add-on atau sistem tambahan.
  4. Antarmuka dan pengalaman pengguna terasa jadul: Dibandingkan ERP cloud modern, tampilan SAP B1 cenderung lama dan kurang intuitif. Pelatihan lebih lama, dan adopsi bisa lebih lambat untuk pengguna non-teknis.
  5. Sangat bergantung pada kualitas partner: Kesuksesan SAP B1 sangat bergantung pada partner implementasi lokal. Partner yang lemah = setup buruk, kustomisasi kacau, support lambat, dan total cost of ownership tinggi.
  6. Akar on-premise membuatnya kurang cloud-native: Meskipun SAP B1 bisa di-host di cloud, sistem ini awalnya tidak didesain sebagai cloud-first. Akibatnya: Integrasi lebih rumit, mobile experience terbatas, skalabilitas cloud real-time lebih lemah dibanding ERP modern
  7. Kedalaman manufacturing terbatas untuk industri kompleks: SAP B1 kuat untuk manufacturing ringan–menengah, tetapi lemah untuk skenario kompleks seperti advanced scheduling, BOM kompleks, multi-plant parallel production, dan alur kerja engineering berat
  8. Fleksibilitas reporting terbatas tanpa HANA atau add-on: Untuk dashboard real-time penuh, Anda membutuhkan HANA (lebih mahal). Versi SQL memiliki analitik terbatas dan sering mengandalkan Crystal Reports atau BI eksternal.
  9. Integrasi bisa mahal: Baik menggunakan DI API atau Service Layer, integrasi memerlukan skill teknis dan sering berupa pengembangan custom. Bagi UKM yang menggunakan banyak aplikasi (CRM, WMS, marketplace, POS), biaya bisa cepat membengkak.

Harga SAP Business One

Harga SAP Business One terdiri dari 4 jenis biaya:

  1. Lisensi:
    1. Lisensi on-premise (perpetual) untuk “limited user”: sekitar US$ 1.500–2.000 per pengguna.
    2. Lisensi on-premise untuk “professional user” (akses penuh): biasanya US$ 3.000–4.000 per pengguna.
    3. Model lisensi cloud / subscription: sekitar US$ 80–200 per pengguna per bulan, tergantung jenis lisensi (limited vs professional) 
  2. Implementasi (kisaran kasar tergantung skala dan partner):
    1. Kecil: Rp 150 – Rp 500 juta
    2. Sedang: Rp 500 juta – Rp 1 miliar
    3. Besar: Rp 1 miliar – Rp 5 miliar
  3. Maintenance/support: 18-22% dari biaya lisensi per tahun

SAP Partner Indonesia

Ekosistem partner SAP di Indonesia cenderung lebih formal dan teratur (ada sertifikasi, proses yang terstruktur, dan partner yang disetujui vendor), terutama untuk implementasi tingkat enterprise. Hal ini biasanya membuat kualitas partner SAP di Indonesia lebih konsisten.

Namun, meskipun ekosistemnya lebih terstandarisasi, kegagalan implementasi SAP Business One tetap terjadi di Indonesia. Banyak perusahaan mengalami over-customization, konfigurasi yang tidak sesuai kebutuhan, atau kurangnya pendampingan setelah go-live. Karena itu, memilih partner yang benar-benar kompeten tetap menjadi faktor penentu keberhasilan, bukan hanya mengandalkan nama SAP atau status partner.

Untuk memastikan Anda memilih partner SAP yang andal, perhatikan hal-hal berikut:

  1. Pengalaman industri yang relevan dengan bisnis Anda (manufacturing, distribusi, retail, dsb).
  2. Portofolio proyek yang jelas, termasuk studi kasus atau testimoni dari klien sejenis.
  3. Metodologi implementasi yang terstruktur, dengan tahapan yang transparan dan dapat diukur.
  4. Kapasitas tim (jumlah consultant, sertifikasi, spesialisasi, dan stabilitas SDM).
  5. Kualitas support pasca-implementasi: SLA yang jelas, helpdesk, dan response time yang terukur.
  6. Kejujuran dalam scoping—partner yang baik tidak langsung menawarkan custom; mereka memvalidasi kebutuhan terlebih dahulu.

Alternatif SAP di Indonesia

Dahulu kala, banyak perusahaan memilih SAP karena reputasinya dan karena tidak ada ERP lain yang pantas untuk dipertimbangkan. Namun sekarang banyak yang beralih ke ERP lain karena:

  1. Teknologi semakin berkembang dan banyak ERP lain yang menawarkan kapabilitas yang lebih baik dengan harga yang jauh lebih terjangkau
  2. Pengguna SAP Business One yang sudah tidak mendapatkan support terpaksa harus upgrade atau pindah ke ERP lain yang lebih terjangkau
  3. Ekonomi yang tidak baik memaksa perusahaan untuk menurunkan budget IT
  4. Banyak perusahaan yang sebelumnya merasa cukup dengan software akuntansi kini mulai melihat perlunya beralih ke ERP, karena persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut proses yang lebih efisien agar profitabilitas tetap terjaga, namun SAP terlalu mahal untuk dipertimbangkan

ERP lain yang umumnya dipertimbangkan adalah:

  1. Impact
  2. Odoo
  3. Microsoft Dynamics
  4. Oracle Netsuite

SAP Business One vs Impact

Impact adalah ERP yang berfokus kepada transformasi digital perusahaan menengah keatas di Indonesia. Kekuatan Impact dibandingkan dengan SAP Business One adalah:

  1. Fitur lebih lengkap: CRM, HR, business dashboard, dan mobile app yang modern dan mudah digunakan
  2. Konsultasi transformasi digital: Perbaikan proses bisnis, pembuatan SOP, perbaikan data akuntansi, konsultasi HR
  3. Lebih fleksibel: Tersedia versi cloud maupun on-premise, proses bisnis dan business dashboard yang bisa dikustomisasi, penambahan modul tanpa biaya tambahan 
  4. Value yang jauh lebih baik: Fitur yang jauh lebih banyak dengan harga yang jauh lebih murah

SAP Business One vs Odoo

Odoo adalah ERP yang berfokus kepada modularitas dan kemampuan kustomisasi (karena open source). Kekuatan Odoo dibandingkan dengan SAP Business One adalah:

  1. Modul jauh lebih banyak: tersedia 60+ modul
  2. Tampilan yang lebih simpel dan modern
  3. Harga yang jauh lebih murah

Namun, perlu berhati-hati dalam memilih vendor Odoo karena kualitas partner Odoo sangat tidak konsisten dikarenakan kurang ketatnya proses approval vendor Odoo.

SAP Business One vs Microsoft Dynamics

Microsoft Dynamics 365 adalah ERP dengan value yang lebih baik, tampilan yang lebih modern, dan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan SAP. Selain itu, Microsoft Dynamics bisa terintegrasi dengan aplikasi Microsoft lainnya dengan lancar. Namun modul Microsoft Dynamics 365 terbatas, kualitas partner Microsoft yang kurang konsisten, dan value yang tetap kalah dibandingkan dengan Impact maupun Odoo.

SAP Business One vs Oracle Netsuite

Oracle Netsuite adalah cloud ERP yang baik dikarenakan cloud infrastructure nya yang sangat kuat. Namun modulnya sangat terbatas, harga yang sangat mahal dibandingkan dengan kapabilitasnya, dan kualitas partner yang kurang konsisten.

Kesimpulan

Keputusan membeli ERP seharusnya bersifat jangka panjang, karena ERP hanyalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Namun yang sering kami temukan adalah 90% perusahaan di Indonesia belum punya tujuan yang jelas maupun langkah terstruktur untuk mencapainya, sehingga fokus mereka akhirnya hanya pada fitur dan harga. Untuk perusahaan yang benar-benar ingin berkembang, kami sangat menyarankan membuat rencana transformasi digital jangka panjang terlebih dahulu.

Jika Anda memerlukan bantuan, kami menawarkan konsultasi gratis. Impact adalah perusahaan teknologi dan konsultan manajemen yang telah membantu ribuan perusahaan di Indonesia dalam memilih software yang tepat.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog