5 Hal Berbeda yang Dilakukan oleh Tim Berkinerja Tinggi

Peneliti telah lama menyadari tiga kebutuhan psikologis penting dalam membangun tim berkinerja tinggi: otonomi, kompetensi, dan keterkaitan. Penelitian selama puluhan tahun telah membuktikan bahwa ketika kebutuhan psikologis ini terpenuhi, individu cenderung menjadi lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih produktif.

Keterkaitan, atau hubungan yang erat di antara rekan kerja, selalu menjadi tantangan, terutama dalam situasi pandemi Covid-19. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa tim berkinerja tinggi telah menemukan cara untuk memanfaatkan hubungan sosial selama pandemi. 

Temuan ini memberikan wawasan penting bagi organisasi untuk menciptakan keterhubungan yang lebih besar, bahkan dalam lingkungan kerja jarak jauh atau hibrida, sehingga mendorong tim berkinerja lebih tinggi.

Studi tim ignite80, yang melibatkan 1.106 pekerja kantor di AS menemukan lima perbedaan utama yang menyoroti peran penting dari keterhubungan di antara rekan kerja sebagai pendorong kinerja tim. 

1. Tim berkinerja tinggi aktif mengangkat telepon

Meskipun panggilan telepon semakin jarang digunakan di tempat kerja secara umum, hal ini berbeda untuk tim berkinerja tinggi. Tim berkinerja tinggi cenderung lebih sering berkomunikasi secara langsung dan lebih mungkin menggunakan telepon untuk berinteraksi dengan rekan kerja dibandingkan dengan tim yang kurang berhasil (rata-rata 10,1 vs 6,1 panggilan per hari).

Studi terbaru menemukan bahwa persepsi umum tentang panggilan telepon yang canggung dan tidak nyaman ternyata salah. Panggilan telepon tidak lagi dianggap canggung dan sebenarnya dapat memperkuat hubungan serta mencegah kesalahpahaman. Ini berarti panggilan telepon berkontribusi pada interaksi yang lebih bermanfaat di antara rekan satu tim.

2. Lebih strategis dalam rapat

Bukan rahasia lagi bahwa rapat yang dijalankan dengan buruk berkontribusi pada ketidakpuasan karyawan, menguras bandwidth kognitif, dan merugikan organisasi.

Temuan tim ignite80 menunjukkan tim berkinerja tinggi menghindari rapat buruk dengan menerapkan praktik yang meningkatkan produktivitas pertemuan. Secara khusus, mereka secara signifikan lebih mungkin meminta pekerjaan awal dari peserta (39% lebih mungkin), memperkenalkan agenda (26% lebih mungkin), dan mulai dengan check-in yang membuat anggota tim mengetahui kemajuan satu sama lain (55% lebih mungkin ).

Dengan memastikan bahwa waktu bersama itu efisien dan kolaboratif, tim berkinerja tinggi tidak hanya memanfaatkan pertemuan mereka dengan lebih baik — mereka juga menyiapkan panggung untuk interaksi yang lebih bermanfaat, berkontribusi pada hubungan yang lebih baik.

3. Membangun hubungan di luar pekerjaan

Percakapan non-pekerjaan di tempat kerja sering dianggap tidak produktif oleh manajerial. Obrolan tentang acara olahraga atau film blockbuster terlihat seperti pemborosan waktu bagi karyawan yang harus fokus pada tugas-tugas produktif.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa percakapan tentang topik non-kerja dapat memberikan manfaat besar bagi kinerja tim secara keseluruhan. Melalui percakapan pribadi ini, kita dapat menemukan minat bersama dengan rekan kerja, yang pada akhirnya akan memperkuat rasa kebersamaan dan menciptakan koneksi yang lebih autentik.

Tim berkinerja tinggi lebih sering berinteraksi dalam percakapan non-pekerjaan (25% lebih banyak), membahas olahraga, buku, atau keluarga. Mereka juga cenderung mengadakan pertemuan informal seperti minum kopi, teh, atau minuman bersama.

Dengan kata lain, kinerja tim yang unggul tidak hanya terjadi karena jam kerja yang panjang dan bekerja tanpa henti. Sebaliknya, hal ini terjadi karena tim terbaik menginvestasikan waktu dan energi untuk membentuk hubungan yang tulus dan erat, yang kemudian berdampak pada kerja sama tim yang lebih efektif dan harmonis di masa depan.

4. Lebih sering memberi dan menerima apresiasi

Keterkaitan memiliki peran sentral dalam meningkatkan kinerja di tempat kerja, karena hal ini memberikan rasa dihargai, diapresiasi, dan dihormati oleh orang-orang yang pandangannya kita hargai. Oleh karena itu, pengakuan sering kali menjadi kekuatan motivasi yang lebih kuat daripada insentif moneter.

Penelitian oleh tim ignite80 menemukan bahwa anggota tim yang mencapai kinerja tinggi lebih sering menerima penghargaan dari rekan kerja mereka (72% lebih banyak) dan juga dari manajer mereka ( 79% lebih banyak). Yang lebih penting, anggota tim berkinerja tinggi juga lebih sering menyatakan penghargaan kepada rekan kerja mereka (44% lebih banyak). Hasil ini menunjukkan bahwa dalam tim yang berkualitas, penghargaan tidak hanya mengalir dari atas ke bawah, tetapi menjadi bagian dari norma budaya yang tercermin dalam interaksi antar-rekan.

5. Lebih autentik di tempat kerja

Studi tim ignite80 menemukan anggota tim berkinerja tinggi lebih sering mengekspresikan emosi positif seperti pujian dan candaan dengan rekan satu tim. Mereka juga lebih terbuka dalam mengekspresikan emosi negatif seperti kekesalan dan sarkasme. 

Ekspresi emosi yang jujur ini menghasilkan kinerja tim yang lebih baik karena mengurangi beban kognitif yang dihasilkan dari menekan emosi negatif. Kejujuran emosi juga berkontribusi pada kesejahteraan dan kinerja tim secara keseluruhan. Meskipun bukan selalu tepat, memberikan kebebasan berekspresi di tempat kerja dapat menguntungkan kinerja tim.

Kesimpulan

Studi ini menunjukkan bahwa menciptakan tempat kerja berkinerja tinggi melibatkan lebih dari sekadar mempekerjakan orang yang tepat dan memberikan alat yang sesuai untuk tugas mereka. Hal ini melibatkan menciptakan peluang bagi hubungan yang tulus dan autentik untuk berkembang.

Membangun hubungan dekat di antara anggota tim tidak perlu mahal atau memakan waktu. Dengan mengadopsi praktik sederhana berbasis bukti yang meningkatkan komunikasi, efisiensi rapat, dan kedekatan personal, setiap tempat kerja memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan psikologis dasar individu terkait keterikatan dan meningkatkan kinerja tim.