6 Metode Business Process Improvement (BPI) dan Tahapannya
Setiap bisnis, sekecil apa pun, selalu punya ruang untuk perbaikan. Kita sering terjebak dalam proses…
Nindy
Oktober 15, 2024“Ekonomi Kreator” kini memiliki nilai sekitar $14 miliar per tahun. Melalui platform digital baru, seperti Substack, Flipboard, dan Steemit, penulis independen, podcaster, artis, dan musisi memiliki kesempatan untuk terhubung secara langsung dengan audiens mereka dan menghasilkan pendapatan sendiri.
Platform-platform ini tidak hanya memungkinkan mereka untuk menciptakan konten, tetapi juga untuk menjadi produsen dan manajer merek independen atas karya mereka. Meskipun teknologi telah mengganggu banyak sektor pekerjaan, platform-platform ini membuka peluang baru untuk menghasilkan pendapatan melalui ekspresi kreatif manusia.
Dalam menghadapi perubahan teknologi, kreativitas sering dianggap sebagai kualitas manusia yang unik, lebih tahan terhadap gangguan teknologi, dan sangat penting untuk masa depan. Para peneliti perilaku bahkan menganggap keterampilan kreativitas sebagai puncak pencapaian manusia.
Aplikasi AI generatif seperti ChatGPT dan Midjourney kini mengancam mengubah peran kreativitas manusia dengan menghasilkan konten dalam berbagai bentuk seperti teks, gambar, dan audio.
Model AI ini belajar dari data dan masukan pengguna untuk menciptakan konten baru. Pekerjaan yang fokus pada kreativitas, seperti menulis, merancang gambar, coding, dan pekerjaan berbasis pengetahuan, kini menghadapi ancaman dari kemajuan AI generatif ini.
Dampak yang akan muncul oleh penggunaan AI generatif masih belum jelas. Kami mengidentifikasi tiga skenario potensial terkait perkembangan AI generatif. Dalam analisis ini, kami menyoroti risiko dan peluang yang ada, serta menyimpulkan dengan memberikan rekomendasi kepada perusahaan-perusahaan saat ini agar mereka dapat siap menghadapi tantangan di dunia baru ini.
Perusahaan-perusahaan kini semakin sadar akan pentingnya menerapkan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja tenaga kerja manusia. AI telah sukses digunakan dalam sektor layanan kesehatan untuk meningkatkan kinerja profesional, termasuk tugas berisiko tinggi seperti memberikan nasihat saat operasi atau pemeriksaan kanker.
Teknologi ini juga terintegrasi dalam layanan pelanggan untuk situasi berisiko rendah. Bahkan di bidang gudang, robotika digunakan guna meningkatkan kecepatan, keandalan, dan efisiensi operasional sambil mengurangi biaya.
AI generatif telah membuka peluang eksperimen dalam pekerjaan kreatif. Contohnya, Github Copilot yang diperkenalkan kurang dari dua tahun lalu, berfungsi sebagai “rekan programmer” AI untuk membantu manusia menulis kode. Profesional seperti seniman desain, pembuat film, dan praktisi periklanan saat ini mengadopsi generator gambar seperti DALL-E 2.
Menariknya, alat-alat ini dirancang dengan antarmuka yang mudah digunakan sehingga bahkan pengguna tanpa latar belakang teknis dapat menciptakan konten kreatif, bahkan anak-anak dengan kemampuan bahasa dasar pun dapat memanfaatkannya.
Kecerdasan buatan dalam bidang kreatif bukanlah ancaman, melainkan pendukung. Dengan kecepatan dan efisiensi tinggi, AI akan meningkatkan produktivitas. Meskipun perlu penyuntingan, proyek kreatif tetap bisa berjalan lebih cepat berkat adopsi alat AI generatif yang menggunakan bahasa alami.
Di masa yang akan datang, peluang dalam bidang kreatif semakin terbuka karena hambatan berkurang. Contoh praktisnya adalah Github Copilot yang membantu pemula dalam pengodean tanpa menggantikan peran manusia.
Dengan memanfaatkan pengetahuan AI dan data melimpah, orang dapat menghasilkan konten yang relevan dengan sedikit penyuntingan setelah mempelajari cara berinteraksi dengan mesin secara efektif. Efisiensi lebih lanjut dapat dicapai dengan instruksi suara-ke-teks canggih yang akan dieksekusi oleh AI seperti ChatGPT.
Kemampuan mengambil, menghubungkan, dan mengartikan pengetahuan dengan mudah dari model bahasa besar memiliki potensi bisnis yang kuat. Melalui gabungan antarmuka bahasa alami dan algoritme AI andal, manusia dapat menghasilkan lebih banyak ide dan solusi dengan cepat. Hasilnya, kreativitas manusia dan teknologi AI bersinergi dalam inovasi yang dinamis, memungkinkan iterasi yang sangat cepat.
Skenario kedua adalah persaingan algoritmik yang tidak adil dan kurangnya tata kelola memadai — mengakibatkan hilangnya kreativitas manusia. Penulis, produser, dan kreator dapat tenggelam dalam konten algoritmik, mungkin ada yang keluar dari pasar. Pertanyaan utamanya: Bagaimana mempertahankan ide inovatif?
Skenario terbaru mengindikasikan kemungkinan adanya situasi saat ini. Sebagai contoh, beberapa kasus hukum terbaru melibatkan platform AI generatif terkemuka yang dituduh melanggar hak cipta dalam skala besar.
Kendala utama adalah ketidaksesuaian undang-undang kekayaan intelektual dengan perkembangan teknologi AI. Kemungkinan besar pemerintah akan memerlukan waktu lama untuk menemukan keseimbangan antara mendorong inovasi teknologi dan melindungi kreativitas manusia yang asli. Situasi ini berpotensi sangat merugikan perkembangan kreativitas manusia.
Dalam skenario ini, AI generatif mengubah insentif bagi kreator dan menimbulkan risiko nyata bagi bisnis dan masyarakat. Jika AI generatif yang mudah diakses mengungguli nilai konten manusia, risiko utamanya adalah perlambatan inovasi seiring waktu karena berkurangnya karya seni dan konten manusia.
Persaingan ketat yang dihadapi pembuat konten untuk menarik perhatian manusia akan semakin intens jika konten algoritmik semakin meluas. Banjir konten ekstrem yang melebihi gangguan digital sebelumnya dapat menciptakan kebisingan yang besar, memerlukan pengembangan teknik dan strategi baru untuk mengelolanya.
Dalam skenario ini, biaya produksi konten mendekati nol dan ada peluang untuk menjangkau audiens yang sering diabaikan melalui personalisasi dan variasi ekstrem.
Permintaan terhadap personalisasi diharapkan meningkat berkat kemampuan AI generatif yang kuat dalam menciptakan konten sesuai preferensi konsumen. Sebagai contoh, Buzzfeed baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk mempersonalisasi konten seperti kuis dan promosi komedi romantis menggunakan alat dari OpenAI, meskipun tanpa menggunakan AI generatif dalam pengeditan editorial.
Jika personalisasi konten diterapkan luas, ada risiko kehilangan pengalaman bersama dalam menonton, membaca, dan mengonsumsi berita yang sama. Hal ini dapat mempermudah konten yang memecah belah secara politis menjadi viral, sementara penyebaran informasi salah atau menyesatkan dapat meningkat karena menurunnya kualitas rata-rata konten akibat penurunan produksi konten asli manusia. Kedua hal ini berpotensi memperburuk efek gelembung filter.
Meskipun dalam skenario distopia tersebut, peran manusia tetap penting dalam memberikan rekomendasi konten dalam ekosistem tersebut. Seperti dalam pasar konten besar lainnya, seperti layanan streaming musik, kurasi menjadi lebih berharga daripada kreasi seiring biaya pencarian yang meningkat.
Namun, risiko dari biaya pencarian yang tinggi adalah mengakibatkan penguncian bagi seniman yang sudah mapan dibandingkan dengan seniman baru, sehingga menyebabkan konsentrasi dan perpecahan dalam pasar. Hal ini berpotensi menghasilkan dominasi oleh sejumlah kecil seniman terkenal, sementara banyak pembuat konten hanya dapat mempertahankan pangsa pasar terbatas.
Baca juga: Etika Penggunaan AI: 8 Pertanyaan Anda Terjawab
Gelombang “techlash” berlanjut dengan fokus lebih dalam pada konten yang dihasilkan secara algoritmik. Masyarakat mungkin mulai menghargai kreativitas otentik lebih tinggi lagi dan bersedia membayar lebih mahal. Namun, model generatif, meskipun menjanjikan, masih menghadapi masalah akurasi dengan sering menghasilkan teks sah tetapi penuh dengan kesalahan faktual dan cacat logika.
Dengan alasan ini, manusia mungkin akan lebih menuntut akurasi dari penyedia konten mereka dan cenderung mengandalkan sumber daya manusia yang terpercaya daripada informasi yang dihasilkan oleh mesin. Dalam skenario ini, peran manusia tetap unggul dalam kompetisi dengan algoritme.
Keunikan kreativitas manusia, termasuk pemahaman tentang konteks sosial dan budaya, akan menjadi kunci utama. Budaya berkembang lebih cepat daripada kemampuan algoritme generatif, menjadikan manusia sebagai sumber dinamisme yang tak bisa ditandingi oleh algoritme.
Manusia akan tetap memiliki kemampuan menciptakan terobosan kreatif meskipun algoritma meningkat. Kepemimpinan politik diperlukan untuk memperkuat tata kelola informasi dan mengatasi risiko. Misalnya, moderasi diperlukan saat konten palsu meluas, dengan intervensi manusia dan kerangka tata kelola yang hati-hati diperlukan.
Kreativitas adalah prasyarat utama dalam inovasi dan menjaga daya saing perusahaan. Meskipun dulu hanya manusia yang terlibat dalam bisnis kreativitas, AI generatif telah mengubah hal ini.
Oleh karena itu, kita perlu memahami ancaman dan tantangan yang muncul dari perkembangan ini. Dengan pemahaman tersebut, kita dapat siap menghadapi masa depan di mana bisnis kreativitas akan melibatkan kolaborasi manusia dan mesin.
Di bawah ini, kami sajikan tiga rekomendasi yang perlu dipertimbangkan oleh para pekerja saat mereka mengadopsi AI generatif untuk menciptakan nilai dan keuntungan dalam industri kreatif saat ini:
AI generatif memiliki potensi untuk menjadi perubahan terbesar dalam struktur biaya produksi informasi sejak ditemukannya mesin cetak pada tahun 1439.
Selama berabad-abad, kita telah menyaksikan adanya inovasi yang cepat, disertai dengan ketidakstabilan sosial-politik dan gangguan ekonomi di berbagai industri sebagai akibat dari biaya yang diperlukan untuk memperoleh informasi. Hal ini berdampak pada penurunan akses terhadap pengetahuan dan informasi.
Saat ini, kita berada pada tahap awal revolusi AI generatif. Oleh karena itu, kita dapat memperkirakan bahwa masa depan akan mengalami fluktuasi yang lebih besar dibandingkan dengan masa lalu.
Pengodean, digitalisasi, dan penataan pengetahuan yang Anda ciptakan akan menjadi pendorong nilai yang sangat penting di masa yang akan datang. AI generatif dan model bahasa yang besar memungkinkan pengetahuan dan keterampilan untuk ditransmisikan dengan lebih mudah di seluruh tim dan unit bisnis, sehingga mempercepat pembelajaran dan inovasi.
Ketika AI menjadi mitra dalam usaha intelektual, efektivitas dan kreativitas kecerdasan manusia akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu, para pekerja di bidang pengetahuan perlu menguasai cara terbaik untuk memberikan instruksi kepada mesin guna melaksanakan tugas mereka.
Untuk memulai langkah ini, penting bagi mereka untuk mulai bereksperimen dengan alat bantu AI generatif. Langkah ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dalam rekayasa yang cepat, yang pada akhirnya akan menjadi prasyarat penting bagi para pekerja kreatif di dekade yang akan datang.
Baca juga: 5 Cara untuk Menjamin Masa Depan Karier Anda di Era AI
AI generatif telah membawa dampak besar pada karya kreatif kami. Kehadiran teknologi ini mendorong kita dalam dunia bisnis dan masyarakat untuk bersikap tangguh dalam mengadopsi perubahan, meningkatkan produktivitas, dan efisiensi produksi konten melalui teknologi yang sedang berkembang. Persiapan yang matang diperlukan untuk menguasai seni kreativitas di era dominasi AI generatif.
Dalam konteks ini, kita harus berpegang pada prinsip hati-hati yang mendorong kita untuk merenungkan dampak teknologi baru bagi kreativitas manusia. Pertanyaannya adalah bagaimana hubungan kita dengan kreativitas ketika AI generatif mendominasi pekerjaan kita? Kreativitas, seperti kata Einstein, adalah momen ketika kecerdasan bersenang-senang. Karya hasil kreativitas menambah nilai emosional dalam hidup manusia.
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
Hubungi kami untuk mendapatkan perbandingan fitur lengkap dari 7 sistem ERP terbaik di Indonesia.