Di pasar keuangan, investor dapat dikategorikan menjadi investor retail dan investor institusional. Keduanya berbeda dalam hal perilaku dan dampak mereka terhadap pasar.

Jumlah investor pasar saham di Indonesia melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Jumlahnya mencapai 10,3 juta pada 2022 — sembilan kali lebih tinggi dari 2017. Dari jumlah ini, 44,9% terkategori sebagai investor retail. Mereka mendominasi perdagangan harian.

Investor retail atau investor non-institusional, diartikan sebagai individu yang mengalokasikan uang mereka sendiri di pasar melalui broker atau aplikasi investasi.

Artikel ini akan membahas apa itu investor retail dan seberapa pentingnya mereka di pasar keuangan. Selain itu, konten artikel ini juga akan membandingkan investor non-institusional dengan investor institusional.

Apa itu investor retail?

Seperti yang disebut di paragraf sebelumnya, investor retail adalah seseorang yang berpartisipasi di pasar keuangan menggunakan uang mereka sendiri. Mereka membali dan menjual sekuritas dalam jumlah kecil, seperti saham, obligasi, ETF, dan mata uang kripto.

Investor retail yang terkadang disebut sebagai non-institusional atau individu ini berdagang berdasarkan tujuan keuangan mereka serta kemauan untuk mengambil risiko.

Biasanya, investor individual termotivasi oleh keinginan yang terkait peristiwa kehidupan, seperti masa pensiun, menabung untuk pendidikan anak-anak mereka, membeli rumah, atau membiayai pengeluaran lainnya.

Pada dasarnya, investor retail mencari aset dengan risiko rendah seperti obligasi. Namun, ada beberapa di antara mereka mengambil risiko lebih tinggi seperti mempertaruhkan apa yang mereka miliki pada mata uang kripto.

The Securities and Exchange Commission (SEC) menganggap investor retail kurang memiliki pengetahuan soal pasar keuangan. Untuk itu, investor retail mendapatkan perlindungan oleh SEC.

Perusahaan-perusahaan diperlukan untuk memberikan informasi akurat kepada mereka yang berinvestasi, mengatur perusahaan pialang, dan menyediakan materi pendidikan untuk investor retail.

Meskipun investor individu memiliki keahlian lebih rendah dibanding investor institutional, mereka memiliki peran penting dalam pasar. Mereka sangat berkontribusi terhadap likuiditas pasar.

Dalam beberapa tahun terakhir ada peningkatan signifikan dalam jumlah investor retail di Indonesia. Hal yang menarik adalah 81,2% dari investor di pasar Indonesia di bawah umur 40 tahun — generasi milenial mulai menjadi mayoritas investor.

Ada beberapa faktor yang mendongkrak jumlah investor di Indonesia. CELIOS menyebut jumlah investor di Indonesia meningkat karena pandemi Covid-19, yang memberikan banyak waktu luang untuk berinvestasi.

Selain itu, munculnya banyak platform investasi dengan biaya rendah dan kemitraan dengan bank dan sistem pembayaran lainnya juga berkontribusi pada lonjakan investor retail.

Investor Retail vs. Institusional: Apa Perbedaanya?

Apa itu investor institusional?

Perusahaan atau organisasi yang berinvestasi dengan jumlah uang besar atas nama pihak lain dikenal sebagai investor institusional. Entitas ini termasuk bank, dana investasi, dana pensiun, dana lindung nilai, dan perusahaan asuransi.

Investor institusional diakui sebagai pemain utama di pasar keuangan. Mereka seringkali membeli atau menjual saham, obligasi, atau sekuritas lain dalam jumlah blok yang besar.

Investor-investor besar ini biasanya membeli saham dalam jumlah besar sekaligus, 10.000 atau lebih, sehingga dijuluki “whales” di Wall Street.

Karena memiliki basis modal yang lebih besar, investor institusional cenderung memilki jangka waktu investasi yang lebih panjang.

Ini memungkinkan mereka untuk memegang investasi lebih lama, dengan potensi untuk mendapatkan keuntungan dari tren pasar jangka panjang ketimbang melepas investasi saat pasar tidak stabil.

Banyak orang menganggap investor institusional lebih canggih dalam pendekatan investasi mereka ketimbang investor non-institusional. Ini karena mereka biasanya memiliki akses ke Tim ahli dan analis yang membantu pengambilan keputusan.

Investor institusional memiliki dampak signifikan kepada pasar saham. Dengan daya beli mereka, investor institusional dapat memperoleh sekuritas yang paling dicari dengan mudah.

Selain itu, jumlah transaksi yang besar dapat menyebabkan fluktuasi harga dan dinamika pasar yang signifikan.

Perbedaan investor retail dan institusional

Tabel ini menunjukkan perbedaan antara investor non-institusional dengan investor institusional secara umum. Perlu diketahui bahwa ini mungkin tidak mencerminkan setiap investor yang jatuh pada kedua kategori ini.

Faktor Investor Retail Investor Institusional
Jumlah investasi Secara umum lebih kecil Besar (dalam jutaan atau miliaran)
Tujuan investasi Seringkali jangka pendek, mencari keuntungan cepat Biasanya jangka panjang, mencari pertmbuhan stabil dan pelestarian modal
Pendekatan investasi Dilakukan sendiri Dikelola oleh manajer investasi
Akses ke informasi Riset sendiri dan dari sumber-sumber publik Memiliki tim riset dan analis
Proses keputusan Didorong oleh emosi dan keyakinan pribadi Berdasarkan data dan keputusan panitia
Pengambilan risiko Bervariasi Secara umum memiliki toleransi lebih tinggi
Dampak ke pasar keuangan Secara umum dampaknya kecil Dampak besar dalam pergerakan pasar
Tipe investasi Saham individu, reksa dana, ETP, kripto Beragam aset, termasuk ekuitas swasta, dana lindung nilai, real estat, dll
Kendala regulasi Sedikit Banyak

Pengaruh investor retail terhadap pasar

Analis dan ahli keuangan sering meremehkan dan mengabaikan investor retail. Namun, jumlah mereka telah meningkat secara signifikan sejak pandemi Covid-19 pada 2020. Berikut adalah beberapa pengaruh investor retail terhadap pasar keuangan:

Likuiditas

Sebuah riset yang dilakukan oleh Karlsruhe Institute of Technology pada 2021 mengungkapkan bahwa investor retail sangat penting bagi pasar saham karena memberikan likuiditas. Hal ini membantu penurunan tajam saat ekonomi mengalami masalah sulit.

Berbeda dengan investor institusional, yang cenderung menarik diri dari pasar selama krisis, investor retail biasanya membali saham dengan harga lebih rendah, sehingga memberikan stabilitas pada pasar.

Sentimen pasar

Investor retail dapat mempengaruhi harga saham melalui sentimen pasar. Pembalian yang optimistis menciptakan kepositifan, sehingga mendorong harga untuk naik. Penjualan pesimistis menciptakan kenegatifan di pasar, sehingga bisa menurunkan harga saham.

Volatilitas

Kemudahan akses perdagangan yang disebabkan oleh aplikasi investasi berkontribusi pada volatilitas pasar ketika investor non-institusional berdagang jangka pendek dan berdasarkan emosi.

Tekanan jual saham GameStop pada Januari 2021 menyebabkan kerugian besar bagi investor institusional yang telah melakukan penjualan kosong karena aktivitas pembelian tinggi. Ketidakstabilan pasar yang dihasilkan ditandai dengan fluktuasi dramatis dalam harga saham dalam waktu yang singkat.

5 tips untuk investor retail

Investor retail mendapatkan manfaat jika membuat keputusan yang terinformasi dan mengadopsi strategi efektif untuk meningkatkan hasil investasi mereka.

Berikut adalah lima tips yang menawarkan panduan untuk mengembangkan dan implementasi strategi investasi yang lebih baik:

Miliki strategi yang jelas

Berinvestasi tanpa memiliki tujuan keuangan sama saja dengan berpetualang tanpa peta dan kompas. Tujuan keuangan memberikan panduan bagi keputusan investasi, membimbing sang investor menuju jalur yang paling cocok untuk ditempuh.

Tujuan keuangan bisa dibagi menjadi tiga bagian:

  • Jangka pendek: Jangka waktu berkisar dari enam bulan hingga satu tahun. Ini termasuk dana liburan atau darurat. Investor harus mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam dana cair atau deposito berjangka di bank.
  • Jangka menengah: Jangka waktu berkisar tiga hingga lima tahun. Ini termasuk mengumpulkan dana untuk uang muka rumah. Investor harus mempertimbangkan berinvestasi dalam dana hybrid yang agresif.
  • Jangka panjang: Jangka waktu ini berkisar 15 hingga 20 tahun. Investor berinvestasi dalam dana ekuitas murni untuk tujuan seperti pendidikan anak dan dana pensiun, karena menawarkan potensi pengembalian yang bisa mengalahkan inflasi.

Lakukan riset

Sebelum berinvestasi, menganalisis berbagai produk keuangan dan memahami mekanisme kerja serta risiko sangatlah penting. Hal ini memungkinkan seorang investor untuk menilai apakah suatu produk sejalan dengan toleransi risiko dan tujuan mereka.

Riset mengurangi kemungkinan seseorang untuk bereaksi secara emosional di pasar. Emosi sering membuat investor retail melakukan keputusan yang dapat disesali.

Diversifikasikan investasi

Dalam investasi, diversifikasi sangatlah penting. Diversifikasi memberikan keseimbangan dan memungkinkan investor untuk memanfaatkan berbagai instrumen dan aset keuangan.

Berkonsentrasi pada satu aset atau produk dapat mengakibatkan kerugian jika kinerjanya buruk.

Menyebarkan investasi di berbagai kelas aset mengurangi risiko dan mempertahankan keuntungan. Namun, sangat penting untuk menghindari diversifikasi berlebihan, karena dapat melemahkan keuntungan.

Hindari herd mentality

Herd mentality sering terjadi di pasar keuangan. Mengikuti orang lain tanpa pertimbangan lebih bisa memberikan konsekuensi yang buruk. Tidak formula yang tepat dalam berinvestasi.

Waspada terhadap penipuan

Karena meningkatnya jumlah investor, jumlah aplikasi investasi juga bertambah. Banyak aplikasi-aplikasi ini menawarkan skema cepat kaya bagi investor baru, seperti menggunakan algoritme saat berdagang.

Aplikasi investasi seperti ini juga membebankan biaya lebih kepada investor saat menarik penghasilan. Oleh karena itu, investor retail harus memeriksa terlebih dahulu apakah aplikasi yang mereka gunakan sudah terdaftar di otoritas keuangan.

Kesimpulan

Investor retail menggunakan uang mereka sendiri untuk partisipasi di pasar keuangan menggunakan pialang atau aplikasi investasi. Tujuan pribadi mereka biasanya menjadi motivasi mereka untuk berinvestasi, dan rata-rata investor retail mengambil sekuritas berisiko rendah.

Dulu, investor institusi mendominasi rekan non-institusional mereka. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi lonjakan pada jumlah investor individu di pasar.

Jumlah mereka menyebabkan pengaruh mereka untuk bertambah, dan berkontribusi terhadap likuiditas dan volatilitas pasar.

Kemajuan teknologi dan kemudahan untuk berinvestasi akan terus menambah jumlah investor non-institusional, memberikan dampak yang lebih signifikan di dinamika pasar keuangan.

Oleh karena itu, regulator dan pelaku pasar harus terus memberikan edukasi dan sumber daya kepada investor non-institusional untuk membantu mereka membuat keputusan investasi yang lebih tepat.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog
WhatsApp Us