Pahami Apa itu CRM, Tahapan Implementasi, dan Contohnya
Hubungan kuat dengan customer sangat penting dalam lanskap bisnis yang kompetitif. Kepuasan dan loyalitas mereka…
Cynthia
November 20, 2024Tim adalah bagian inti dari sebuah perusahaan. Dengan menyatukan beragam keterampilan, tim memiliki peran penting dalam memecahkan masalah, berinovasi, dan menjalankan strategi perusahaan.
Di sinilah pengalaman kerja membentuk pola dan budaya organisasi terwujud secara real-time. Selain itu, tim menciptakan peluang bagi anggota baru untuk belajar serta berkontribusi dalam pemecahan masalah, sementara anggota senior dapat berbagi pengetahuan dan mengaplikasikan pengalaman mereka.
Namun, kebanyakan sistem manajemen masih cenderung berfokus pada individu. Terutama terlihat dalam pendekatan pembinaan atau coaching, yang sering kali hanya dianggap sebagai praktik tatap muka untuk meningkatkan kinerja individu dan kepuasan kerja mereka.
Pembinaan individu yang efektif merupakan keterampilan manajemen berharga yang dapat meningkatkan kinerja berbagai individu. Namun, kontribusi penuh pada kekuatan kolektif hanya tercapai ketika manajer memberikan dukungan dan pembinaan berkualitas kepada seluruh tim.
Baca juga: 7 Strategi untuk Meningkatkan Kolaborasi dengan Tim Anda
Para pemimpin memiliki potensi untuk menutup kesenjangan ini melalui penerapan team coaching, yang mengalihkan perhatian dari kinerja individu menuju dampak kolektif. Dalam konteks ini, peran seorang pemimpin adalah mendukung tim sebagai kesatuan organik. Hal ini melibatkan memberikan dukungan serta bimbingan, menetapkan rutinitas dan praktik, dan terus menciptakan peluang bagi pembelajaran kelompok.
Team coaching mendorong anggota tim untuk melampaui peran mereka dan memahami kekuatan, kelemahan, serta aspirasi satu sama lain. Anggota tim didorong untuk membangun hubungan yang lebih kuat, melebihi interaksi biasa dengan manajer mereka.
Tantangan mempertajam keterampilan kolaborasi, meningkatkan kemampuan mengambil tanggung jawab secara kolektif, dan mengatasi masalah dalam tim, menciptakan lingkungan yang kaya akan semangat inisiatif dan tanggung jawab. Dalam konteks ini, kami ingin menyoroti tiga aspek yang menurut pandangan kami sangat penting untuk merangsang percepatan pembelajaran dan pencapaian hasil yang sukses.
Terdapat naluri alami di antara para pemimpin tim untuk turun tangan dan mengambil alih saat masalah dan tantangan muncul. Namun, dalam konteks pembinaan tim, masalah dan tantangan seharusnya dianggap sebagai peluang untuk pembelajaran dan pertumbuhan di dunia nyata. Hal ini berlaku bagi semua anggota tim, bukan hanya para pemimpin.
Salah satu contoh efektif penerapan pendekatan ini adalah melalui program Osler Internal Medicine Training di Johns Hopkins. Di sana, sejak hari pertama, dokter tahun pertama diminta untuk “merasakan pengalaman pasien” saat menjalankan tugas mereka. Dokter-dokter yang lebih berpengalaman bertindak sebagai pemandu dan pelatih bagi mereka.
Pendekatan ini merupakan keharusan di Johns Hopkins: Dalam situasi “titik krisis” dengan kehadiran dokter tahun pertama, semua anggota tim berpartisipasi dalam diskusi, menganalisis situasi, memberikan pandangan mereka, dan mengusulkan solusi.
Dokter paling senior dalam tim mendengarkan, mencari pemahaman atas pengetahuan yang dimiliki oleh anggota tim, dan mengajukan pertanyaan. Mereka juga memastikan bahwa asumsi dan keputusan yang diambil oleh semua anggota tim memiliki dasar yang masuk akal.
Walaupun pendekatan ini memerlukan lebih banyak waktu dan usaha daripada sekadar meminta dokter senior untuk mengatasi masalah, manfaat jangka panjangnya sangat besar. Manfaat tersebut meliputi percepatan dalam proses pembelajaran, peningkatan rasa percaya diri, semangat tim yang tinggi, dan investasi bersama dalam pekerjaan yang dilakukan.
Baca juga: Ketika Anda Harus Menjalankan Keputusan yang Tidak Anda Setujui
Teknik kepemimpinan kedua didasarkan pada metode pengajaran Socrates di mana pemimpin menggunakan pertanyaan daripada jawaban langsung. Pendekatan ini mendorong pemikiran dan membentuk cara anggota tim memahami situasi serta menyelesaikan masalah. Meskipun memerlukan latihan untuk merumuskan pertanyaan yang mencerahkan, pendekatan ini efektif setelah dikuasai.
Dalam menerapkan strategi ini, para pemimpin sebaiknya menyusun daftar pertanyaan yang dapat mereka ajukan. Beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan antara lain:
Dengan anggota tim berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, pemimpin dapat memperoleh wawasan penting tentang pemahaman tim terhadap tugas dan menemukan kebutuhan bantuan tambahan. Pendekatan ini telah sukses diterapkan oleh berbagai organisasi dan tim eksekutif.
“Penerapan metode ini tidak hanya meningkatkan pemahaman tim mengenai tantangan yang dihadapi pelanggan,” kata seorang manajer di perusahaan jasa profesional terkemuka. “Tetapi juga mendorong tim untuk menyelami akar masalah secara lebih mendalam, yang dapat mengungkapkan kesalahan yang terlewatkan dan asumsi yang salah.”
Baca juga: Umbrella Manager: Pengertian & Strategi untuk Mencegahnya
Pendekatan ini mengubah cara kerja dengan signifikan, di mana anggota tim melihat hasil sukses dan kegagalan sebagai peluang belajar dalam lingkungan bebas saling menyalahkan. Ini mendorong eksplorasi potensi maksimal, pemeriksaan asumsi, dan pengakuan kesalahan. Pendekatan ini efektif memfasilitasi pembelajaran, memungkinkan penanganan kegagalan secara cepat dan efisien, serta mencapai terobosan yang mengesankan.
Agar pendekatan ini berhasil dalam tim, diperlukan partisipasi aktif semua anggota, terutama yang memiliki wawasan detail dan pola perilaku yang tak terdeteksi oleh yang lain. Menggali wawasan ini memerlukan waktu, mengingat beberapa detail mungkin tersembunyi dalam struktur pikiran dan budaya organisasi yang mapan. Oleh karena itu, elemen utama pesan ini adalah mendorong setiap individu untuk secara berulang kali bertanya “Mengapa?”.
Special Forces AS telah berhasil menerapkan pendekatan serupa ini. Setelah setiap misi, mereka melakukan tinjauan pasca-tindakan (After-Action Review/AAR), di mana seluruh anggota tim berkontribusi untuk mengevaluasi aspek yang berhasil dan tidak, tanpa saling menyalahkan.
Kemudian, sebelum misi berikutnya, mereka melakukan pra-tinjau tindakan (Pre-Action Review/PAR) untuk menerapkan pelajaran dari AAR sebelumnya pada situasi baru. Artikel “A Better After-Action Review” oleh Angus Fletcher, Preston B. Cline, dan Matthew Hoffman memberikan informasi lebih lanjut mengenai konsep AAR ini.
Tim saat ini perlu menguasai cara menghasilkan hasil dalam waktu yang lebih singkat dengan sumber daya yang terbatas. Untuk mencapai hal ini, diperlukan seorang pemimpin yang mampu membantu anggota tim belajar bersama dari pengalaman sukses dan kegagalan, mengoptimalkan kinerja, serta cepat beradaptasi terhadap perubahan permintaan.
Pemimpin-pemimpin yang menerapkan pendekatan pembinaan tim yang diuraikan dalam artikel ini memiliki posisi yang kuat untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan melakukannya, mereka bisa membedakan bisnis mereka dengan memanfaatkan kekuatan kolektif yang luar biasa.
Baca juga: 5 Arketipe untuk Meningkatkan Proses Pemecahan Masalah Tim
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
Hubungi kami untuk mendapatkan perbandingan fitur lengkap dari 7 sistem ERP terbaik di Indonesia.