Pendahuluan

Online retail atau e-tailing adalah salah satu bentuk bisnis yang populer dalam beberapa tahun terakhir. Awalnya bisnis retail atau perdagangan eceran menjadi salah satu bisnis yang paling banyak dijalankan di dunia. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, bisnis retail tidak lagi hanya berfokus pada toko fisik saja.

Saat ini, bisnis online retail menjadi pilihan yang sangat menjanjikan dan memiliki potensi besar untuk berkembang pesat. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai online retail dari pengertian, tujuan, contoh bisnis, hingga keunggulan dan kelemahannya.

Apa itu bisnis online retail?

Online retail adalah bentuk perdagangan elektronik yang memungkinkan konsumen untuk langsung membeli barang atau jasa dari penjual melalui internet dalam jumlah tertentu. Menurut etailinsights.com, ada 7,9 juta “e-tailer” di seluruh dunia dengan 2,1 juta beroperasi di AS. Bisnis ini juga dikenal dengan electronic retailing (e-tailing).

Electronic retailing (e-tailing) adalah penjualan barang dan jasa melalui internet. E-tailing dapat mencakup penjualan produk dan layanan bisnis-ke-bisnis (B2B) dan bisnis-ke-konsumen (B2C). E-retail juga dikenal sebagai tailing elektronik.

E-tailing mengharuskan perusahaan untuk menyesuaikan model bisnis mereka berbasis internet yang mencakup pembangunan saluran distribusi seperti gudang, halaman situs, dan pusat pengiriman produk. Saluran distribusi sangat penting untuk e-tailing karena ini adalah jalan yang memindahkan produk ke pelanggan.

Keberadaan model bisnis ini tentunya juga dipengaruhi oleh pesatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia. E-commerce sendiri merupakan salah satu platform yang menghubungkan bisnis e-tailing.

Untuk mengetahui perbedaan antara online retail (e-tailing) dan e-commerce dapat ditemukan pada pembahasan selanjutnya.

Perbedaan bisnis retail konvensional dengan retail online

Perbedaan utama antara bisnis retail konvensional dengan bisnis online retail adalah pada cara penjualan dan cara promosi. Dalam bisnis retail konvensional, penjualan dilakukan melalui toko fisik. Untuk promosi, biasanya dilakukan melalui media cetak atau spanduk di depan toko.

Di lain sisi, dalam bisnis retail online, penjualan dilakukan melalui platform atau website, dan promosi dilakukan melalui media sosial atau iklan online.

Baca juga: Apa itu Retail Omnichannel? Definisi dan 5 Tips Memulainya

Online retail vs e-commerce

Online retail adalah bagian dari e-commerce, tetapi tidak semua e-commerce adalah online retail. Meskipun online retail dan e-commerce sangat mirip, ada sedikit perbedaan. Perbedaan antara online retail dan e-commerce adalah online retail berfokus pada bisnis-ke-konsumen (B2C). Konsumen langsung membeli barang atau jasa dari penjual melalui internet.

E-commerce mengacu pada aktivitas yang lebih luas. Selain e-retail, e-commerce juga memberikan layanan keuangan elektronik, manajemen rantai pasokan online, perdagangan seluler, pemasaran digital, dan sistem pengumpulan data.

Tujuan bisnis online retail

Tujuan utama dari bisnis online retail adalah untuk memudahkan konsumen dalam melakukan transaksi jual beli, serta memperluas jangkauan pasar penjualan dari lokal menjadi global. Selain itu, bisnis online retail juga memiliki tujuan untuk menghemat biaya operasional karena tidak perlu menyewa tempat dan membayar biaya listrik dan air.

Proses jual beli bisnis online retail

Proses jual beli dalam bisnis online retail cukup mudah. Konsumen dapat memilih barang yang ingin dibeli melalui platform atau website. Kemudian, melakukan pembayaran melalui transfer bank atau menggunakan metode pembayaran lainnya yang tersedia. Setelah pembayaran dikonfirmasi, penjual akan mengirimkan barang yang dipesan oleh konsumen.

Contoh bisnis online retail

Amazon adalah bisnis online retail terbesar dan terpopuler, dan menyumbang 40,4% dari total penjualan online retail AS pada tahun 2021. Berikut adalah daftar 10 pengecer online teratas di dunia dan seberapa besar kontribusi mereka terhadap total penjualan online retail menurut ecommerceCEO.

Mengenal Bisnis Online Retail & 6 Cara Terbaik untuk Memulainya

Model transaksi online retail (e-tailing)

Ada beberapa model transaksi yang digunakan dalam bisnis online retail di antaranya:

Business to business (B2B)

Model transaksi yang terjadi antara dua bisnis. Ini berarti bahwa penjual dan pembeli adalah perusahaan atau bisnis, bukan konsumen akhir. B2B e-tailing dapat terjadi melalui  e-commerce atau melalui sistem yang dibangun secara khusus untuk perusahaan. Anda dapat mengembangkan model bisnis e-tailing terbaik untuk transaksi B2B dengan menawarkan diskon, pengiriman yang lumayan cepat, dan menjamin bahwa produk tidak rusak.

Business to consumer (B2C)

Model transaksi yang terjadi antara bisnis dan konsumen akhir. Dalam model ini, penjual menjual produk langsung kepada konsumen melalui toko online atau e-commerce. B2C e-tailing adalah bentuk yang paling umum dari e-tailing, dengan banyak perusahaan besar dan kecil yang menggunakan model ini.

Selanjutnya, ada model bisnis e-tailing berdasarkan jenisnya:

E-tailer pure play

Bisnis yang menjual produk dan jasa mereka hanya melalui toko online atau e-commerce. Ini berarti bahwa bisnis ini tidak memiliki toko fisik, dan semua transaksi terjadi secara online. E-tailer pure play sering kali memfokuskan pada produk niche atau memiliki target pasar yang spesifik.

Brick and click e-tailer

Model bisnis ini memiliki toko fisik dan online. Dalam model ini, penjual dapat memanfaatkan keuntungan dari keduanya, yaitu kemudahan berbelanja online serta pengalaman berbelanja yang nyata dan langsung di toko fisik. Brick and click e-tailer juga dapat menawarkan pengiriman gratis dari toko fisik, serta menghubungkan pembeli dengan staf toko untuk mendapatkan informasi produk yang lebih detail.

Keunggulan dan kelemahan bisnis online retail

Seperti halnya bisnis lainnya, bisnis online retail memiliki keunggulan dan kelemahan yang perlu dipahami agar Anda dapat menjalankan bisnis tersebut dengan baik. Berikut adalah beberapa keunggulan dan kelemahan bisnis online retail.

Keunggulan bisnis online retail

  1. Dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan bisnis online retail, Anda dapat menjual produk atau jasa ke seluruh dunia tanpa batasan geografis. Ini memberikan kesempatan untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan potensial.
  2. Biaya operasional yang lebih rendah. Bisnis online retail tidak memerlukan biaya operasional yang tinggi seperti bisnis retail konvensional. Anda tidak perlu menyewa tempat, membayar listrik, dan membayar gaji karyawan.
  3. Lebih fleksibel dan mudah dikelola. Bisnis retail online dapat dijalankan dari mana saja, asalkan Anda memiliki akses internet. Anda dapat mengelola bisnis tersebut secara fleksibel dan mudah, tanpa harus terikat dengan lokasi dan waktu tertentu.
  4. Mudah menyediakan informasi produk. Anda dapat dengan mudah menyediakan informasi produk kepada calon pembeli, termasuk deskripsi produk, foto produk, dan ulasan dari pelanggan sebelumnya.

Kelemahan bisnis online retail

  1. Persaingan yang tinggi. Karena bisnis online retail dapat dijalankan oleh siapa saja dengan mudah, persaingan di dalamnya sangat tinggi. Anda harus dapat bersaing dengan pesaing lainnya agar dapat mempertahankan bisnis.
  2. Keterbatasan kontrol mutu produk. Dalam bisnis online retail, Anda tidak dapat langsung memeriksa kualitas produk sebelum menjualnya. Anda harus mempercayakan kualitas produk pada pemasok atau produsen.
  3. Keterbatasan interaksi dengan pelanggan. Karena bisnis dilakukan secara online, interaksi dengan pelanggan menjadi terbatas. Ini membuat Anda harus bekerja ekstra keras untuk menjaga kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
  4. Masalah teknis dan keamanan. Anda harus menjaga keamanan data pelanggan dan transaksi. Selain itu, Anda juga harus mengatasi masalah teknis seperti gangguan pada website atau aplikasi.

Baca juga: Retail adalah: Definisi, jenis, dan 9 Tips Memulainya

Cara memulai bisnis online retail

Memulai bisnis online retail dapat menjadi rumit karena banyak yang harus dilakukan. Namun jika Anda mengetahui dasar-dasar yang perlu dihadapi, prosesnya bisa relatif lancar.

Mari kita lihat enam langkah yang perlu Anda ambil untuk memulai bisnis online retail.

1. Pilih jenis industri

Jika memulai outlet online retail, Anda sudah harus memiliki ide besar yang dapat dimulai dengan bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan kunci, seperti:

  • Apa yang saya ketahui lebih banyak daripada kebanyakan orang?
  • Apa yang telah saya lakukan secara profesional?
  • Apa yang saya suka lakukan?
  • Perusahaan apa yang paling sering saya beli?
  • Industri apa yang paling saya kenal, dan apa saja tren populer di dalamnya?

Setelah menemukan jawabannya, Anda perlu membiasakan diri dengan lanskap kompetitif Anda. Seperti apa pasar Anda? Kepada siapa Anda akan menjual? Siapa yang akan Anda lawan? Bagaimana kinerja mereka? Seperti apa penetapan harga di seluruh industri ideal?

Cermati sebanyak mungkin konten yang relevan dengan industri apa pun yang dapat memberi gambaran sempurna tentang pasar. Luangkan waktu untuk mengetahui seperti apa industri pilihan Anda dan tentukan apakah Anda dapat bersaing dengan kompetitor. Selanjutnya, Anda dapat memutuskan dengan pasti jenis bisnis online retail yang ingin Anda mulai.

2. Pilih jenis produk

Setelah mengetahui ruang online retail yang ingin dimasuki, Anda harus menentukan produk yang ingin Anda jual. Riset jenis produk berdasarkan pada permintaan aktif, pasar yang dapat ditembus, dan logistik yang layak. Pastikan produk dapat diproduksi dalam skala besar dan layak secara finansial.

Penting untuk memiliki produk yang memiliki ciri khas atau unik agar dapat bertahan dalam waktu yang lama. Setelah memilikinya, Anda sudah dapat memulai bisnis.

3. Identifikasi kebutuhan konsumen

Setiap produk dirancang untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Terlepas dari apakah masalah dibalik penawaran itu penting atau sepele, produk  selalu bertumpu pada beberapa jenis masalah. Kesuksesan bisnis Anda terutama bergantung pada seberapa efektif produk Anda dapat mengatasinya.

Anda perlu memahami mengapa konsumen membeli produk Anda. Untuk mengetahuinya, perlu banyak pemikiran, penelitian, dan usaha keras. Biasakan diri untuk menganalisis konsumen berdasarkan pada kebutuhan, minat, preferensi, sifat, dan keunikannya.

4. Hubungi supplier

Terlepas dari menjual produk orang lain atau membuat sendiri, Anda tetap harus bekerja dengan vendor dan pemasok. Tentukan apa yang paling penting bagi Anda sebelum meneliti dan menghubungi vendor.

Hal yang paling utama adalah menjaga harga tetap rendah. Jadi, Anda pasti ingin mencari pemasok termurah. Anda dapat berfokus pada kualitas dan harus menemukan persediaan terbaik dengan mempertimbangkan:

  • Original
  • Alami
  • Aman
  • Berasal dari produsen yang bertanggung jawab
  • Ramah lingkungan

Cari tahu apa nilai dan prioritas Anda dan kemudian pilih pemasok Anda berdasarkan apa yang ingin didapatkan dari hubungan tersebut. Perlu diingat bahwa ini kemungkinan akan menjadi aspek paling mahal untuk memulai bisnis Anda. Tentukan anggaran dan hasil yang diinginkan sebelum menghubungi pemasok.

Baca juga: 8 Jenis Layout Toko Retail dan Tips untuk Merancangnya

5. Ciptakan brand

Kreativitas memainkan peran penting untuk membuat produk Anda diketahui oleh banyak orang. Merek akan mengomunikasikan siapa Anda, apa yang Anda lakukan untuk pelanggan, dan apa yang Anda perjuangkan.

Jika memiliki dana, Anda dapat berkonsultasi dengan pakar branding yang dapat membantu dalam mengembangkan perusahaan dengan cara yang benar. Mereka akan bekerja sama dengan Anda untuk membuat nama perusahaan, logo, tampilan merek Anda, dan kemasan produk Anda.

Jika Anda tidak memiliki uang untuk berkonsultasi, maka Anda dapat berkonsultasi dengan teman atau rekan kerja yang paham dengan branding.

Saat melakukan brainstorming nama merek, hubungi perusahaan seperti Bluehost atau GoDaddy untuk memastikan URL yang sesuai tersedia. Anda juga dapat merombak akun media sosial dengan nama yang Anda inginkan.

6. Buat website dan daftar barang

Tidak seperti etalase toko konvensional, situs website Anda harus memiliki cara untuk menerima pesanan dan mengambil keuntungan. Anda memiliki sejumlah opsi yang dapat digunakan seperti Shopify, WooCommerce, dan BigCommerce.

Jika tidak paham teknologi, Anda dapat menyewa seorang website programmer untuk mengatur semuanya. Jika Anda punya waktu, keterampilan, dan keinginan untuk belajar, Anda dapat membuat situs sendiri dan menghubungkan keranjang belanja Anda.

Kesimpulan

Online retail atau e-tailing adalah bisnis online yang menarik bagi banyak pelaku usaha di era digital saat ini. Selain mudah dilakukan, online retail memiliki kemampuan untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan harga yang rendah.

Oleh karena itu, untuk memaksimalkan potensi bisnis online retail, penting untuk memiliki strategi omnichannel yang kuat. Dengan memadukan kanal penjualan online, serta memanfaatkan teknologi, bisnis online retail dapat memberikan pengalaman belanja yang menyeluruh dan menyenangkan bagi pelanggan.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog
WhatsApp Us