Apa itu sistem manufaktur?

Sistem manufaktur adalah software yang mengatur proses produksi mulai dari perencanaan, pengendalian, hingga pelacakan aktivitas manufaktur dalam suatu perusahaan.

Tujuan dari sistem manufaktur adalah untuk mengoordinasikan dan mengendalikan proses produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi, konsistensi, dan kualitas hasil produksi.

Manfaat sistem manufaktur

Manfaat dari sistem manufaktur: 

  • Mengelola alur produksi dari awal hingga akhir secara terintegrasi
  • Memantau kapasitas mesin dan tenaga kerja secara real-time
  • Mengurangi pemborosan bahan baku dan waktu produksi
  • Memastikan kualitas produk melalui kontrol proses yang konsisten
  • Menyediakan laporan produksi untuk analisis kinerja dan pengambilan keputusan

Jenis-jenis sistem manufaktur

  1. ERP (Enterprise Resource Planning): Mengintegrasikan seluruh proses bisnis, termasuk manufaktur, keuangan, SDM, dan distribusi.
  2. MES (Manufacturing Execution System): Mengelola dan memantau operasi produksi di lantai pabrik secara real-time.
  3. MRP (Material Requirements Planning): Fokus pada perencanaan kebutuhan material dan penjadwalan produksi.
  4. SCM (Supply Chain Management): Mengelola aliran bahan baku, informasi, dan produk jadi dari pemasok hingga ke pelanggan.
  5. PLM (Product Lifecycle Management): Mengelola seluruh siklus hidup produk dari desain, pengembangan, produksi, hingga pemeliharaan. 
  6. QMS (Quality Management System): Menjamin dan mengontrol kualitas produk di semua tahap produksi.
  7. CMMS (Computerized Maintenance Management System): Mengatur pemeliharaan peralatan dan fasilitas pabrik untuk meminimalkan downtime.

Contoh sistem manufaktur yang populer di Indonesia

Contoh sistem manufaktur yang populer di Indonesia adalah Katana, MRPeasy, Acumatica, Epicor, dan Impact.

Baca juga review kami mengenai 10 Software & Aplikasi Manufaktur Terbaik di Indonesia 2025

Cara kerja sistem manufaktur

Modul sistem manufaktur

Modul-modul utama sistem manufaktur adalah:

  1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi: MRP (Material Requirements Planning), MPS (Master Production Schedule), RCCP (Rough-Cut Capacity Planning), CRP (Capacity Requirements Planning), Production Order Management, Shop Floor Control
  2. Manajemen Material dan Rantai Pasok: Inventory Management, Warehouse Management System (WMS), Lot/Batch Management, Stock Movement and Transfers, Procurement Management, Vendor Management, Purchase Requisition & Order, Inbound & Outbond Logistics
  3. Manufaktur dan Produksi: Bill of Materials (BOM), Routing/Work Center Management, Production Execution, Quality Control (QC), Maintenance Management (Preventive & Corrective)
  4. Penjualan dan Distribusi: Sales Order Management, Delivery Management, Outbound Logistics, Customer Relationship Management (CRM)
  5. Keuangan dan Akuntansi Produksi: Costing (Product Costing, Job Order Costing), Inventory Valuation, Production Accounting, Budgeting & Forecasting
  6. HR: Workforce Scheduling, Time & Attendance, HR, Management & Payroll

Cara kerja sistem manufaktur adalah dengan mengotomasisasi proses utama berikut:

  1. Plan to produce: Merencanakan kebutuhan bahan dan kapasitas produksi berdasarkan permintaan agar produksi berjalan tepat waktu dan efisien.
  2. Procure to pay: Mengelola pembelian bahan baku dari supplier, mulai dari permintaan hingga pembayaran, untuk memastikan ketersediaan bahan produksi.
  3. Inventory management: Mengontrol stok bahan, barang dalam proses, dan barang jadi agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan bahan.
  4. Make to stock / make to order: Melaksanakan proses produksi berdasarkan stok yang direncanakan atau berdasarkan pesanan pelanggan secara efisien dan terkontrol.
  5. Quality management: Menjamin kualitas bahan dan produk melalui proses inspeksi dan pengujian di berbagai tahap produksi.
  6. Maintenance management: Menjaga keandalan mesin produksi dengan pemeliharaan rutin dan perbaikan saat terjadi kerusakan.
  7. Accounting & costing: Mencatat biaya produksi secara otomatis dan menghitung harga pokok produksi untuk analisis keuangan dan pengambilan keputusan.”

Fitur utama sistem manufaktur

  1. Bill of Materials (BOM) Management: Mengelola struktur produk dan daftar bahan yang dibutuhkan untuk produksi.
  2. Work Order Management: Pembuatan, pelacakan, dan pengelolaan perintah kerja produksi.
  3. Production Planning and Scheduling: Menyusun jadwal produksi berdasarkan kapasitas, permintaan, dan ketersediaan material.
  4. Material Requirements Planning (MRP): Menghitung kebutuhan material berdasarkan BOM dan jadwal produksi.
  5. Inventory & Warehouse Management: Mengatur stok bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi di berbagai lokasi gudang.
  6. Routing and Work Center Management: Menentukan jalur proses dan alokasi mesin atau tenaga kerja untuk tiap proses produksi.
  7. Shop Floor Control: Monitoring aktivitas produksi secara real-time di area produksi.
  8. Quality Control (QC): Fitur untuk inspeksi kualitas bahan masuk, proses produksi, dan produk akhir.
  9. Maintenance Management (CMMS/TPM): Mengatur preventive dan corrective maintenance untuk mesin dan peralatan produksi.
  10. Production Costing: Menghitung biaya produksi per unit berdasarkan bahan, tenaga kerja, dan overhead.
  11. Traceability & Lot Tracking: Melacak asal-usul bahan dan histori produksi untuk kepatuhan dan audit.
  12. Integration with Procurement and Sales: Menghubungkan proses manufaktur dengan modul pembelian dan penjualan untuk aliran kerja otomatis.

Implementasi sistem manufaktur

Kegagalan implementasi sistem manufaktur

Sekitar 70% implementasi sistem manufaktur digital mengalami kegagalan, umumnya disebabkan oleh perencanaan yang buruk, minimnya adopsi pengguna, kurangnya keterampilan digital, dan ketidaksesuaian antara sistem dengan proses bisnis yang ada (McKinsey, 2020).

Langkah implementasi sistem manufaktur

  1. Perencanaan
    1. Tujuan yang jelas: Menentukan sasaran implementasi sistem manufaktur agar selaras dengan strategi produksi dan kebutuhan operasional.
    2. Perbaiki proses bisnis: Meninjau dan menyempurnakan alur kerja produksi, gudang, dan pengadaan sebelum sistem diterapkan.
    3. Buat system requirement: Menyusun kebutuhan fungsional dan teknis spesifik untuk proses manufaktur seperti MRP, routing, dan quality control.
  2. Persiapan
    1. Blueprint: Mendokumentasikan rancangan alur produksi, struktur produk (BOM), dan proses terkait dalam sistem.
    2. UAT: Menguji fungsi sistem manufaktur bersama tim produksi untuk memastikan kesesuaian dengan proses nyata.
    3. Training: Melatih operator, supervisor, dan manajer produksi agar memahami penggunaan sistem dalam operasional harian.
  3. Go-live
    1. Migrasi data: Memindahkan data penting seperti daftar BOM, work center, inventaris, dan pesanan kerja ke sistem baru secara akurat.
    2. Support: Menyediakan dukungan teknis intensif selama masa awal penggunaan untuk mengatasi kendala lapangan.
    3. Improvement: Melakukan evaluasi proses manufaktur dan penyempurnaan sistem berdasarkan feedback dari pengguna lantai produksi.

Kesimpulan

Memilih software manufaktur yang tepat dapat membantu Anda mencapai tujuan bisnis dengan lebih efisien, namun proses itu disertai dengan tantangan.

Tetapi, jika Anda bisa mengatasi tantangan tersebut, Anda bisa mendapatkan manfaat yang jelas untuk mendorong pertumbuhan perusahaan ke level selanjutnya.

Jika Anda memerlukan bantuan memilih, hubungi kami.

Kami adalah perusahaan teknologi dan konsultan manajemen yang telah membantu ribuan perusahaan di Indonesia dalam memilih software yang tepat.

Pelajari lebih lanjut tentang kami di sini.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog
WhatsApp Us