Kesuksesan organisasi dalam jangka panjang dipengaruhi oleh pencapaian tujuan yang terukur. Salah satu cara untuk mengukur pencapaian tujuan dan performa manufaktur yaitu menggunakan metrik manufaktur dan Key Performance Indicators (KPI). Dengan adanya metrik tersebut, Anda dapat mengambil tindakan berdasarkan data untuk meningkatkan performa dan memandu transformasi industri Anda.

Dalam penerapannya, terdapat berbagai macam metrik yang mengukur performa manufaktur perusahaan. Pahami artikel berikut untuk mengetahui lebih lanjut 15 metrik yang paling populer dan identifikasi mana saja metrik yang memungkinkan untuk diterapkan pada perusahaan Anda.

Apa itu metrik manufaktur?

Metrik manufaktur atau Manufacturing metrics adalah metode untuk mengukur dan membandingkan kinerja pada proses produksi. Metrik menyediakan informasi yang berguna untuk mengelola produksi perusahaan dalam beberapa periode dan dapat digunakan untuk mendukung pencapaian Key Performance Indicator (KPI). Hal yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan metrik untuk perusahaan Anda yaitu tetapkan tujuan yang jelas pada setiap proses manufaktur sehingga pengukuran menjadi lebih mudah.

15 metrik manufaktur

Metrik productivity & production

Produktivitas dan kegiatan produksi menjadi inti dari kegiatan manufaktur. Jika produksi dan produktivitas meningkat maka dapat berdampak pada meningkatnya keuntungan perusahaan. Guna mengukur tingkat produksi dan produktivitas pada perusahaan, terdapat beberapa metrik manufaktur yang biasa digunakan.

Beberapa metrik tersebut meliputi production cost, unit cost, production attainment, revenue per employee, dan profit per employee. Lima metrik tersebut merupakan metrik yang palin sering digunakan pada manufaktur dalam hal produksi dan produktivitas. Lebih lanjut. berikut penjelasan untuk masing-masing metrik untuk Anda pahami.

1. Production cost

Production cost atau biaya produksi merupakan inti dari setiap bisnis dan mempengaruhi perusahaan dalam memilih pemasok, jenis produk, hingga harga yang ditawarkan pada pelanggan. Pada dasarnya, biaya produksi adalah semua biaya yang perusahaan keluarkan untuk membuat suatu produk atau layanan.

Dapat disebut sebagai biaya produksi ketika biaya dapat dihubungkan langsung untuk menghasilkan pendapatan pada perusahaan. Beberapa hal yang termasuk pada biaya produksi yaitu biaya langsung seperti bahan baku dan tenaga kerja, serta biaya tidak langsung seperti biaya overhead seperti biaya sewa atas bangunan atau lahan yang digunakan perusahaan.

Terdapat 5 tipe utama dalam biaya produksi yaitu biaya tetap seperti gaji dan sewa; biaya variabel seperti bahan baku, pengemasan, dan pengiriman; biaya total yaitu total dari biaya tetap dan variabel; biaya rata-rata yaitu biaya total dibagi dengan total unit produksi; serta biaya marjinal yang merupakan peningkatan tambahan pada biaya total ketika terdapat tambahan satu unit produksi.

Berikut rumus penghitungan biaya produksi dan biaya produk per-unit:

Biaya produksi = Biaya tenaga kerja + biaya bahan baku + biaya overhead 
Biaya produk per-unit = Biaya produksi / jumlah unit yang diproduksi

Jika biaya produksi dinilai melebihi harga jual produk, maka opsi yang dapat dipilih perusahaan yaitu dengan menurunkan biaya produksi dan menghilangkan biaya yang tidak perlu. Selain itu, perusahaan juga dapat mempertimbangkan kembali strategi pemasaran dan mengimplementasikan software ERP untuk mengotomatiskan proses produksi. Hal tersebut dapat mengefisienkan proses produksi sehingga dapat mengurangi biaya produksi secara manual dan memperkecil human error.

2. Unit cost

Unit cost atau biaya unit lebih populer disebut sebagai Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP adalah biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk. Penghitungan akuntansi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis biaya per unit sehingga dapat memeriksa efisiensi produksi pada perusahaan.

Beberapa hal yang menjadi komponen dalam biaya unit yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yaitu biaya yang tidak bergantung pada volume unit produksi yang meliputi sewa, asuransi, dan peralatan. Sementara itu, biaya variabel tergantung pada tingkat output yang dihasilkan yaitu seperti gaji dan biaya bahan baku. 

Adapun rumus penghitungan biaya unit yaitu:

Biaya Unit = Biaya variabel + biaya tetap / total unit yang diproduksi

Beberapa keuntungan dari penghitungan biaya unit yaitu membantu perusahaan untuk menetapkan harga, melacak dan memantau biaya produksi, membantu perusahaan mengajukan tender, serta menentukan breakup point sehingga perusahaan tidak rugi. Selain keuntungan, biaya unit juga memiliki kekurangan yaitu metode ini hanya dapat digunakan pada manufaktur dan tidak berfungsi pada industri jasa, terbatas pada manufaktur yang memproduksi satu jenis produk, dan bukan merupakan alat untuk mengawasi dan mengontrol biaya.

3. Production attainment

Production attainment atau pencapaian produksi adalah metode untuk mengukur kemampuan manufaktur dalam memenuhi target produksinya. Jika skor yang diperoleh semakin tinggi, maka kinerja perusahaan semakin baik dan memenuhi target. Salah satu komponen pada production attainment yaitu schedule attainment atau pencapaian terjadwal. 

Pencapaian terjadwal adalah perhitungan antara rasio pekerjaan yang telah diselesaikan dibagi dengan pekerjaan yang direncanakan. Adanya pencapaian terjadwal sangat penting karena memberikan gambaran mengenai seberapa baik kinerja perusahaan dalam mencapai target dan jadwal produksi.

Adapun rumus perhitungannya sebagai berikut:

Pencapaian produksi = (Produksi aktual / produksi terjadwal) x 100

Beberapa keuntungan dari penerapan production attainment yaitu perusahaan dapat melakukan pemeliharaan secara teratur pada alat manufaktur sehingga produksi dapat berjalan lancar. Selain itu, hal tersebut juga membantu perusahaan untuk menyiapkan proses produksi dengan lebih baik dan menghasilkan produk dengan tingkat cacat yang rendah.

4. Inventory forecast

Inventory forecast atau perkiraan permintaan menjadi metrik manajemen inventaris utama yang digunakan untuk memeriksa tingkat penggunaan dan penggantian stok selama periode tertentu. Data yang digunakan dalam menentukan perkiraan yaitu data penjualan tahun sebelumnya, tren, dan peristiwa mendatang. Dengan penghitungan ini, manajer pabrik yang menggunakan lean manufacturing dapat meminimalkan persediaan pada gudang sehingga tidak menumpuk.

Terdapat empat pendekatan dasar yang dapat digunakan dalam memperkirakan inventaris atau permintaan yaitu (1) trend forecasting, yaitu menyesuaikan pada perubahan tren dari waktu ke waktu; (2) graphical forecasting, yaitu membuat grafik historis untuk mengidentifikasi tren; (3) qualitative forecasting, yaitu melibatkan kelompok riset pasar untuk mengetahui permintaan; dan (4) kuantitatif forecasting, yaitu menggunakan data numerik masa lalu untuk memprediksi di masa mendatang.

Berikut rumus perhitungan inventory forecast:

Inventory forecast = Harga Pokok Penjualan (HPP) / persediaan rata-rata selama jangka waktu tertentu

Beberapa manfaat dari adanya perkiraan inventaris tersebut yaitu perusahaan dapat menghemat biaya karena memesan bahan baku dalam jumlah yang cukup, meningkatkan kepuasan pelanggan dan pemasok karena tidak kehabisan stok. Selain itu, perusahaan juga dapat memperbaiki manajemen rantai pasokan dan meningkatkan komunikasi strategis dalam perusahaan karena harus saling terhubung untuk memastikan stok inventaris. 

Lebih lanjut, untuk melakukan perkiraan permintaan dan mengetahui produk yang paling banyak terjual secara otomatis, Anda dapat menggunakan ERP Inventory ImpactSoftware tersebut juga memungkinkan perusahaan Anda untuk secara cepat melakukan proses fulfillment demand dan mempersingkat waktu pengiriman produk.

5. Revenue per employee

Pendapatan per karyawan adalah rasio yang secara kasar mengukur berapa banyak uang yang dihasilkan setiap karyawan untuk perusahaan. Cara ini mengukur bagaimana efektivitas perusahaan dalam mempekerjakan karyawannya. Selain itu, adanya pendapatan per karyawan menjadi konsep penting karena dapat mengukur efisiensi, mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan, mengevaluasi perubahan historis, dan membandingkan dengan perusahaan kompetitor.

Adapun rumus dalam menghitung pendapatan per karyawan yaitu sebagai berikut:

Pendapatan per karyawan = Total pendapatan perusahaan / jumlah pekerja purna waktu saat ini

Beberapa faktor yang mempengaruhi rasio pendapatan per karyawan yaitu:

  • Jenis industri. Pada perusahaan industri padat karya seperti pertanian dan perhotelan memiliki rasio pendapatan per karyawan yang rendah karena membutuhkan banyak pekerja.
  • Tingkat turnover karyawan. Jika tingkat turnover tinggi, maka perusahaan harus merekrut karyawan baru sehingga kurang efisien.
  • Usia perusahaan. Perusahaan baru cenderung memberikan tingkat pendapatan yang lebih rendah.

Guna memaksimalkan pendapatan per karyawan, maka perusahaan dapat melakukan beberapa hal seperti memberikan pelatihan pada karyawan sehingga lebih terampil, gunakan teknologi dan otomatisasi dalam manufaktur, dan menyelaraskan keterampilan karyawan dengan tanggung jawab untuk meningkatkan kepuasan kerja.

6. Profit per employee

Laba per karyawan atau biasa disebut sebagai net income per karyawan adalah metrik untuk menghitung pendapatan bersih untuk masing-masing karyawan. Semakin tinggi pendapatan bersih setiap karyawan, maka perusahaan dinilai semakin efisien. Laba per karyawan seringkali dianggap sama dengan pendapatan per karyawan, padahal kedua hal tersebut berbeda.

Perbedaannya yaitu pada pendapatan per karyawan tidak mempertimbangkan pendapatan dan biaya sehingga tidak memberikan gambaran secara keseluruhan. Sementara itu, laba per karyawan mempertimbangkan kedua hal tersebut sehingga lebih menyeluruh. Lebih lanjut, berikut rumus penghitungan laba per karyawan:

Laba per karyawan = Total pendapatan bersih perusahaan / jumlah pekerja purna waktu saat ini

Rasio laba per karyawan dapat digunakan untuk membandingkan efisiensi operasional perusahaan dalam industri yang sama. Dengan berinvestasi pada teknologi yang lebih baik atau meningkatkan keterampilan karyawan, Anda dapat meningkatkan laba per karyawan dan menjadikan perusahaan lebih efisien.

Metrik customer experience

Customer experience atau pengalaman pelanggan menjadi hal penting pada setiap bisnis. customer experience adalah penilaian pelanggan terhadap interaksi yang dilakukan oleh pelanggan dengan perusahaan. Jika perusahaan mampu memberikan pengalaman pelanggan yang baik, maka pelanggan merasa didengar dan dihargai. Dengan pengalaman pelanggan yang baik, maka perusahaan dapat meningkatkan brand awareness dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Jika perusahaan memberikan pengalaman yang buruk pada pelanggan, maka pelanggan tidak akan menggunakan atau membeli produk kembali. Berdasarkan penelitian PWC, pelanggan di Amerika sebanyak 59% akan pergi setelah beberapa pengalaman buruk. Sementara itu, di Amerika Latin, 49% mengatakan mereka akan meninggalkan merek tertentu setelah mengalami satu pengalaman buruk.

Lebih lanjut, hampir 80% konsumen Amerika mengatakan bahwa kecepatan, kenyamanan, dan pelayanan yang ramah adalah elemen penting dalam mewujudkan good customer experience. Terdapat beberapa metrik pada manufaktur yang digunakan untuk mengukur pengalaman pelanggan. Berikut penjelasan masing-masing metrik tersebut.

1. Lead time

Lead time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan dari awal proses produksi hingga pelanggan menerima pesanan setelah mereka melakukan pemesanan. Adanya lead time yang singkat dapat berdampak pada rampingnya operasional, meningkatnya produktivitas, dan pendapatan perusahaan.

Dalam penerapannya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lead time yaitu lead time pemesanan bahan baku, lead time pengiriman barang yang berhubungan dengan transportasi, dan lead time produksi yang berhubungan dengan human error. Faktor-faktor tersebut berdampak pada cepat atau lambatnya waktu tunggu produk. Adapun rumus perhitungan dari lead time yaitu sebagai berikut:

Lead time = Lead time pemesanan + lead time produksi + lead time pengiriman

Semakin singkat waktu tunggu, maka kepuasan pelanggan semakin tinggi karena dapat memperoleh produk secara cepat. Adapun cara yang dapat Anda terapkan untuk mengurangi waktu tunggu yaitu:

  • Hilangkan proses yang tidak diperlukan dalam proses produksi.
  • Pantau metode transportasi yang digunakan untuk melakukan pengiriman barang. 
  • Lakukan reorder dengan lebih sering dan menerapkan penambahan stok secara otomatis menggunakan software inventaris sehingga lebih mudah dan efisien.
  • Menggunakan strategi Just in Time (JIT) sehingga bahan baku selalu tersedia sesuai dengan jumlah permintaan dan tidak menyebabkan penumpukan pada gudang.

2. Customer fill rate

Customer fill rate atau tingkat pemenuhan permintaan pelanggan adalah metode untuk mengukur persentase pesanan yang dipenuhi dengan jumlah produk yang saat ini tersedia. Jika rasionya lebih tinggi maka akan semakin baik bagi perusahaan karena dapat memenuhi semua permintaan pelanggan dengan cepat dan efisien. Rata-rata perusahaan memiliki rasio pemenuhan permintaan sebanyak 85% hingga 95%, sedangkan perusahaan dengan kinerja tinggi rasionya dapat melebihi 97%.

Tingkat pemenuhan pelanggan menjadi hal penting dalam organisasi karena berdampak pada hubungan perusahaan dengan pelanggan, karena jika tingkat pemenuhannya baik maka pelanggan akan lebih puas. Selain itu, hal ini juga menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu mengelola inventaris dan menggunakan data, serta menjadi peringatan bagi perusahaan jika perusahaan dapat kehilangan keuntungan akibat stok yang tidak memenuhi.

Berikut rumus perhitungan customer fill rate:

Customer fill rate = (total pesanan terkirim / total pesanan pelanggan yang terisi) X 100

3. On-time delivery to commit

Komitmen perusahaan untuk mengirim produk tepat waktu adalah metode untuk mengukur seberapa sering perusahaan dapat mengirimkan produknya sesuai dengan komitmen sebelumnya. Metrik ini melacak efisiensi pada lini produksi dan mengetahui tingkat keberhasilan memenuhi produk untuk pelanggan. Jika Anda mengirimkan produk secara tepat waktu, maka loyalitas pelanggan dapat meningkat, begitupun sebaliknya.

Berdasarkan data, sebanyak 17% pelanggan akan berhenti membeli produk jika terdapat satu produk yang terlambat terkirim. Beberapa hal yang menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman yang tepat waktu yaitu permasalahan pada manajemen inventaris akibat tingkat visibilitas yang rendah, masalah pemenuhan pesanan khususnya lamanya proses packaging dan labelling, dan permasalahan pada pengiriman barang akibat tidak efektifnya driver.

Berikut rumus perhitungan untuk komitmen perusahaan dalam mengirim pesanan secara tepat waktu:

On-time delivery to commit = total produk terkirim tepat waktu / jumlah total produk terkirim

Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan rasio on-time delivery to commit yaitu:

  • Tetapkan target pengiriman yang tepat waktu untuk membandingkan dengan kinerja mendatang. 
  • Perbaiki komunikasi dengan karyawan di lapangan untuk mengetahui masalah aktual yang terjadi pada pengiriman.
  • Tingkatkan manajemen persediaan dan inventaris melalui penggunaan ERP inventory Impact sehingga dapat memantau stok secara optimal dan dapat mempersingkat waktu pengiriman produk. 
  • Meminimalkan kemasan produk sehingga mempersingkat waktu pengemasan.
  • Sederhanakan pengambilan pesanan pada gudang dengan pengambilan zona, batch, dan kluster.

4. Customer satisfaction

Customer satisfaction atau kepuasan pelanggan menjadi hal penting yang dapat menunjang keberlanjutan perusahaan. Kepuasan pelanggan adalah kesan yang didapatkan oleh pelanggan setelah menggunakan produk. Kepuasan pelanggan dapat membantu Anda dalam memecahkan masalah dan memperbaiki kekurangan pada produk atau layanan sehingga dapat memenuhi ekspektasi pelanggan.

Adapun cara untuk mengetahui sejauh mana kepuasan pelanggan Anda yaitu dengan melakukan survei kepuasan pelanggan mengenai produk atau layanan. Melalui survei tersebut, pelanggan dapat memberikan kesan dan masukan untuk dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan bagi perusahaan. Survei kepuasan pelanggan biasanya dikumpulkan menggunakan skala Likert dasar untuk menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan produk Anda.

Adapun rumus untuk menghitung persentase kepuasan pelanggan yaitu sebagai berikut:

Persentase pelanggan yang puas = (total pelanggan yang mengatakan sangat atau sangat puas / total jumlah survei yang diisi) X 100

Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan Anda yaitu:

  • Memanfaatkan feedback pelanggan dengan baik melalui analisis dan perbaikan pada produk atau layanan. Salah satu cara untuk memudahkan proses feedback dan komunikasi dengan pelanggan yaitu menggunakan CRM Impact. Dengan software tersebut, Anda dapat menyebarkan survei dengan lebih mudah dan cepat dan menjalin hubungan pelanggan dengan lebih baik. 
  • Tanggapi pelanggan dengan cepat dan jadikan kepuasan pelanggan sebagai fokus utama. 
  • Berikan pelatihan pada karyawan untuk memberikan pelayanan yang baik dan berempati pada pelanggan. 
  • Membentuk komunitas pelanggan agar dapat saling bertukar informasi mengenai produk atau layanan.

5. Customer return rate

Customer return rate atau tingkat pelanggan yang kembali adalah metode untuk mengukur seberapa banyak pelanggan yang telah melakukan pembelian sebanyak dua kali atau lebih dalam periode tertentu. Hal ini berhubungan dengan loyalitas pelanggan dan kualitas produk atau layanan. Semakin tinggi jumlah pelanggan yang kembali, maka semakin tinggi nilai customer lifetime value yang akan dilihat oleh pelanggan.

Tingkat pelanggan kembali yang baik yaitu berkisar pada 20-30% pada perusahaan e-commerce. Guna menghitung tingkat customer return, Anda dapat menggunakan rumus perhitungan berikut:

Customer return rate = (total pelanggan kembali / total pelanggan) X 100

Guna memperbaiki customer return rate, terdapat beberapa best practice yang dapat Anda terapkan, di antaranya:

Guna memperbaiki customer return rate, terdapat beberapa best practice yang dapat Anda terapkan, di antaranya:

  • Melakukan pemasaran melalui media sosial dan email sehingga dapat menjangkau pelanggan lebih jauh dan mudah.
  • Terapkan program loyalitas untuk pelanggan yang terbiasa membeli produk dengan memberikan hadiah atau diskon.
  • Gunakan referrals reward untuk mengadvokasi produk dan memperluas jangkauan pelanggan dengan cara menawarkan hadiah sebagai imbalannya.

Metrik cost & productivity

Manufaktur adalah sektor yang membutuhkan tidak sedikit uang tunai. Industri ini membutuhkan inventaris dan peralatan mahal, serta memiliki banyak modal lain yang terikat dengan aset tersebut. Dengan memahami konsep biaya dan keuangan manufaktur, maka Anda dapat menyelaraskan arus kas keluar dengan baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pada bisnis Anda.

Terdapat beberapa metrik yang digunakan untuk mengukur biaya dan produktivitas pada manufaktur. Berikut penjelasan mengenai masing-masing metrik tersebut:

1. Cash-to-cash cycle time

Cash-to-cash cycle time (CCC) atau siklus konversi kas adalah ukuran mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubah investasi dalam inventaris menjadi arus kas dari hasil penjualan produk. Singkatnya, metrik ini menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual inventarisnya, menagih piutang, dan membayar tagihan. CCC berfungsi untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dapat efisien dalam menggunakan aset dan kewajiban jangka pendek serta menilai risiko likuiditas perusahaan.

“Siklus” dalam hal ini mengacu pada proses yang dialami perusahaan dalam membeli inventaris, menjual inventaris kepada pelanggan secara kredit (yaitu piutang), dan mengumpulkan pembayaran tunai dari pelanggan. Perhitungan CCC terdiri dari tiga metrik yaitu:

  • Days Inventory Outstanding (DIO), yaitu tingkat inventaris yang ada dan seberapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual inventarisnya. Nilai DIO yang lebih rendah menunjukkan hal positif karena perusahaan dapat melakukan penjualan dengan cepat dan melakukan perputaran bisnis dengan efisien. Berikut rumus perhitungan DIO: 
DIO = (rata-rata inventaris / HPP) x 365 hari
  • Days Sales Outstanding (DSO), yaitu mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan uang tunai dari hasil penjualan. Nilai DSO yang lebih rendah lebih disukai karena perusahaan mampu mengumpulkan modal dengan waktu yang singkat. Berikut rumus perhitungan DSO:
DIO = rata-rata piutang / pendapatan per hari
  • Days Payable Outstanding (DPO), yaitu memperhitungkan jumlah uang perusahaan terhadap pemasoknya saat ini yang dapat digunakan untuk inventaris dan barang yang akan dibeli. Hal tersebut menggambarkan rentang waktu dimana perusahaan harus melunasi kewajiban tersebut. Semakin tinggi nilai DSO maka semakin baik karena perusahaan dapat memegang kas lebih lama sehingga potensi investasi meningkat. Berikut rumus perhitungan DPO: 
DPO = rata-rata piutang / HPP

Setelah mengetahui perhitungan komponen utama pada CCC tersebut, maka Anda dapat melakukan perhitungan lebih lanjut untuk CCC pada perusahaan Anda. Berikut rumus perhitungan untuk CCC:

Cash-to-cash cycle time = DIO + DSO – DPO

2. Manufacturing cost as a percentage of revenue

Biaya produksi sebagai persentase pendapatan adalah formula yang membandingkan total biaya produksi dengan pendapatan. Metrik ini digunakan untuk membandingkan aset produksi serupa. Selain itu, Anda juga dapat mengidentifikasi area yang memungkinkan untuk dikurangi sehingga menghemat biaya.

Berikut rumus perhitungan untuk manufacturing cost as a percentage of revenue:

Manufacturing cost as a percentage of revenue = Total biaya produksi / pendapatan keseluruhan

3. Total manufacturing cost per unit excluding materials

Total biaya manufaktur adalah jumlah total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada operasi produksinya dalam periode tertentu. Beberapa hal yang terdapat di dalam biaya total manufaktur yaitu semua biaya yang dikeluarkan oleh fungsi produksi, termasuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead (misalnya, utilitas air dan listrik, perbaikan, penyusutan, dan perbaikan pada mesin).

Perubahan pada volume produksi berdampak pada biaya manufaktur. Jika produksi meningkat, maka biaya manufaktur juga meningkat. Biaya manufaktur sering kali dianggap sama dengan biaya produksi, padahal kedua hal tersebut merupakan hal yang berbeda.

Biaya produksi mencerminkan semua biaya yang berkaitan dengan jalannya proses bisnis pada perusahaan. Sementara itu, biaya manufaktur hanya mewakili biaya yang diperlukan untuk membuat produk. Guna menghitung total biaya manufaktur per unit yang tidak termasuk biaya material, maka Anda dapat menggunakan formula berikut:

Total manufacturing cost per unit excluding materials = (Total biaya produksi – biaya bahan) / jumlah total unit yang diproduksi

Beberapa manfaat dari total biaya manufaktur yaitu dapat melihat dimana pengeluaran yang terlalu tinggi dan dimana harus berinvestasi lebih banyak. Selain itu, metode ini juga dapat mengurangi bahan langsung, merampingkan operasi, serta mendapatkan harga yang sesuai untuk pelanggan sekaligus mencapai sasaran pendapatan.

4. Average unit contribution margin

Margin kontribusi adalah uang tambahan yang dihasilkan untuk setiap produk yang terjual setelah dikurangi dengan bagian variabel biaya perusahaan. Margin kontribusi suatu produk adalah berapa banyak uang yang tersisa untuk menutupi biaya tetap setelah memperhitungkan semua biaya variabel unit. Margin kontribusi juga dikenal sebagai kontribusi dolar per unit, ukuran tersebut menunjukkan bagaimana produk tertentu berkontribusi terhadap laba keseluruhan perusahaan.

Margin kontribusi terbaik adalah 100%, semakin dekat margin kontribusi ke 100% semakin baik. Semakin tinggi angkanya, semakin baik perusahaan menutupi biaya overhead dengan uang di tangan. Metrik ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi lini produk yang berkinerja buruk. Berikut formula perhitungan untuk margin kontribusi rata-rata:

Margin kontribusi unit rata-rata = (Total pendapatan – total biaya variabel) / total volume produksi

Berdasarkan rumus tersebut, terdapat dua cara untuk meningkatkan margin kontribusi yaitu Anda harus menemukan cara untuk meningkatkan pendapatan atau menemukan cara untuk mengurangi biaya variabel. Biaya variabel mewakili biaya seperti bahan, pengiriman, dan pemasaran. Perusahaan dapat mengurangi biaya ini dengan menggunakan bahan yang lebih murah atau penyedia pengiriman alternatif.

Guna meningkatkan pendapatan, Anda dapat meningkatkan iklan dan memperkuat strategi pemasaran. Selain itu, Anda juga dapat meningkatkan harga produk, tetapi hal tersebut juga dapat menyebabkan margin kontribusi menjadi lebih rendah. Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan tertarik untuk membeli produk atau layanan.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog
WhatsApp Us