Industri manufaktur menjadi salah satu sektor yang berdampak positif pada perekonomian Indonesia. Pada triwulan III tahun 2022, manufaktur mengalami pertumbuhan hingga 4,83% dan meningkat dari tahun sebelumnya yang sebanyak 4,12%. Peningkatan pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa sektor manufaktur masih terus berjalan dan mengalami tren positif di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.

Seiring dengan perkembangan teknologi, sektor manufaktur didorong untuk dapat beradaptasi dan mengimplementasikan teknologi. Hal tersebut didorong dengan adanya industri 4.0. Pada dasarnya industri 4.0 adalah penggunaan sistem otomatis dan cerdas dalam industri yang digerakkan melalui teknologi Artificial Intelligence dan machine learning.

Di Indonesia, terdapat beberapa industri yang telah siap memasuki era industri 4.0 seperti industri otomotif, semen, dan industri makanan dan minuman yang dalam produksinya menggunakan sistem robotik dan IoT. Lebih lanjut, untuk memperjelas peta jalan penerapan industri 4.0 di Indonesia, pemerintah merancang Making Indonesia 4.0 pada tahun 2018 yang berfokus pada beberapa industri seperti otomotif, kimia, elektronik, hingga industri makanan dan minuman.

Faktor Penggerak Implementasi Industri 4.0 di Indonesia

1. Komunikasi machine-to-machine

Komunikasi machine-to-machine adalah interaksi berbagai perangkat dan mesin yang terhubung ke internet. Interaksi antar mesin tersebut memungkinkan perangkat untuk mendapatkan data dan membagikannya dengan perangkat lain. Adanya komunikasi machine-to-machine dapat mempersingkat waktu dan membuat pekerjaan lebih efektif.

Di Indonesia, pengimplementasian komunikasi machine-to-machine dilakukan melalui beberapa cara seperti peningkatan volume data, konektivitas, dan daya komputasi. Selain itu, kemampuan analitis dan bisnis intelijen juga harus ditingkatkan. Dengan komunikasi machine-to-machine maka semakin banyak proses yang dapat diotomatisasi tanpa membutuhkan banyak pekerja.

Baca juga: Apa itu ERP? 4 Keuntungan Implementasi di Perusahaan Anda

2. Komunikasi human-to-machine

Komunikasi human-to-machine adalah bentuk komunikasi antara manusia dengan berbagai perangkat seperti sensor dan komputer. Interaksi tersebut dapat meningkatkan kualitas pekerjaan manusia. Saat ini, bentuk komunikasi human-to-machine kian beragam seperti touch interface dan augmented-reality. Selain itu, berkembang juga dalam bentuk fisik seperti robotik dan 3D printing. 

Penerapan berbagai teknologi tersebut juga diimbangi dengan pemberian pelatihan dan pendidikan vokasi yang mengarah pada high skill sehingga kualitas SDM di Indonesia nantinya dapat meningkat.

3. Artificial Intelligence (AI)

Artificial Intelligence (AI) adalah kecerdasan buatan berupa mesin yang diprogram untuk dapat berpikir seperti manusia dan meniru tindakannya. AI dapat membantu manusia untuk dapat mengambil keputusan yang lebih rasional sehingga menguntungkan perusahaan. Salah satu yang mendukung implementasi AI yaitu IoT (Internet of Things). 

Di Indonesia, IoT didukung melalui program Telkomsel Innovation Center (TINC) yang memuat kegiatan mentoring dan bootcamp, penyediaan laboratorium IoT, hingga networking access bagi para startup dan developer.

4. Pengembangan teknologi berkelanjutan

Guna mendukung terwujudnya industri 4.0 di Indonesia, pemerintah harus mempersiapkan jaringan generasi kelima atau 5G. Penerapan 5G pada industri dapat mempermudah pekerjaan manusia. Hingga saat ini, beberapa operator yang sudah memiliki jaringan 5G di Indonesia yaitu Telkomsel, XL, dan Indosat. Meski belum secara luas beroperasi, pemerintah terus mengupayakan implementasi 5G dapat diberikan untuk semua operator di Indonesia sehingga pengalaman pelanggan dan industri dapat membaik.

4 Sasaran Indonesia Terhadap Industri 4.0

1. Menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia berdasarkan PDB

Revitalisasi pada industri manufaktur di Indonesia diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi salah satu dari 10 kekuatan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030. Hal tersebut dikarenakan industri manufaktur memiliki kontribusi besar terhadap PDB Indonesia, terhitung pada kuartal III tahun 2022, sektor manufaktur berkontribusi sebanyak 16,10% atau meningkat dibanding triwulan sebelumnya yaitu 16,01%.

Selain itu, dari Januari – September 2022, total investasi pada sektor manufaktur mencapai Rp 365 triliun atau naik sebanyak 54% dari periode sebelumnya yaitu Rp 236,8 triliun. Dengan pencapaian tersebut, Indonesia akan terus memperbaiki performa manufaktur dengan meningkatkan produktivitas dan inovasi.

2. Menggandakan rasio produktivitas-terhadap-biaya

Upaya peningkatan daya saing Indonesia di pasar global salah satunya dilakukan melalui penggandaan output dari biaya dasar buruh. Hal tersebut mendorong tingginya produktivitas dan keuntungan perusahaan. Dengan banyaknya keuntungan dan produktivitas yang perusahaan peroleh, maka kemungkinan untuk investasi dalam bentuk aset produktif dapat meningkat sehingga siklus ekonomi yang tercipta lebih bermanfaat. Selain itu, tingginya produktivitas juga dapat perusahaan capai melalui penggunaan ERP manufacturing yang dapat menyeimbangkan antara permintaan dan persediaan sehingga produksi mencukupi.

3. Mendorong ekspor netto menjadi 10 persen dari PDB

Meskipun sempat menjadi negara dengan ekspor neto tertinggi di ASEAN, namun kini jumlah ekspor neto Indonesia kian menurun dibandingkan tahun 2000. Di tahun 2000, jumlah ekspor neto di Indonesia mencapai 10% dan menurun menjadi hanya 1% pada tahun 2016. Dengan turunnya jumlah ekspor neto tersebut, pemerintah kembali berkomitmen untuk dapat meningkatkan ekspor neto kembali menjadi 10% pada tahun 2030 sehingga kesejahteraan masyarakat lebih meningkat.

4. Menganggarkan 2 persen dari PDB untuk penelitian dan pengembangan

Kegiatan penelitian dan pengembangan menjadi hal penting pada setiap negara guna meningkatkan kemampuan khususnya dalam penguasaan terhadap teknologi. Guna meningkatkan produktivitas kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia, maka pemerintah menganggarkan sebanyak 2% dari PDB Indonesia. Dengan peningkatan anggaran untuk penelitian dan pengembangan, maka diharapkan penguasaan terhadap teknologi dapat terus meningkat.

5 Sektor Prioritas Industri 4.0 pada Manufaktur Indonesia

Penerapan industri 4.0 pada sektor manufaktur di Indonesia meliputi penggunaan kecerdasan buatan, robotika, hingga Internet of Things (IoT). Saat ini, terdapat 5 sektor manufaktur prioritas yang menjadi fokus utama dalam penerapan berbagai teknologi tersebut. Adapun pemilihan 5 sektor tersebut didasarkan pada evaluasi terhadap dampak ekonomi yang meliputi investasi, dampak terhadap industri lain, hingga kecepatan penetrasi pasar.

1. Makanan dan minuman

Pada kuartal III tahun 2022, industri makanan dan minuman berkontribusi hingga 37,82% terhadap PDB industri pengolahan non-migas Indonesia. Jumlah tersebut menjadikan industri makanan dan minuman sebagai sub sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDB. Banyaknya kontribusi tersebut juga didukung oleh melimpahnya sumber daya pertanian dan permintaan domestik yang besar.

industri 4.0

Beberapa strategi industri 4.0 yang dapat diterapkan pada sektor makanan dan minuman yaitu meningkatkan produktivitas pada sektor hulu seperti pertanian, peternakan dan perikanan dengan sistem yang canggih, membantu petani dan produsen skala kecil untuk mengadopsi teknologi sehingga hasil produksi dapat meningkat, berinvestasi pada sektor makanan dan minuman untuk memenuhi permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor.

2. Tekstil dan pakaian

Salah satu sub industri manufaktur yang turut berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia yaitu industri tekstil dan pakaian. Pada tahun 2022, industri ini mampu menyerap sebanyak 3,65 juta tenaga kerja atau 18,79% dari total pekerja industri manufaktur. Selain itu, nilai ekspornya juga meningkat sebanyak 28% dibandingkan tahun sebelumnya.

Strategi Industri 4.0 pada Sektor Manufaktur di Indonesia

Beberapa strategi industri 4.0 yang dapat diterapkan untuk meningkatkan daya saing global pada industri tekstil dan pakaian yaitu memperbaiki kinerja sektor hulu yang meliputi perbaikan produksi serat kimiawi dan bahan pakaian berkualitas tinggi, meningkatkan produktivitas buruh dan manufaktur dengan menerapkan teknologi dan optimalisasi lokasi, membangun produksi pakaian fungsional, serta meningkatkan skala ekonomi untuk memproduksi pakaian fungsional sesuai dengan permintaan.

3. Otomotif

Industri otomotif menjadi kontributor terbesar bagi PDB industri alat angkutan. pada tahun 2021, terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda 4 atau lebih di Indonesia. Adapun nilai investasinya mencapai Rp 71,35 triliun dan menyerap tenaga kerja hingga 38 ribu orang dan lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri otomotif. Dengan potensi tersebut, Indonesia memiliki misi untuk menjadi produsen mobil terbesar di ASEAN.

Strategi Industri 4.0 pada Sektor Manufaktur di Indonesia

Perwujudan misi tersebut dapat diwujudkan melalui beberapa strategi yaitu menaikkan volume produksi lokal, efisiensi produksi bahan baku dan komponen penting yang salah satunya melalui zona industri terpadu, menjalin kerjasama dengan perusahaan dunia untuk meningkatkan ekspor khususnya pada kendaraan murah dan ramah lingkungan, serta mulai membangun ekosistem untuk mobil listrik sehingga adopsi mobil listrik dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, penggunaan software manufacturing juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan sehingga proses produksi otomotif dapat berjalan lebih efisien.

4. Kimia

Pada kuartal II tahun 2022, industri kimia dan farmasi di Indonesia berkontribusi sebanyak 9,96% terhadap PDB. Tingginya kontribusi tersebut disebabkan oleh penggunaan kimia secara luas pada berbagai industri lainnya. Selain itu, dengan sumber daya yang melimpah, diharapkan dapat menjadi modal untuk menjadikan Indonesia sebagai eksportir bahan kimia dunia.

Strategi Industri 4.0 pada Sektor Manufaktur di Indonesia

Beberapa strategi Industri 4.0 yang dapat diterapkan Indonesia yaitu mendorong pembangunan pasokan petrokimia dalam negeri, membangun industri kimia dengan biaya kompetitif, meningkatkan produktivitas, serta meningkatkan kemampuan produksi kimia khususnya pada biofuel dan bioplastik.

5. Elektronik

Industri terakhir yang menjadi prioritas dalam pembangunan industri 4.0 di Indonesia yaitu industri elektronik. Tercatat pada kuartal II tahun 2022, industri elektronik memberikan kontribusi sebanyak 6,65% terhadap PDB Indonesia. Meskipun kontribusinya tergolong tinggi, industri elektronik masih belum mampu bersaing secara global dan masih mengandalkan impor dari negara lain.

Strategi Industri 4.0 pada Sektor Manufaktur di Indonesia

Oleh karena itu, pemerintah menerapkan beberapa strategi industri 4.0 yang dapat meningkatkan produktivitas sektor elektronik. Strategi tersebut meliputi adanya kerjasama dengan perusahaan global dengan insentif yang menarik, meningkatkan kemampuan dalam memproduksi komponen yang memiliki nilai tambah tinggi, meningkatkan kemampuan pekerja dengan memberikan pelatihan, serta mengembangkan pelaku industri unggulan dalam negeri untuk mempercepat inovasi dan adopsi terhadap teknologi.

Baca juga: Apa itu Manufaktur? Pengertian, Jenis, dan Tantangannya

10 Prioritas Indonesia Mendukung Industri 4.0 Manufaktur

Tantangan utama dari hampir seluruh industri manufaktur di Indonesia yaitu ketersediaan bahan baku hingga kebijakan pemerintah mengenai industri. Berbagai penghambat manufaktur seringkali berasal dari lintas sektor sehingga membutuhkan pendekatan yang lebih luas. Oleh karena itu, berikut 10 prioritas nasional yang bersifat lintas sektor untuk mempercepat penerapan industri 4.0 pada manufaktur di Indonesia:

1. Perbaikan alur aliran barang dan material

Meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun Indonesia masih belum mampu memproduksi seluruh bahan baku sendiri sehingga masih mengandalkan impor. Selain bahan baku, komponen bernilai tinggi seperti pada sektor logam dasar, elektronik, dan kimia juga masih diimpor dari negara lain. Oleh karena itu, Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas pada produksi lokal di sektor hulu dan menengah, serta mempercepat adopsi teknologi sehingga alur barang dan material dapat membaik.

2. Desain ulang zona industri

Saat ini Indonesia memiliki beberapa zona industri seperti Jababeka, Pulogadung, hingga sentul. Namun, zona industri tersebut belum sepenuhnya optimal sehingga perlu diperbaiki melalui adanya peta jalan transportasi dan infrastruktur. Guna memaksimalkan penggunaan lahan, Indonesia juga akan mengevaluasi zona industri yang telah ada sebelumnya dan membangun kembali peta jalan zona industri yang lebih komprehensif dan mencakup lintas industri.

3. Keberlanjutan

Keberlanjutan menjadi salah satu isu global yang kini kian diperhitungkan. Melihat hal tersebut, Indonesia akan berfokus pada peningkatan kemampuan berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi bersih, kendaraan listrik, energi terbarukan dan biokimia. Selain itu, Indonesia juga akan mengidentifikasi teknologi dan peluang pertumbuhan yang ramah lingkungan, memenuhi persyaratan keberlanjutan, hingga mempromosikan lingkungan yang aman dan ramah untuk investasi.

4. Memberdayakan UMKM

UMKM menjadi sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2022, UMKM menyumbang hingga 60,5% PDB Indonesia dan menyerap hingga 96,9% dari total tenaga kerja nasional. Namun dari besarnya potensi UMKM di Indonesia, hingga 2021 hanya sebanyak 20% UMKM yang telah terdigitalisasi. Hal itu mendorong pemerintah untuk berkomitmen mendukung UMKM dengan menyediakan platform e-commerce bagi UMKM, pengrajin, dan petani sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam penggunaan teknologi.

5. Mewujudkan infrastruktur digital nasional

Infrastruktur digital yang memadai dapat mempercepat implementasi industri 4.0. Beberapa upaya percepatan pembangunan infrastruktur digital di Indonesia dilakukan melalui pembangunan internet berkecepatan tinggi, kerjasama pemerintah untuk digital capabilities, dan kerjasama publik dan swasta untuk membangun teknologi digital seperti data center, cloud, dan security management. Selain itu, kolaborasi antar pelaku industri juga terus diupayakan agar mempercepat transformasi digital.

6. Meningkatkan investasi asing

Investasi asing diperlukan Indonesia khususnya pada industri manufaktur agar dapat menutupi kesenjangan teknologi dan mempercepat transfer teknologi ke dalam negeri. Beberapa upaya peningkatan investasi asing dilakukan dengan pelibatan perusahaan manufaktur global, bekerjasama dengan pemerintah negara lain berkaitan dengan sektor manufaktur, serta memilih 100 perusahaan manufaktur terbaik untuk berkolaborasi dengan memberikan insentif menarik.

7. Peningkatan kualitas SDM

Penggunaan teknologi mutakhir tentunya harus diimbangi dengan kualitas SDM yang memadai. Pembangunan kualitas SDM berkualitas dilakukan melalui beberapa tahapan seperti perombakan kurikulum pendidikan dengan menekankan pada Science, Technology, Engineering, the Arts, dan Mathematics (STEAM), penyelarasan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri, hingga kerjasama dengan pelaku industri dan negara lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta mempercepat transfer kemampuan.

8. Pembangunan ekosistem inovasi

Keberhasilan implementasi industri 4.0 salah satunya ditentukan oleh banyaknya inovasi. Pembangunan ekosistem inovasi selanjutnya dapat memudahkan dalam proses inovasi dan menjadikan pusat inovasi di Indonesia. Adanya ekosistem inovasi juga dapat mengoptimalkan regulasi terkait seperti perlindungan atas hak kekayaan intelektual dan insentif fiskal untuk mempercepat kerjasama lintas sektor antara pelaku industri dengan swasta atau universitas.

9. Investasi teknologi

Adopsi teknologi membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga memerlukan insentif dari pemerintah sebagai penggerak. Beberapa insentif untuk adopsi teknologi berupa subsidi, potongan pajak perusahaan, hingga pengecualian bea pajak impor bagi perusahaan yang menerapkan industri 4.0.

10. Aturan dan kebijakan

Keharmonisan antara aturan dan kebijakan dapat mempercepat implementasi industri 4.0. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan di Indonesia guna mendukung daya saing industri dan mempererat koordinasi antara kementerian dan lembaga dengan pemerintah daerah.

Dampak Positif Industri 4.0 pada Manufaktur Indonesia

1. Pertumbuhan ekonomi

Inisiatif implementasi industri 4.0 pada manufaktur di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2018 melalui Making Indonesia 4.0 sebagai peta jalan yang terintegrasi untuk mewujudkan Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030. Penerapan Making Indonesia 4.0 berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi pada tahun 2019. Adapun pertumbuhannya mencapai 5,02% dan pada tahun 2020 kontraksi ekonomi Indonesia tercatat lebih kecil dibanding peer countries di masa pandemi COVID-19.

Selain itu, pada tahun 2022 industri manufaktur juga menjadi salah satu kontributor terbesar pada PDB Indonesia dengan proporsi mencapai 16,10%. Jumlah kontribusi tersebut diharapkan mencapai angka 21-26% terhadap PDB pada tahun 2030.

2. Peningkatan peluang kerja

Selain memperbaiki perekonomian, penerapan industri 4.0 pada manufaktur Indonesia juga berdampak pada peningkatan peluang kerja dan pengurangan pengangguran. Adapun jumlah tenaga kerja yang akan terserap akibat implementasi industri 4.0 diperkirakan mencapai 7-19 tenaga kerja pada 2030. Hal tersebut juga didorong oleh peningkatan permintaan ekspor.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog
WhatsApp Us