Apa itu lean manufacturing?

Lean manufacturing adalah pendekatan produksi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sambil mengurangi pemborosan dalam operasi manufaktur. Prinsip lean manufacrturing menekankan eliminasi pemborosan dengan mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

Konsep lean manufacturing

Konsep lean manufacturing adalah untuk menghilangkan pemborosan demi meningkatkan proses secara berkelanjutan, sehingga memberikan nilai lebih kepada pelanggan. Pemborosan atau waste dalam lean manufacturing adalah segala sesuatu dalam produksi atau layanan yang sebenarnya tidak berguna bagi pelanggan, seperti waktu, uang, atau keterampilan yang terbuang percuma.

Contohnya meliputi persediaan berlebih, tidak optimalnya pemanfaatan bakat karyawan, serta proses yang rumit dan tidak efisien. Dengan memperbaiki hal-hal tersebut, perusahaan bisa lebih efisien, efektif, dan memuaskan pelanggan lebih baik.

Manfaat lean manufacturing

Penerapan lean manufacturing memberikan kontribusi besar bagi bisnis melalui empat aspek utama:

  • Mengurangi Pemborosan: Fokus pada pengurangan penggunaan sumber daya tanpa nilai tambah, seperti biaya, tenggat waktu, dan penggunaan sumber daya.
  • Meningkatkan Kualitas: Fokus pada peningkatan kualitas memungkinkan perusahaan untuk tetap bersaing dan memenuhi perubahan kebutuhan pelanggan, menjaga reputasi dan daya saingnya.
  • Menekan Biaya: Dengan mengelola bahan secara efisien, perusahaan dapat mengurangi biaya penyimpanan dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
  • Mempercepat Produksi: Mengadopsi praktik kerja yang lebih efisien mengurangi waktu tunggu dalam proses produksi, memungkinkan pengiriman barang dan jasa lebih cepat kepada pelanggan.

Lean vs. Six Sigma

Lean Manufacturing dan Six Sigma adalah dua metode yang sering digunakan bersama-sama dalam memperbaiki proses dan mengelola kualitas. Namun, keduanya memiliki pendekatan yang berbeda. 

Di bawah ini adalah perbandingan antara Lean Manufacturing dan Six Sigma dalam bentuk tabel:

Tabel yang menunjukan perbedaan antara proses lean manufacturing dan six sigma

Apa itu lean six sigma?

Lean manufacturing dan Six Sigma adalah dua pendekatan yang umum digunakan dalam berbagai industri, mulai dari manufaktur hingga keuangan. Meskipun keduanya memiliki perbedaan, filosofi dasarnya saling melengkapi.

Lean manufacturing bertujuan untuk menghilangkan pemborosan dalam proses produksi. Sebaliknya, Six Sigma berfokus pada mengurangi variasi dan cacat dalam proses tersebut. Ketika kedua pendekatan ini digabungkan, mereka membentuk Lean Six Sigma, sebuah proses yang mengurangi dan mengelola berbagai jenis pemborosan dalam organisasi.

Metode lean manufacturing

5 prinsip utama lean manufacturing

Lean manufacturing terdiri dari lima prinsip kunci: value, value stream, flow, pull, dan perfection. Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi serta mengurangi pemborosan dalam prosesnya.

  • Value: Nilai adalah apa yang pelanggan bersedia bayar untuk suatu produk atau layanan. Produsen harus mengurangi pemborosan dan biaya untuk menawarkan produk dengan harga optimal sekaligus memaksimalkan keuntungan.
  • Value Stream: Analisis seluruh proses produksi dari bahan mentah hingga produk akhir untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan, melibatkan pengamatan di setiap tahap untuk memastikan semua aktivitas memberikan nilai tambah. Sering kali, ini memerlukan kolaborasi di berbagai bidang seperti teknik dan desain.
  • Flow: Hilangkan hambatan untuk memastikan proses produksi berjalan lancar dan berkesinambungan. Prinsip ini mengurangi penundaan dan pemborosan, sehingga meningkatkan waktu tunggu.
  • Pull: Mulai bekerja hanya ketika ada permintaan nyata, berbeda dengan sistem push yang mengandalkan perkiraan. Prinsip ini mengurangi biaya inventaris dan gudang, serta beradaptasi dengan permintaan secara real-time untuk efisiensi yang lebih baik.
  • Perfection: Juga dikenal sebagai Kaizen, yaitu proses peningkatan berkelanjutan untuk menghilangkan pemborosan dan mencapai sistem produksi yang ideal. Perbaikan berkelanjutan ini harus menjadi bagian dari budaya organisasi, dengan menggunakan metrik seperti lead-time dan siklus produksi untuk melacak kemajuan.

8 waste dalam lean manufacturing

Toyota Production System (TPS) awalnya mengidentifikasi tujuh pemborosan atau waste yang tidak memberikan nilai kepada pelanggan.

  • Transport: Pemindahan material atau produk yang tidak perlu dari satu tempat ke tempat lain.
  • Inventory: Menyimpan persediaan lebih dari yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan saat ini.
  • Movement: Gerakan pekerja atau mesin yang tidak perlu yang tidak menambah nilai pada produk.
  • Wait Time: Waktu menunggu, baik oleh pekerja, mesin, atau material, sebelum proses berikutnya dapat dimulai.
  • Overproduction: Produksi barang lebih dari yang dibutuhkan atau diproduksi lebih awal dari permintaan.
  • Over-processing: Pengerjaan yang lebih dari yang diperlukan atau penggunaan alat dan bahan yang berlebihan.
  • Defects: Produk atau layanan yang tidak memenuhi standar kualitas, sehingga memerlukan perbaikan atau pembuatan ulang.

Praktisi lean manufacturing mengidentifikasi waste kedelapan yang sebelumnya tidak disebut oleh TPS. Pemborosan ini patut dipertimbangkan guna meningkatkan efisiensi operasional.

  • Underutilized Talent: Ketidakoptimalan dalam memanfaatkan potensi dan keterampilan para pekerja secara penuh.

Meskipun begitu, waste kedelapan ini kurang krusial dibandingkan tujuh pemborosan lainnya karena dampaknya sulit diukur secara langsung pada efisiensi operasional. Mengatasi waste ini memerlukan pendekatan yang lebih kompleks.

Tools dalam lean manufacturing

Lean tools diciptakan untuk mengurangi pemborosan di dalam organisasi dan meningkatkan pengendalian kualitas. Dengan demikian, mereka bertujuan untuk menghapus langkah-langkah yang tidak memberikan nilai tambah.

Meskipun ada banyak lean tools yang tersedia, kami hanya akan memusatkan perhatian pada tools berikut ini:

  • Bottleneck Analysis: Bottleneck analysis adalah metode terstruktur untuk memeriksa bagaimana proses dan alur kerja berjalan dalam pengembangan produk atau layanan. Lead tools ini membantu mengatasi masalah saat ini dan masa depan dengan mengidentifikasi serta menyelesaikan tantangan operasional dan proses.
  • Just in Time (JIT): JIT adalah sistem di mana produsen hanya memulai produksi setelah ada permintaan dari pelanggan. Artinya, perusahaan tidak menyimpan barang secara berlebihan dan mengurangi risiko kerusakan atau kelebihan stok.
  • Value Stream Mapping: Tools ini membantu organisasi membuat panduan visual untuk meningkatkan efisiensi proses produksi atau layanan. Value Stream Mapping menggambarkan semua langkah, tenaga kerja, informasi, dan inventaris yang diperlukan dalam sebuah flowchart.
  • Kanban Boards: Kanban adalah cara visual untuk mengatur alur kerja. Tools ini menunjukkan status dan lokasi setiap tugas atau item dalam proses produksi atau layanan.
  • 5S: Ini merupakan pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kebersihan dan efisiensi di tempat kerja. Metodologi 5S terdiri dari lima langkah: sortir (sort), seleksi (set in order), bersihkan (shine), standarisasi (standardize), dan lestarikan (sustain).
  • Overall Equipment Effectiveness (OEE): OEE mengukur efisiensi waktu produktif dibandingkan dengan yang direncanakan. Dalam manufaktur, OEE juga memperhitungkan persentase suku cadang yang memenuhi standar kualitas perusahaan.
  • Plan Do Check Act (PDCA): PDCA adalah metode perbaikan yang melibatkan perencanaan, pelaksanaan, pengecekan, dan tindakan. Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan dilanjutkan dengan mencoba tes kecil sebelum menganalisis hasil dan bertindak berdasarkan temuan tersebut.
  • Error Proofing (Poka-Yoke): Tools ini adalah cara untuk menganalisis proses secara umum dengan tujuan mencegah kesalahan. Prinsip poka-yoke adalah memastikan bahwa kondisi yang diperlukan terpenuhi sebelum melanjutkan proses, mengurangi risiko kesalahan manusia.
  • Root Cause Analysis (RCA): Lean tools ini membantu mengidentifikasi alasan yang mendasari masalah atau cacat dalam suatu proses. Dengan menyelidiki masalah secara sistematis, penyebab yang lebih dalam dapat diungkap, dan tindakan perbaikan dapat diterapkan.
  • Total Productive Maintenance (TPM): TPM adalah strategi perawatan preventif untuk memastikan peralatan produksi berjalan optimal. Melibatkan seluruh tim dalam merawat peralatan, serta mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secepat mungkin agar produksi tetap lancar.

Penerapan lean manufacturing

Langkah-langkah yang harus dilakukan

1. Kumpulkan data

Sebelum menerapkan pendekatan lean manufacturing, penting untuk mengumpulkan data terlebih dahulu. Data ini memberikan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang efektif. 

Aktivitas: 

  • Kumpulkan data tentang waktu produksi, tingkat inventaris, tingkat kerusakan, dan aliran proses.
  • Gunakan tools seperti studi waktu, observasi proses, dan analisis data historis.

2. Tetapkan target

Setelah Anda mengumpulkan data yang mencukupi, Anda bisa menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik. Tujuan harus mengikuti prinsip SMART goals, yang artinya Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Time-Bound.

Aktivitas:

  • Berdasarkan data yang dikumpulkan, tentukan tujuan yang jelas, seperti mengurangi waktu produksi sebesar 20% atau mengurangi cacat sebesar 15%.
  • Pastikan tujuan ini realistis dan dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu.

3. Membuat value stream mapping

VSM membantu Anda memvisualisasikan aliran material dan informasi melalui proses produksi secara keseluruhan.

Aktivitas

  • Petakan status proses Anda saat ini dari awal hingga akhir.
  • Identifikasi semua langkah dalam produksi, termasuk aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.
  • Soroti area yang tidak efisien dan bottlenecks.

4. Identifikasi pemborosan

Lean manufacturing bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk pemborosan. Langkah ini membantu Anda mengenali aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah untuk dihilangkan.

Aktivitas:

  • Gunakan VSM untuk mengidentifikasi pemborosan
  • Klasifikasi waste ke dalam kategori untuk analisis lebih lanjut (Mura = fluktuasi, Muri = beban berlebih, Muda = pemborosan).

5. Diskusikan dengan tim Anda

Lean manufacturing melibatkan keterlibatan karyawan di semua tingkatan organisasi. Kerja sama ini mendorong pengembangan solusi praktis dan memastikan akuntabilitas dalam lean manufacturing.

Aktivitas:

  • Berdiskusi dengan tim untuk menghilangkan pemborosan yang teridentifikasi.
  • Libatkan karyawan di semua tingkatan untuk mendapatkan wawasan dan dukungan.
  • Tetapkan seorang manajer proyek untuk mengawasi inisiatif lean.
  • Definisikan peran dan tanggung jawab anggota tim secara jelas.

6. Pemantauan dan pengendalian

Pemantauan dan pengendalian dilakukan untuk memastikan target tercapai serta adanya perbaikan berkelanjutan. Ini sejalan dengan prinsip lean manufacturing, yaitu kaizen atau perfection.

Aktivitas

  • Pantau progres melalui KPI dan metrik yang telah ditentukan.
  • Lakukan tinjauan dan audit berkala untuk menilai apakah tujuan telah tercapai.
  • Terapkan tindakan perbaikan jika target tidak tercapai.
  • Pertahankan perbaikan melalui pelatihan dan pengembangan staf.

Best practice lean manufacturing

  1. Tetap fokus pada tujuan Anda: Dalam lean manufacturing, menjaga fokus pada hasil akhir seperti efisiensi dan pengurangan pemborosan adalah kunci untuk mencapai kemajuan yang stabil. Toyota, sebagai contoh, terus berpegang pada prinsip kaizen, meski ada perubahan yang tidak terduga dalam pasar.
  1. Utamakan staf Anda: Seperti tim olahraga yang berkembang di bawah pelatih tangguh, tim lean manufacturing berkembang dengan pemimpin yang menerapkan prinsip-prinsip lean, menunjuk manajer proses yang kompeten, dan memberikan panduan serta sumber daya yang berkelanjutan. Dukungan yang konsisten, baik melalui pelatihan, sumber daya, atau dorongan, membantu karyawan dalam menerapkan prinsip lean dan mendorong perbaikan.
  1. Bangun budaya perbaikan: Lean manufacturing bukan hanya tentang alat dan teknik, tapi juga pola pikir. Membangun budaya yang mendorong perbaikan terus-menerus adalah kunci untuk kesuksesan yang berkelanjutan, dengan mengajak karyawan untuk aktif menemukan masalah, mencari solusinya, memberi saran untuk perbaikan, dan mencoba ide-ide baru..
  1. Gunakan ERP: Software MRP manufaktur memberikan solusi otomatisasi yang sangat berguna dalam industri manufaktur. Setelah memperkuat sistem operasional, mengintegrasikan software manufaktur dapat meningkatkan efisiensi dengan mengotomatiskan tugas-tugas rutin, mengurangi kesalahan, dan meminimalkan penundaan serta menghemat waktu dan sumber daya untuk inovasi dan inisiatif strategis.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Apa itu master production schedule?

Master Production Schedule (MPS) adalah panduan utama dalam manufaktur yang menetapkan apa, kapan, dan berapa banyak yang harus diproduksi, menggunakan data dari bill of material (BOM) untuk mengidentifikasi kebutuhan bahan baku dan jadwal penerimaannya.

Jadwal ini berperan sebagai kesepakatan antara departemen penjualan dan produksi, memastikan bahwa permintaan penjualan dapat dipenuhi dengan efisien oleh produksi. Dalam sistem ERP manufaktur modern, MPS menjadi bagian integral dari software Advanced Planning and Scheduling (APS).

MRP vs. MPS

Material Requirements Planning (MRP) dan MPS adalah alat yang digunakan dalam perencanaan manufaktur, tetapi keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Tabel di bawah menunjukkan perbedaannya.

Tabel yang menunjukan perbedaan antara Material Requirements Planning (MRP) dan Master Production Schedule (MPS)

Penggunaan master production schedule

  • Rencana produksi: MPS merencanakan produksi barang jadi untuk periode tertentu, menentukan produk apa dan berapa jumlahnya untuk memenuhi permintaan pelanggan.
  • Perencanaan kapasitas: ​​MPS berperan penting dalam Rough Cut Capacity Planning (RCCP), memastikan ketersediaan sumber daya mesin dan tenaga kerja yang memadai sesuai dengan jadwal produksi yang tercantum dalam MPS.
  • Manajemen inventaris: MPS memegang peran krusial dalam pengelolaan inventaris dengan menentukan waktu dan jumlah produksi yang tepat. Fokus utamanya adalah menjaga tingkat persediaan tetap efisien sambil memastikan ketersediaan yang memadai untuk memenuhi permintaan pelanggan.
  • Memproses informasi: MPS membantu Anda menentukan kapan harus memesan material yang dibutuhkan dan memperbaiki efisiensi operasional. Sinkronisasi sistem manajemen yang berbeda, seperti pemasaran dan keuangan, dapat meningkatkan kelancaran proses ini secara signifikan.
  • Alokasi sumber daya: MPS membantu mengalokasikan sumber daya dengan efisien untuk setiap varian produk, termasuk bahan, peralatan, dan tenaga kerja.
  • Komunikasi & koordinasi: MPS memastikan pemahaman jadwal produksi yang konsisten di seluruh perusahaan, memfasilitasi kolaborasi antara departemen produksi, pengadaan, dan penjualan.

Komponen utama dari master production schedule

Untuk mengatur jadwal produksi secara efektif, langkah pertama adalah membuat rencana permintaan yang didasarkan pada data penjualan yang akurat. Dengan informasi ini, Anda dapat merencanakan produksi untuk beberapa minggu ke depan. 

Pastikan untuk memperhitungkan semua komponen yang diperlukan dalam pengembangan jadwal produksi utama Anda.

  • Daftar produk: Setelah menganalisis semua model produk menggunakan analisis ABC, susunlah model tersebut berdasarkan popularitasnya. Produk yang paling banyak diproduksi harus diutamakan dalam daftar.
  • Variasi produk: Dalam MPS, kita menentukan berbagai versi atau variasi produk, seperti ukuran, warna, atau konfigurasi yang berbeda.
  • Horizon waktu: Komponen ini menentukan tenggat waktu dan durasi tugas, bervariasi dari minggu hingga bulan, sesuai kebutuhan organisasi.
  • Jumlah produksi: Komponen ini menguraikan berapa banyak setiap versi produk yang harus Anda buat selama periode tertentu.

Manfaat penggunaan master production schedule

  • Peningkatan efisiensi: MPS menyederhanakan produksi dengan mengintegrasikan perencanaan bisnis ke dalam operasi, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan meningkatkan efisiensi waktu dan bahan.
  • Mengurangi biaya: MPS membantu meningkatkan efisiensi produksi perusahaan dengan mengurangi waktu mesin menganggur, jam kerja tambahan, dan mengelola inventaris lebih baik. Ini memungkinkan operasi yang lebih lancar dan penggunaan sumber daya yang lebih efektif.
  • Menghindari kemacetan: Anda dapat mencegah gangguan produksi dengan memastikan ketersediaan sumber daya yang cukup. MPS membantu mengidentifikasi dan memperbaiki masalah secara dini untuk menjaga kelancaran operasional.
  • Akurasi perkiraan: Mengintegrasikan perkiraan permintaan yang akurat ke dalam perencanaan produksi melalui MPS dapat meningkatkan akurasi perkiraan produksi. Hal ini membantu mencegah produksi berlebihan atau kekurangan suatu produk.
  • Mengurangi stockout: MPS memungkinkan Anda mengoordinasikan jadwal produksi dengan tingkat inventaris dan permintaan pelanggan yang diharapkan. Ini berarti Anda akan secara konsisten memiliki stok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, meminimalkan risiko kehabisan stok dan kehilangan penjualan.
  • Visibilitas real-time: MPS memungkinkan pengawasan terhadap produksi, stok, dan lokasi pesanan. Dengan informasi yang tersedia, keputusan dapat diambil dengan cepat, termasuk perubahan rencana produksi atau penyesuaian sumber daya sesuai kebutuhan.
  • Meningkatkan kepuasan karyawan: MPS meningkatkan kebahagiaan karyawan dengan menyediakan jadwal yang tepat dan mengurangi perubahan di menit-menit terakhir. Hal ini memungkinkan karyawan untuk mengetahui apa yang diharapkan dan mengurangi kesibukan yang tiba-tiba, sehingga menurunkan tingkat stres dalam pekerjaan.
  • Layanan pelanggan lebih baik: MPS mempercepat pengiriman pesanan pelanggan dan mengurangi kesalahan. Kepuasan pelanggan berkontribusi pada reputasi dan pertumbuhan bisnis yang lebih baik.

Cara produsen menggunakan MPS

MPS bertindak sebagai jembatan antara proyeksi permintaan dan perencanaan bahan. Ini mengubah estimasi permintaan menjadi rencana produksi terperinci dengan memperhitungkan kapasitas produksi, stok tersedia, dan waktu produksi yang dibutuhkan.

Alur prosesnya adalah sebagai berikut:

1. Demand forecasting

Master Production Schedule (MPS) dimulai dengan melakukan estimasi terhadap permintaan produk di masa depan, yang didasarkan pada analisis data historis, tren pasar, pesanan pelanggan, dan faktor-faktor terkait lainnya. Peramalan ini menjadi landasan untuk merancang rencana produksi dalam kerangka MPS.

2. Master Production Scheduling (MPS)

MPS secara cermat mempertimbangkan kebutuhan pelanggan serta aspek produksi seperti kapasitas, inventaris, dan durasi, untuk menyusun rencana produksi yang koheren. 

Rencana ini menetapkan jumlah produk yang harus diproduksi per periode waktu tertentu, dengan tujuan memastikan ketersediaan barang yang cukup untuk dijual tanpa pemborosan sumber daya atau biaya yang berlebihan.

3. Material Requirements Planning (MRP)

Output MPS dimasukkan ke dalam Material Requirements Planning (MRP), yang memecah rencana produksi menjadi kebutuhan material tertentu, seperti bahan mentah, komponen, dan subperakitan yang diperlukan untuk jadwal produksi. 

Proses ini membantu menentukan kapan dan berapa banyak setiap bahan yang dibutuhkan, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti waktu tunggu, stok pengaman, dan aturan pemesanan.

4. Pengadaan dan produksi

Aktivitas pengadaan dimulai setelah proses MRP selesai, memastikan Anda mendapatkan bahan dan suku cadang yang diperlukan tepat waktu. Pada saat yang sama, Anda merencanakan dan melaksanakan produksi mengikuti MPS, yang bertujuan untuk mencapai sasaran dan tenggat waktu produksi.

5. Monitoring dan control

Selama proses produksi, kami dengan teliti memantau MPS dan melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan untuk mengakomodasi perubahan dalam permintaan, masalah rantai pasokan, atau kejadian tak terduga. Evaluasi kinerja kami didasarkan pada faktor-faktor seperti efisiensi produksi, ketepatan waktu pengiriman, dan kecepatan pengelolaan inventaris.

6. Feedback loop

Kami memperoleh umpan balik dari berbagai tahap proses produksi, termasuk pesanan pelanggan, inventaris, dan hasil produksi, yang kemudian kami integrasikan ke dalam MPS kami. 

Siklus umpan balik ini meningkatkan pemahaman kami akan kebutuhan pelanggan, perencanaan produksi yang lebih efektif, serta pengelolaan inventaris yang lebih cerdas, memperkuat kinerja MPS seiring berjalannya waktu.

Pengaturan untuk menerapkan MPS 

Master Production Schedule biasanya diterapkan dalam pengaturan make-to-stock, namun dapat menjadi efektif dalam berbagai lingkungan manufaktur. Berikut pengaturannya:

Make-to-stock (MTS)

Dalam pengaturan manufaktur seperti MTS, di mana produk dibuat terlebih dahulu berdasarkan perkiraan permintaan, MPS membantu menyelaraskan rencana produksi dengan penjualan yang diharapkan. 

Dengan memperkirakan produk yang dibutuhkan, perusahaan dapat menghindari produksi terlalu banyak atau kehabisan stok, sehingga inventaris dapat dikelola secara efektif dan mengurangi pemborosan.

Make-to-order (MTO)

Penggunaan MPS tetap membantu saat produk dibuat hanya setelah ada pesanan dari pelanggan (MTO). Hal ini membantu produsen mengelola sumber daya mereka dengan lebih baik, memastikan ketersediaan kapasitas yang cukup untuk menyelesaikan pesanan dengan tepat waktu.

Assemble-to-order (ATO)

Produsen ATO merasakan manfaat MPS dengan menggabungkan produk sesuai permintaan pelanggan menggunakan suku cadang yang sudah jadi. Pendekatan ini membantu dalam mengatur tugas perakitan dan sub-perakitan, memastikan ketersediaan semua komponen yang diperlukan, dan mengamankan proses perakitan produk secara efisien.

Produksi batch

Di lingkungan produksi berbasis batch, MPS memiliki peran penting dalam menentukan volume optimal dan urutan pembuatan setiap kali. Dampaknya adalah efisiensi yang meningkat, mengurangi waktu yang terbuang untuk peralihan antar tugas.

Penyesuaian massal

Penyesuaian massal menggabungkan pengaturan MTS dan MTO terbaik, yang melibatkan pembuatan banyak bagian standar berdasarkan jadwal dan menyesuaikannya untuk pesanan individual. 

Pendekatan ini memfasilitasi koordinasi yang lebih lancar dan perakitan produk akhir yang lebih cepat, sehingga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dan lebih cepat.

Best practices master production schedule

Menyeimbangkan supply dan demand

Sesuaikanlah produksi dengan permintaan pelanggan untuk mencapai hasil terbaik. Mendorong terlalu keras dapat mengakibatkan pemborosan waktu dan uang, sementara pemanfaatan yang kurang risiko dapat mengakibatkan kehilangan pendapatan. Temukan keseimbangan yang tepat untuk mencapai hasil optimal.

Selaraskan MPS dengan tujuan bisnis

Pastikan bahwa master production schedule mendukung tujuan organisasi secara menyeluruh, baik itu dalam mengurangi waktu tunggu, meningkatkan layanan pelanggan, atau menurunkan biaya produksi. Penting untuk menyesuaikan MPS agar dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan efektif.

Pantau metrik dan lakukan penyesuaian

Evaluasi kinerja master production schedule Anda dengan memeriksa indikator seperti ketaatan jadwal, ketersediaan stok, penggunaan sumber daya, dan ketepatan pengiriman. Bandingkan dengan kinerja sebelumnya untuk mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan, dan lakukan pemantauan dan penyesuaian terus-menerus untuk menjaga kelancaran produksi.

Berkoordinasi dengan berbagai departemen

Untuk meningkatkan keberhasilan MPS, kolaborasi yang erat diperlukan antara tim produksi, penjualan, pemasaran, pengadaan, dan keuangan. Komunikasi yang terbuka, koordinasi tindakan, serta pemanfaatan ide-ide dari setiap anggota menjadi kunci dalam menyelesaikan masalah dan memastikan kelancaran rencana produksi.

Gunakan software untuk merampingkan operasi

Pemanfaatan asoftware seperti sistem ERP dan MRP mempermudah manajemen MPS melalui analisis data waktu nyata dan otomatisasi tugas. Dengan demikian, perencanaan produksi menjadi lebih akurat, komunikasi efisien, dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan pasar terasah.

Software untuk master production schedule

Langkah awal dalam memilih software untuk MPS adalah mengidentifikasi kebutuhan, anggaran, dan kemampuan setiap opsi. Penting juga untuk memahami perbedaan antara ERP dan MRP serta mempertimbangkan faktor-faktor kunci dalam pemilihan solusi yang sesuai.

Enterprise Resource Planning (ERP)

Sistem ERP adalah software lengkap yang mengintegrasikan dan mengawasi operasi bisnis di berbagai bagian perusahaan, mencakup fitur untuk menangani produksi, inventaris, pembelian, penjualan, keuangan, SDM, dan aspek lainnya. 

Mengenai MPS, sistem ERP memungkinkan pengguna untuk merancang dan mengendalikan jadwal produksi dengan mempertimbangkan prediksi permintaan, inventaris yang tersedia, ketersediaan sumber daya, dan kemampuan produksi. Ini menawarkan pusat terpusat untuk mengatur dan mengarahkan tugas-tugas produksi, menjamin keselarasan dengan tujuan dan rencana bisnis secara keseluruhan.

Material Requirements Planning (MRP)

Sistem MRP menyederhanakan manajemen bahan untuk produksi, dengan MPS sebagai panduan utama dalam menetapkan jadwal produksi dan kebutuhan material. 

Dengan menggunakan MPS, sistem MRP memastikan perencanaan bahan untuk setiap item dalam BOM, mempertimbangkan waktu tunggu, inventaris, dan perkiraan permintaan, sehingga terbentuk rencana kebutuhan material yang akurat.

Memilih software yang tepat untuk digunakan

Saat memutuskan antara perangkat lunak ERP dan MRP, ada faktor penting yang harus Anda ingat:

  • Kebutuhan bisnis: Sistem MRP mungkin memadai bila fokusnya hanya pada optimasi jadwal produksi dan manajemen material. Namun, jika Anda harus menangani aspek keuangan, SDM, dan jadwal produksi secara keseluruhan, maka sistem ERP menjadi pilihan yang lebih baik.
  • Skalabilitas: Software yang dapat berkembang seiring dengan bisnis manufaktur Anda sangat penting. Sistem ERP lebih baik dalam meningkatkan skalanya agar sesuai dengan pertumbuhan operasi dan kebutuhan Anda dibandingkan software MRP yang berdiri sendiri.
  • Harga: Sistem ERP cenderung lebih mahal karena menyediakan beragam fitur dan menangani banyak aspek tugas. Meskipun demikian, jika fokus utama Anda adalah pada perencanaan produksi dan pengelolaan material, sistem MRP dapat menjadi pilihan yang lebih ekonomis.
  • Integrasi: Evaluasi sejauh mana kelancaran integrasi perangkat lunak dengan sistem dan proses yang ada saat ini merupakan hal krusial. Meskipun sistem ERP telah diatur untuk berintegrasi dengan beragam departemen bisnis manufaktur, solusi MRP software yang berdiri sendiri mungkin memerlukan upaya tambahan dalam proses integrasi.
  • Kemudahan: Pelatihan yang efektif dan pengenalan yang baik sangat berperan dalam keberhasilan implementasinya, terutama mengingat perbedaan dalam tingkat kompleksitas dan antarmuka antara sistem ERP dan MRP.

Kesimpulan

Master Production Schedule (MPS) mengoordinasikan produksi dengan permintaan, memastikan pengiriman tepat waktu dan penggunaan sumber daya yang efisien. Namun, ketergantungan pada metode manual dapat memperlambat proses secara keseluruhan.

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan penggunaan software canggih yang dapat meningkatkan pengelolaan inventaris melalui otomatisasi pemenuhan. Pendekatan proaktif ini akan memastikan Anda tetap unggul dalam pertumbuhan dan kesuksesan berkelanjutan di dalam lanskap manufaktur yang berubah dengan cepat.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Apa itu COGM?

Cost of Goods Manufactured (COGM) adalah indikator total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses pembuatan produk selama periode tertentu, termasuk biaya untuk mengubah bahan mentah menjadi produk jadi yang siap dijual, namun tidak termasuk biaya operasional seperti utilitas atau pemasaran.

Meskipun demikian, COGM tidak secara langsung dimasukkan dalam laporan laba rugi perusahaan. Sebaliknya, komponen-komponennya, seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik, disertakan dalam bagian harga pokok penjualan (COGS) pada laporan laba rugi.

Mengapa penting untuk mengetahui COGM

Harga Pokok Produksi (COGM) merupakan hal yang penting dalam akuntansi bisnis, khususnya bagi perusahaan manufaktur. Berikut alasannya:

  • Pelacakan dan pengendalian biaya: Memahami COGM membantu perusahaan dalam mengelola biaya produksi dengan lebih efisien. Dengan metrik ini, perusahaan dapat mengidentifikasi pengeluaran berlebihan dan merumuskan strategi pengurangan biaya untuk meningkatkan keuntungan.
  • Analisis profitabilitas: Memahami COGM penting untuk menghitung biaya produksi per unit produk, menilai profitabilitas, menetapkan harga jual, dan menentukan margin keuntungan.
  • Manajemen inventaris: COGM membantu mengatur produksi, menghindari kelebihan stok, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya, sehingga mengurangi pemborosan uang pada inventaris berlebihan.
  • Laporan keuangan: Untuk menghitung COGS dalam laporan keuangan Anda, Anda harus mengetahui COGM Anda terlebih dahulu. Efisiensi dan penghematan biaya terwujud ketika COGM Anda lebih rendah dari total produksi yang dihasilkan.
  • Penganggaran: Perusahaan bisa meningkatkan perencanaannya dengan menganalisis data COGM masa lalu, seperti produksi, biaya bahan baku, dan tenaga kerja. Analisis ini mendukung keputusan alokasi sumber daya, penetapan harga, dan perencanaan jangka panjang.
  • Pengambilan keputusan: Memahami COGM penting untuk pengambilan keputusan produksi, termasuk pilihan menggandeng bantuan eksternal, investasi mesin baru, dan keputusan strategis lainnya dalam manufaktur.

COGM vs. COGS

Harga pokok penjualan (COGS) adalah parameter penting dalam mengukur keuntungan perusahaan dari penjualan produknya, mencakup pengeluaran terkait langsung dengan produksi barang dalam periode tertentu.

Berbeda dengan COGM yang mencakup seluruh biaya produksi, COGS secara eksplisit menjelaskan pengeluaran seperti bahan mentah, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang terkait langsung dengan produk yang dijual.

COGM vs. TMC

Berbeda dengan total biaya produksi (TMC), COGM tidak memasukkan biaya barang belum selesai yang tersisa pada akhir suatu periode, yang dikenal sebagai persediaan akhir barang dalam proses. Sebaliknya, COGM menunjukkan semua biaya yang dihadapi perusahaan manufaktur ketika membuat produk jadi, termasuk biaya langsung dan tidak langsung seperti bahan baku dan tenaga kerja.

Secara sederhana, COGM memberikan gambaran lengkap berapa biaya pembuatan produk dari awal hingga akhir, tanpa memperhitungkan biaya terkait barang yang belum selesai. Ini mencakup segala hal mulai dari bahan mentah dan tenaga kerja hingga biaya lain yang terlibat dalam produksi.

Komponen dari COGM

  • Tenaga kerja langsung: Komponen ini hanya mencakup biaya pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi, termasuk upah dan tunjangan bagi pekerja yang melakukan tugas seperti perakitan produk atau pengoperasian mesin.
  • Bahan langsung: Komponen ini merujuk kepada bahan baku yang langsung digunakan dalam proses pembuatan produk dan dapat dilacak dengan mudah dari awal hingga akhir. Contohnya adalah kayu untuk furnitur, baja untuk mesin, atau kain untuk pakaian.
  • Biaya overhead: Biaya produksi tidak langsung, meskipun tidak terkait dengan produk secara langsung, tetap merupakan aspek penting dalam operasional. Rentang biaya ini meliputi sewa pabrik, utilitas, depresiasi peralatan, serta biaya tenaga kerja tidak langsung seperti gaji supervisor.
  • Persediaan WIP awal: Ini mewakili nilai barang jadi sebagian dari periode akuntansi sebelumnya yang masih dalam proses produksi pada awal periode berjalan.
  • Persediaan akhir WIP: Ini mewakili nilai barang jadi sebagian yang masih dalam proses produksi pada akhir periode akuntansi berjalan.

Cara menghitung COGM

Untuk menentukan COGM, Anda perlu mengumpulkan berbagai informasi, yang bisa menjadi rumit. Pendekatan yang lebih mudah adalah dengan mengikuti serangkaian rumus yang dikenal sebagai jadwal COGM.

1. Inventaris awal

Persediaan awal merujuk pada jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode tertentu, seperti kuartal atau tahun keuangan. Anda dapat menghitungnya dengan menggunakan rumus ini:

Rumus inventaris away

2. Bahan baku yang digunakan

Bagian ini mencakup pengeluaran bahan baku yang digunakan selama periode tertentu, menghitung pembelian bahan dan perubahan dalam inventaris dari awal hingga akhir periode tersebut.

Rumus bahan Baku yang digunakan

3. Biaya tenaga kerja langsung

Untuk menghitung biaya tenaga kerja langsung, tambahkan total uang yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang digunakan dalam pembuatan produk atau jasa. Ini dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah jam kerja dengan upah per jam yang diberikan kepada pekerja.

Rumus biaya tenaga kerja

Pengelolaan gaji dan tunjangan untuk karyawan penuh waktu serta pemantauan hadir bagi karyawan paruh waktu adalah aspek penting dalam administrasi perusahaan. Kehadiran departemen SDM yang tangguh menjadi krusial dalam mengelola penggajian dan aspek ketenagakerjaan lainnya bagi perusahaan yang besar.

4. Biaya overhead

Biaya overhead mencakup biaya tidak langsung seperti utilitas, sewa, penyusutan, pemeliharaan, dan tenaga kerja tidak langsung yang diperlukan dalam produksi. Perhitungan melibatkan akumulasi biaya dalam suatu periode dan alokasi ke produksi menggunakan tarif atau metode penetapan biaya berdasarkan aktivitas.

5. Total biaya produksi

Jumlahkan bahan langsung yang digunakan, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik untuk menemukan TMC Anda.

Rumus total biaya produksi, atau total manufacturing cost (TMC)

6. Inventaris akhir

Untuk menemukan persediaan akhir Anda, kurangi persediaan awal dari total penjualan pada periode tersebut. Perhitungan ini memberi Anda jumlah persediaan yang tersisa setelah penjualan.

Rumus inventaris akhir

7. Kalkulasi COGM

Untuk menyelesaikan ini, kurangi saldo akhir inventaris barang dalam proses (WIP) dari total termasuk biaya produksi yang ditambahkan ke inventaris WIP awal. Rumus COGM adalah sebagai berikut:

Rumus COGM, yang membantu Anda mengetahui cara menghitung COGM.

COGM adalah jumlah total yang Anda bayarkan untuk bahan dan tenaga kerja dalam proses pembuatan produk Anda. Ini memungkinkan Anda untuk membandingkan biaya aktual produksi dengan perkiraan yang telah Anda tetapkan sebelumnya.

Contoh penghitungan COGM

Bayangkan sebuah perusahaan fiktif bernama ABC Manufacturing yang membuat widget. Pada bulan Januari, perusahaan mempunyai biaya-biaya berikut:

  • Bahan Langsung:

Bahan baku yang dibeli: $10,000

Bahan tambahan yang digunakan dari inventaris: $2.000

Total bahan langsung yang digunakan: $12.000

  • Tenaga Kerja Langsung:

Gaji yang dibayarkan kepada karyawan manufaktur: $8,000

  • Biaya Overhead:

Penyusutan peralatan manufaktur: $1.500

Utilitas untuk fasilitas manufaktur: $1.000

Tenaga kerja tidak langsung (gaji pengawas): $3,000

Total biaya overhead produksi: $5.500

  • Persediaan WIP Awal: $6,000
  • Persediaan akhir WIP: $4,000

Perhitungan harga pokok produksi (COGM) periode ini:

  • Total Manufacturing Costs:

$12,000 (Direct Materials) + $8,000 (Direct Labor) + $5,500 (Manufacturing Overhead) = $25,500

  • Cost of Goods Manufactured:

$6,000 (Beginning WIP Inventory) + $25,500 (Total Manufacturing Costs) – $4,000 (Ending WIP Inventory) = $27,500

Pada bulan Januari, perusahaan menghabiskan $27.500 untuk membuat widget siap dijual. COGM menanggung semua biaya yang terkait dengan produksi widget ini pada bulan tersebut.

Best practice untuk perhitungan COGM

  • Pelacakan Inventaris Akurat: Penting untuk mencatat dengan akurat bahan mentah, barang dalam proses, dan inventaris barang jadi serta menggunakan teknologi seperti barcode, RFID, untuk pelacakan inventaris secara waktu nyata.
  • Penetapan Biaya Standar: Teknik penetapan biaya standar digunakan untuk menetapkan biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk berbagai elemen produksi, seperti bahan langsung, tenaga kerja, dan biaya overhead. Standar ini perlu diperbarui secara berkala untuk memastikan kesesuaian dengan perubahan harga dan biaya terkini.
  • Manajemen Inventaris yang Efisien: Dengan menerapkan teknik manajemen inventaris yang ramping seperti sistem Just-in-Time (JIT), biaya penyimpanan dan risiko inventaris usang dapat dikurangi secara signifikan.
  • Hubungan Pemasok: Membangun hubungan baik dengan pemasok untuk mendapatkan penawaran dan diskon yang lebih menguntungkan serta meningkatkan efisiensi rantai pasokan, sehingga mengurangi biaya produksi.
  • Investasi dalam Teknologi: Memanfaatkan sistem ERP, MES, dan analisis data untuk otomatisasi tugas, meningkatkan visibilitas, dan memperbaiki pengambilan keputusan. Teknologi ini menyederhanakan operasional dan memberikan wawasan yang lebih tepat.

Software untuk kalkulasi COGM

Anda bisa menghitung rumus COGM secara manual atau menggunakan software. Menggunakan software meminimalisir kesalahan dan mengotomatiskan proses. 

Berikut adalah gambaran singkat dari masing-masing jenis software yang dapat digunakan:

Enterprise Resource Planning (ERP)

Sistem ERP merupakan sebuah solusi software komprehensif yang mengintegrasikan berbagai aspek bisnis, termasuk manufaktur, manajemen rantai pasokan, keuangan, SDM, dan lain-lain. Dalam penghitungan COGM, sistem ini secara otomatis menghimpun informasi dari beragam bidang, seperti produksi, material, dan keuangan, sepanjang periode tertentu.

Di dalam sistem ERP, perhitungan COGM melibatkan agregasi biaya material, tenaga kerja, dan produksi lainnya serta alokasi ke produk yang diproduksi selama periode tersebut untuk menetapkan total biayanya. Selain itu, sistem ini menyediakan alat untuk menganalisis tren COGM, menemukan cara untuk menghemat biaya, dan meningkatkan efisiensi keseluruhan.

Material Requirements Planning (MRP)

Sistem MRP bertugas melacak bahan baku serta memastikan ketersediaannya untuk produksi sesuai kebutuhan, berdasarkan Bill of Materials (BOM). Selain itu, sistem ini mengelola pesanan pembelian dan jadwal produksi untuk menjaga efisiensi biaya dan kelancaran produksi.

Dalam prosesnya, MRP juga berperan dalam menghitung harga pokok produksi (COGM) dengan akurat, dengan memberikan informasi terperinci mengenai pengeluaran dan penggunaan bahan baku. Informasi ini krusial dalam menentukan total biaya produksi secara keseluruhan.

Manufacturing Execution System (MES)

Sistem MES berfungsi sebagai penghubung antara ERP dan lantai produksi dengan mengawasi operasi manufaktur secara langsung, memantau dan mengelola proses produksi untuk memastikan kelancaran pelaksanaan. 

Dengan menangkap data biaya produksi, seperti penggunaan mesin dan tingkat sisa, sistem MES memberikan wawasan real-time yang penting untuk perhitungan COGM yang akurat, memberdayakan para manajer untuk memantau kinerja, menemukan inefisiensi, dan meningkatkan proses produksi untuk mengurangi biaya.

Memilih software yang tepat

Memilih jenis software yang tepat bergantung pada kebutuhan spesifik Anda. Berikut beberapa pertimbangannya:

  • Lingkup Operasi: ERP menawarkan solusi bisnis komprehensif yang mencakup berbagai proses seperti manufaktur, keuangan, dan sumber daya manusia. Pilih ERP jika Anda membutuhkan solusi yang meliputi semua kebutuhan bisnis Anda. Namun, jika fokus utama Anda adalah pada perencanaan material dan penjadwalan produksi, MRP atau MES bisa menjadi alternatif yang cukup memadai.
  • Kompleksitas Proses Manufaktur: Jika operasi manufaktur Anda kompleks dengan berbagai lokasi, pemrosesan batch, dan manajemen inventaris yang terperinci, sistem ERP menawarkan solusi canggih yang diperlukan. Namun, jika proses produksi Anda lebih sederhana dan tidak memerlukan penyesuaian atau penanganan skenario yang rumit, sistem MRP atau MES dasar mungkin sudah cukup.
  • Integrasi: ERP memudahkan integrasi dengan berbagai software lainnya, seperti akuntansi, CRM, dan manajemen rantai pasokan. Meskipun MRP dan MES dapat terintegrasi, mereka mungkin tidak sekomprehensif ERP.
  • Skalabilitas dan Fleksibilitas: Sistem ERP lebih unggul dalam mendukung perkembangan bisnis Anda karena kemampuannya untuk dengan mudah menambahkan fitur dan modul tambahan, sementara sistem MRP dan MES mungkin menghadapi kendala dalam menyesuaikan pertumbuhan bisnis Anda, mendorong Anda untuk beralih ke sistem ERP demi skalabilitas yang lebih baik.
  • Pertimbangan Biaya: Sistem ERP menawarkan keuntungan jangka panjang dengan menghemat uang dan menyederhanakan operasi, meskipun memerlukan investasi awal yang lebih besar. Sementara itu, sistem MRP dan MEP lebih ekonomis pada awalnya, tetapi untuk perusahaan yang lebih besar atau kompleks, integrasi dengan ERP mungkin diperlukan, dan ini dapat meningkatkan biaya keseluruhan.
  • Keramahan Pengguna dan Pelatihan: Sistem ERP membutuhkan pelatihan yang lebih ekstensif karena melibatkan beragam bidang, berbeda dengan MRP dan MES yang lebih sederhana dan terfokus, sehingga memerlukan pelatihan yang lebih sedikit.

Kesimpulan

Menghitung harga pokok produksi (COGM) mungkin tampak rumit, namun penting untuk meningkatkan efisiensi produksi dan keuntungan. Dengan menganalisis COGM secara detail, bisnis dapat menentukan area yang perlu ditingkatkan dan mengurangi biaya secara efektif. 

Bisnis harus menggunakan software canggih, seperti sistem ERP, untuk mempermudah penghitungan COGM. Alat-alat ini mengotomatiskan perhitungan dan mencatat data penting secara akurat, mengurangi kemungkinan kesalahan dari input manual.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Apa itu bill of material?

Bill of Materials (BOM) adalah sebuah daftar lengkap yang menguraikan semua yang diperlukan untuk membuat atau memperbaiki suatu produk, mencakup semua bahan baku dan instruksi perakitan. Biasanya terkait dengan pesanan produksi, membantu pengendalian inventaris dan perencanaan penyetokan ulang.

Dengan sifatnya yang komprehensif, berbagai tim seperti desain, teknik, operasi, manufaktur, dan pembelian bekerja sama untuk memastikan keakuratan informasi produk yang tercantum dalam BOM, yang sangat penting untuk manajemen produksi yang efisien.

Beberapa keuntungan memiliki BOM antara lain:

  • Perencanaan material yang akurat
  • Estimasi biaya
  • Kontrol kualitas
  • Sumber yang disederhanakan
  • Pengendalian versi
  • Instruksi perakitan yang jelas
  • Kepatuhan terhadap peraturan

Jenis bill of material

Bill of Materials (BOM) bervariasi dalam jenis dan gaya berdasarkan tempat produk berada dalam proses produksi.

  • Engineering BOM (EBOM): EBOM umumnya mencantumkan beragam nomor komponen dan cadangan, bahkan terkadang memasukkan komponen baru atau imajinatif. Proses pembuatannya biasanya melibatkan penggunaan desain berbantuan komputer (CAD), meskipun spesifikasi setiap komponennya tidak selalu sangat tepat.
  • Manufacturing BOM (MBOM): MBOM adalah adaptasi dari EBOM yang ditujukan secara khusus untuk proses produksi. Dokumen ini mencakup informasi tambahan yang esensial, seperti instruksi perakitan, langkah-langkah produksi tertentu, serta daftar peralatan yang dibutuhkan.
  • Sales BOM: BOM jenis ini memiliki perbedaan signifikan dengan jenis BOM lainnya karena mencakup daftar lengkap suku cadang yang diperlukan untuk merakit produk sebelum tahap penjualan. Dalam BOM ini, baik produk jadi maupun komponen-komponennya terdaftar secara terpisah dalam pesanan penjualan.
  • Service BOM: BOM servis memberikan daftar detail suku cadang, petunjuk perbaikan, dan langkah pemasangan. Teknisi menggunakannya di lokasi, baik di tempat pelanggan maupun di lokasi lainnya.

Struktur BOM

BOM biasanya mengikuti hierarki dengan menempatkan produk akhir pada level tertinggi, mencantumkan kode produk, deskripsi, jumlah, biaya, dan spesifikasi tambahan. Dua cara umum untuk mengatur BOM adalah melalui format single level dan multi-level.

Single-level BOM

Single-level BOM adalah daftar langsung bagian-bagian yang diperlukan untuk membuat sesuatu. Struktur BOM ini memiliki tampilan yang sederhana, hanya menunjukkan satu tingkat komponen, rakitan, dan material.

Meskipun kesederhanaannya memiliki kelebihan, struktur BOM ini mungkin tidak cocok untuk produk yang lebih kompleks. Single-level BOM dapat mempersulit pengidentifikasi material spesifik yang perlu diperbaiki atau diganti jika produk mengalami masalah kualitas. 

Multi-level BOM

Multi-level BOM atau indented BOM, adalah representasi terperinci dari struktur suatu produk, mirip dengan sebuah pohon keluarga yang mencatat semua komponen dan perakitanannya. Dalam struktur BOM ini, setiap komponen dan subperakitan dipisahkan secara rinci untuk memperjelas semua elemen yang dibutuhkan dalam pembuatan produk tersebut.

Setiap level BOM mengidentifikasi komponen dan bahan baku yang diperlukan untuk menyusun item induk, serta menyoroti keterkaitan antara komponen-komponen tersebut. Sebagai contoh, jika suatu item merupakan subkomponen, BOM akan menyajikan daftar lengkap komponen dan bahan baku yang diperlukan untuk subkomponen tersebut.

Contoh bill of material

Templat yang menunjukan contoh bill of material (BOM)

Untuk mengunduh dan menggunakan template BOM ini, klik di sini.

Cara membuat bill of material

Apa yang harus disertakan

  • Tingkat BOM: Bagian ini menjelaskan tingkat hierarki setiap komponen dalam proses perakitan atau struktur produk. Rakitan yang signifikan terletak pada tingkat yang lebih tinggi, sementara sub-rakitan atau bagian individual berada pada tingkat yang lebih rendah.
  • Nomor bagian: Setiap bagian di BOM diberikan ID unik dalam skema penomoran pelacakan. Namun, pemahaman yang mendalam tentang setiap bagian penting agar skema penomoran dapat dilakukan dengan akurat.
  • Nama bagian: Menjelaskan komponen dengan jelas dan ringkas memungkinkan pengguna untuk lebih mudah mengidentifikasi dan merakitnya.
  • Fase: Komponen ini memberikan informasi yang tepat tentang posisi produk dalam product lifecycle, apakah sedang dalam tahap pengembangan, produksi, atau penghentian. 
  • Deskripsi: Informasi ini mencakup semua yang Anda butuhkan tentang barang tersebut, termasuk spesifikasi, bahan, ukuran, dan fitur uniknya.
  • Jumlah: Bagian ini memberi tahu Anda berapa banyak setiap bagian yang Anda perlukan untuk merakit suatu item. Menentukan berapa banyak bahan yang Anda perlukan untuk membuat sesuatu sangatlah penting.
  • Satuan Ukuran: Deskripsi dan pengukuran bekerja sama untuk memastikan semuanya dilakukan dengan benar dan tidak ada yang terbuang. Pengukuran umum mencakup sentimeter, gram, dan tab.
  • Jenis Pengadaan: Bagian ini menjelaskan dari mana komponen tersebut berasal — apakah dibeli dari pemasok, dibuat sendiri, subkontrak, atau didaur ulang.
  • Penanda Referensi: Anda hanya memerlukan penanda referensi jika suatu produk memiliki rakitan PCB atau komponen listrik. Kode-kode ini, terdiri dari angka dan huruf, menunjukkan letak setiap komponen di papan.
  • Catatan BOM: Bagian ini memberikan detail atau arahan tambahan terkait BOM. Ini mencakup hal-hal seperti perubahan yang akan datang, standar yang harus dipenuhi produk, aturan apa pun yang harus dipatuhi, atau perawatan khusus apa pun yang diperlukan.

Apa yang perlu diketahui

Pemahaman produk

Jika Anda tidak dapat membayangkan penampilan produk Anda atau cara kerjanya, lewati pembuatan bill of material. Anda seharusnya sudah memiliki desain produk, mengumpulkan bahan, dan menguji produk akhir sekarang.

Semakin baik Anda memahami produk Anda, semakin baik daftar bahan Anda dalam mencantumkan semuanya secara akurat dan efektif.

Strategi untuk pendekatan BOM

Sebelum Anda memulai pemahaman tentang Bill of Materials (BOM) Anda, tentukan dengan jelas cara pengelolaannya. Tetapkan siapa yang memiliki hak untuk mengeditnya serta strategi pelacakan versi terbaru yang efektif.

Pastikan untuk menandai draf terbaru dan mengatur izin pengeditan secara ketat untuk mencegah kemungkinan kekacauan dan kebingungan di kemudian hari.

Pengguna BOM

Berbagai departemen seperti insinyur, tim pengadaan, manajer produksi, dan personel penjaminan mutu akan menggunakan BOM. Mereka akan menyesuaikan format dan detail BOM sesuai kebutuhan masing-masing, untuk memastikan nama, detail, dan catatan bagian yang jelas dan sesuai.

Informasi yang harus disertakan

Selain aspek yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat elemen penting lain yang harus diperhatikan. Perhatikan secara cermat untuk memastikan keseluruhan sesuai dan beroperasi dengan baik. 

Ini termasuk penentuan barang-barang habis pakai, merek yang dipilih, opsi pengganti, dan fitur-fitur seperti warna atau bentuk.

Organisasi dokumen

Saat membuat bill of material (BOM), ingatlah pentingnya memperhatikan detail. Hal ini membantu dalam pengaturan komponen dan sub-rakitan secara efektif. 

Susun BOM Anda secara logis untuk memudahkan referensi dan pemahaman. Gunakan struktur hierarki untuk menunjukkan hubungan antara kelompok komponen dan sub-rakitan yang serupa.

Software yang harus digunakan

Anda bisa menggunakan Spreadsheet untuk BOM dasar. Meskipun banyak perusahaan menggunakan Microsoft Excel, ada alternatif gratis. 

Namun, seiring bisnis Anda berkembang, Anda mungkin membutuhkan program BOM khusus dengan lebih banyak fitur dan opsi penyesuaian.

Praktik terbaik dalam pembuatan BOM

Standarisasi format menggunakan template

Template standar memastikan konsistensi antar BOM di berbagai proyek atau departemen, sehingga penggunaannya dapat mengurangi kesalahan dan memudahkan semua orang yang terlibat untuk memahaminya.

Buatlah sedetail mungkin

Manajemen BOM yang efektif memerlukan dokumentasi komprehensif tentang setiap komponen dan atributnya. Informasi yang terperinci ini mendukung proses pengadaan, perakitan, dan pemeliharaan dengan lebih akurat.

Sertakan kontrol revisi

Penerapan mekanisme kontrol revisi membantu mengelola perubahan dan pembaruan BOM secara efektif dengan memberikan ID unik untuk setiap perubahan dan mendokumentasikannya. Hal ini memungkinkan pengguna untuk melacak evolusi BOM dengan mudah serta memahami alasan di balik setiap perubahan.

Batasi kemampuan pengeditan

Membatasi siapa pun yang dapat mengedit BOM adalah langkah penting untuk memastikan keakuratan dan kebenarannya. Hanya desainer, insinyur, penyedia, atau manajer proyek yang diberi hak istimewa untuk melakukan pengeditan.

Otomatiskan proses menggunakan software

Penggunaan software atau alat khusus untuk membuat dan mengelola BOM dapat meningkatkan kecepatan dan akurasi secara signifikan. Otomatisasi membantu dalam mengurangi tugas-tugas berulang seperti mengetik data dan melakukan penghitungan, sehingga menghasilkan lebih sedikit kesalahan dan menghemat lebih banyak waktu.

Bill of material software

Menentukan software yang tepat untuk manajemen bill of material (BOM) Anda bergantung pada berbagai faktor. Ini mencakup ukuran organisasi Anda, proses produksi spesifik, dan kebutuhan bisnis Anda. Berikut adalah gambaran singkat dari masing-masing jenisnya:

Enterprise Resource Planning (ERP)

Software ERP mengintegrasikan fungsi-fungsi penting dalam bisnis seperti keuangan, SDM, inventaris, rantai pasokan, dan manufaktur ke dalam satu platform, memfasilitasi kolaborasi antar departemen dan berbagi informasi dengan efektif.

Dengan sistem ERP, Anda dapat membuat, mengedit, dan melacak Bill of Materials (BOM) untuk berbagai produk, serta mengintegrasikannya dengan departemen lain seperti inventaris, pembelian, dan perencanaan produksi, yang menghasilkan pengelolaan material dan sumber daya yang lebih terpadu.

Material Requirements Planning (MRP)

Material Requirement Planning (MRP) membantu mengestimasi kebutuhan bahan baku dan inventaris untuk produksi perusahaan dengan memanfaatkan data jadwal produksi, tingkat inventaris, dan BOM. Dengan menggunakan informasi ini, MRP menentukan bahan yang diperlukan serta menghasilkan pesanan sesuai kebutuhan.

Sistem ini umumnya dilengkapi dengan fitur manajemen BOM yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan memperbarui BOM, mengelola perubahan, dan menghitung kebutuhan material berdasarkan jadwal produksi dan proyeksi permintaan.

Manufacturing Execution System (MES)

Software MES membantu mengendalikan dan melacak aktivitas di lantai pabrik selama proses produksi, memberikan kesegaran waktu nyata mengenai penggunaan bahan sesuai BOM.

Meskipun tidak fokus pada manajemen BOM secara khusus, sistem MES dapat terintegrasi dengan sistem ERP atau MRP untuk mengakses detail BOM terkait pesanan produksi, sambil juga mengelola kontrol mutu, pelacakan pekerjaan, dan alokasi sumber daya yang secara tidak langsung terhubung dengan data BOM.

Memilih software yang tepat untuk digunakan

Memilih jenis software yang tepat bergantung pada kebutuhan spesifik Anda. Berikut beberapa pertimbangannya:

  • Lingkup Operasi: ERP bisa menjadi solusi yang tepat untuk menyeluruh jika bisnis Anda melibatkan banyak aspek selain manufaktur. Namun, jika perhatian utama Anda adalah pada produksi dan perencanaan materi, MRP atau MES mungkin lebih sesuai.
  • Ukuran dan Kompleksitas: Organisasi dengan skala operasi yang lebih besar cenderung mendapatkan keuntungan dari fitur-fitur lengkap yang disediakan oleh sistem ERP. Sebaliknya, organisasi yang lebih kecil atau menengah, dengan kegiatan operasional yang lebih sederhana, mungkin cenderung memilih sistem MRP atau MES yang dianggap lebih sesuai dan mudah diterapkan.
  • Integrasi: Penting untuk mempertimbangkan bagaimana perangkat lunak yang dipilih akan berintegrasi dengan sistem dan proses lain dalam organisasi Anda. Sistem ERP menawarkan integrasi yang lebih luas di berbagai fungsi bisnis, sementara sistem MRP dan MES mungkin lebih fokus pada integrasi dalam domain manufaktur.
  • Anggaran dan Sumber Daya: Perlu dievaluasi biaya implementasi, pemeliharaan, dan pelatihan yang terhubung dengan setiap jenis perangkat lunak. Pilihlah solusi yang sesuai dengan anggaran dan ketersediaan sumber daya Anda.

Kesimpulan

Bill of materials yang terorganisir dengan baik sangat penting untuk efisiensi produksi, meningkatkan produktivitas, dan memberi bisnis Anda keunggulan kompetitif dalam industri yang bergerak cepat saat ini — yang mengarah pada kesuksesan dan pertumbuhan. Software khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda dapat membantu menyederhanakan operasi, mengurangi kesalahan, dan mengelola inventaris secara efisien.

Namun, penting untuk mengevaluasi secara cermat kebutuhan dan keterbatasan unik organisasi Anda saat memilih solusi manajemen BOM. Carilah sistem ERP yang dirancang untuk bisnis manufaktur kecil hingga menengah, dengan sistem manajemen bahan baku terpusat.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

LinkedIn lebih dari sekadar platform untuk memperluas jaringan profesional; platform social media ini juga menjadi wadah untuk pemasaran bisnis, terutama dalam B2B. Data menunjukkan bahwa 62% pemasar B2B mendapatkan leads melalui LinkedIn, menjadikannya platform yang sangat efektif untuk membangun koneksi bisnis dan memperkenalkan merek.

Namun, potensi ini hanya dapat tercapai dengan pemahaman yang jelas tentang cara kerja LinkedIn dan penerapan strategi yang tepat. Tanpa pendekatan yang terencana, upaya pemasaran di LinkedIn tidak akan memberikan hasil yang maksimal.

Apa itu LinkedIn marketing

LinkedIn Marketing adalah strategi pemasaran yang menggunakan platform LinkedIn untuk menjangkau audiens profesional, membangun brand, dan meningkatkan peluang bisnis. Dengan fokus pada komunitas bisnis, LinkedIn memungkinkan perusahaan menargetkan audiens lebih spesifik dibanding platform media sosial lain.

LinkedIn memfasilitasi jaringan profesional melalui profil, koneksi bisnis, dan konten relevan di feed berita, grup industri, dan halaman perusahaan. Algoritma platform ini mempromosikan konten berkualitas, memperluas jangkauan postingan yang mendapat banyak interaksi.

Fitur-fitur LinkedIn untuk bisnis

  • Halaman Perusahaan: Tempat untuk mempromosikan brand, berbagi update, dan menarik perhatian audiens yang relevan.
  • LinkedIn Ads: Iklan berbayar yang memungkinkan bisnis menargetkan audiens berdasarkan industri, lokasi, dan keterampilan.
  • LinkedIn Groups: Forum diskusi untuk terlibat dalam percakapan industri dan membangun otoritas.
  • Content Sharing: Membagikan artikel, video, dan update untuk meningkatkan visibilitas brand.
  • LinkedIn Analytics: Alat untuk melacak kinerja konten dan mengukur dampaknya terhadap audiens.
  • LinkedIn Pulse: Platform untuk menulis artikel panjang yang menunjukkan keahlian dan memperluas jangkauan.
  • InMail: Kirim pesan langsung ke pengguna LinkedIn tanpa terhubung, memungkinkan komunikasi personal dengan prospek.
  • Testimonials: Fitur untuk menerima rekomendasi yang meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan.
  • Sponsored Posts: Iklan berbayar yang mempromosikan konten langsung ke audiens target untuk memperluas jangkauan.

Manfaat dari LinkedIn marketing

Meningkatkan Brand Awareness

LinkedIn kini memiliki lebih dari 770 juta pengguna, dan angka diperkirakan mencapai lebih dari 940 juta pada 2028. Interaksi di platform ini memungkingkan konten Anda untuk muncul di feed koneksi, bahkan pada mereka yang tidak mengikuti Anda. Setiap kali seseorang menyukai atau mengomentari posting, konten tersebut akan muncul di feed koneksi mereka. Ini memberi peluang besar agar audiens Anda berkembang lebih luas melalui interaksi yang terjadi.

Membangun Otoritas Bisnis Anda

LinkedIn adalah platform yang tepat untuk menunjukkan keahlian dan kredibilitas bisnis Anda. Dengan strategi LinkedIn yang kuat, Anda dapat dikenal sebagai thought leader di industri Anda.. Dengan berbagi artikel, studi kasus, atau wawasan melalui LinkedIn Pulse dan postingan reguler, perusahaan dapat membangun otoritas. Audiens yang melihat informasi berharga secara konsisten dari bisnis akan lebih mempercayai dan menganggapnya sebagai pemimpin di bidangnya.

Membuka Peluang untuk Networking

LinkedIn memberi Anda kesempatan untuk terhubung dengan profesional, perusahaan, dan industri yang relevan. Fitur koneksi dan grup membantu Anda memperluas jaringan, membangun hubungan, dan berkolaborasi dengan mitra yang tepat. Networking di LinkedIn membuka peluang untuk menarik klien baru dan mendukung pertumbuhan bisnis Anda di industri.

Menghasilkan Lebih Banyak Leads

LinkedIn Marketing efektif untuk menghasilkan leads berkualitas tinggi. 89% pemasar B2B memanfaatkan platform ini untuk mencari leads, dan 40% menganggapnya saluran terbaik untuk menarik leads berkualitas. Dengan menargetkan audiens yang relevan melalui LinkedIn Ads atau InMail, bisnis dapat mencapai calon pelanggan yang memiliki minat nyata terhadap produk atau layanan yang ditawarkan. Hal ini meningkatkan peluang untuk konversi yang lebih baik.

Tantangan dalam LinkedIn marketing

Persaingan yang Semakin Ketat

LinkedIn semakin menjadi pilihan utama untuk B2B marketing, yang membuat persaingan semakin sengit. Untuk bersaing, bisnis perlu memiliki strategi yang jelas dan konten yang menarik agar dapat menjangkau audiens dengan efektif. Tanpa perencanaan yang tepat, pesan bisnis akan mudah terabaikan di tengah banyaknya konten yang ada. Oleh karena itu, strategi yang tepat sangat penting agar bisnis dapat tampil menonjol di antara pesaing.

Membangun Konten yang Konsisten dan Relevan

Konten di LinkedIn harus selalu relevan, bermanfaat, dan konsisten agar dapat terus menarik perhatian audiens. Bisnis perlu membuat berbagai jenis konten seperti artikel, video, atau infografis untuk menjaga minat audiens. Tanpa konsistensi, audiens bisa kehilangan ketertarikan dan hasil pemasaran menjadi tidak optimal. Karena itu, penting untuk terus menghadirkan konten yang menarik dan beragam agar audiens tetap terhubung.

Menghadapi Perubahan Algoritma LinkedIn

Seperti platform media sosial lainnya, LinkedIn sering mengubah algoritma untuk menampilkan konten yang relevan dan menarik di feed audiens. Bisnis yang tidak mengikuti perubahan ini bisa kehilangan visibilitas. Penting untuk selalu memantau pembaruan algoritma dan menyesuaikan strategi pemasaran agar konten tetap muncul di depan audiens yang tepat. Dengan begitu, bisnis bisa tetap mempertahankan jangkauan yang efektif.

Cara membuat LinkedIn marketing strategy

1. Tentukan tujuan yang jelas dan terukur

Menetapkan tujuan yang jelas adalah langkah awal dalam merancang strategi LinkedIn marketing. Tujuan tersebut harus spesifik, terukur, dan relevan dengan kebutuhan bisnis, seperti meningkatkan brand awareness, menghasilkan leads, atau membangun otoritas bisnis.

Sebagai contoh, jika tujuan Anda adalah meningkatkan leads, ukur keberhasilan dengan jumlah koneksi baru atau prospek yang tertarik. Dengan tujuan yang jelas, Anda bisa fokus pada aktivitas yang mendukung pencapaian tersebut tanpa membuang sumber daya.

2. Kenali dan tentukan target audience

LinkedIn memungkinkan Anda menargetkan audiens secara spesifik berdasarkan industri, jabatan, lokasi, dan keterampilan. Mengetahui siapa target audience Anda akan mempermudah penyesuaian konten, gaya komunikasi, dan interaksi yang tepat.

Setelah audiens teridentifikasi, Anda bisa memanfaatkan LinkedIn Ads, InMail, atau grup LinkedIn untuk mencapai mereka dengan lebih efektif. Ini membantu memastikan pesan yang disampaikan tepat sasaran dan relevan.

3. Buat dan publikasikan konten yang relevan

Konten memainkan peran penting dalam LinkedIn marketing. Agar dapat menarik audiens yang tepat, Anda perlu membagikan konten yang bernilai, seperti artikel, video, atau infografis yang mengedukasi dan relevan dengan tren industri atau solusi yang Anda tawarkan.

Konten yang berkualitas akan meningkatkan interaksi, memperkuat engagement, dan memperbaiki citra profesional bisnis Anda. Pastikan juga untuk menjaga konsistensi dan jadwal penerbitan konten agar tetap terlihat dan relevan bagi audiens yang ditargetkan.

4. Pantau dan analisa kinerja strategi Anda

Setelah menerapkan strategi LinkedIn marketing, penting untuk memantau kinerja secara rutin. Alat analitik LinkedIn membantu Anda melihat interaksi postingan, iklan, atau halaman perusahaan dengan audiens, melalui metrik seperti impressions, clicks, likes, shares, dan komentar.

Dengan menganalisis hasil tersebut, Anda bisa mengetahui konten yang paling efektif dan area yang perlu diperbaiki. Berdasarkan data ini, Anda dapat mengoptimalkan strategi, mencoba berbagai jenis konten, atau menyesuaikan audiens untuk hasil yang lebih maksimal.

Best practices dalam LinkedIn marketing

Gabung groups dan menjadi aktif

Bergabung dengan grup LinkedIn yang relevan membantu Anda terhubung dengan audiens yang memiliki minat atau kebutuhan serupa. Aktivitas di grup memungkinkan Anda membangun otoritas, memperkuat hubungan bisnis, dan membuka peluang baru.

Dengan berkontribusi aktif dalam diskusi, Anda dapat dikenal lebih luas oleh anggota grup, baik untuk mencari klien atau kemitraan. Ini juga menunjukkan bahwa bisnis Anda terlibat dalam percakapan industri, memperkuat citra profesional di LinkedIn.

Link artikel eksternal dalam LinkedIn

Berbagi artikel eksternal dapat memperkaya konten Anda sekaligus meningkatkan kredibilitas bisnis. Dengan memberikan link ke artikel yang relevan, Anda membantu audiens memahami topik lebih mendalam, membangun kepercayaan pada perusahaan Anda.

Selain itu, berbagi artikel dari sumber kredibel menunjukkan bahwa bisnis Anda selalu mengikuti perkembangan terbaru di industri. Ini juga membuka peluang untuk menjalin hubungan dengan pihak eksternal yang relevan, memperluas jangkauan dan otoritas konten Anda.

Manfaatkan hashtags dan SEO

Hashtags adalah cara yang efektif untuk membuat konten Anda lebih mudah ditemukan oleh audiens yang tertarik pada topik tertentu. Penggunaan hashtag yang tepat akan membantu postingan Anda menjangkau audiens yang lebih luas.

Mengoptimalkan konten dengan SEO akan meningkatkan visibilitas postingan di hasil pencarian LinkedIn. Dengan menambahkan kata kunci yang relevan dalam postingan, profil, dan artikel, peluang bisnis Anda untuk ditemukan oleh audiens yang tepat semakin besar.

Conclusion

Mencapai kesuksesan di LinkedIn marketing memang butuh waktu dan konsistensi dalam membangun jaringan dan menciptakan konten berkualitas. Namun, strategi yang tepat dapat membantu bisnis Anda berkembang dengan memanfaatkan peluang yang ada di LinkedIn.

Platform ini memberi kesempatan untuk memperluas jaringan, membangun otoritas, dan menarik prospek baru. Jika Anda ingin meningkatkan operasional bisnis secara efektif, hubungi kami untuk bantuan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis Anda.

Referensi

McDonald, J. (2022, July 4). Social Media Marketing Workbook: How to Use Social Media for Business.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog