Social media marketing memberi bisnis peluang besar untuk promosi, dengan Facebook sebagai salah satu platform utamanya. Dengan lebih dari 3 miliar pengguna aktif bulanan, Facebook memberikan akses luas ke berbagai pasar dan demografi.

Selain itu, Facebook tetap menjadi tempat utama untuk berbagi dan berdiskusi, melampaui platform seperti Instagram dan TikTok. Dengan strategi yang tepat, halaman bisnis di Facebook dapat menjadi alat efektif untuk mengenalkan produk dan memperluas pasar.

Apa itu Facebook marketing

Facebook marketing adalah kegiatan mempromosikan bisnis atau brand serta produk atau layanan melalui Halaman Bisnis di Facebook. Dengan memaksimalkan penggunaan halaman ini, brand dapat menciptakan “etalase digital” untuk menjangkau dan menjual langsung kepada audiens target.

Facebook algorithm berfungsi menilai konten berdasarkan demografi, minat, dan riwayat pengguna untuk menyajikan pengalaman yang relevan. Tingkat interaksi yang tinggi akan memperluas jangkauan konten, sedangkan interaksi rendah akan membatasi visibilitasnya.

Cara kerja Facebook algorithm

Penilaian konten dalam Facebook marketing melalui Facebook algorithm.
  1. Inventaris: Facebook memeriksa semua konten yang bisa muncul di feed pengguna, termasuk post dari teman, halaman yang diikuti, dan grup.
  2. Sinyal: Facebook algorithm menilai relevansi konten dengan melihat ribuan petunjuk, seperti siapa yang memposting, waktu interaksi, dan jumlah like pada post serupa.
  3. Prediksi: Algoritme mencoba menebak konten yang paling disukai pengguna berdasarkan perilaku sebelumnya, memprediksi reaksi pengguna terhadap konten baru.
  4. Penilaian: Setiap konten diberi skor relevansi. Semakin tinggi skor, semakin besar peluangnya muncul di feed pengguna, menampilkan yang paling menarik terlebih dahulu.

Manfaat dari Facebook marketing

Akses ke Audiens yang Luas

Facebook tetap menjadi platform utama untuk pemasaran media sosial, dengan lebih dari tiga miliar pengguna aktif bulanan. Ini menjadi peluang besar bagi usaha yang ingin memperluas pasar, baik di dalam negeri maupun internasional. Dengan audiens besar, bisnis bisa lebih mudah menjangkau prospek baru, mengonversi, dan mengulang proses ini. Potensinya membuat Facebook efektif untuk bisnis yang ingin berkembang cepat.

Menargetkan Target Audience yang Lebih Spesifik

Keunggulan utama Facebook marketing adalah kemampuan untuk menargetkan audiens secara sangat spesifik. Dengan fitur targeting, bisnis dapat menyasar audiens berdasarkan kriteria seperti usia, lokasi, hobi, hingga perilaku online. Fitur ini meningkatkan efisiensi pemasaran dan peluang konversi. Bisnis hanya menjangkau audiens yang lebih relevan dengan produk atau layanan yang ditawarkan.

Meningkatkan Brand Visibility

Sekitar 72% pengguna Facebook mengakses platform ini untuk terhubung dengan teman dan keluarga, namun banyak juga yang mengunjungi untuk layanan pelanggan, hiburan, atau mengikuti merek. Rata-rata tingkat konversi penjualan di Facebook mencapai 8,25% di berbagai sektor, menunjukkan potensi besar dalam mendukung penjualan dan interaksi dengan pelanggan.

Memudahkan Pelacakan Data dan Analisis

Facebook menyediakan alat analitik yang membantu bisnis memantau kinerja kampanye. Dengan Facebook Insights dan Ads Manager, bisnis dapat melihat metrik seperti tampilan, interaksi, klik, dan konversi untuk mengevaluasi efektivitas strategi. Data yang akurat ini memungkinkan bisnis untuk membuat keputusan yang lebih baik. Hal ini membantu meningkatkan hasil kampanye di masa depan dengan pendekatan yang lebih terarah.

Memadukan E-Commerce Secara Langsung

Facebook menawarkan fitur Facebook Shops yang memungkinkan bisnis mengintegrasikan toko online mereka langsung di platform. Pengguna bisa melihat, memilih, dan membeli produk tanpa meninggalkan Facebook, mempermudah pengalaman berbelanja.Bisnis juga dapat menghubungkan katalog produk mereka ke iklan Facebook. Hal ini membuat iklan lebih relevan dan meningkatkan potensi penjualan langsung dari platform.

Berbagai jenis konten dalam Facebook marketing

  • Text Post: Postingan teks yang fokus pada pesan atau ajakan bertindak. Biasanya digunakan untuk berbagi informasi singkat atau mendorong diskusi.
  • Photo Post: Menggunakan gambar untuk menarik perhatian audiens. Foto produk atau konten visual relevan dapat memperkuat pesan dan meningkatkan interaksi.
  • Video Post: Video yang menceritakan kisah lebih mendalam tentang produk atau layanan. Dapat menarik audiens secara lebih personal dan meningkatkan engagement.
  • Linked Content Post: Posting yang menyertakan link ke situs web atau blog. Membantu mengarahkan audiens ke informasi lebih lanjut dan memperluas jangkauan.
  • Facebook Story: Konten singkat yang bersifat sementara (24 jam) di bagian atas feed. Memberi kesempatan untuk berbagi update cepat, promosi, atau konten informal.

Cara membuat Facebook marketing strategy

1. Tentukan tujuan yang jelas

Langkah pertama yang perlu Anda lakukan dalam merancang strategi Facebook marketing adalah menetapkan tujuan yang jelas dan terukur. Tentukan apa yang ingin Anda capai, apakah itu meningkatkan penjualan, memperkenalkan brand, atau memperluas audiens, sehingga Anda bisa lebih fokus dalam merancang kampanye.

Setiap tujuan memerlukan pendekatan yang berbeda, seperti menggunakan konten visual untuk brand awareness atau iklan berbayar untuk penjualan. Pastikan tujuan tersebut realistis dan bisa diukur dengan metrik yang relevan, seperti jumlah klik, konversi, atau engagement rate.

2. Kenali audience Anda

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Anda perlu mengenal audiens yang ingin dijangkau. Facebook menyediakan alat analitik seperti Audience Insights, yang membantu Anda memahami usia, jenis kelamin, lokasi, minat, dan kebiasaan audiens Anda.

Dengan informasi tersebut, Anda bisa membuat persona audiens yang lebih spesifik. Menyesuaikan konten dan iklan dengan data ini akan membuatnya lebih relevan dan meningkatkan interaksi serta konversi.

3. Tentukan anggaran dan pilih jenis iklan yang tepat

Tetapkan anggaran dan pilih jenis iklan yang sesuai dengan tujuan kampanye Anda. Facebook menawarkan berbagai format iklan, seperti gambar, video, carousel, dan koleksi, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Pilih anggaran harian atau total yang sejalan dengan tujuan Anda, seperti meningkatkan penjualan melalui iklan konversi. Selain itu, perhatikan durasi kampanye dan waktu yang tepat untuk menayangkan iklan.

4. Analisis dan evaluasi kinerja

Setelah kampanye berjalan, analisis hasilnya menggunakan alat seperti Facebook Insights dan Ads Manager. Fokus pada metrics seperti engagement, clicks to website, dan conversions untuk mengevaluasi efektivitas kampanye.

Jika ada konten yang lebih banyak mendapat perhatian, pertimbangkan untuk memperbanyaknya di kampanye berikutnya. Selain itu, lakukan A/B testing untuk menguji elemen kampanye seperti gambar, judul, dan CTA guna hasil yang lebih maksimal.

Best practices untuk Facebook marketing

Gunakan aturan konten media sosial

Dalam Facebook marketing, penting untuk tidak hanya mengirimkan konten, tetapi juga mendengarkan dan berinteraksi dengan audiens. Terapkan prinsip “Listen, Engage, Lead” untuk membangun hubungan yang kuat dengan audiens Anda.

  • Listen: Mendengarkan pelanggan membantu Anda memahami apa yang mereka butuhkan atau inginkan dari bisnis Anda.
  • Engage: Berinteraksi dengan pelanggan membangun hubungan baik dengan mereka yang mendukung bisnis Anda.
  • Lead: Memimpin pelanggan menuju konten, produk, atau layanan yang Anda tawarkan adalah bagian dari prinsip ini.

Selain itu, perhatikan 80/20 rule. Pendekatan ini menyarankan agar 80% konten yang dibagikan bersifat edukatif dan informatif, sementara hanya 20% yang bersifat promosi.

Ketahui waktu yang tepat untuk posting konten

Menentukan waktu yang tepat untuk posting sangat penting untuk meningkatkan jangkauan dan interaksi. Gunakan kalender konten untuk merencanakan dan menjaga konsistensi dalam postingan.

Dengan perencanaan yang matang, Anda bisa memilih waktu terbaik berdasarkan data dari Facebook Insights. Ini juga membantu Anda menghindari posting terburu-buru dan menjaga audiens tetap terhubung.

Selalu berinteraksi dengan audiens

Facebook adalah platform media sosial yang mengutamakan interaksi. Menjalin komunikasi secara konsisten dengan audiens bisa meningkatkan loyalitas dan keterlibatan mereka.

Jangan hanya menunggu komentar atau like; ajukan pertanyaan, balas komentar, dan buat percakapan. Audiens yang merasa dihargai lebih cenderung berinteraksi dan membagikan konten Anda, memperluas jangkauan secara organik.

Kesimpulan

Sukses dalam Facebook marketing membutuhkan pemahaman audiens dan konsistensi dalam konten yang relevan. Tanpa strategi yang tepat, bisnis akan kesulitan menarik perhatian di tengah persaingan yang ketat.

Dengan pendekatan yang tepat dan evaluasi berkala, Facebook marketing bisa memberikan hasil maksimal, seperti peningkatan visibilitas merek, konversi yang lebih tinggi, dan perluasan pasar.

Namun, merancang dan menjalankan strategi Facebook marketing yang efektif bukanlah hal yang mudah, terutama bagi bisnis yang memiliki keterbatasan waktu atau sumber daya. Di sinilah peran digital marketing agency menjadi solusi yang strategis.

Agency memiliki tim ahli yang memahami dinamika algoritma Facebook, perilaku audiens, hingga teknik optimasi iklan yang dapat meningkatkan performa kampanye Anda secara signifikan.

Dengan bantuan agensi digital marketing, Anda dapat memastikan bahwa setiap langkah pemasaran dirancang berdasarkan data, diuji secara berkala, dan disesuaikan untuk mencapai hasil terbaik sesuai dengan tujuan bisnis Anda.

Referensi

McDonald, J. (2022, July 4). Social Media Marketing Workbook: How to Use Social Media for Business.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Perusahaan harus menyelaraskan budaya internalnya dengan branding untuk berhasil di pasar saat ini. Keharmonisan antara cara kerja perusahaan dan cara perusahaan menampilkan dirinya sangat penting dalam membangun brand identity  yang kuat, menarik pelanggan setia, dan merekrut talenta terbaik.

Artikel ini, terinspirasi oleh buku Ben Horowitz, “What You Do Is Who You Are“, memberikan panduan bagi bisnis untuk menghubungkan tindakan mereka dengan brand identity. Fokusnya adalah pada pentingnya budaya perusahaan dalam membentuk citra merek.

Memahami budaya perusahaan

Budaya perusahaan adalah inti dari brand identity bisnis Anda, melebihi sekadar tren terkini. Istilah ini mencakup semua aspek yang membentuk karakter perusahaan.

Budaya perusahaan menjadi kekuatan tak terlihat yang menyatukan tim Anda, membentuk pengalaman sehari-hari karyawan, dan memainkan peran krusial dalam keseluruhan bisnis. Di dalamnya terdapat nilai dan keyakinan, perilaku dan norma, serta misi dan visi yang membentuk dasar perusahaan.

Nilai dan keyakinan

Ini adalah prinsip-prinsip atau standar dasar yang membimbing pengambilan keputusan dan tindakan individu di dalam suatu organisasi. Nilai-nilai tersebut mencerminkan tujuan yang diperjuangkan oleh perusahaan dan aspek yang dianggap penting untuk kesuksesannya.

Keyakinan dianut merupakan bagian dari identitas individu di dalam organisasi. Keyakinan tersebut mempengaruhi sikap dan pandangan karyawan terhadap berbagai hal.

Perilaku dan norma

Perilaku individu dalam suatu perusahaan mencerminkan tindakan mereka. Budaya perusahaan secara aktif membentuk interaksi, keputusan, dan pelaksanaan tugas karyawan.

Norma-norma, seperti aturan tidak tertulis tentang komunikasi, pakaian, dan jam kerja, berperan penting dalam membentuk lingkungan kerja. Hal ini memengaruhi kolaborasi dan kinerja setiap individu dalam organisasi.

Misi dan visi

Misi adalah pernyataan tentang tujuan dan nilai inti organisasi serta memberikan arah yang jelas bagi perusahaan, menjelaskan mengapa organisasi tersebut ada dan apa yang ingin dicapainya.

Visi adalah gambaran tentang tujuan masa depan dan aspirasi jangka panjang organisasi, menetapkan arah strategis dan membimbing jalan menuju kesuksesan bagi perusahaan.

Manfaat penyelarasan budaya perusahaan dengan branding

Brand messaging yang konsisten

Ketika budaya perusahaan sejalan dengan mereknya, segala tindakan, komunikasi, dan keputusan perusahaan akan selaras dengan nilai-nilai dan janji-janji yang disampaikan.

Konsistensi ini adalah fondasi dari kepercayaan dan loyalitas pelanggan karena mereka dapat dengan mudah memprediksi apa yang akan diberikan. Selain itu, hal ini membedakan perusahaan dari pesaing, menciptakan brand experience yang khas dan berkesan bagi pelanggan.

Brand authenticity yang lebih baik

Ketika budaya perusahaan sejalan dengan mereknya, menandakan keaslian dan konsistensi. Keselarasan ini memperkuat reputasi, mempertahankan loyalitas, dan mendukung pertumbuhan bisnis.

Menurut studi terbaru dari Stackla pasca-pandemi, 88% pelanggan menegaskan bahwa keaslian berpengaruh besar dalam memilih merek. Oleh karena itu, mengintegrasikan budaya perusahaan dengan brand identity dapat meningkatkan persepsi positif pelanggan terhadap merek Anda.

Membangun keterlibatan karyawan

Budaya perusahaan yang sesuai dengan mereknya akan mempermudah karyawan dalam memahami misi, nilai, dan visi perusahaan. Penyelarasan ini menghasilkan rasa memiliki dan tujuan yang kuat, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan menciptakan suasana kerja yang positif.

Karyawan yang memahami dan mengikuti brand value akan lebih termotivasi untuk berkontribusi pada kesuksesan merek tersebut. Keterlibatan tenaga kerja dalam perusahaan telah terbukti meningkatkan profitabilitas secara signifikan, dengan peningkatan mencapai 21%.

Peningkatan perekrutan dan retensi

Keselarasan yang konsisten dan autentik antara budaya dan branding menarik individu-individu yang berpikiran sama dan mengidentifikasi nilai-nilai perusahaan. Proses rekrutmen dapat menonjolkan budaya dan nilai unik organisasi, sehingga lebih berpeluang menarik kandidat yang cocok.

Selain itu, karyawan yang benar-benar terhubung dengan brand cenderung bertahan, sehingga meningkatkan tingkat retensi. Di perusahaan dengan budaya buruk, 90% karyawannya pernah mempertimbangkan untuk berhenti, sementara hanya 32% yang mempertimbangkan perusahaan dengan budaya positif.

Cara menerapkan budaya perusahaan ke dalam branding Anda

Flowchart yang menunjukan langkah untuk menggabungkan budaya perusahaan dengan branding.

1. Tetapkan pedoman yang menegakkan budaya

Buatlah pedoman yang jelas untuk mengekspresikan budaya perusahaan, termasuk nilai, keyakinan, dan normanya. Pedoman ini akan menjadi acuan bagi seluruh karyawan.

Pastikan pedoman ini komunikasikan secara konsisten kepada semua anggota organisasi, dari manajemen puncak hingga karyawan baru. Gunakan saluran komunikasi seperti buku panduan, sesi orientasi, dan pembaruan rutin untuk memperkuat prinsip-prinsip ini.

2. Kembangkan kebajikan

Tentukan kebajikan atau perilaku yang mencerminkan budaya perusahaan Anda berdasarkan pedoman yang diberikan. Hal ini harus membentuk cara karyawan, pelanggan, dan pemangku kepentingan terlibat satu sama lain.

Misalnya, jika memprioritaskan pelanggan itu penting, fokuslah untuk menumbuhkan empati di antara staf. Dorong karyawan untuk mempraktikkan kebajikan ini secara teratur. Akui serta berikan insentif atas tindakan yang menunjukkan kebajikan tersebut.

3. Libatkan karyawan dan berdayakan mereka

Karyawan Anda memiliki peran penting dalam membentuk budaya dan branding perusahaan Anda. Dorong mereka untuk mewakili budaya Anda di dalam dan di luar organisasi dengan memberi mereka alat, sumber daya, dan pelatihan yang mereka perlukan untuk memahami dan menerima nilai-nilai perusahaan Anda.

Menggunakan cerita dan testimoni karyawan dalam branding Anda membuat perusahaan Anda lebih menarik dan memperkuat ikatannya dengan pelanggan. Selain itu, libatkan karyawan dalam pengambilan keputusan dan mintalah masukan mereka mengenai masalah budaya dan branding.

4. Jangan pernah berhenti berkembang

Budaya perusahaan dan branding Anda adalah dua entitas yang saling terkait. Dalam mengikuti perubahan budaya perusahaan dan lingkungan bisnis, pastikan branding Anda juga beradaptasi.

Feedback dari karyawan, pelanggan, dan pemangku kepentingan penting untuk memastikan bahwa merek Anda mencerminkan budaya perusahaan dan menjangkau audiens dengan tepat. Terus perbaiki strategi branding Anda agar relevan dan efektif dalam mengkomunikasikan nilai-nilai perusahaan Anda.

Tantangan dan solusi untuk menyelaraskan budaya dan branding

Menjaga konsistensi

Mempertahankan budaya brand yang konsisten di berbagai platform dan sepanjang waktu merupakan tantangan penting. Setiap aspek bisnis harus mencerminkan budaya merek secara konsisten.

Software ERP dapat membantu menjaga konsistensi budaya merek dengan fleksibilitasnya yang memungkinkan organisasi menyesuaikannya sesuai kebutuhan budaya unik mereka. Dengan antarmuka, alur kerja, dan terminologi yang dapat disesuaikan, perusahaan dapat memastikan budaya merek mereka tertanam dalam setiap aspek operasi.

Scaling culture

Melestarikan budaya perusahaan seiring pertumbuhannya bisa menjadi sebuah tantangan yang signifikan. Ekspansi dan perubahan yang cepat seringkali dapat mengikis nilai-nilai yang pada awalnya menjadikan brand tersebut unik.

Untuk mengatasi hal ini, penting untuk mengembangkan strategi terukur yang dapat tumbuh sejalan dengan perusahaan. Ini termasuk berinvestasi dalam orientasi dan pelatihan yang komprehensif, menetapkan pedoman budaya yang jelas bagi karyawan baru, dan memberdayakan karyawan untuk mewujudkan nilai-nilai perusahaan.

Mempertahankan persepsi internal dan eksternal

Karyawan dan pelanggan sering memiliki pandangan yang berbeda tentang perusahaan. Persepsi yang berbeda ini dapat merusak kesan keaslian dan keandalan merek tersebut.

Untuk mengatasi hal ini, penting untuk mendorong komunikasi terbuka di antara karyawan dan memastikan pemahaman yang kuat tentang budaya perusahaan. Selain itu, penting juga untuk berbicara langsung dengan pelanggan, memahami pandangan mereka terhadap merek, dan melakukan penyesuaian sesuai dengan perspektif internal dan eksternal.

Komitmen kepemimpinan

Penting bagi para pemimpin untuk sepenuhnya memahami pentingnya mengintegrasikan budaya ke dalam branding untuk mengatasi rintangan. Tanpa komitmen mereka, upaya untuk membangun budaya organisasi yang kohesif mungkin akan gagal, menyebabkan karyawan merasa terputus.

Para pemimpin harus memberi contoh, berinvestasi dalam inisiatif, menjaga akuntabilitas diri mereka sendiri dan orang lain, dan mudah beradaptasi. Kepemimpinan yang kuat sangat penting untuk budaya yang memperkuat merek, melibatkan karyawan, dan menjamin kesuksesan jangka panjang.

Kesimpulan

Budaya perusahaan Anda tercermin dalam setiap interaksi brand dengan pelanggan, sehingga mengintegrasikan budaya ke dalam branding menjadi krusial untuk membangun brand identity yang unik dan menonjol dari pesaing.

Salah satu cara efektif untuk menjaga konsistensi adalah menggunakan alat seperti software ERP. Dengan menyelaraskan sistem ERP dengan nilai-nilai organisasi Anda, nilai-nilai tersebut dapat tercermin dalam semua aspek operasi, mulai dari keuangan dan SDM hingga rantai pasokan dan manajemen pelanggan.

Referensi

Horowitz, B. (2019). What you do is who you are: How to Create Your Business Culture. HarperBusiness.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Overview

Informasi dari mulut ke mulut memiliki dampak signifikan dalam 20-50% keputusan pembelian, meskipun menariknya, hanya sekitar 7% dari ini terjadi secara online, seperti yang didapati dalam penelitian oleh Keller Fay Group.

Untuk mencapai popularitas, viralitas diperlukan. Artikel ini menjelaskan konsep tersebut dan memberikan panduan untuk mencapainya dengan memanfaatkan enam elemen kunci (STEPPS) dari buku “Contagious – Why Things Catch On” karya Jonah Berger: Social Currency, Trigger, Emotion, Public, Practical Value, dan Stories.

Apa yang dimaksud dengan viralitas?

Virality atau viralitas adalah seberapa cepat dan jauh suatu hal, seperti pesan atau konten, menyebar di antara orang-orang, sering kali melalui mulut ke mulut, media sosial, atau platform online. Ketika sesuatu menjadi viral, hal itu menarik banyak perhatian, dan banyak orang membagikannya dengan cepat.

Mengetahui virality sangat penting bagi pemasar, pembuat konten, dan siapa pun yang ingin menjangkau khalayak luas dengan pesan atau produk mereka. Namun, memprediksi apa yang akan menjadi viral merupakan sebuah tantangan karena bergantung pada faktor-faktor yang tidak dapat diprediksi.

Manfaat viralitas bagi bisnis Anda

Menghemat biaya dalam pemasaran

Membuat konten viral memungkinkan ide Anda tersebar tanpa biaya besar untuk iklan, seringkali melalui media sosial dan platform online.

Konten viral seringkali mendorong konten buatan pengguna (user-generated content), yang lebih berpengaruh bagi sekitar 85% konsumen daripada visual brand, memungkinkan penghematan dalam pemasaran dengan mendapatkan visibilitas organik dan pengikut tanpa harus memasang promosi berbayar.

Memiliki jangkauan yang lebih luas

Membuat konten viral memungkinkan Anda untuk dengan cepat menjangkau khalayak yang luas, melebihi target awal Anda saat audiens membagikannya. Dengan demikian, Anda dapat mencapai pasar dan demografi baru yang sulit dijangkau melalui metode pemasaran tradisional.

Jangkauan yang luas ini sangat penting untuk meningkatkan eksposur merek dan, akibatnya, meningkatkan penjualan. Mempermudah proses berbagi konten, seperti dengan menambahkan tombol media sosial atau menyediakan tautan yang mudah disalin di situs web Anda, akan mendorong lebih banyak orang untuk menyebarkan pesan Anda.

Meningkatkan brand awareness

Konten viral menarik perhatian secara luas, meningkatkan brand awareness. Interaksi dengan konten Anda memperkuat pengenalan merek dan penawaran Anda.

Paparan yang lebih besar memperkuat kesan tentang produk atau layanan Anda. Viralitas juga membentuk citra positif bagi merek Anda, menegaskan reputasi bisnis yang kredibel dan terkenal.

Keterlibatan dan interaksi yang lebih tinggi

Ketika konten menjadi viral, itu menarik perhatian individu dengan minat atau koneksi yang sejalan dengan merek. Viralitas merangsang percakapan dan interaksi, memperkuat loyalitas pelanggan dan sense of community.

Keterlibatan aktif membentuk basis pelanggan yang setia, seperti yang ditunjukkan oleh fakta bahwa 73% perusahaan lebih memprioritaskan pelanggan yang sudah ada daripada mencoba menjangkau pasar baru.

Memberikan bukti sosial bagi pelanggan

Semakin banyak konten Anda menjadi viral, semakin menarik perhatian calon pelanggan terhadap brand Anda. Interaksi dan berbagi konten oleh orang lain membantu membangun kredibilitas dan keaslian brand Anda.

Bukti sosial ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan konsumen, tetapi juga memengaruhi pilihan pembelian mereka. Dengan reputasi brand yang lebih baik, Anda memiliki peluang lebih besar untuk menarik pelanggan memilih produk atau jasa Anda dibandingkan dengan pesaing.

Enam prinsip yang menyebabkan viralitas

Jonah Berger menemukan enam prinsip dasar yang sering membuat pesan, produk, dan ide menjadi viral, dikenal sebagai prinsip STEPPS: 

Prinsip STEPPS merupakan enam hal yang menyebabkan sesuatu untuk mencapai viralitas.
  • Social Currency: Setiap orang berbagi untuk meningkatkan citra atau status mereka.
  • Triggers: Konten yang terkait dengan rangsangan sehari-hari memicu ingatan dan berbagi.
  • Emotion: Emosi gairah tinggi yang positif atau negatif mendorong berbagi konten.
  • Public: Tindakan yang terlihat mendorong peniruan dan berbagi.
  • Practical Value: Informasi yang berguna meningkatkan aktivitas berbagi karena setiap orang percaya bahwa informasi tersebut bermanfaat bagi orang lain.
  • Stories: Narasi memberikan struktur menarik yang meningkatkan daya ingat dan kemampuan berbagi konten.

Meraih viralitas untuk brand Anda

Flowchart yang menunjukan langkah untuk meraih viralitas.

1. Membuatnya mudah disebar dan eksklusif

Buatlah konten eksklusif yang dapat dibagikan untuk meningkatkan viralitas merek Anda, dengan memperkenalkan promosi waktu terbatas atau cuplikan eksklusif untuk mendorong pengguna berbagi demi mendapatkan kesempatan eksklusif. 

Manfaatkan media sosial dan berikan insentif seperti diskon atau akses khusus untuk memperkuat berbagi konten, sambil tetap mempertahankan pengalaman pengguna yang diinginkan dengan menemukan keseimbangan antara berbagi dan eksklusivitas.

2. Kaitkan dengan isyarat harian

Untuk memastikan integrasi yang mulus dari merek Anda ke dalam kehidupan sehari-hari audiens, penting untuk menyelaraskan konten dengan kebiasaan dan minat mereka. Identifikasi aktivitas rutin audiens dan buatlah konten yang dapat dengan mudah menyatu dengan rutinitas tersebut.

Tingkatkan kedekatan merek Anda dengan audiens melalui konten yang relevan dan disampaikan tepat waktu, sehingga pesan Anda dapat terhubung dengan diskusi atau acara terkini. Dengan mengintegrasikan diri ke dalam rutinitas harian audiens, Anda dapat memperkuat ikatan yang ada antara merek dan konsumen.

3. Membangkitkan respons emosional

Emosi yang intens, positif atau negatif, dapat memotivasi individu untuk bertindak. Artikel yang memicu kemarahan atau kecemasan sering kali mendapat perhatian yang besar dari pembaca.

Mengetahui emosi yang relevan dengan target audiens Anda adalah kunci dalam merancang strategi konten yang efektif. Membangun ikatan emosional memungkinkan merek Anda untuk menanamkan diri dalam ingatan orang-orang, mendorong mereka untuk berbagi pengalaman emosional mereka dengan orang lain.

4. Desain untuk visibilitas

Dikarenakan mayoritas individu memproses sebagian besar informasi secara visual dan sebagian besar di antaranya adalah pembelajar visual, penampilan konten Anda memiliki peran krusial dalam menarik perhatian dan meningkatkan potensi viralnya.

Oleh karena itu, penting untuk menciptakan konten yang menarik secara visual, mudah dimengerti, dan mudah dibagikan di berbagai platform. Konsistensi dalam penggunaan citra merek Anda akan membantu membangun identitas yang mudah dikenali dan memikat bagi audiens di segala tempat.

5. Menyediakan utilitas

Buatlah konten yang memecahkan masalah, memenuhi kebutuhan, atau berbagi informasi berharga, seperti panduan, video, atau tips. Konten yang bermanfaat akan memperkuat citra merek Anda sebagai otoritas dalam industri.

Pahami masalah dan tantangan yang dihadapi oleh audiens Anda untuk menyesuaikan konten Anda sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan memberikan nilai secara konsisten, merek Anda akan menjadi sumber daya yang diandalkan, membangun loyalitas, dan mendorong pengguna untuk berbagi pengalaman positif.

6. Membuat narasi yang menarik

Ciptakan cerita menarik yang memikat audiens dan memperkuat kehadiran merek Anda di dunia digital. Gabungkan sejarah merek, pengalaman pelanggan, atau konten terkait untuk menciptakan narasi yang kuat.

Kembangkan cerita episodik yang memancing pengguna untuk terus kembali dan berpartisipasi aktif dalam perjalanan naratif. Gunakan elemen interaktif untuk mendorong keterlibatan pengguna, memperkuat ikatan mereka dengan merek Anda.

Best practices untuk meraih viralitas

Pahami audiens Anda dengan baik

Lakukan penelitian mendalam untuk memahami preferensi, perilaku, dan saluran komunikasi pilihan audiens Anda. Identifikasi apa yang menarik bagi mereka dan kenali kelemahan yang mungkin dimiliki, serta cermati konten yang memberikan nilai tambah.

Kegagalan dalam memahami audiens dapat mengakibatkan ketidakselarasan antara pesan merek Anda dan nilai-nilai yang dipegang oleh audiens. Pastikan konten Anda relevan dengan audiens Anda untuk menghindari ketidakcocokan ini dan memastikan pesan brand Anda disampaikan secara efektif.

Konsisten dalam branding Anda

Konsistensi dalam branding adalah kunci untuk membangun kepercayaan dan pengakuan, dengan Lucidpress menyatakan bahwa dapat meningkatkan pendapatan hingga 10-20%. Ini mencakup menjaga keselarasan elemen visual, nada, dan pesan di seluruh platform.

Brand yang konsisten membangun identitas yang jelas dan mudah diingat, membantu audiens mengenali dan membagikan konten dengan lebih mudah. Sebaliknya, inkonsistensi dapat merusak kepercayaan dan menghambat potensi viral brand Anda.

Bersikaplah otentik

Ketika memilih merek, 88% konsumen mengutamakan keaslian, sementara konten yang terasa nyata dan relevan cenderung lebih banyak dibagikan.

Untuk menjaga kredibilitas merek, penting untuk menghindari taktik yang menipu, seperti melebih-lebihkan manfaat produk atau berpura-pura mendukung suatu tujuan tanpa komitmen yang tulus. Tindakan tidak autentik ini dapat berdampak buruk, mengundang ulasan negatif, menurunkan loyalitas, dan mengurangi peluang viralitas.

Diversifikasi konten Anda

Diversifikasi strategi konten Anda untuk menjangkau lebih banyak orang. Gunakan campuran gambar, video, blog, dan konten interaktif karena setiap orang menyukai hal yang berbeda.

Bereksperimen dengan berbagai topik dan gaya untuk menemukan apa yang paling disukai audiens Anda. Jika Anda tidak memvariasikan konten, audiens Anda mungkin kehilangan minat, sehingga mengurangi berbagi.

Mengukur kinerja Anda

Periksa secara teratur kinerja konten Anda dengan memeriksa keterlibatan, pembagian, dan konversi. Pelajari dari kesuksesan Anda dan perbarui strategi untuk menciptakan konten yang lebih banyak dibagikan.

Pertimbangkan penggunaan software seperti sistem ERP yang mengumpulkan data dari berbagai departemen; ini dapat membantu tim pemasaran menganalisis perilaku pelanggan, melacak tren, dan menemukan peluang promosi merek.

Memastikan relevansi dengan tren saat ini

Perhatikan perkembangan tren dan integrasikan dalam strategi konten untuk menjaga kesan dan relevansi merek. Tinjau tren industri, hashtag populer, dan peristiwa budaya untuk menciptakan konten yang tepat waktu dan relevan.

Mengabaikan tren bisa membuat brand terkesan usang, menyusutkan potensi viral dan pembagian konten. Tetap relevan untuk menghindari kesan ketinggalan jaman di mata audiens Anda.

Analisis strategi pemasaran viral yang sukses

Apple

Pada tahun 2015, kampanye ‘Shot on iPhone’ Apple menjadi sorotan utama dengan memperlihatkan kualitas kamera yang superior. Ini tidak hanya memicu tren pembuatan konten di media sosial, tetapi juga menegaskan posisi Apple sebagai pilihan utama para penggemar kamera dengan pendekatan inovatifnya terhadap merek dan produknya.

Berikut analisis viralitas menggunakan prinsip STEPPS:

  • Social Currency: Pengguna memamerkan keterampilan fotografi iPhone mereka di media sosial, menciptakan komunitas eksklusif yang menghargai dan berbagi konten berkualitas tinggi.
  • Triggers: Ungkapan “Shot on iPhone” adalah pemicu yang konsisten, menghubungkan pengalaman fotografi pengguna dengan iPhone.
  • Emotion: Konten menarik penonton dengan emosi seperti kegembiraan, kekaguman, atau nostalgia, menciptakan efek riak dalam jaringan sosial mereka.
  • Public: Kampanye Apple menjadikan konten tersebut publik dengan menampilkan konten buatan pengguna di papan reklame, tampilan di dalam toko, dan platform online.
  • Practical Value: Kampanye “Shot on iPhone” lebih dari sekedar estetika, memberikan nilai praktis dengan menampilkan kemampuan kamera iPhone.
  • Stories: Dengan membagikan foto mereka, pengguna memberikan cerita dan pengalaman pribadi, yang dijalin ke dalam narasi kampanye “Shot on iPhone”.

ALS Association

ALS Ice Bucket Challenge telah menjadi fenomena viral global untuk mendukung penelitian ALS, dengan partisipasi tokoh terkenal seperti Bill Gates dan Oprah Winfrey. Mereka menuangkan air dingin ke tubuh mereka sendiri, menggalang lebih dari $220 juta untuk penelitian, dengan peningkatan kontribusi sebesar 25% bahkan setelah kampanye berakhir.

Berikut analisis viralitas menggunakan prinsip STEPPS:

  • Social Currency: Berbagi video tantangan menunjukkan kepada peserta bahwa mereka adalah bagian dari tujuan sosial dan gerakan amal dan trendi.
  • Triggers: Menominasikan pihak lain menciptakan siklus partisipasi, sementara tekanan sosial mendorong masyarakat untuk bergabung dengan gerakan tersebut.
  • Emotion: Tantangan tersebut memunculkan beragam emosi, mulai dari kejutan hingga kesedihan, yang membuat para pasien ALS lebih sadar akan kondisi mereka. Emosi yang terlibat mencakup keterkejutan, tawa, empati, dan perasaan kebermaknaan.
  • Public: Sifat tantangan yang bersifat publik ini sangatlah penting. Berbagi video di media sosial menjadikan kontribusi terlihat, mendorong orang lain untuk bergabung dan memperluas jangkauan kampanye.
  • Practical Value: Tantangannya berfokus pada kesadaran dan pendanaan ALS serta memberikan nilai praktis dalam kesederhanaan dan aksesibilitas. Menuangkan seember air dingin memudahkan partisipasi khalayak luas.
  • Stories: Narasi pribadi, kisah penggalangan dana yang sukses, dan dampak penelitian ALS menjadikan perjuangan ini lebih manusiawi, memotivasi lebih banyak orang untuk berpartisipasi.

Kesimpulan

Kerangka kerja STEPPS adalah panduan komprehensif untuk memahami dan memanfaatkan faktor-faktor yang memicu penyebaran ide yang menular. Namun, memprediksi viralitas sulit karena banyak faktor tidak dapat diprediksi.

Perangkat lunak seperti ERP software dan CRM software dapat memberikan wawasan berharga dengan memusatkan data, namun keaslian adalah inti dari viralitas. Memaksakan konten agar menjadi viral mungkin menguntungkan secara singkat, tetapi penyebaran pesan yang berkelanjutan dan organik memerlukan hubungan yang tulus dengan audiens.

Referensi

Berger, J. (2016). Contagious: Why Things Catch On. Simon and Schuster.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Overview

Metode branding tradisional sering mengandalkan metode pemasaran lama untuk membangun citra dengan menekankan nilai-nilai perusahaan. Tetapi, pada kenyataannya, perhatian pelanggan lebih terfokus pada cerita mereka sendiri daripada brand.

Ciptakan merek yang kuat dengan menggunakan StoryBrand Framework milik Donald Miller, dengan fokus menempatkan pelanggan sebagia fokus utama. Kembangkan buyer persona untuk terhubung secara emosional dengan target audience, identifikasi kebutuhan mereka, dan komunikasikan dengan jelas mengapa produk atau layanan Anda bermakna bagi mereka.

Memahami StoryBrand Framework

StoryBrand Framework membahas seni penceritaan yang secara alami memikat orang. Donald Miller menekankan bahwa bisnis seharusnya menjadi pemandu dalam kisah pelanggan, memposisikan pelanggan sebagai pahlawan. 

Dengan tujuh elemen kunci, framework ini memberikan landasan untuk merancang naratif yang kuat dan menghubungkan bisnis dengan audiensnya.

Contoh dari StoryBrand Framework. Kerangka kerja ini bisa digunakan untuk membuat buyer persona di setiap pain point pelanggan Anda.
  1. Karakter: Identifikasi pelanggan sebagai pahlawan dan posisikan bisnis sebagai pemandu.
  2. Masalah: Definisikan dengan jelas masalah yang dihadapi pelanggan.
  3. Panduan: Hadirkan bisnis sebagai panduan yang dapat membantu pelanggan mengatasi masalah.
  4. Rencana: Uraikan rencana atau solusi sederhana yang disediakan bisnis.
  5. Ajakan Bertindak: Nyatakan dengan jelas langkah-langkah apa yang perlu diambil pelanggan.
  6. Kisah Sukses: Bagikan contoh orang lain yang telah berhasil menggunakan produk atau layanan tersebut.
  7. Bagian Taruhan: Komunikasikan potensi konsekuensi negatif jika pelanggan tidak mengambil tindakan.

StoryBrand Framework memiliki tujuan utama, yaitu menciptakan narasi yang jelas dan menarik untuk pelanggan agar lebih mudah memahami nilai dan mengambil tindakan. Dengan menyederhanakan pesan dan memfokuskan pada perjalanan pelanggan, bisnis dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dan pemasaran mereka.

Apa yang dimaksud dengan buyer persona?

Buyer persona adalah gambaran mendalam pelanggan ideal yang didasarkan pada data dan riset pasar. Ini mencakup informasi tentang latar belakang, perilaku, preferensi, masalah, dan elemen penting lainnya, memberikan pandangan yang kaya kepada bisnis untuk mengarahkan strategi pemasaran dan penjualan mereka.

Beberapa komponen standar dalam pembentukan buyer persona melibatkan:

Latar belakang

Bagian ini secara teliti memeriksa detail pribadi dan profesional pembeli, seperti jabatan, industri, ukuran perusahaan, dan lokasi. Mengetahui latar belakang ini membantu menyesuaikan strategi pemasaran dan pengembangan produk agar lebih relevan dengan kebutuhan para pembeli.

Pengidentifikasi

Pengidentifikasi adalah fitur yang memudahkan kita mengenali pembeli dengan cepat. Terdapat tiga jenis pengidentifikasi, yaitu:

  • Demografi: Meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pendapatan.
  • Psikografis: Melihat minat, nilai, dan pilihan gaya hidup.
  • Perilaku: Mempelajari pola pengambilan keputusan dan interaksi dengan produk atau layanan.

Pain points

Kesulitan yang dihadapi pembeli merupakan pokok permasalahan yang dapat menjadi sumber frustrasi. Memahami hambatan ini menjadi kunci penting dalam merancang pesan pemasaran yang efektif dan solusi produk yang relevan.

Pemahaman terhadap kesulitan pelanggan memungkinkan Anda tidak hanya berempati, tetapi juga menonjolkan nilai penawaran produk, serta menempatkan brand Anda sebagai solusi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Dengan pendekatan langsung, Anda dapat mengembangkan solusi yang spesifik dan merespon kebutuhan pembeli.

Pentingnya buyer persona dalam branding

Membantu Anda memahami audiens Anda dengan lebih baik

Buyer persona adalah kunci untuk memahami secara mendalam pelanggan, tindakan, dan preferensi mereka. Dengan wawasan ini, strategi pemasaran dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan selera audiens Anda.

Pentingnya mengenal dan mengingat pelanggan terbukti efektif, karena menurut Accenture, 91% konsumen lebih suka membeli dari merek yang menyajikan penawaran dan rekomendasi yang relevan.

Memperjelas pesan brand Anda

Perusahaan sering kali mengecoh pelanggan dengan menggunakan visual dan pesan yang tidak konsisten di berbagai platform. Kebingungan semacam itu dapat mengakibatkan kehilangan peluang untuk menarik pelanggan baru, menghambat pertumbuhan, dan mengurangi loyalitas.

Untuk mengatasi hal ini, perlu menciptakan pesan merek yang langsung merespons kekhawatiran serta aspirasi target audience. Dengan menerapkan buyer persona, Anda dapat memastikan bahwa komunikasi merek tetap relevan, memiliki daya tarik emosional, dan konsisten di seluruh platform.

Membantu Anda konsisten di semua saluran

Branding yang konsisten merupakan kunci kesuksesan bisnis, meningkatkan pertumbuhan pendapatan bagi dua pertiga perusahaan. Perusahaan yang mempertahankan konsistensi mereknya juga terlihat 3,5 kali lebih mencolok daripada yang tidak konsisten.

Menggunakan buyer persona dapat menyatukan merek Anda di berbagai saluran pemasaran, memastikan pesan, visual, dan nada yang selaras. Dengan demikian, menciptakan identitas merek yang solid dan kohesif untuk beragam audiens Anda.

Hemat biaya dalam upaya pemasaran

Membangun persona pembeli merupakan elemen krusial dalam strategi pemasaran yang cerdas. Langkah ini memungkinkan pengelolaan anggaran pemasaran dengan efisien, fokus pada target pelanggan yang paling relevan.

Praktik ini tidak hanya efektif dalam penggunaan sumber daya, tetapi juga mengoptimalkan komunikasi dengan audiens yang dituju, secara positif memengaruhi hasil investasi pemasaran dan keuntungan yang diperoleh.

Membangun buyer persona

Flowchart yang menunjukan proses pembuatan buyer persona berdasarkan StoryBrand Framework.

1. Identifikasi target audience Anda

Dalam StoryBrand Framework, pelanggan dianggap sebagai pahlawan dalam cerita mereka sendiri. Oleh karena itu, untuk membangun persona pembeli yang efektif, langkah awalnya adalah mengidentifikasi target audience melalui pemahaman terhadap demografi, psikografi, dan perilaku mereka.

Agar mendapatkan wawasan yang lebih mendalam, lakukan riset pasar, survei, dan analisis data pelanggan. Dengan melakukan langkah-langkah ini, Anda dapat mengumpulkan informasi yang relevan dan berguna untuk membentuk strategi pemasaran yang lebih efisien.

2. Tentukan pain points mereka

Identifikasi dengan cermat masalah sehari-hari yang dihadapi oleh pelanggan Anda, karena pemahaman mendalam terhadap pain points ini akan menjadi landasan krusial bagi merek Anda dalam menghadirkan solusi yang relevan. 

Soroti secara khusus tantangan dan gangguan yang dihadapi pelanggan target Anda, dan kembangkan hubungan yang erat antara pengalaman mereka dan identitas merek Anda.

3. Tetapkan transformasinya

Deskripsikan bagaimana produk Anda secara positif memengaruhi kehidupan pelanggan. Bayangkan perubahan signifikan yang akan dialami oleh konsumen, membawa mereka dari situasi saat ini menuju kondisi yang diidamkan.

Proses transformasi ini menjadi fokus utama dalam presentasi produk Anda, sejalan dengan konsep StoryBrand.

4. Susun pesan yang jelas

Buatlah pesan yang jelas dan menarik untuk menunjukkan bagaimana produk atau layanan Anda secara efektif mengatasi masalah pelanggan, menciptakan transformasi positif. Gunakan bahasa persuasif dalam setiap tahap, baik saat pembelian, uji coba, atau kontak, untuk mendorong pelanggan mengambil langkah berikutnya.

Pertahankan kesederhanaan tanpa menggunakan jargon, dan tetap berfokus pada kebutuhan pelanggan. Soroti manfaat produk secara eksplisit dan pandu mereka melalui langkah-langkah untuk mencapai pengalaman yang lancar.

5. Buat profil persona

Buatlah buyer persona yang rinci dan nyata dengan memanfaatkan data yang telah dikumpulkan. Setiap persona harus mencerminkan kelompok khusus dalam target audience Anda.

Berikan nama dan gambar pada masing-masing persona (gunakan stok foto), sertakan informasi tentang demografi, hambatan yang dihadapi, preferensi, dan pola perilaku pembelian. Pendekatan ini memberikan aspek manusiawi pada audiens Anda, memfasilitasi tim Anda dalam berinteraksi dan memahami pelanggan dengan lebih baik.

6. Perbaiki dan perbarui secara teratur

Jaga agar pesan Anda selaras dengan kebutuhan pelanggan yang terus berkembang. Perbarui persona Anda secara rutin sesuai dengan perjalanan dan tantangan audiens target Anda.

Ikuti terus tren industri, masukan pelanggan, dan perubahan pasar yang memengaruhi audiens Anda. Penyempurnaan terus-menerus ini menjamin relevansi dan efektivitas upaya pemasaran dan branding Anda.

Contoh buyer persona

Alex Johnson, Pemilik Usaha Kecil

Latar belakang:

Alex Johnson, seorang pengusaha berusia 38 tahun yang mengoperasikan agen pemasaran digital kecil bernama “PixelCrafters”. Dengan lebih dari satu dekade pengalaman di bidang pemasaran, Alex memutuskan untuk memulai usahanya sendiri tiga tahun yang lalu, fokus pada solusi pemasaran digital yang disesuaikan untuk usaha kecil dan menengah agar dapat meningkatkan visibilitas online mereka.

Pengidentifikasi:

  • Jenis Kelamin: Pria
  • Usia: 38
  • Lokasi: Daerah perkotaan, kota menengah
  • Judul Pekerjaan: CEO/Pemilik, PixelCrafters
  • Industri: Pemasaran Digital

Pain Points:

  • Anggaran Ketat: Alex memperhatikan anggarannya dengan cermat sebagai pemilik usaha kecil. Dia membutuhkan solusi hemat biaya yang memberikan hasil terbaik kepada kliennya tanpa mengeluarkan biaya terlalu banyak.
  • Waktu Singkat: Alex selalu terdesak waktu untuk menjalankan berbagai peran dalam bisnis kecilnya. Dia membutuhkan alat dan layanan yang cepat digunakan, mudah diatur, dan memerlukan manajemen minimal.
  • Tantangan Teknologi: Meskipun Alex memahami pemasaran digital, dunia teknologi yang bergerak cepat bisa sangat membebani. Dia menginginkan solusi ramah pengguna yang tidak memerlukan banyak pembelajaran.
  • Mendapatkan dan Mempertahankan Klien: Alex berjuang untuk mendapatkan klien baru dan mempertahankan klien yang dimilikinya. Dia membutuhkan strategi dan alat yang menarik pelanggan baru dan membangun hubungan yang langgeng.
  • Membuktikan Nilai kepada Klien: Untuk membuat klien senang, Alex perlu menunjukkan dampak dari upaya pemasaran digitalnya. Dia mencari alat dengan analisis dan pelaporan yang tepat untuk menunjukkan laba atas investasi.

Bagaimana Produk/Layanan Anda Mengatasi Masalah:

Produk/layanan Anda adalah perangkat pemasaran digital yang komprehensif untuk usaha kecil seperti PixelCrafters. Ini menawarkan:

  • Paket yang Dapat Disesuaikan: Dapatkan alat dan layanan pemasaran digital yang sesuai dengan anggaran Alex.
  • Platform yang Mudah Digunakan: Platform kami sederhana dan intuitif, memerlukan pelatihan minimal agar Alex dapat menghemat waktu dan sumber daya.
  • Konsultasi dan Dukungan: Akses ke dukungan pelanggan khusus dan layanan konsultasi untuk membantu Alex dalam menyiapkan dan mendapatkan hasil maksimal dari produk kami.
  • Pembuatan dan Retensi Prospek: Gunakan kampanye email otomatis, manajemen media sosial, dan analisis keterlibatan klien untuk menarik dan mempertahankan pelanggan.
  • Mengukur Kesuksesan dengan Mudah: Analisis mendetail membantu Alex menunjukkan ROI dari upaya pemasaran digitalnya, membangun kepercayaan, dan mengamankan kemitraan jangka panjang.

Tantangan dan solusi dalam menciptakan buyer persona

Kurangnya data

Data yang tidak memadai dapat menghambat pengembangan persona pembeli yang tepat, sehingga menimbulkan asumsi yang luas. Untuk mengatasi hal ini, lakukan riset pasar yang komprehensif, survei, dan analisis data.

Manfaatkan feedback pelanggan, analitik, dan wawasan media sosial, serta jelajahi alat seperti software ERP untuk mengumpulkan dan mengatur data secara efisien dari berbagai departemen seperti penjualan, pemasaran, dan layanan pelanggan. Hal ini akan memberikan pandangan terpadu tentang interaksi dan preferensi pelanggan.

Persona berbasis asumsi

Pemasar sering kali membuat kesalahan besar dengan hanya mengandalkan asumsi saat menciptakan persona pembeli. Mengumpulkan anekdot dari tim yang berhubungan dengan pelanggan tidaklah cukup untuk memastikan akurasi.

Validasi yang tepat penting untuk menghindari pembuatan persona yang tidak akurat. Sempurnakan persona pembeli dengan interaksi pelanggan, data penjualan, dan masukan pasar, serta sesuaikan dengan hasil aktual dan metrik kinerja.

Mengabaikan persona negatif

Persona pembeli negatif membantu Anda mengidentifikasi mereka yang tidak cocok dengan perusahaan Anda, memungkinkan fokus pemasaran pada prospek yang lebih berpotensi. Dengan menciptakan persona ini, Anda dapat menyaring prospek yang tidak akan menemukan nilai dalam penawaran Anda.

Penekanan hanya pada demografi

Jangan terlalu terpaku pada data demografis; mereka tidak mencerminkan sepenuhnya kepribadian Anda. Fokuslah juga pada aspek psikologis dan perilaku yang krusial.

Pertimbangkan kegiatan sehari-hari, pola konsumsi media, serta tantangan yang dihadapi oleh persona Anda. Gunakan informasi ini sebagai dasar untuk menentukan cara dan waktu yang tepat dalam berinteraksi dengan audiens Anda.

Memiliki terlalu banyak persona

Memiliki 4-5 persona memang bagus, tetapi terlalu banyak bisa merugikan pemasaran Anda. Persona mencerminkan pelanggan yang berbeda dan memperkaya pengalaman mereka sesuai preferensi dan nilai mereka.

Kelompokkan segmen serupa dan prioritaskan persona berdasarkan dampak dan potensi pasar Anda. Kualitas lebih penting daripada kuantitas, jadi fokuslah pada persona yang paling berpengaruh untuk mengoptimalkan strategi pemasaran.

Tidak ada kolaborasi antar departemen

Banyak bisnis salah mengira bahwa membuat persona hanya untuk pemasaran. Masalah timbul saat pemasaran, penjualan, dan dukungan pelanggan tidak berkolaborasi, mengakibatkan buyer persona yang tidak sejalan.

Untuk memperbaiki ini, terapkan persona sepanjang strategi funnel Anda dan pastikan semua orang dalam organisasi tahu dengan siapa mereka berurusan. Mendorong komunikasi dan kolaborasi antar departemen untuk memastikan informasi yang konsisten dan komprehensif dari berbagai sumber.

Kesimpulan

Bisnis membangun hubungan yang tulus dengan menyadari bahwa pelanggan lebih tertarik pada cerita mereka daripada pembicaraan perusahaan. Memasukkan buyer persona ke dalam pemasaran bukan sekadar strategi, melainkan dedikasi untuk benar-benar memahami dan terhubung dengan audiens target.

Menciptakan buyer persona yang solid memerlukan pengumpulan dan pengorganisasian data pelanggan melalui penelitian. Penggunaan software ERP dapat menyederhanakan proses ini, mengotomatiskan upaya Anda untuk efisiensi.

Referensi

Miller, D. (2017). Building a Storybrand: Clarify Your Message So Customers Will Listen. HarperCollins Leadership.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Overview

Saat ini, pergeseran dari produksi massal ke penyesuaian massal telah menggandakan pilihan yang kita miliki, membuat kita kaya akan informasi namun terbatas waktu. Dampaknya, metode tradisional dalam membandingkan fitur dan manfaat tidak lagi cukup relevan.

Masyarakat cenderung lebih percaya pada merek yang sudah terkenal dan memiliki citra positif. Namun, membangun brand yang kuat tidaklah mudah. Dengan merujuk pada lima disiplin branding Marty Neumeier dari “The Brand Gap,” artikel ini bertujuan untuk membantu Anda memahami esensi merek dan cara yang tepat untuk memberi identitas brand pada produk Anda.

Pengertian mengenai merek

Menurut Neumeier, merek atau brand bukan hanya terbatas pada logo atau produk, melainkan mencakup perasaan individu terhadap suatu produk, layanan, atau perusahaan. Perasaan ini bersumber dari emosi dan intuisi personal, bukan ditentukan oleh perusahaan, pasar, atau masyarakat.

Dalam branding, dunia usaha memiliki keterbatasan untuk mengontrol sepenuhnya proses ini; peran mereka terletak pada kemampuan membentuk citra positif dengan menonjolkan keistimewaan yang membedakan merek mereka. Sebuah merek bisa dianggap sebagai konsep umum di masyarakat, seperti saat kita berpikir tentang ponsel pintar dan langsung mengaitkannya dengan merek tertentu, seperti Apple atau Samsung.

Apa yang dimaksud dengan brand gap?

Strategi branding pada umumnya terpecah antara pemasaran analitis dan kreatif emosional, menciptakan kesenjangan merek atau brand gap yang menandai divisi antara strategi perusahaan dan kreativitasnya.

Menyatukan kedua aspek ini menghasilkan merek yang karismatik, dengan komunikasi yang jelas dan kuat, mampu mencapai audiens tanpa distorsi atau kebingungan. Merek-merek semacam itu, yang mendapat penghargaan tinggi dari konsumen, sering memimpin dalam kategorinya dengan pangsa pasar yang besar dan kemampuan untuk menetapkan harga premium, menjauhkan diri dari citra produk generik.

Mengurangi kesenjangan antara merek

Lima disiplin branding yang dicetuskan oleh Marty Neumaier. Kelimanya membantu bisnis mengurangi kesenjangan dalam brand gap.

1. Differentiate

Saat Anda membangun sebuah brand, penting untuk menetapkan tiga pertanyaan pokok:

  • Siapa Anda sebagai merek?
  • Apa yang menjadi fokus utama Anda?
  • Mengapa keberadaan Anda memegang peranan penting?

Pemikiran kita memproses variasi visual secara alami, seperti perbedaan ukuran, intensitas cahaya, atau keadaan diam dan gerak, guna memahami lingkungan. Keunikan merek membantu menonjolkan dan menarik perhatian dalam era informasi berlebihan.

Pemasaran modern tidak hanya mempromosikan atribut produk, tetapi juga membangun komunitas, memusatkan perhatian pada pengalaman pengguna dan identitas pribadi. Meskipun fitur produk tetap relevan, kesadaran diri menjadi kunci dalam pemandangan pemasaran saat ini.

2. Collaborate

Sebuah brand tidak muncul secara spontan; mereka dibentuk melalui kolaborasi berbagai individu selama periode yang panjang. Proses pembangunan merek melibatkan kontribusi dari eksekutif, pemasar, serta ahli strategi, desain, iklan, penelitian, PR, dan profesi lainnya.

Ada tiga model kolaborasi dasar dalam pembangunan merek:

Layanan satu tempat

Sebuah perusahaan mengelola sebagian besar komunikasi, menciptakan kenyamanan dengan menjaga pesan tetap konsisten dan memudahkan akses klien ke manajemen. Namun, kelemahannya terletak pada potensi kurangnya kesesuaian layanan terbaik dan penyerahan kendali merek sepenuhnya kepada satu perusahaan.

Agensi brand

Model ini berfungsi layaknya toko serba ada, mengambil alih proyek dan berperan sebagai kontraktor, sementara perusahaan lain berperan sebagai subkontraktor.

Meskipun pendekatan ini memberikan keuntungan dalam penyampaian pesan yang konsisten dan fleksibilitas untuk berkolaborasi dengan pakar terkemuka, namun kelemahannya terletak pada penguasaan agensi merek yang lebih besar terhadap merek dibandingkan perusahaan klien.

Tim pemasaran internal

Branding merupakan usaha berkelanjutan yang perlu dikelola secara internal oleh perusahaan, menggantikan keterlibatan agensi atau pekerja lepas. 

Pendekatan ini memiliki keuntungan, seperti konsistensi pesan media, fleksibilitas berkolaborasi dengan spesialis, dan kontrol internal atas pengetahuan merek, namun memerlukan tim internal yang tangguh untuk menjalankan pendekatan pemasaran terpadu dengan efektif.

Baca juga: Retail Advertising: 6 Langkah Mudah untuk Pemasaran Efektif

3. Innovate

Saat ini, banyak iklan kesulitan menjalin koneksi emosional dengan pembaca karena kendala bukanlah pada strategi, melainkan pada eksekusi, terutama dalam hal kreativitas. Kreativitas, yang sering dianggap sebagai keajaiban daripada logika dalam bauran branding, menjadi kunci untuk membangkitkan antusiasme pelanggan.

Pentingnya kreativitas bukanlah memulai dari awal, melainkan mendekati suatu hal dengan perspektif baru. Pemikir kreatif yang berhasil seringkali menerapkan prinsip “MAYA” – memilih opsi yang Paling Canggih Namun Dapat Diterima (Most Advanced Yet Acceptable).

Berikut adalah cara untuk menjadi lebih inovatif dalam branding Anda:

Semua ide itu menakutkan

Rangkullah inovasi tanpa rasa takut melalui opsi MAYA demi kemajuan berkelanjutan. Meski ide-ide inovatif dapat terasa berisiko atau tidak konvensional serta menantang status quo, pada akhirnya, mereka dapat membawa perubahan yang signifikan.

Disrupsi merupakan bagian integral dari proses tersebut, membawa inovasi sebagai cara baru untuk berpikir atau bertindak. Jangan ragu, karena inovasi sejati seringkali memerlukan langkah keluar dari zona nyaman dan penerimaan terhadap ketidakpastian.

Memiliki nama yang unik

Pelanggan selalu mencari cara praktis untuk mengenali, mengingat, berdiskusi, dan membandingkan merek. Nama merek, sebagai aset paling berharga, memegang peran krusial dalam membedakan diri dan meraih penerimaan.

Saat membuat nama merek, ingatlah tujuh kriteria berikut ini:

  • Kekhasan
  • Keringkasan
  • Kesesuaian
  • Mudah diucapkan
  • Kesukaan
  • Dapat diperluas
  • Keamanan

Gunakan ikon and avatar

Ikon sebuah merek bukan hanya sekadar nama dan simbol, tetapi juga mencerminkan posisi suatu merek di pasar. Sebagai alter ego merek, ikon avatar dapat dinamis dan fleksibel.

Branding dalam era digital melibatkan lebih dari sekedar meletakkan logo. Ini mencakup memelihara dialog antara perusahaan dan audiensnya di berbagai platform. Ikon dan avatar menyesuaikan diri dengan dinamika ini dengan meninggalkan konsep cetakan tradisional, aktif berinteraksi di berbagai tempat.

Memikat dengan menggunakan kemasan

Menurut penelitian oleh POPAI (Point of Purchase Advertising International), 76% keputusan pembelian terjadi di dalam toko. Saat produk bersaing di sekitar pelanggan, preferensi dan ingatan terhadap iklan sebelumnya menjadi kurang relevan karena produk berkompetisi untuk menarik perhatian.

Pelanggan seharusnya mengikuti petunjuk khusus saat memproses pesan berdasarkan produk, tetapi pesan tidak berurutan sering diabaikan. Urutan yang umum adalah sebagai berikut:

  • Desain paket memikat perhatian pelanggan
  • Saat melihat nama dan kategori produk, pelanggan sering bertanya, “Apa ini?”.
  • Untuk menjawab pertanyaan “Mengapa saya harus peduli?”, pelanggan mencari pesan singkat yang menjelaskan alasan membeli.
  • Minat pelanggan tumbuh, dan mereka ingin informasi lebih lanjut untuk mendukung pesan alasan membeli.
  • Pada tahap terakhir, pelanggan mencari detail seperti fitur, harga, dan jaminan untuk membuat keputusan pembelian.

Kemasan yang efektif memerlukan komunikasi yang jelas, mampu membangkitkan emosi, serta menjaga alur alami saat menyampaikan informasi. Prinsip-prinsip ini dapat diaplikasikan secara universal pada segala bentuk desain merek.

4. Validate

Komunikasi masa lalu berjalan searah, dari pengirim ke pesan hingga penerima. Saat ini, dinamika telah berubah, mengharuskan pemahaman respons pelanggan sebagai bagian integral dalam komunikasi.

Model komunikasi lama vs. komunikas baru. Model yang baru mementingkan adanya feedback karena komunikasi berjalan dua arah.

Transformasi dari monolog ke dialog dapat dicapai dengan memasukkan elemen krusial: feedback. Setiap siklus feedback tidak hanya memperkaya, tetapi juga meningkatkan ketajaman komunikasi secara keseluruhan.

Dapatkan feedback tentang ide kreatif Anda sebelum meluncurkannya dengan tes berikut:

Swap test

Anda dapat memperbarui identitas brand Anda dengan mengganti ikon, seperti nama atau gambar, dengan elemen dari pesaing. Jika penampilan mereka lebih menarik atau setara, pertimbangkan untuk meningkatkannya; tetapi jika kurang menggoda daripada milik Anda, Anda tetap pada posisi yang baik.

Hand test

Cobalah hand test sebagai variasi swap test untuk mengevaluasi dampak iklan, brosur, dan halaman web dengan cepat. Tutupi ikon di materi pemasaran Anda dan periksa apakah Anda dapat mengidentifikasi pembuatnya.

Jika tidak, komunikasi Anda kurang kuat; itu harus dengan jelas merepresentasikan merek Anda, memungkinkan orang mengenalinya melalui suara, tampilan, dan nuansanya.

Concept test

Concept test sederhana mempermudah pengembangan identitas brand dengan fokus pada ide yang tepat dan pelaksanaan yang benar. Untuk menguji konsep, buat prototipe elemen merek dan berikan kepada setidaknya sepuluh responden eksternal, lalu ajukan pertanyaan seperti:

  • “Janji manakah yang paling penting bagimu?”
  • “Perusahaan mana yang Anda kaitkan dengan janji ini?”
  • “Apakah masuk akal jika perusahaan X membuat janji ini?”
  • “Janji apa lagi yang Anda harapkan dari perusahaan X?”

Field test

Untuk mendapatkan masukan terbaik, uji prototipe Anda dalam situasi nyata yang sesuai. Jika prototipe seharusnya berada di toko, pastikan untuk menguji di lokasi tersebut. Jika produk ditujukan untuk pengemasan, ujilah bersama item serupa dalam kemasan.

Ketika melakukan uji lapangan, berfokuslah pada lima elemen kunci dari ekspresi merek.

  • Keunikan: Apakah merek Anda menonjol dari yang lain?
  • Relevansi: Apakah merek Anda sesuai dengan tujuan Anda?
  • Daya ingat: Dapatkah audiens mengingat merek tersebut saat mereka membutuhkannya?
  • Perluasan: Dapatkah merek Anda berfungsi di berbagai saluran media?
  • Kedalaman makna: Dapatkah merek Anda berkomunikasi dengan audiens pada tingkat yang berbeda?

Baca juga: 19 Traction Channel untuk Mencapai Kesuksesan Bisnis

5. Cultivate

Bisnis yang terus berkembang meraih kesuksesan dengan tetap fleksibel dan responsif terhadap perubahan pasar, industri, ekonomi, dan budaya. Mereka tidak terpaku pada struktur kaku, melainkan beroperasi layaknya organisme hidup yang menyesuaikan diri, tumbuh, membelah, dan menggabungkan diri sesuai kebutuhan.

Berbeda dengan pendekatan perusahaan tradisional yang menekankan keseragaman dan konsistensi, pendekatan modern terhadap branding lebih menghargai vitalitas dan dinamisme daripada ketaatan terhadap keseragaman yang ketat.

Bersikaplah dengan konsisten

Sebuah penelitian oleh Lucidpress menunjukkan bahwa menjaga konsistensi merek di semua platform dapat meningkatkan pendapatan hingga 23%. Dengan mempertahankan citra, pesan, dan suara yang seragam, Anda dapat meningkatkan pengenalan merek dan membantu merek Anda menonjol di pasar yang kompetitif.

Bayangkan merek Anda sebagai individu yang dapat mengubah penampilan tetapi mempertahankan inti. Fokuslah pada memengaruhi karakter merek daripada mengendalikan aspek visual, untuk memastikan konsistensi di mata pelanggan dan menyelaraskan perilaku dengan citra merek secara menyeluruh.

Menyediakan petunjuk untuk brand Anda

Setelah mendetailkan informasi, berkolaborasi, menghasilkan ide-ide baru, dan memastikan keseluruhan proses, setiap karyawan sekarang harus memiliki pemahaman yang kokoh tentang konsep merek dan operasionalnya.

Branding dapat dipelajari, diajarkan, ditiru, dan dipelihara. Program pendidikan berkelanjutan membantu mengintegrasikan seluruh tim di perusahaan, sementara seminar, lokakarya, dan kritik memastikan hubungan harmonis dengan mitra eksternal.

Lindungi brand Anda

Seiring merek Anda berkembang, tingkat kerentanannya juga meningkat. Peluncuran yang gagal, fokus merek yang tidak jelas, atau skandal dapat cepat merusak kredibilitas dan menurunkan nilai merek Anda di era globalisasi ini.

Perbaruilah terus memori perusahaan untuk kesuksesan merek jangka panjang. Terapkan program pendidikan merek, libatkan jaringan kreatif, dan pertimbangkan penugasan Chief Brand Officer (CBO) untuk menjembatani logika dan keajaiban, memperkuat hubungan merek dengan mantap.

Kesimpulan

Mengatasi kesenjangan merek (the brand gap) melibatkan pencarian keseimbangan strategi dan kreativitas untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Lima disiplin branding yang dibahas membentuk siklus positif, meningkatkan nilai merek dan menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Integrasi software dengan CRM dapat menyederhanakan pembangunan merek dengan memusatkan data pelanggan, menjaga konsistensi citra merek, dan memungkinkan penyesuaian strategi yang responsif untuk mencapai kehadiran pasar yang kuat.

Pelajari lebih lanjut tentang ERP 

Referensi

Neumeier, M. (2006b) The Brand Gap: How to Bridge the Distance Between Business Strategy and Design : a Whiteboard Overview. Peachpit Press.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog