10 Software CRM Terbaik di Indonesia Tahun 2025

NamaBest ForFitur UnggulanHarga
SalesforcePerusahaan besarAI-powered analyticsMulai dari $25/pengguna/bulan
HubSpotPemula dalam CRMMarketing automationGratis; Paket berbayar dari $45/bulan
PipedriveSales pipelineVisual pipeline managementMulai dari $14/pengguna/bulan
Zoho CRMEkosistem ZohoAI + omnichannel toolsMulai dari $14/pengguna/bulan
OdooSoftware berbasis open-sourceModular systemGratis; paket berbayar dari $7,25/pengguna/bulan
Impact CRMTransformasi DigitalLokalisasi & support lokalCustom
Microsoft Dynamics 365Ekosistem MicrosoftDukungan AIMulai dari $65/user/bulan
FreshsalesStartup dan e-commerceBuilt-in telephonyMulai dari $9/user/bulan
InsightlyManajemen proyekTask + CRM hybridMulai dari $29/user/bulan
NimbleMedia sosialSocial media integrationMulai dari $29,90/user/bulan

Apa itu software CRM?

Software CRM (Customer Relationship Management) adalah software yang dirancang untuk membantu perusahaan dalam mengelola interaksi dengan pelanggan. Software ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan pelanggan dan efisiensi operasional melalui pengumpulan data dan analisis.

Cara kerja program CRM dimulai dengan mengumpulkan data pelanggan dari berbagai saluran, seperti email, media sosial, dan riwayat pembelian, lalu mengorganisasikan informasi tersebut dalam satu sistem terpusat. Dengan data yang terstruktur dan mudah diakses, perusahaan dapat memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan dengan lebih baik, memberikan layanan yang lebih personal, dan merespons keluhan dengan cepat.

Manfaat dari software CRM 

  • Meningkatkan Efisiensi Operasional: Mengurangi beban kerja manual dengan mengotomatisasi tugas seperti input data, pelacakan interaksi, dan pembuatan laporan.
  • Meningkatkan Konversi Penjualan: Membantu tim sales mengidentifikasi prospek potensial dan mengelola pipeline penjualan secara lebih efektif.
  • Meningkatkan Retensi Pelanggan: Mendeteksi tanda-tanda ketidakpuasan pelanggan lebih awal melalui pemantauan interaksi dan respons cepat.
  • Memperkuat Hubungan dengan Pelanggan: Memungkinkan personalisasi layanan berdasarkan riwayat pembelian, preferensi, dan keluhan pelanggan.

Jenis-jenis software CRM

  • Operational CRM: Fokus pada otomasi proses pemasaran, penjualan, dan layanan pelanggan.
  • Analytical CRM: Berfokus pada analisis data pelanggan untuk mendukung strategi dan pengambilan keputusan.
  • Collaborative CRM: Mengintegrasikan komunikasi antar departemen dan dengan pelanggan melalui berbagai saluran.
  • Strategic CRM: Membantu merancang strategi jangka panjang berdasarkan data dan perilaku pelanggan.

Fitur utama dari software CRM

  • Manajemen Kontak Terpusat: Menyimpan semua informasi pelanggan (kontak, riwayat transaksi, catatan interaksi) dalam satu database yang mudah diakses dan diperbarui.
  • Otomatisasi Alur Kerja: Mengatur tugas berulang seperti pengiriman email promosi, pengingat follow-up, atau notifikasi ke tim secara otomatis.
  • Analitik Prediktif: Teknologi AI/ML yang dapat menganalisis data historis dan memprediksi tren penjualan, risiko churn, atau peluang upselling.
  • Pelaporan dan Dashboard Interaktif: Menyajikan laporan dalam bentuk grafik atau tabel yang mudah dipahami, untuk memantau kinerja penjualan dan kepuasan pelanggan.
  • Manajemen Prospek: Memantau dan memprioritaskan prospek potensial berdasarkan skor lead scoring atau riwayat interaksi.

Kriteria penilaian software CRM terbaik

Secara umum, memilih software CRM yang tepat dapat menjadi tantangan karena ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan, terutama mengenai integrasi dengan sistem lain seperti ERP, marketing automation, dan sales management. Oleh karena itu, beberapa rekomendasi kami mungkin memiliki fitur sama dengan rekomendasi untuk software ERP (kecuali untuk perusahaan kecil yang hanya memerlukan solusi CRM sederhana).

Berikut 5 kriteria penilaian kami dalam memilih software CRM terbaik:

  1. Fitur
  2. Harga
  3. Skalabilitas
  4. Implementasi & Dukungan
  5. Pengalaman Pengguna

1. Fitur
Software CRM harus menawarkan fitur yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan industri yang spesifik. Fitur-fitur ini harus meliputi manajemen kontak, automasi pemasaran, pelaporan dan analitik, serta integrasi multichannel. Ini penting karena bisnis di Indonesia memerlukan sistem yang mendukung proses bisnis yang efisien dan mematuhi regulasi setempat.

2. Harga
Kami lebih mengutamakan nilai terbaik daripada harga terendah. Software CRM harus memberikan fitur dan manfaat yang sebanding dengan investasi yang dikeluarkan, serta mampu mendukung efisiensi jangka panjang dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Biaya yang lebih tinggi seharusnya datang dengan kualitas dan dukungan yang lebih baik.

3. Skalabilitas
Software CRM yang dipilih harus mampu beradaptasi seiring dengan pertumbuhan bisnis Anda. Sistem yang skalabel akan memungkinkan integrasi dengan berbagai aplikasi lain dan mendukung penambahan fitur baru sesuai dengan kebutuhan yang berkembang. Skalabilitas juga penting agar software tetap relevan dan dapat mengikuti perubahan dalam perusahaan.

4. Implementasi & Dukungan
Pemilihan mitra yang tepat untuk implementasi CRM sangat penting. Mitra lokal yang memiliki pemahaman tentang proses bisnis di Indonesia akan dapat memberikan dukungan yang lebih cepat dan relevan. Dukungan purna jual yang efektif juga menjadi faktor penentu, karena masalah yang muncul setelah implementasi harus segera diatasi untuk memastikan kelancaran operasional.

5. Pengalaman Pengguna
Software CRM harus memiliki antarmuka yang intuitif dan mudah dinavigasi, dengan kemampuan aksesibilitas di berbagai perangkat. Pengalaman pengguna yang baik penting untuk memastikan tim dapat mengadopsi sistem dengan cepat, meminimalkan waktu pelatihan, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Keberhasilan implementasi sangat bergantung pada seberapa mudah pengguna dapat beradaptasi dengan sistem.

Disclaimer: Ini adalah gambaran umum berdasarkan kriteria yang kami nilai penting, namun setiap perusahaan memiliki kebutuhan dan prioritas yang berbeda. Beberapa mungkin lebih memprioritaskan fitur, sementara yang lain fokus pada harga atau dukungan. Kami menyarankan untuk berkonsultasi dengan vendor untuk menemukan solusi CRM yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan Anda.

Setelah mengevaluasi ratusan crm software berdasarkan lima kriteria utama, kami menemukan bahwa 10 software crm terbaik berikut ini menawarkan solusi paling efisien dan bernilai tinggi untuk mengelola keuangan bisnis Anda. Dalam banyak kasus, kemudahan penggunaan dan fitur lengkap yang disediakan bahkan melampaui software sejenis dengan harga yang jauh lebih tinggi.

1. Salesforce

Terbaik untuk perusahaan besar

10 Software CRM Terbaik Indonesia 2025
Sumber: admin.salesforce.com

Salesforce adalah software CRM yang digunakan oleh berbagai ukuran perusahaan, terutama perusahaan besar. Software ini dilengkapi dengan teknologi AI seperti Einstein Analytics yang memprediksi penjualan, mengotomatiskan kampanye, dan menganalisis data pelanggan secara real-time.

Platform ini juga mendukung integrasi dengan berbagai aplikasi pihak ketiga, seperti Slack, Microsoft 365, dan sistem ERP. Integrasi tersebut memudahkan pengelolaan data dari sistem-sistem yang berbeda dalam satu platform.

KelebihanKekurangan
Fitur lengkap dengan dukungan AIBiaya yang tinggi
Integrasi yang luasKompleksitas untuk fitur-fitur lanjutan
Skalabilitas yang tinggiBatasan dalam integrasi lokal
Layanan pelanggan dan komunitas yang kuat

Harga:

Mulai dari $25 per bulan untuk paket dasar, dengan opsi peningkatan yang menawarkan fitur lebih lengkap dan dukungan teknis yang lebih intensif.

Cocok untuk:

Salesforce adalah pilihan tepat bagi perusahaan besar dengan anggaran besar yang memerlukan solusi CRM yang lengkap dan dapat diskalakan. Namun, perusahaan menengah yang ingin mengintegrasikan sistem bisnis mereka secara efisien untuk mendukung pertumbuhan juga akan menemukan Salesforce sebagai alat yang sangat berguna.

2. HubSpot

Terbaik untuk pemula dalam software CRM

dashboard software crm hubspot
Sumber: hubspot.com

HubSpot adalah platform CRM yang membantu bisnis mengelola interaksi pelanggan dengan efisien. Fitur-fiturnya mencakup manajemen kontak, otomatisasi pemasaran, pelacakan penjualan, dan analitik, semuanya terintegrasi dalam satu sistem.

Antarmuka yang ramah pengguna memudahkan navigasi, bahkan bagi pemula. Menariknya, HubSpot menawarkan versi gratis dengan fitur inti yang dapat digunakan tanpa biaya, cocok untuk bisnis kecil dan menengah.

KelebihanKekurangan
Integrasi yang luasBiaya yang tinggi untuk fitur premium
Memiliki versi gratis untuk fitur dasarKurang fleksibel untuk bisnis berskala besar
Fitur otomatisasi pemasaran yang andalKurva pembelajaran yang tinggi
Antarmuka yang ramah penggunaBeberapa fitur tidak tersedia dalam versi gratis

Harga:

Selain versi gratis, HubSpot menawarkan berbagai paket berbayar yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda. Berikut adalah beberapa paket yang tersedia:

  • Starter: Mulai dari $45 per bulan, menyediakan fitur dasar untuk tim kecil.
  • Professional: Mulai dari $800 per bulan, mencakup fitur otomatisasi dan analitik lanjutan.
  • Enterprise: Mulai dari $3.200 per bulan, menawarkan fitur lengkap untuk perusahaan besar dengan kebutuhan khusus.

Cocok untuk:

HubSpot adalah platform CRM yang cocok untuk bisnis kecil dan menengah yang ingin mengelola pemasaran dan penjualan secara terintegrasi. Dengan versi gratis dan opsi berbayar yang fleksibel, HubSpot mudah digunakan, bahkan bagi pemula dalam dunia CRM.

3. Pipedrive

Terbaik untuk sales pipeline

10 Software CRM Terbaik Indonesia 2025
sumber: pipedrive.com

Pipedrive adalah software CRM yang membantu tim penjualan mengatur prospek dan transaksi dengan lebih terstruktur. Dengan tampilan pipeline yang visual, pengguna bisa melihat tahapan setiap deal dengan jelas.

Software ini juga mendukung integrasi dengan berbagai aplikasi lain, sehingga data tetap sinkron tanpa perlu input manual. Semua informasi tersimpan di satu tempat, membuat proses penjualan lebih terorganisir.

KelebihanKekurangan
Tampilan pipeline secara visualFitur pemasaran yang terbatas
Antarmuka yang intuitifBiaya tambahan untuk fitur premium
Integrasi yang luasFitur laporan tidak mendalam
Otomatisasi tugas

Harga:

Pipedrive menawarkan beberapa paket harga yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis:

  • Essential – $14/bulan per pengguna. Fitur dasar seperti manajemen pipeline dan integrasi aplikasi.
  • Advanced – $24/bulan per pengguna. Tambahan sinkronisasi email penuh dan otomatisasi alur kerja.
  • Professional – $49/bulan per pengguna. Menyediakan peramalan penjualan dan manajemen tim.
  • Enterprise – $79/bulan per pengguna. Semua fitur tersedia plus dukungan dan kustomisasi tingkat tinggi.

Cocok untuk:

Pipedrive ideal untuk usaha kecil hingga menengah yang mencari solusi CRM dengan fokus pada penjualan dan manajemen pipeline.

4. Zoho CRM

Terbaik untuk yang menggunakan ekosistem Zoho

10 Software CRM Terbaik Indonesia 2025
Sumber: zoho.com

Zoho CRM adalah software berbasis cloud yang membantu bisnis mengelola interaksi pelanggan dengan lebih mudah. Dengan fitur seperti otomatisasi penjualan, manajemen kontak, dan analitik, bisnis bisa menyederhanakan proses dan meningkatkan penjualan.

Selain itu, Zoho CRM terhubung dengan berbagai aplikasi lain seperti Zoho Books dan Zoho Projects, serta integrasi dengan aplikasi pihak ketiga. Ini memberi fleksibilitas bagi bisnis untuk menyesuaikan sistem sesuai kebutuhan dengan mudah.

KelebihanKekurangan
Harga yang kompetitifKeterbatasan fungsionalitas di versi dasar
Otomatisasi proses penjualan dengan dukungan AIKompleksitas dalam konfigurasi awal
Integrasi dengan berbagai aplikasi ZohoKurva pembelajaran yang tinggi

Harga:

Zoho CRM menawarkan beberapa paket harga yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis:

  • Standard – $14/bulan per pengguna: Cocok untuk tim kecil, dengan fitur prakiraan penjualan dan integrasi aplikasi.
  • Professional – $23/bulan per pengguna: Menambahkan manajemen inventaris, otomatisasi alur kerja, dan integrasi email penuh.
  • Enterprise – $40/bulan per pengguna: Dilengkapi AI asisten penjualan, manajemen wilayah, dan kustomisasi tingkat tinggi.
  • Ultimate – $52/bulan per pengguna: Semua fitur Enterprise plus analitik canggih dan dukungan prioritas.

Cocok untuk:

Zoho CRM cocok untuk bisnis kecil hingga menengah yang membutuhkan sistem CRM dengan fitur lengkap dan fleksibel. Bagi yang sudah menggunakan ekosistem Zoho, integrasi antara berbagai aplikasi bisnis memudahkan pengelolaan dan meningkatkan efisiensi kerja.

5. Odoo

Terbaik untuk software berbasis open-source

10 Software CRM Terbaik Indonesia 2025
Sumber: Odoo.com

Odoo adalah software ERP open-source yang menyediakan berbagai aplikasi bisnis terintegrasi, seperti manajemen penjualan, akuntansi, inventaris, dan CRM. Dengan desain modular, Odoo memudahkan perusahaan untuk menyesuaikan dan menggabungkan berbagai fungsi bisnis dalam satu platform yang lengkap.

KelebihanKekurangan
Fleksibilitas dan modularitasKebutuhan keahlian teknis
Biaya yang terjangkauKurva pembelajaran yang tinggi
Dukungan komunitas yang kuatFitur terbatas untuk versi gratis

Harga:

Harga Odoo cukup fleksibel, mulai dari versi open-source yang gratis. Jika butuh fitur lebih lengkap, paket berbayarnya mulai dari $7,25 per pengguna per bulan, dengan biaya tambahan untuk implementasi dan kustomisasi sesuai kebutuhan bisnis.

Cocok untuk:

Odoo sangat cocok untuk perusahaan dari berbagai ukuran, termasuk perusahaan menengah yang butuh solusi CRM yang terintegrasi dengan sistem ERP.

6. Impact

Terbaik untuk transformasi digital

dashboard software crm impact

Impact CRM adalah software yang dirancang khusus untuk tim berukuran sedang agar pengelolaan data pelanggan lebih mudah dan terpusat. Modul manajemen pelanggan-nya membantu mengotomatiskan tindak lanjut, mengelola kinerja penjualan, serta memberikan akses ke informasi secara real-time.

Sebagai Aplikasi CRM Indonesia, Impact CRM dirancang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik bisnis di Indonesia.

Impact CRM terintegrasi dengan sistem inventaris, penggajian, dan ERP untuk menyederhanakan proses kerja Anda. Integrasi ini mengurangi pekerjaan manual yang rawan kesalahan dan membuat alur kerja tim menjadi lebih efisien.

KelebihanKekurangan
Optimasi untuk transformasi digitalTidak cocok untuk bisnis berskala kecil
Biaya yang efektifTidak cocok untuk bisnis yang tidak mencari transformasi digital
Fleksibilitas untuk melakukan kustomisasiBiaya implementasi
Dikembangkan untuk bisnis di Indonesia

Harga:

Harga Impact tidak bergantung pada jumlah pengguna, sehingga sangat ideal untuk perusahaan besar yang ingin meningkatkan efisiensi pengadaan dan transformasi digital. Tarif ERP ini fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik, seperti tata letak gudang, peramalan inventaris, pengelolaan vendor, serta pembuatan laporan untuk mendukung optimalisasi proses pengadaan.

Cocok untuk:

Impact CRM adalah solusi digital tepat untuk perusahaan menengah ke atas, hadir dengan fitur lengkap seperti mobile app untuk top management dan dukungan tim implementasi yang handal guna mengoptimalkan proses bisnis Anda. Dengan harga yang tidak bergantung pada jumlah pengguna serta kemampuan analitik dan integrasi menyeluruh, Impact CRM menjadi pilihan ideal bagi organisasi besar dengan banyak karyawan dan kebutuhan bisnis yang kompleks.

7. Dynamics 365

Terbaik untuk ekosistem Microsoft

10 Software CRM Terbaik Indonesia 2025
Sumber: microsoft.com

Microsoft Dynamics 365 adalah platform bisnis cerdas yang menggabungkan ERP dan CRM dalam satu aplikasi. Dengan dukungan AI, analitik canggih, dan integrasi dengan Microsoft 365, Teams, serta Azure, platform ini membantu perusahaan mengelola penjualan, keuangan, layanan pelanggan, dan operasi dengan lebih efisien.

KelebihanKekurangan
Integrasi dengan ekosistem MicrosoftBiaya yang tinggi untuk implementasi dan pemeliharaan
Dukungan AI dan analitik lanjutanKompleksitas dalam implementasi
Ketergantungan pada Microsoft

Harga:

Microsoft menyediakan sejumlah paket berbayar untuk software CRM:

  • Sales Hub: $65/user/bulan (manajemen penjualan & pipeline)
  • Customer Service Hub: $50/user/bulan (layanan pelanggan & tiket)
  • Paket Lengkap (ERP + CRM): $190/user/bulan (termasuk keuangan, rantai pasok, dan analitik)
  • Harga dapat meningkat dengan add-on seperti AI Builder atau kustomisasi khusus

Cocok untuk:

Microsoft Dynamics 365 cocok untuk perusahaan dari berbagai ukuran yang membutuhkan solusi ERP dan CRM dengan fitur analitik dan AI canggih. Ini sangat ideal untuk bisnis yang sudah menggunakan produk Microsoft dalam operasional sehari-hari mereka.8. Freshsales

8. Freshsales

Terbaik untuk perusahaan startup dan e-commerce

software crm freshsales
sumber: freshsales.io

Freshsales adalah CRM berbasis cloud yang memudahkan tim penjualan mengelola prospek, interaksi, dan proses penjualan. Dengan antarmuka yang mudah digunakan dan fitur canggih, Freshsales membantu bisnis meningkatkan produktivitas dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan pelanggan.

KelebihanKekurangan
Integrasi dengan procurement toolsKustomisasi terbatas
Pelacakan pesanan pelangganFitur lanjutan sangat terbatas pada paket dasar
Prediksi permintaan

Harga:

Freshsales menawarkan beberapa paket harga yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis:

  • Growth: Mulai dari $9 per pengguna per bulan, mencakup manajemen prospek dan penjualan dasar.
  • Pro: Mulai dari $39 per pengguna per bulan, menambahkan otomatisasi alur kerja dan analitik lanjutan.
  • Enterprise: Mulai dari $59 per pengguna per bulan, menawarkan kustomisasi mendalam dan dukungan prioritas.

Cocok untuk: 

Freshsales cocok untuk bisnis kecil hingga menengah yang butuh CRM sederhana dengan tampilan intuitif dan fitur lengkap untuk mengelola penjualan. Software ini juga ideal bagi e-commerce dan startup yang ingin menyinkronkan data penjualan, stok, serta proses procurement secara otomatis.

9. Insightly

Terbaik untuk manajemen proyek

10 Software CRM Terbaik Indonesia 2025
sumber: insightly.com

Insightly adalah software CRM berbasis cloud yang menyatukan pengelolaan hubungan pelanggan dan proyek dalam satu sistem praktis. Kamu bisa dengan mudah mengatur kontak, melacak interaksi, dan memonitor proyek tanpa harus berpindah aplikasi.

Software ini menyediakan akses informasi real-time, laporan analitik mendalam, serta integrasi dengan aplikasi populer seperti Google Workspace dan Microsoft Office. Dengan antarmuka yang intuitif, Insightly membantu tim dari berbagai departemen bekerja lebih efisien dan meningkatkan kolaborasi.

KelebihanKekurangan
Integrasi CRM dengan manajemen proyekHarga yang relatif tinggi
Antarmuka yang intuitifDukungan teknis yang kurang responsif
Pelaporan dan analitik mendalamKustomisasi yang terbatas
Integrasi dengan aplikasi pihak ketiga

Harga:

Insightly tersedia dalam tiga paket berbayar:

  • Paket Plus: Mulai dari sekitar $29 per pengguna per bulan, mencakup fitur dasar CRM dan manajemen proyek.
  • Paket Professional: Mulai dari sekitar $49 per pengguna per bulan, dengan fitur tambahan otomatisasi dan analitik mendalam.
  • Paket Enterprise: Mulai dari sekitar $99 per pengguna per bulan, ideal untuk perusahaan yang memerlukan solusi kustomisasi tinggi dan fitur lanjutan.

Cocok untuk:

Insightly cocok untuk bisnis kecil hingga menengah yang ingin menggabungkan CRM dengan manajemen proyek dalam satu sistem praktis. Dengan software ini, tim dapat menyederhanakan proses penjualan dan pengelolaan proyek tanpa harus berpindah aplikasi, sehingga lebih fokus pada pertumbuhan bisnis dan pelayanan pelanggan.

10. Nimble

Terbaik untuk integrasi dengan media sosial

software crm nimble
sumber: nimble.com

Nimble adalah software CRM berbasis cloud yang membantu bisnis membangun hubungan lebih personal dengan pelanggan. Dengan mengintegrasikan data dari email, media sosial, dan interaksi langsung, Nimble memberikan gambaran lengkap tentang pelanggan Anda.

Platform ini mendukung tim penjualan serta pemasaran dalam menyusun strategi komunikasi dan penawaran berdasarkan perilaku serta preferensi pelanggan. Dengan Nimble, optimalisasi interaksi dan peningkatan efektivitas strategi bisnis dapat tercapai.

KelebihanKekurangan
Integrasi dengan media sosialKurang cocok untuk perusahaan besar
Antarmuka yang sederhanaKustomisasi yang terbatas
Insight pelanggan yang mendalamIntegrasi eksternal tambahan
Otomatisasi tugas rutin

Harga

Nimble hanya menyediakan satu paket berbayar, yaitu $29,90/user/bulan.

Cocok untuk:

Nimble ideal untuk bisnis kecil hingga menengah yang mengutamakan hubungan pelanggan berbasis interaksi sosial. Platform ini sangat berguna bagi tim pemasaran dan penjualan yang ingin memanfaatkan data media sosial untuk mengembangkan strategi komunikasi yang lebih personal dan tepat sasaran.

Saran dalam memilih software CRM

  • Tentukan Kebutuhan Bisnis: Banyak perusahaan memilih CRM hanya karena ikut tren, padahal solusi yang tepat harus mampu mengatasi masalah nyata seperti rendahnya retensi pelanggan dan lambatnya respons tim. Sistem CRM yang efektif harus fokus pada peningkatan kinerja dan produktivitas seluruh tim. Untuk menemukan CRM yang sesuai, libatkan seluruh divisi—sales, marketing, dan customer service—dalam proses pemilihan. Dengan begitu, setiap tim dapat menyuarakan kebutuhan mereka sehingga solusi yang diambil benar-benar mendukung target bisnis.
  • Pilih Vendor yang Tepat: Memilih vendor hanya karena harga murah tanpa melihat pengalaman bisa jadi keputusan yang salah. Vendor yang belum mengerti karakteristik bisnis Anda mungkin tidak bisa memberikan solusi CRM yang tepat. Carilah vendor yang sudah pernah bekerja dengan bisnis serupa dan menawarkan fitur relevan sesuai regulasi dan tren pasar lokal. Pastikan juga untuk menanyakan studi kasus atau referensi dari klien sebelumnya sebagai bukti keberhasilan implementasinya.
  • Manfaatkan Uji Coba Sebelum Implementasi: Banyak bisnis langsung menerapkan CRM tanpa uji coba, mengira semuanya akan berjalan lancar. Akibatnya, tim justru menghadapi error atau kebingungan, seperti data duplikat atau alur kerja yang tidak sesuai. Gunakan data pelanggan asli untuk simulasi skenario nyata, seperti menangani keluhan atau melacak prospek. Libatkan 5-10 orang dari divisi berbeda untuk menguji CRM selama 1-2 minggu, lalu kumpulkan feedback agar sistem siap digunakan tanpa hambatan.
  • Libatkan Pengguna Akhir: Beberapa perusahaan tidak melibatkan pengguna akhir dalam proses pemilihan dan implementasi CRM, yang dapat menyebabkan resistensi dan adopsi yang rendah. Libatkan tim dari berbagai departemen sejak awal untuk mendapatkan masukan berharga dan memastikan bahwa solusi yang dipilih memenuhi kebutuhan semua pihak. Pelibatan ini juga meningkatkan rasa memiliki dan mempermudah proses adopsi.
  • Pertimbangkan Integrasi pada Sistem yang Ada: Seringkali, perusahaan memilih software CRM tanpa mempertimbangkan kemampuan integrasinya dengan sistem yang sudah ada, menyebabkan data terisolasi dan proses yang terputus. Pastikan software CRM yang dipilih dapat diintegrasikan dengan sistem lain yang Anda gunakan, seperti ERP, email marketing, atau platform e-commerce. Integrasi yang baik akan memastikan aliran data yang mulus dan meningkatkan efisiensi operasional.

Jika Anda mencari solusi untuk mengatasi masalah spesifik dalam manajemen pelanggan, memilih software CRM yang tepat sangatlah krusial. Namun, jika tujuan Anda adalah transformasi digital yang menyeluruh, kami merekomendasikan implementasi sistem ERP.

Impact ERP dioptimalkan untuk transformasi digital karena memiliki integrasi yang kuat, fleksibilitas tinggi, dan dukungan lokal yang andal. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut atau hubungi kami.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

10 Aplikasi purchasing terbaik

NamaBest ForFitur UnggulanHarga (Per Bulan)
OdooAplikasi berbasis open-sourceModularitasGratis; paket berbayar dari $7,25/pengguna/bulan
Dynamics 365 SCMEkosistem MicrosoftOtomatisasi alur kerja MicrosoftDari $180/bulan
ProcurifyManajemen PembelianApproval Workflow OtomatisHarus menghubungi vendor
KissflowWorkflow Digital SederhanaPlatform No-Code untuk Proses BisnisMulai dari $1.500/bulan
XeroIntegrasi Akuntansi & PurchasingPelacakan Invoice & Pembayaran OtomatisMulai $29/bulan
Zoho InventoryBisnis E-commerce & RetailManajemen multi-channelGratis; paket berbayar dari $29/bulan
PrecoroPurchasing sederhanaAntarmuka User-FriendlyDari $499/bulan
SAP AribaPerusahaan multinasionalJaringan supplier terbesar di duniaDari $50/bulan
Zip IntakeKontrol Anggaran & ApprovalPermintaan Pembelian Berbasis CloudHarus menghubungi vendor
Impact ERPTransformasi Digital MenyeluruhModul ERP lengkapCustom

Apa itu aplikasi purchasing?

Aplikasi purchasing adalah perangkat lunak yang dirancang untuk membantu perusahaan mengelola proses pengadaan dan pembelian barang atau jasa secara terintegrasi, mulai dari permintaan, pemesanan, pengiriman, hingga pembayaran. Dengan mengotomatiskan tahapan pengadaan, aplikasi ini meningkatkan efisiensi, transparansi, dan sinkronisasi informasi antar departemen.

Manfaat dari aplikasi purchasing

  • Meningkatkan Efisiensi Operasional: Otomatisasi proses pembelian mengurangi ketergantungan pada pekerjaan manual, sehingga mempercepat alur kerja dan mengoptimalkan waktu.
  • Mengurangi Biaya Operasional: Dengan sistem yang terintegrasi, aplikasi purchasing membantu mengurangi kesalahan dan pemborosan biaya, sehingga pengeluaran operasional dapat diminimalkan.
  • Meningkatkan Transparansi: Pelacakan status pengadaan secara real-time memungkinkan manajemen untuk memantau setiap tahap proses pembelian dengan lebih jelas dan terbuka.
  • Memperbaiki Pengambilan Keputusan: Data analitik yang dihasilkan aplikasi purchasing memberikan wawasan mendalam mengenai tren dan kinerja pembelian, mendukung strategi dan keputusan yang lebih tepat.

Jenis-jenis aplikasi purchasing

  • ERP Modules: Mengintegrasikan aplikasi purchasing dengan sistem ERP untuk sinkronisasi data dan peningkatan efisiensi operasional.
  • Cloud-Based: Aplikasi purchasing berbasis cloud memungkinkan akses data secara real-time dari mana saja, sehingga mendukung mobilitas dan kolaborasi yang lebih baik.
  • Industry Specific: Dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan industri tertentu, dengan fitur yang disesuaikan untuk proses pembelian yang unik.
  • Spend Management Tools: Fokus pada pengendalian dan analisis pengeluaran, membantu perusahaan mengoptimalkan biaya dan mengelola budget secara efektif.

Fitur utama aplikasi purchasing

  • Purchase Order Management: Memungkinkan pembuatan, pelacakan, dan pengelolaan pesanan pembelian secara otomatis untuk memastikan setiap transaksi berjalan lancar.
  • Supplier Management: Memudahkan perusahaan dalam mengelola data supplier, negosiasi harga, serta evaluasi kinerja pemasok secara terintegrasi.
  • Budget Tracking: Menyediakan fitur pelacakan anggaran yang akurat sehingga setiap pengeluaran dapat dikontrol dan disesuaikan dengan rencana keuangan.
  • Analytics and Reporting: Menghasilkan laporan dan analisis data secara real-time untuk memberikan insight mendalam dalam pengambilan keputusan strategis.

Kriteria penilaian aplikasi purchasing terbaik

Memilih software e-procurement yang tepat memerlukan pertimbangan matang agar dapat mendukung proses pengadaan secara efisien dan transparan. Faktor-faktor seperti integrasi dengan sistem lain, kemudahan penggunaan, serta fleksibilitas dalam mengelola vendor dan pesanan pembelian harus menjadi prioritas dalam menentukan solusi purchasing yang sesuai.

Berikut adalah 5 kriteria penilaian kami dalam memilih aplikasi purchasing:

  1. Fitur
  2. Harga
  3. Skalabilitas
  4. Implementasi & Dukungan
  5. Pengalaman Pengguna

1. Fitur
Aplikasi purchasing harus memiliki fitur utama yang mendukung seluruh proses pengadaan, seperti manajemen vendor, otomatisasi purchase order, persetujuan multi-level, pelacakan status pengadaan, serta pelaporan dan analitik. Integrasi dengan sistem lain, seperti ERP atau akuntansi, juga penting untuk memastikan efisiensi operasional dan akurasi data.

2. Harga
Evaluasi total biaya yang diperlukan, termasuk biaya lisensi atau langganan, implementasi, pelatihan, serta biaya tambahan untuk fitur tertentu atau integrasi sistem. Software berbasis cloud sering kali lebih fleksibel dan ekonomis untuk bisnis kecil hingga menengah, sementara perusahaan besar mungkin memerlukan solusi premium dengan fitur yang lebih kompleks.

3. Skalabilitas
Pastikan aplikasi purchasing dapat menyesuaikan diri dengan pertumbuhan bisnis, baik dari segi jumlah vendor, volume transaksi, maupun kebutuhan operasional yang semakin kompleks. Sistem yang scalable memungkinkan bisnis untuk berkembang tanpa harus mengganti software atau mengalami gangguan dalam alur kerja yang sudah berjalan.

4. Implementasi & Dukungan

Pilih aplikasi purchasing dengan proses implementasi yang cepat dan didukung oleh layanan pelanggan yang responsif. Proses onboarding yang mudah, pelatihan bagi tim pengadaan, serta dukungan teknis yang tersedia saat dibutuhkan akan membantu perusahaan mengoptimalkan penggunaan software dan mengatasi kendala operasional dengan lebih efektif.

5. Pengalaman Pengguna
UI yang intuitif sangat penting untuk memastikan pengguna dapat dengan mudah mengelola proses pengadaan tanpa kendala. Aplikasi purchasing yang baik harus memiliki navigasi yang jelas, otomatisasi alur kerja yang efisien, serta dashboard visual yang memberikan informasi penting secara cepat dan akurat. Dukungan akses mobile juga dapat meningkatkan fleksibilitas dan produktivitas tim pengadaan.

Disclaimer: Ini adalah gambaran umum berdasarkan kriteria yang kami nilai penting, namun setiap perusahaan memiliki kebutuhan dan prioritas yang berbeda. Beberapa mungkin lebih memprioritaskan fitur, sementara yang lain fokus pada harga atau dukungan. Kami menyarankan untuk berkonsultasi dengan vendor untuk menemukan aplikasi purchasing yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan Anda.

1. Odoo

Terbaik untuk aplikasi berbasis open-source

dashboard aplikasi purchasing odoo
Sumber: odoo.com

Odoo adalah platform ERP open source yang menyediakan modul pembelian terintegrasi untuk memudahkan proses pengelolaan pembelian. Dengan fitur seperti pembuatan purchase order otomatis, pengelolaan RFQ, dan pelacakan status secara real-time, proses pembelian jadi lebih efisien.

Modul pembelian ini terhubung dengan modul-modul lain seperti inventory, akuntansi, dan penjualan. Solusi ini membuat Odoo fleksibel dan efektif untuk mendukung kebutuhan operasional bisnis.

KelebihanKekurangan
Fleksibilitas dan modularitasKebutuhan keahlian teknis
Biaya yang terjangkauKurva pembelajaran yang tinggi
Dukungan komunitas yang kuatFitur terbatas untuk versi gratis

Harga:

Harga Odoo cukup fleksibel, mulai dari versi open-source yang gratis. Jika butuh fitur lebih lengkap, paket berbayarnya mulai dari $7,25 per pengguna per bulan, dengan biaya tambahan untuk implementasi dan kustomisasi sesuai kebutuhan bisnis.

Cocok untuk:

Odoo adalah solusi cerdas bagi UMKM yang ingin beralih dari sistem manual ke digital dengan biaya terbatas, serta perusahaan skala menengah dengan rantai pasok sederhana yang membutuhkan integrasi antar-divisi. Selain itu, startup tech-savvy dengan tim IT dapat memanfaatkan versi open-source Odoo untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendukung pertumbuhan bisnis.

2. Dynamics 365 SCM

Terbaik untuk integrasi dengan ekosistem Microsoft

10 Aplikasi Purchasing Terbaik Indonesia 2025
Sumber: microsoft.com

Microsoft Dynamics 365 Supply Chain Management (D365 SCM) adalah software yang membantu perusahaan mengelola pengadaan barang dan jasa dengan lebih terstruktur. Proses seperti pembuatan purchase requisition, penerbitan purchase order, dan manajemen vendor dapat dilakukan dalam satu sistem yang saling terhubung.

Dibangun di atas Microsoft Azure, D365 SCM terintegrasi dengan aplikasi dan layanan lain dari Microsoft. Integrasi ini memungkinkan akses data secara real-time dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat.

KelebihanKekurangan
Integrasi dengan sistem MicrosoftBiaya yang tinggi
Fleksibilitas yang tinggi untuk kustomisasiKurva pembelajaran yang tinggi
Fitur perencanaan dan pemantauan yang canggihKompleksitas untuk integrasi dengan sistem lama
Pengelolaan supply chain yang holistikKeterbatasan fungsi tertentu

Harga:

Microsoft Dynamics 365 Supply Chain Management menggunakan model berlangganan berbasis cloud, dengan harga yang disesuaikan menurut ukuran organisasi, jumlah pengguna, dan fitur yang dipilih (kisaran biaya dasar per pengguna sekitar $180-$210 per bulan). Selain itu, ada biaya tambahan untuk implementasi, pelatihan, kustomisasi, dan integrasi dengan sistem lain.

Cocok untuk

D365 SCM adalah solusi tepat untuk perusahaan dengan rantai pasokan kompleks, terutama bagi yang beroperasi lintas negara atau memiliki banyak lini produk. Jika Anda sudah menggunakan Microsoft Office 365, Power BI, dan Teams, sistem ini akan memudahkan integrasi dan meningkatkan efisiensi operasional.

3. Procurify

Terbaik untuk manajemen pembelian

dashboard aplikasi purchasing procurify
Sumber: procurify.com

Procurify adalah platform berbasis cloud yang dirancang untuk membantu perusahaan mengelola proses pengadaan dengan lebih terstruktur. Fitur-fiturnya mencakup manajemen anggaran, pembuatan pesanan, serta pelacakan dan pelaporan transaksi dalam satu sistem.

Aplikasi ini juga memiliki alat untuk memantau pengeluaran dan mencegah kesalahan atau penyalahgunaan dalam pengadaan. Dengan dukungan akses mobile, pengguna dapat mengelola dan menyetujui permintaan kapan saja jika diperlukan.

KelebihanKekurangan
Antarmuka yang mudah digunakanKeterbatasan fitur lanjutan
Dukungan pelanggan yang responsifMasalah dalam kinerja sistem
Integrasi dengan sistem akuntansi seperti QuickBooksKompleksitas untuk integrasi dengan sistem lama
Visibilitas real-time

Harga:

Untuk mendapatkan harga yang lebih detail, pelanggan harus menghubungi provider dari Procurify. Namun, Procurify menyediakan uji coba gratis.

Cocok untuk:

Procurify cocok untuk bisnis kecil dan menengah yang butuh platform pengadaan simpel tapi tetap powerful. Sektor seperti teknologi, pendidikan, bioteknologi, dan layanan kesehatan juga bisa lebih efisien dan transparan dalam mengelola pembelian dengan Procurify.

4. Kissflow

Terbaik untuk otomatisasi proses kerja

dashboard aplikasi procurement kissflow
Sumber: kissflow.com

Kissflow adalah aplikasi purchasing low-code/no-code yang memungkinkan bisnis mengotomatisasi alur kerja tanpa memerlukan keterampilan teknis. Dengan fitur drag-and-drop, tim non-IT bisa membuat sistem pengadaan, approval, dan pelacakan pesanan secara digital dalam waktu singkat.

Aplikasi ini ideal bagi perusahaan yang ingin menggantikan proses manual dengan solusi yang mudah disesuaikan. Mulai dari permintaan pembelian hingga approval multi-level, Kissflow menyederhanakan setiap langkah dalam pengelolaan alur kerja.

KelebihanKekurangan
Antarmuka berbasis visual yang mudah digunakanFitur terbatas untuk kebutuhan kompleks
Proses implementasi yang cepatKetergantungan pada internet
Fleksibilitas untuk kustomisasiBiaya tambahan untuk pengguna lebih banyak
Biaya yang transparan

Harga

Harga Kissflow dihitung berdasarkan jumlah pengguna. Paket Basic seharga $1.500 per bulan untuk 50 pengguna, sementara untuk jumlah pengguna yang lebih banyak, perusahaan perlu memilih paket Enterprise dengan biaya yang disesuaikan.

Cocok untuk:

Kissflow adalah aplikasi yang ideal untuk startup, UMKM, atau perusahaan besar yang ingin mendigitalisasi proses pengadaan dengan biaya terjangkau. Aplikasi ini cocok untuk bisnis dengan proses sederhana yang tidak memerlukan integrasi inventaris atau rantai pasok, serta memudahkan pengelolaan permintaan pembelian internal.

5. Xero

Terbaik untuk integrasi akuntansi dengan purchasing

dashboard aplikasi procurement xero
Sumber: xero.com

Xero adalah aplikasi akuntansi berbasis cloud yang banyak digunakan oleh UKM, termasuk di Indonesia. Selain untuk akuntansi, Xero juga menyediakan fitur pembelian dasar untuk mengelola PO, invoice, dan pembayaran ke vendor, menjadikannya pilihan tepat untuk bisnis yang ingin menyatukan pengelolaan keuangan dan pengadaan dalam satu platform.

KelebihanKekurangan
Integrasi akuntansi dengan purchasingMayoritas sebagai aplikasi akuntansi
Mudah untuk diakses melalui cloudBiaya tambahan untuk pengguna tambahan
Rekonsiliasi otomatis antara bank dengan invoice vendorKetergantungan pada add-ons

Harga:

Xero menawarkan tiga pilihan paket berbayar yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Paket Starter mulai dari $29/bulan, Standard $46/bulan, dan Premium $69/bulan.

Cocok untuk:

Xero adalah pilihan tepat untuk usaha kecil dan menengah yang membutuhkan solusi akuntansi terintegrasi dengan biaya yang ramah di kantong. Cocok juga untuk perusahaan jasa yang sering melakukan pembelian rutin, memudahkan pengelolaan transaksi sehari-hari.

6. Zoho Inventory

Terbaik untuk bisnis e-commerce dan retail

dashboard aplikasi procurement zoho inventory
Sumber: zoho.com

Zoho Inventory adalah aplikasi yang memudahkan bisnis e-commerce, retail, atau distributor dalam mengelola stok dan pembelian. Dengan fitur otomatisasi dan integrasi dengan berbagai platform e-commerce, sangat cocok untuk bisnis yang berjualan di berbagai saluran.

Aplikasi ini membantu memantau stok barang secara real-time, mengoptimalkan pengadaan, dan mempercepat proses transaksi dengan vendor. Dengan Zoho Inventory, bisnis dapat bekerja lebih efisien dan fokus pada pertumbuhan, tanpa khawatir masalah stok dan pembelian.

KelebihanKekurangan
Integrasi multi-channelFitur lanjutan yang terbatas
Purchase Order otomatisKurva pembelajaran yang tinggi
Pelacakan pengirimanKetergantungan pada add-ons
Aksesibilitas mobile

Harga

Zoho Inventory tersedia secara gratis untuk fitur dasar, sementara Paket Standard seharga $29/bulan (ditagih tahunan) menawarkan fitur dengan batasan jumlah pesanan dan label pengiriman. Untuk kebutuhan yang lebih lengkap, Paket Professional ($79/bulan, ditagih tahunan) menyediakan batch tracking serta serial number tracking, sedangkan Paket Premium ($129/bulan, ditagih tahunan) ideal untuk bisnis besar dengan manajemen inventaris yang lebih kompleks.

Cocok untuk: 

Zoho Inventory sangat cocok untuk usaha dan distributor kecil, serta e-commerce yang memerlukan pengelolaan stok efisien serta integrasi mudah dengan sistem penjualan online. Platform ini memfasilitasi pengelolaan stok secara real-time tanpa investasi awal besar, sehingga operasional bisnis dapat berjalan lebih lancar.

7. Precoro

Terbaik untuk purchasing sederhana 

dashboard software purchasing precoro
Sumber: precoro.com

Precoro adalah aplikasi purchasing yang dirancang untuk membantu bisnis kecil dan menengah mengelola pengadaan. Platform ini mengotomatisasi proses dari permintaan pembelian hingga pengelolaan faktur dengan antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan.

Fitur approval workflow otomatis memudahkan persetujuan pembelian sesuai kebijakan yang juga dapat diintegrasikan dengan Xero, Quickbooks, dan Netsuite. Dengan demikian, proses pengadaan dapat berjalan lebih efisien dan mengurangi risiko keterlambatan.

KelebihanKekurangan
Mudah untuk digunakanKeterbatasan fitur skala besar
Approval workflow otomatisManajemen inventaris terbatas
Integrasi dengan Xero, Quckbooks, dan NetsuiteKustomisasi yang terbatas

Harga:

Precoro menawarkan tiga paket berbayar yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Paket Core mulai dari $499/bulan, Paket Automation dari $999/bulan, dan untuk fitur paling lengkap, Paket Enterprise tersedia dengan harga khusus sesuai kebutuhan.

Cocok untuk:

Precoro adalah aplikasi purchasing yang simpel dan efisien untuk bisnis kecil dan menengah yang ingin mengelola pengadaan dengan lebih mudah. Cocok juga untuk startup tech dan tim proyek, dengan fitur approval workflow otomatis yang memastikan proses lebih cepat dan terorganisir.

8. SAP Ariba

Terbaik untuk perusahaan multinasional

dashboard software purchasing SAP Ariba
Sumber: news.sap.com

SAP Ariba adalah software e-procurement yang menyederhanakan proses pengadaan dan terintegrasi dengan sistem ERP seperti SAP S/4HANA. Platform ini menawarkan visibilitas real-time, analitik canggih, dan alur kerja otomatis untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat.

Software ini juga menggabungkan manajemen rantai pasok dan procurement dengan jaringan supplier terbesar di dunia, yang mencakup lebih dari 5 juta mitra bisnis. Dengan fitur-fitur tersebut, SAP Ariba membantu meningkatkan efisiensi operasional dan strategi bisnis secara praktis.

KelebihanKekurangan
Procurement-to-Pay (P2P) TerintegrasiBiaya yang tinggi
Integrasi yang mendalamKurva pembelajaran yang tinggi
Terhubung dengan jaringan supplier globalKustomisasi yang terbatas
Keamanan Tinggi

Harga:

Beberapa sumber menyebutkan bahwa biaya lisensi mulai dari $50 per bulan, namun harga bisa berbeda tergantung modul dan layanan yang dipilih. Angka tersebut dapat berubah sesuai dengan fitur dan kebutuhan pelanggan. Selain itu, hanya sebagian kecil (0.155%) dari total volume transaksi tahunan di seluruh hubungan pelanggan yang dikenakan biaya. 

Cocok untuk:

SAP Ariba diperuntukkan bagi perusahaan besar dan organisasi global. Platform ini juga ditujukan untuk bisnis yang sudah menggunakan SAP ERP. Targetnya juga mencakup organisasi yang menerapkan compliance dengan regulasi internasional.

9. Zip Intake

Terbaik untuk kontrol anggaran dan approval

10 Aplikasi Purchasing Terbaik Indonesia 2025
Sumber: ziphq.com

Zip Intake adalah aplikasi purchasing berbasis cloud yang membantu mengelola permintaan pembelian dengan mudah. Platform ini mempercepat proses pengajuan, persetujuan, dan pelacakan pembelian secara efisien.

Aplikasi ini cocok untuk bisnis yang ingin mengumpulkan semua permintaan pembelian dari berbagai departemen dalam satu sistem. Dengan begitu, pembelian yang tidak terkontrol berkurang dan kepatuhan anggaran meningkat.

KelebihanKekurangan
Fitur kontrol anggaran yang ketatTidak mendukung manajemen inventaris
Workflow approval yang fleksibelKustomisasi yang minimal
Integrasi dengan berbagai sistem keuanganCocok untuk skala bisnis tertentu
Analisis pengeluaran dengan dashboard visual

Harga:

Harga Zip Intake hanya tersedia setelah menghubungi vendor.

Cocok untuk:

Zip Intake sangat ideal untuk perusahaan menengah-besar dengan banyak departemen yang perlu mengontrol pengeluaran. Solusi ini menawarkan cara cepat dan mudah untuk mengotomatisasi pengumpulan data tanpa repot dengan infrastruktur kompleks.

10. Impact

Terbaik untuk transformasi digital

dashboard software purchasing impact

Impact adalah sistem ERP yang dirancang khusus untuk tim berukuran sedang, memudahkan pengelolaan inventaris dalam sistem yang sudah ada. Dengan modul pembelian, pengguna bisa mengotomatisasi proses pemenuhan, mengelola kinerja vendor, dan mengakses data pembelian secara real-time.

Aplikasi purchasing Impact terintegrasi dengan modul ERP lainnya seperti inventaris, akuntansi, dan penjualan, sehingga proses pengadaan menjadi lebih sederhana. Integrasi ini mengurangi pekerjaan manual yang rentan kesalahan dan membuat alur kerja lebih efisien.

KelebihanKekurangan
Optimasi untuk transformasi digitalTidak cocok untuk bisnis berskala kecil
Biaya yang efektifTidak cocok untuk bisnis yang tidak mencari transformasi digital
Fleksibilitas untuk melakukan kustomisasiBiaya implementasi
Dikembangkan untuk bisnis di Indonesia

Harga:

Harga Impact tidak bergantung pada jumlah pengguna, sehingga sangat ideal untuk perusahaan besar yang ingin meningkatkan efisiensi pengadaan dan transformasi digital. Tarif ERP ini fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik, seperti tata letak gudang, peramalan inventaris, pengelolaan vendor, serta pembuatan laporan untuk mendukung optimalisasi proses pengadaan.

Cocok untuk:

Impact adalah solusi transformasi digital yang tepat untuk perusahaan menengah ke atas, menyediakan fitur lengkap seperti mobile app untuk top management dan dukungan tim implementasi yang handal guna mengoptimalkan proses pengadaan dan gudang. Dengan harga yang tidak bergantung pada jumlah pengguna serta kemampuan analitik dan integrasi menyeluruh, solusi ini sangat ideal bagi organisasi dengan banyak karyawan dan kebutuhan bisnis yang kompleks.

Saran dalam memilih aplikasi purchasing

  • Manfaatkan Uji Coba: Banyak perusahaan cenderung langsung membeli software tanpa mencoba demo terlebih dahulu. Dengan melakukan trial atau demo, Anda dapat memastikan bahwa fitur dan antarmukanya sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan, sehingga menghindari keputusan yang tidak tepat.
  • Jangan Abaikan Dukungan Teknis: Kesalahan umum adalah memilih software tanpa mempertimbangkan dukungan teknis yang memadai. Memastikan vendor menyediakan layanan dukungan dan pelatihan yang lengkap akan membantu tim dalam mengoptimalkan penggunaan software dan mengatasi masalah dengan cepat.
  • Jangan Hanya Fokus pada Harga Murah: Mengutamakan harga terendah sering kali membuat perusahaan mengorbankan fitur, keamanan, dan integrasi. Evaluasi keseluruhan nilai dan manfaat yang ditawarkan oleh software akan memastikan bahwa investasi Anda menghasilkan ROI optimal dan mendukung pertumbuhan jangka panjang.
  • Perhatikan pada Kemampuan Integrasi: Banyak perusahaan membuat kesalahan dengan tidak memastikan kemampuan software untuk terintegrasi dengan sistem lain seperti ERP, akuntansi, atau CRM. Memilih aplikasi yang mendukung integrasi menyeluruh akan menjaga alur kerja tetap efisien dan data tetap konsisten di seluruh departemen.
  • Dengarkan Feedback dari Pengguna Lain: Seringkali, keputusan pembelian diambil tanpa meninjau pengalaman pengguna lain. Mempelajari ulasan dan testimoni akan memberikan gambaran nyata tentang kinerja, keandalan, dan kelebihan serta kekurangan software, sehingga Anda dapat membuat keputusan yang lebih informasi.

Jika Anda ingin menyelesaikan masalah spesifik dalam pengadaan, seperti mengatasi keterlambatan proses pembelian atau mengendalikan anggaran secara lebih efektif, penggunaan software purchasing yang tepat sangat krusial. Namun, jika tujuan Anda adalah mencapai transformasi digital menyeluruh di seluruh organisasi, kami menyarankan untuk berinvestasi dalam sistem ERP terintegrasi.

Impact ERP dioptimalkan untuk transformasi digital karena menyediakan integrasi data yang menyeluruh, otomatisasi proses yang canggih, dan analitik real-time yang mendukung pengambilan keputusan strategis. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut atau menghubungi kami.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Apa itu software e-procurement?

Software e-procurement adalah software yang memudahkan perusahaan dalam mengelola pengadaan barang dan jasa secara online. Sistem ini mengotomatiskan proses mulai dari permintaan hingga pembayaran agar setiap langkah tercatat dengan baik.

Dengan platform terintegrasi, perusahaan bisa mengatur pengajuan permintaan, evaluasi vendor, dan pembelian dalam satu sistem. Proses pengadaan jadi lebih efisien dan transparan, sehingga tim dapat fokus pada hal-hal strategis.

Manfaat dari software e-procurement

  • Efisiensi Operasional: Software e-procurement mengotomatiskan proses pengadaan, sehingga setiap tahap berjalan lebih cepat dan mengurangi kerja manual.
  • Penghematan Biaya: Digitalisasi pengadaan memotong biaya administrasi dan operasional lewat alur kerja yang lebih simpel dan efisien.
  • Transparansi: Sistem pelaporan real-time memastikan setiap aktivitas pengadaan tercatat dengan jelas dan mudah dipantau.
  • Pengendalian Risiko: Integrasi dan otomatisasi dalam sistem membantu mengurangi kesalahan manusia serta meminimalkan risiko operasional.

Jenis-jenis software e-procurement 

  • On-Premise: Software yang dipasang pada server internal perusahaan sehingga memberi Anda kontrol penuh atas data dan infrastruktur.
  • Cloud-Based: Software berbasis cloud yang memungkinkan akses fleksibel dengan pembaruan otomatis tanpa perlu investasi infrastruktur besar.
  • Mobile-Based: Software yang dioptimalkan untuk perangkat mobile, memudahkan akses cepat dan praktis di mana saja.
  • Integrated Solutions: Software yang terintegrasi dengan sistem lain seperti ERP, menyederhanakan sinkronisasi data dan alur kerja agar lebih efisien.

Fitur utama software e-procurement

  • Manajemen Vendor: Platform untuk menyimpan data vendor, menilai kinerja, dan mengelola hubungan serta negosiasi.
  • Purchase Order Management: Sistem otomatis untuk pembuatan, persetujuan, dan pelacakan purchase order.
  • Pelaporan dan Analitik: Fitur yang menyediakan data real-time dan laporan terperinci.
  • Integrasi Sistem: Dapat dihubungkan dengan sistem lain seperti ERP dan manajemen keuangan untuk alur kerja yang lebih efisien dan sinkron.

Kriteria penilaian software e-procurement terbaik

Memilih software e-procurement yang tepat memerlukan pertimbangan matang agar dapat mendukung proses pengadaan secara efisien dan transparan. Faktor-faktor seperti integrasi dengan sistem lain, kemudahan penggunaan, serta fleksibilitas dalam mengelola vendor dan pesanan pembelian harus menjadi prioritas dalam menentukan solusi yang sesuai.

Berikut adalah 5 kriteria penilaian software e-procurement terbaik versi kami:

  1. Fitur
  2. Harga
  3. Skalabilitas
  4. Implementasi & Dukungan
  5. Pengalaman Pengguna

1. Fitur

Software e-procurement harus memiliki fitur utama yang mendukung seluruh proses pengadaan, seperti manajemen vendor, otomatisasi purchase order, persetujuan multi-level, pelacakan status pengadaan, serta pelaporan dan analitik. Integrasi dengan sistem lain, seperti ERP atau akuntansi, juga penting untuk memastikan efisiensi operasional dan akurasi data.

2. Harga

Evaluasi total biaya yang diperlukan, termasuk biaya lisensi atau langganan, implementasi, pelatihan, serta biaya tambahan untuk fitur tertentu atau integrasi sistem. Software e-procurement berbasis cloud sering kali lebih fleksibel dan ekonomis untuk bisnis kecil hingga menengah, sementara perusahaan besar mungkin memerlukan solusi premium dengan fitur yang lebih kompleks.

3. Skalabilitas

Pastikan software e-procurement dapat menyesuaikan diri dengan pertumbuhan bisnis, baik dari segi jumlah vendor, volume transaksi, maupun kebutuhan operasional yang semakin kompleks. Sistem yang scalable memungkinkan bisnis untuk berkembang tanpa harus mengganti software atau mengalami gangguan dalam alur kerja yang sudah berjalan.

4. Implementasi & Dukungan

Pilih software e-procurement dengan proses implementasi yang cepat dan didukung oleh layanan pelanggan yang responsif. Proses onboarding yang mudah, pelatihan bagi tim pengadaan, serta dukungan teknis yang tersedia saat dibutuhkan akan membantu perusahaan mengoptimalkan penggunaan software dan mengatasi kendala operasional dengan lebih efektif.

5. Pengalaman Pengguna

Antarmuka yang intuitif sangat penting untuk memastikan pengguna dapat dengan mudah mengelola proses pengadaan tanpa kendala. Software e-procurement yang baik harus memiliki navigasi yang jelas, otomatisasi alur kerja yang efisien, serta dashboard visual yang memberikan informasi penting secara cepat dan akurat. Dukungan akses mobile juga dapat meningkatkan fleksibilitas dan produktivitas tim pengadaan.

Disclaimer: Ini adalah gambaran umum berdasarkan kriteria yang kami nilai penting, namun setiap perusahaan memiliki kebutuhan dan prioritas yang berbeda. Beberapa mungkin lebih memprioritaskan fitur, sementara yang lain fokus pada harga atau dukungan. Kami menyarankan untuk berkonsultasi dengan vendor untuk menemukan software e-procurement yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan Anda.

10 software e-procurement terbaik

SoftwareBest ForFitur UnggulanHarga
CoupaManajemen pengeluaran perusahaanAI untuk prediksi anggaran & analitikDari $2500/bulan
IvaluaKolaborasi supplier globalSupplier Collaboration SuiteDari $150.000/tahun
PrecoroPengadaan proyek cepatManajemen kontrak terpusatDari $499/bulan
SAP AribaPerusahaan multinasionalJaringan supplier terbesar di duniaDari $50/bulan
Dynamics 365Ekosistem MicrosoftOtomatisasi alur kerja MicrosoftDari $180/bulan
NetsuiteBisnis skala menengahAnalitik real-time + manajemen vendorHarus menghubungi vendor
PipefyOtomatisasi proses bisnisPlatform low-code untuk workflowGratis; paket berbayar dari $24/pengguna/bulan
StampliManajemen invoicePusat komunikasi AP (Account Payable)Harus menghubungi vendor
OdooSoftware berbasis open-sourceModular & open-sourceGratis; paket berbayar dari $7,25/pengguna/bulan
Impact ERPTransformasi digitalModul ERP lengkapCustom

1. Coupa

Terbaik untuk manajemen pengeluaran perusahaan

10 Software E-Procurement Terbaik Indonesia 2025
Sumber: selecthub.com

Coupa adalah software e-procurement berbasis cloud yang membantu perusahaan mengelola pengadaan, faktur, dan pengeluaran dengan lebih mudah dan efisien. Dengan solusi yang mencakup seluruh proses, dari pengadaan hingga pembayaran, Coupa juga dapat terintegrasi dengan sistem lain dan memberikan visibilitas real-time terhadap pengeluaran perusahaan.

KelebihanKekurangan
Antarmuka yang intuitifBiaya implementasi
Fitur analitik yang terintegrasiKompleksitas dalam integrasi
Performa sistem yang andalTidak ada opsi uji coba

Harga

Harga Coupa bervariasi tergantung pada kebutuhan dan ukuran perusahaan. Umumnya, biaya mulai dari $2500 per bulan, namun bisa lebih tinggi sesuai dengan fitur yang diinginkan.

Cocok untuk:

Coupa sangat cocok untuk perusahaan besar dan organisasi global yang membutuhkan solusi lengkap dalam mengelola pengeluaran dan pengadaan.

2. Ivalua

Terbaik untuk kolaborasi supplier skala global

10 Software E-Procurement Terbaik Indonesia 2025
Sumber: ivalua.com

Ivalua adalah software e-procurement berbasis cloud yang membantu perusahaan mengelola seluruh proses pengadaan dari pencarian pemasok hingga pembayaran dalam satu sistem terpadu. Platform ini dilengkapi dengan fitur konfigurasi no-code/low-code sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap organisasi.

Platform ini juga mendukung kolaborasi mendalam dengan pemasok, memungkinkan komunikasi dan berbagi data secara real-time. Dengan begitu, setiap tahap proses pengadaan menjadi lebih efisien dan transparan.

KelebihanKekurangan
Fleksibilitas dan skalabilitasBiaya implementasi
Integrasi yang mendalamKompleksitas sistem
Kolaborasi dengan supplierKoneksi dengan ERP kurang baik

Harga

Harga Ivalua disesuaikan dengan kebutuhan dan ukuran perusahaan Anda. Hal ini berarti setiap bisnis mendapatkan solusi yang tepat sesuai situasi mereka. Umumnya, paket dasar dimulai dari $150.000 per tahun.

Cocok untuk

Ivalua diperuntukkan bagi perusahaan besar dan organisasi global. Pendekatan ini menyesuaikan dengan tantangan pengelolaan pengadaan di lingkungan bisnis yang kompleks.

3. Precoro

Terbaik untuk pengadaan proyek cepat

software e-procurement precoro

Precoro adalah software e-procurement yang dirancang untuk membantu bisnis kecil dan menengah mengelola pengadaan. Platform ini mengotomatisasi proses dari permintaan pembelian hingga pengelolaan faktur dengan antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan.

Fitur approval workflow otomatis memudahkan persetujuan pembelian sesuai kebijakan yang juga dapat diintegrasikan dengan Xero, Quickbooks, dan Netsuite. Dengan demikian, proses pengadaan dapat berjalan lebih efisien dan mengurangi risiko keterlambatan.

KelebihanKekurangan
Mudah untuk digunakanKeterbatasan fitur skala besar
Approval workflow otomatisManajemen inventaris terbatas
Integrasi dengan Xero, Quckbooks, dan NetsuiteKustomisasi yang terbatas

Harga:

Precoro menawarkan tiga paket berbayar yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Paket Core mulai dari $499/bulan, Paket Automation dari $999/bulan, dan untuk fitur paling lengkap, Paket Enterprise tersedia dengan harga khusus sesuai kebutuhan.

Cocok untuk:

Precoro adalah solusi e-procurement yang simpel dan efisien untuk bisnis kecil dan menengah yang ingin mengelola pengadaan dengan lebih mudah. Cocok juga untuk startup tech dan tim proyek, dengan fitur approval workflow otomatis yang memastikan proses lebih cepat dan terorganisir.

4. SAP Ariba

Terbaik untuk perusahaan multinasional

10 Software E-Procurement Terbaik Indonesia 2025
Sumber: sap.com

SAP Ariba adalah software e-procurement yang menyederhanakan proses pengadaan dan terintegrasi dengan sistem ERP seperti SAP S/4HANA. Platform ini menawarkan visibilitas real-time, analitik canggih, dan alur kerja otomatis untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat.

Software ini juga menggabungkan manajemen rantai pasok dan procurement dengan jaringan supplier terbesar di dunia, yang mencakup lebih dari 5 juta mitra bisnis. Dengan fitur-fitur tersebut, SAP Ariba membantu meningkatkan efisiensi operasional dan strategi bisnis secara praktis.

KelebihanKekurangan
Procurement-to-Pay (P2P) TerintegrasiBiaya yang tinggi
Integrasi yang mendalamKurva pembelajaran yang tinggi
Terhubung dengan jaringan supplier globalKustomisasi yang terbatas
Keamanan Tinggi

Harga:

Beberapa sumber menyebutkan bahwa biaya lisensi mulai dari $50 per bulan, namun harga bisa berbeda tergantung modul dan layanan yang dipilih. Angka tersebut dapat berubah sesuai dengan fitur dan kebutuhan pelanggan. Selain itu, hanya sebagian kecil (0.155%) dari total volume transaksi tahunan di seluruh hubungan pelanggan yang dikenakan biaya. 

Cocok untuk:

SAP Ariba diperuntukkan bagi perusahaan besar dan organisasi global. Platform ini juga ditujukan untuk bisnis yang sudah menggunakan SAP ERP. Targetnya juga mencakup organisasi yang menerapkan compliance dengan regulasi internasional.

5. Dynamics 365

Terbaik untuk integrasi dengan ekosistem Microsoft

software e-procurement microsoft dynamics 365
Sumber: microsoft.com

Microsoft Dynamics 365 Supply Chain Management (D365 SCM) adalah software yang membantu perusahaan mengelola pengadaan barang dan jasa dengan lebih terstruktur. Proses seperti pembuatan purchase requisition, penerbitan purchase order, dan manajemen vendor dapat dilakukan dalam satu sistem yang saling terhubung.

Dibangun di atas Microsoft Azure, D365 SCM terintegrasi dengan aplikasi dan layanan lain dari Microsoft. Integrasi ini memungkinkan akses data secara real-time dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat.

KelebihanKekurangan
Integrasi dengan sistem MicrosoftBiaya yang tinggi
Fleksibilitas yang tinggi untuk kustomisasiKurva pembelajaran yang tinggi
Fitur perencanaan dan pemantauan yang canggihKompleksitas untuk integrasi dengan sistem lama
Pengelolaan supply chain yang holistikKeterbatasan fungsi tertentu

Harga:

Microsoft Dynamics 365 Supply Chain Management menggunakan model berlangganan berbasis cloud, dengan harga yang disesuaikan menurut ukuran organisasi, jumlah pengguna, dan fitur yang dipilih (kisaran biaya dasar per pengguna sekitar $180-$210 per bulan). Selain itu, ada biaya tambahan untuk implementasi, pelatihan, kustomisasi, dan integrasi dengan sistem lain.

Cocok untuk

D365 SCM adalah solusi tepat untuk perusahaan dengan rantai pasokan kompleks, terutama bagi yang beroperasi lintas negara atau memiliki banyak lini produk. Jika Anda sudah menggunakan Microsoft Office 365, Power BI, dan Teams, sistem ini akan memudahkan integrasi dan meningkatkan efisiensi operasional.

6. Netsuite

Terbaik untuk perusahaan skala menengah hingga besar

software e-procurement oracle netsuite
Sumber: netsuite.com

NetSuite adalah software yang membantu perusahaan mengelola proses pengadaan dengan lebih terstruktur melalui sistem berbasis cloud. Modul Procurement memungkinkan pembelian barang dan jasa dari pemasok yang telah disetujui, sesuai dengan kontrak yang ada.

Semua data pengadaan tersimpan dalam satu dashboard, mulai dari transaksi hingga kinerja vendor. Dengan visibilitas yang lebih jelas, perusahaan bisa memantau pengeluaran dan mengelola hubungan dengan pemasok secara lebih efektif.

KelebihanKekurangan
Manajemen vendor yang terpusatIntegrasi dengan platform third party
Visibilitas dan kontrol terhadap pengeluaranMasalah dalam pelacakan inventaris
SkalabilitasKustomisasi dasbor
Analitik dan pelaporan real-time

Harga

Harga NetSuite tergantung pada modul yang dipilih dan jumlah pengguna yang terdaftar. Lisensi tahunan mencakup platform inti, modul tambahan, serta biaya implementasi awal untuk pengaturan sistem.

Cocok untuk

NetSuite cocok untuk perusahaan menengah hingga besar yang membutuhkan solusi e-procurement terintegrasi dengan modul ERP lainnya, seperti keuangan, inventaris, dan rantai pasok. Platform ini membantu organisasi meningkatkan efisiensi, transparansi pengeluaran, dan kolaborasi dengan pemasok dalam satu sistem yang terpusat.

7. Pipefy

Terbaik untuk otomatisasi proses bisnis

10 Software E-Procurement Terbaik Indonesia 2025
Sumber: pipefy.com

Pipefy adalah platform otomatisasi proses bisnis berbasis AI yang dirancang untuk menyederhanakan dan mengotomatiskan siklus procure-to-pay (P2P) perusahaan. Dengan antarmuka tanpa kode (no-code) dan kemampuan AI, Pipefy memungkinkan tim pengadaan untuk membangun dan menyesuaikan alur kerja sesuai kebutuhan spesifik mereka, meningkatkan efisiensi dan visibilitas dalam proses pengadaan.

KelebihanKekurangan
Implementasi yang cepatKeterbatasan fitur untuk paket dasar
Antarmuka drag-and-drop yang sederhanaTidak cocok untuk perusahaan besar
Otomatisasi alur kerjaHarga meningkat untuk tim lebih dari 50 pengguna
Fitur portal kolaboratif

Harga:

Pipefy menawarkan versi gratis dengan proses otomatisasi dasar dan AI untuk hingga 10 pengguna. Untuk fitur lebih lengkap, tersedia paket berbayar mulai dari Business (dari $24 per pengguna per bulan) hingga Enterprise (dari $40 per pengguna per bulan).

Cocok untuk:

Pipefy cocok untuk perusahaan kecil hingga menengah yang mencari solusi e-procurement yang mudah dan fleksibel, dengan fokus pada otomatisasi proses dan kolaborasi yang lebih baik antara tim internal dan pemasok. Software ini juga ideal untuk tim HR dan Keuangan di perusahaan besar yang perlu mengelola permintaan pembelian internal, serta bisnis dengan alur kerja unik yang membutuhkan solusi yang bisa disesuaikan.

8. Stampli

Terbaik untuk manajemen invoice digital

10 Software E-Procurement Terbaik Indonesia 2025
Sumber: pymnts.com

Stampli adalah software berbasis cloud yang menyederhanakan pengelolaan faktur dengan otomatisasi proses. Dengan teknologi kecerdasan buatan, Stampli mempercepat ekstraksi data, pengkodean, dan pencocokan faktur untuk membantu tim Accounts Payable bekerja lebih efisien.

Software e-procurement ini dilengkapi dengan antarmuka kolaboratif yang membuat komunikasi antara tim internal dan pemasok jadi lebih mudah. Setiap pertanyaan atau perbedaan dalam faktur bisa diselesaikan dengan cepat dan praktis.

KelebihanKekurangan
Antarmuka kolaboratifFokus terbatas pada pengelolaan faktur
Antarmuka yang mudah untuk digunakanKustomisasi terbatas
Integrasi dengan ERP dan Sistem AkuntansiHarga yang cukup tinggi untuk organisasi kecil
Penggunaan AI untuk ekstraksi dataKurva pembelajaran tinggi di awal

Harga:

Harga Stampli ditentukan oleh volume faktur yang diproses dan fitur tambahan yang Anda butuhkan, sehingga semakin besar volume, semakin optimal penawarannya. Hubungi langsung tim penjualan Stampli untuk mendapatkan harga yang tepat dan solusi yang sesuai kebutuhan perusahaan Anda.

Cocok untuk

Stampli adalah software e-procurement tepat bagi tim keuangan dan akuntansi yang ingin mengelola faktur dengan lebih efisien dan mudah. Platform ini membantu perusahaan dari berbagai ukuran, terutama yang memproses volume faktur tinggi, menghemat waktu dan biaya operasional melalui otomatisasi serta kolaborasi yang efektif.

9. Odoo

Terbaik untuk software berbasis open-source

dashboard aplikasi purchasing odoo
Sumber: odoo.com

Odoo adalah solusi ERP open-source dengan modul e-procurement yang fleksibel dan mudah diintegrasikan. Platform ini membantu perusahaan mengelola pengadaan, inventaris, dan akuntansi dalam satu sistem terpadu.

Arsitektur modularnya memungkinkan penyesuaian sesuai kebutuhan bisnis. Ini pilihan hemat biaya untuk perusahaan yang ingin meningkatkan operasional secara digital.

KelebihanKekurangan
Fleksibilitas dan modularitasKebutuhan keahlian teknis
Biaya yang terjangkauKurva pembelajaran yang tinggi
Dukungan komunitas yang kuatFitur terbatas untuk versi gratis

Harga:

Harga Odoo cukup fleksibel, mulai dari versi open-source yang gratis. Jika butuh fitur lebih lengkap, paket berbayarnya mulai dari $7,25 per pengguna per bulan, dengan biaya tambahan untuk implementasi dan kustomisasi sesuai kebutuhan bisnis.

Cocok untuk:

Odoo cocok untuk bisnis yang butuh solusi open-source fleksibel dan bisa disesuaikan. Ideal bagi yang punya tim IT sendiri atau siap bekerja sama dengan konsultan untuk menyesuaikan sistem sesuai kebutuhan.

10. Impact

Terbaik untuk transformasi digital

software e-procurement impact

Impact adalah sistem ERP yang dirancang khusus untuk tim berukuran sedang, memudahkan pengelolaan inventaris dalam sistem yang sudah ada. Dengan modul pembelian, pengguna bisa mengotomatisasi proses pemenuhan, mengelola kinerja vendor, dan mengakses data pembelian secara real-time.

Software e-procurement Impact terintegrasi dengan modul ERP lainnya seperti inventaris, akuntansi, dan penjualan, sehingga proses pengadaan menjadi lebih sederhana. Integrasi ini mengurangi pekerjaan manual yang rentan kesalahan dan membuat alur kerja lebih efisien.

KelebihanKekurangan
Optimasi untuk transformasi digitalTidak cocok untuk bisnis berskala kecil
Biaya yang efektifTidak cocok untuk bisnis yang tidak mencari transformasi digital
Fleksibilitas untuk melakukan kustomisasiBiaya implementasi
Dikembangkan untuk bisnis di Indonesia

Harga:

Harga Impact tidak bergantung pada jumlah pengguna, sehingga sangat ideal untuk perusahaan besar yang ingin meningkatkan efisiensi pengadaan dan transformasi digital. Tarif ERP ini fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik, seperti tata letak gudang, peramalan inventaris, pengelolaan vendor, serta pembuatan laporan untuk mendukung optimalisasi proses pengadaan.

Cocok untuk:

Impact adalah solusi transformasi digital yang tepat untuk perusahaan menengah ke atas, menyediakan fitur lengkap seperti mobile app untuk top management dan dukungan tim implementasi yang handal guna mengoptimalkan proses pengadaan dan gudang. Dengan harga yang tidak bergantung pada jumlah pengguna serta kemampuan analitik dan integrasi menyeluruh, solusi ini sangat ideal bagi organisasi dengan banyak karyawan dan kebutuhan bisnis yang kompleks.

Saran untuk memilih software e-procurement terbaik

  • Hanya Fokus pada Harga Tanpa Memperhitungkan Nilai Jangka Panjang
    Banyak perusahaan memilih software hanya berdasarkan harga termurah, padahal ini bisa mengorbankan fitur penting dan skalabilitas di masa depan. Lebih baik fokus pada nilai jangka panjang yang ditawarkan, seperti fitur otomatisasi, analitik, dan integrasi yang bisa menekan biaya operasional serta meningkatkan efisiensi kerja.
  • Memilih Software yang Tidak Terintegrasi dengan Sistem Lain
    Kesalahan umum adalah memilih software yang tidak bisa terhubung dengan sistem lain seperti ERP atau akuntansi, yang menyebabkan kerja manual dan data redundan. Pastikan software e-procurement yang dipilih dapat terintegrasi dengan sistem lain, agar alur kerja tetap lancar dan data terproses otomatis tanpa input manual.
  • Mengabaikan Skalabilitas dan Hanya Fokus pada Kebutuhan Saat Ini
    Banyak bisnis hanya memilih software untuk kebutuhan saat ini tanpa memikirkan kebutuhan masa depan, yang akhirnya memaksa mereka mengganti sistem saat bisnis berkembang. Pilih software yang scalable, sehingga dapat menangani volume transaksi, jumlah vendor, dan kompleksitas operasional yang terus berkembang.
  • Meremehkan Pentingnya Dukungan Teknis dan Pelatihan
    Beberapa perusahaan hanya melihat fitur tanpa mempertimbangkan dukungan teknis dan pelatihan, yang dapat memperlambat adopsi software. Pastikan vendor menyediakan dukungan teknis yang responsif dan pelatihan yang memadai, agar tim dapat menggunakan software e-procurement dengan optimal sejak awal.
  • Memilih Software dengan Antarmuka yang Sulit Digunakan
    Sering kali, perusahaan memilih software dengan fitur canggih namun antarmuka yang rumit, membuat pengguna kesulitan. Pilih software dengan antarmuka yang intuitif dan mudah digunakan, sehingga tim procurement bisa bekerja lebih efisien tanpa perlu pelatihan tambahan yang berlebihan.

Jika Anda mencari solusi untuk pengadaan yang lebih efisien, software e-procurement bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika tujuan Anda adalah transformasi digital secara menyeluruh, sistem ERP lebih tepat karena menawarkan berbagai manfaat jangka panjang.

Impact ERP, dirancang khusus untuk mendukung transformasi digital. Dengan integrasi yang mendalam, otomatisasi proses, dan analitik berbasis data, sistem ini tidak hanya mengoptimalkan pengadaan, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional perusahaan secara keseluruhan. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana Impact bisa membantu bisnis Anda, klik di sini untuk informasi lebih lanjut atau hubungi tim kami.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Dalam era digital yang semakin berkembang, implementasi ERP pada perusahaan menjadi langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing bisnis. Penerapan ERP memungkinkan perusahaan mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis ke dalam satu sistem yang terpusat, sehingga proses operasional menjadi lebih efisien dan transparan.

Namun, penerapan ERP pada perusahaan bukanlah tugas yang mudah, karena melibatkan perubahan besar dalam sistem kerja dan budaya organisasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa implementasi ERP penting, tahapan persiapan dan prosesnya, tantangan yang sering dihadapi, serta strategi terbaik untuk memastikan keberhasilan penerapan ERP di perusahaan.

2.1 Mengapa implementasi ERP penting?

Implementasi ERP adalah langkah penting yang menentukan apakah sistem ERP dapat memberikan manfaat yang diharapkan bagi perusahaan. Proses ini membutuhkan perencanaan yang matang, sumber daya yang cukup, dan keterlibatan aktif dari seluruh organisasi. Meskipun banyak perusahaan yang merasakan manfaat signifikan dari ERP, penting untuk disadari bahwa implementasi ERP tidak selalu berjalan lancar. Menurut Gartner, hingga 75% dari semua implementasi ERP gagal mencapai tujuan mereka.

Menurut sebuah laporan dari Panorama Consulting (2020), sekitar 27% dari proyek implementasi ERP gagal total, dengan banyak perusahaan yang tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, 43% dari implementasi ERP menghadapi tantangan yang signifikan, seperti keterlambatan dalam jadwal atau melebihi anggaran yang direncanakan (Source: CIO Magazine, 2020). Salah satu alasan utama kegagalan ini adalah kesalahan dalam pemilihan vendor atau ketidakcocokan antara ERP dan kebutuhan bisnis yang ada.

Di sisi lain, implementasi ERP yang berhasil memiliki dampak yang sangat positif. Sebuah studi menunjukkan bahwa 94% perusahaan yang mengadopsi ERP mengalami peningkatan efisiensi operasional, sementara 70% melaporkan pengurangan biaya operasional (Source: Aberdeen Group, 2018). 75% dari perusahaan juga melaporkan peningkatan dalam kemampuan pengambilan keputusan berkat data yang lebih akurat dan real-time yang disediakan oleh sistem ERP (Source: Panorama Consulting, 2020).

Karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami tantangan yang mungkin muncul selama proses implementasi ERP dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meminimalkan risiko kegagalan. Pada bab ini, kita akan membahas secara rinci tentang persiapan implementasi ERP, proses langkah-demi-langkah dalam implementasi, tantangan yang umum dihadapi, serta praktik terbaik yang dapat memastikan keberhasilan implementasi.

2.2 Persiapan Implementasi ERP

Persiapan yang matang adalah salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan implementasi ERP. Tanpa persiapan yang tepat, proyek ERP bisa terhambat oleh masalah teknis, keterlambatan, dan anggaran yang membengkak. Berikut adalah langkah-langkah persiapan yang harus dilakukan dengan hati-hati agar implementasi ERP berjalan dengan lancar.

1. Menentukan Tujuan dan Kebutuhan Bisnis

  • Sebelum memilih sistem ERP, perusahaan harus memetakan proses bisnis yang ada dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Ini penting agar ERP yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan spesifik perusahaan.
  • Adakan workshop atau diskusi internal dengan semua departemen (keuangan, produksi, pemasaran, dll.) untuk memahami tantangan yang mereka hadapi dan apa yang mereka harapkan dari sistem ERP. Misalnya, apakah Anda membutuhkan fitur pelaporan keuangan yang lebih baik, integrasi inventaris yang lebih efisien, atau kemampuan untuk mengelola permintaan pelanggan secara lebih efektif?
  • Tentukan tujuan jangka panjang dan jangka pendek dari implementasi ERP. Misalnya, tujuan jangka panjang bisa meningkatkan skalabilitas bisnis, sedangkan tujuan jangka pendek mungkin untuk memperbaiki proses manufaktur atau meningkatkan akurasi laporan keuangan.

2. Pemilihan Tim Proyek Implementasi

  • Bentuklah tim proyek ERP yang terdiri dari orang-orang dengan keahlian yang relevan, seperti analis bisnis, pengembang sistem IT, manajer operasional, dan perwakilan dari setiap departemen yang akan menggunakan ERP. Tim ini harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang bisnis dan proses yang ada.
  • Penunjukkan seorang manajer proyek yang berpengalaman dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan penting selama implementasi. Manajer proyek ini akan bertanggung jawab untuk menyusun rencana implementasi, mengelola sumber daya, dan memastikan agar semua proses berjalan sesuai jadwal.
  • Tentukan peran dan tanggung jawab dengan jelas, serta komunikasi yang efektif antar anggota tim. Frekuensi rapat rutin juga sangat membantu untuk memastikan bahwa proyek tetap berada di jalur yang benar.

3. Pengelolaan Perubahan Organisasi (Change Management)

  • Implementasi ERP bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang perubahan dalam budaya organisasi. Oleh karena itu, pengelolaan perubahan (change management) sangat penting. Karyawan mungkin merasa cemas atau enggan terhadap perubahan ini, terutama jika mereka merasa tidak siap menggunakan sistem yang baru.
  • Komunikasikan tujuan dan manfaat ERP kepada seluruh organisasi sejak awal. Pastikan bahwa semua pihak memahami alasan di balik implementasi ERP dan bagaimana sistem ini akan meningkatkan efisiensi dan mengurangi beban pekerjaan mereka.
  • Sediakan pelatihan yang cukup untuk karyawan. Pelatihan bukan hanya untuk tim IT, tetapi juga untuk pengguna akhir (end-users). Pelatihan yang jelas dan mudah dipahami akan mempermudah transisi.
  • Dukung karyawan dengan sesi Q&A atau dukungan teknis jika ada masalah atau pertanyaan selama proses transisi ke sistem ERP yang baru.

4. Pemilihan Vendor ERP

  • Evaluasi lebih dari satu vendor ERP. Jangan terburu-buru memilih satu vendor tanpa melakukan evaluasi yang menyeluruh. Bandingkan fitur, harga, dukungan purna jual, dan reputasi vendor di pasar.
  • Pertimbangkan skalabilitas dan fleksibilitas ERP yang ditawarkan oleh vendor. Pastikan bahwa solusi ERP yang dipilih dapat tumbuh bersama bisnis Anda dan dapat disesuaikan dengan perubahan kebutuhan di masa depan.
  • Periksa referensi dan studi kasus dari vendor yang sudah sukses diimplementasikan di perusahaan serupa. Mintalah demo langsung dan tanyakan pengalaman pelanggan lain dalam mengimplementasikan ERP mereka.
  • Negosiasikan harga dan ketentuan kontrak dengan hati-hati. Perhatikan biaya tambahan yang mungkin muncul, seperti biaya implementasi, pelatihan, dan pemeliharaan.

5. Mempersiapkan Infrastruktur Teknologi

  • Pastikan bahwa infrastruktur teknologi perusahaan, termasuk server, jaringan, dan perangkat keras lainnya, sudah siap untuk mendukung ERP yang baru. ERP modern sering kali memerlukan spesifikasi perangkat keras tertentu dan koneksi jaringan yang stabil.
  • Jika memilih solusi ERP berbasis cloud, pastikan bahwa perusahaan memiliki konektivitas internet yang handal dan kapasitas bandwidth yang cukup. Sistem berbasis cloud biasanya membutuhkan kecepatan internet yang tinggi dan stabil agar dapat berjalan dengan optimal.
  • Uji coba sistem di lingkungan yang terisolasi (sandbox) sebelum benar-benar diintegrasikan dengan sistem operasional yang ada. Ini untuk memastikan bahwa tidak ada masalah besar yang terjadi saat implementasi.

2.3 Proses Implementasi ERP

Proses implementasi ERP melibatkan beberapa langkah yang harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Berikut adalah langkah-langkah utama yang perlu diperhatikan dalam proses implementasi ERP.

1. Perencanaan dan Persiapan Awal

Perencanaan dan persiapan yang matang adalah kunci keberhasilan implementasi ERP. Tahap ini melibatkan pengumpulan informasi yang mendalam tentang kebutuhan bisnis, anggaran, dan sumber daya yang diperlukan untuk proyek implementasi.

Menurut Gartner, 55% hingga 75% proyek ERP gagal memenuhi tujuan mereka, sering kali karena perencanaan dan persiapan yang tidak memadai.

Kesalahan Umum:

  • Anggaran dan jadwal yang tidak realistis: Tidak memperhitungkan biaya tambahan dan waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan, pengujian, dan migrasi data.
  • Kurangnya pemahaman tentang kebutuhan bisnis: Tidak melakukan analisis mendalam terhadap kebutuhan operasional yang sebenarnya dari setiap departemen.
  • Tidak melibatkan semua pemangku kepentingan: Hanya melibatkan tim manajemen atau IT, tanpa melibatkan pihak-pihak yang terpengaruh langsung oleh ERP.

Best practices:

  • Tentukan anggaran dan waktu yang realistis: Pertimbangkan semua biaya terkait, termasuk biaya lisensi, pelatihan, dan biaya tak terduga lainnya.
  • Analisis kebutuhan bisnis secara menyeluruh: Identifikasi kebutuhan tiap departemen agar ERP dapat disesuaikan dengan proses yang ada.
  • Libatkan semua pihak terkait: Pastikan semua departemen dan pemangku kepentingan terlibat sejak awal untuk mempercepat adopsi sistem.

2. Desain dan Kustomisasi Sistem

Desain sistem melibatkan penyesuaian ERP agar sesuai dengan proses bisnis yang ada. Pada tahap ini, perusahaan harus memutuskan modul yang akan digunakan serta melakukan kustomisasi agar sistem dapat mendukung alur kerja dengan efektif.

Studi menunjukkan bahwa 60% proyek ERP gagal, sering kali karena desain dan kustomisasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Kesalahan Umum:

  • Kustomisasi yang berlebihan: Melakukan kustomisasi yang terlalu banyak dapat menambah biaya dan memperumit pembaruan sistem di masa depan.
  • Fokus berlebihan pada fitur teknis: Mengabaikan perbaikan proses bisnis demi memaksimalkan fitur teknis yang tidak relevan.
  • Kurangnya integrasi dengan sistem lain: ERP tidak terintegrasi dengan aplikasi atau sistem yang sudah ada, menyebabkan alur kerja terganggu.

Best practices:

  • Kustomisasi hanya sesuai kebutuhan: Sesuaikan ERP untuk memenuhi kebutuhan spesifik tanpa berlebihan, menjaga fleksibilitas di masa depan.
  • Fokus pada peningkatan proses bisnis: Sesuaikan ERP agar lebih efisien dalam mendukung alur kerja bisnis, bukan hanya menambah fitur teknis.
  • Pastikan integrasi lancar: Pastikan ERP dapat terhubung dengan sistem lain yang sudah digunakan perusahaan untuk kelancaran aliran data.

3. Migrasi Data

Migrasi data adalah tahap memindahkan data dari sistem lama ke sistem ERP yang baru. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa data yang dipindahkan akurat dan tidak hilang.

Kesalahan Umum:

  • Migrasi data yang buruk: Tidak memverifikasi kualitas data sebelum dipindahkan, mengarah pada data yang tidak akurat atau tidak lengkap.
  • Pengujian migrasi yang tidak memadai: Tidak menguji migrasi data secara menyeluruh sebelum go-live, yang dapat menyebabkan masalah saat ERP digunakan.
  • Mengabaikan pencadangan data: Tidak mencadangkan data lama sebelum migrasi, berisiko kehilangan data penting.

Best practices:

  • Lakukan pembersihan data terlebih dahulu: Pastikan hanya data yang relevan dan akurat yang dimigrasikan untuk menghindari masalah di masa depan.
  • Uji migrasi secara menyeluruh: Lakukan pengujian migrasi dengan sebagian kecil data sebelum memigrasikan data secara penuh.
  • Cadangkan data lama: Selalu pastikan data yang ada dicadangkan untuk mencegah kehilangan data penting selama migrasi.

Menurut penelitian, 57% sistem ERP memerlukan waktu lebih lama dari yang diharapkan, sering kali karena masalah dalam migrasi data.

4. Pengujian Sistem

Pengujian sistem adalah proses untuk memastikan bahwa seluruh fungsionalitas ERP berjalan dengan baik. Pengujian melibatkan berbagai skenario, mulai dari pengujian fungsional hingga integrasi antar modul dan sistem lain.

Studi menunjukkan bahwa 54% sistem ERP melebihi anggaran yang diproyeksikan, sering kali karena pengujian yang tidak memadai. 

Kesalahan Umum:

  • Pengujian yang terburu-buru atau tidak lengkap: Tidak melakukan pengujian menyeluruh pada semua modul atau fitur ERP.
  • Tidak melibatkan pengguna akhir dalam pengujian: Pengujian hanya dilakukan oleh tim IT, tanpa melibatkan mereka yang akan menggunakan sistem setiap hari.
  • Tidak menguji integrasi antar sistem: Pengujian terbatas pada fungsionalitas ERP tanpa memeriksa integrasi dengan sistem lain yang digunakan perusahaan.

Best practices:

  • Lakukan pengujian menyeluruh: Pastikan semua fitur dan modul ERP diuji dengan baik sebelum go-live untuk menghindari masalah operasional.
  • Libatkan pengguna akhir dalam pengujian: Pengguna yang terlibat langsung dengan sistem harus diuji coba terlebih dahulu untuk memastikan sistem memenuhi kebutuhan mereka.
  • Uji integrasi sistem secara lengkap: Verifikasi bahwa ERP dapat terintegrasi dengan baik dengan sistem lain yang ada, seperti CRM atau aplikasi keuangan.

5. Pelatihan Pengguna

Pelatihan pengguna bertujuan untuk memastikan bahwa semua staf yang terlibat dapat menggunakan ERP dengan lancar. Tahap ini sangat penting untuk memastikan adopsi yang sukses dan meningkatkan efisiensi operasional.

Menurut penelitian, 95% perusahaan yang gagal dalam implementasi ERP mengalokasikan kurang dari 10% anggaran total untuk pelatihan dan manajemen perubahan. 

Kesalahan Umum:

  • Pelatihan yang terburu-buru atau tidak memadai: Tidak memberikan waktu yang cukup bagi pengguna untuk memahami cara menggunakan ERP dengan baik.
  • Tidak memperbarui materi pelatihan secara berkala: Pelatihan dianggap selesai setelah go-live, tanpa penyegaran atau pembaruan materi yang diperlukan.
  • Mengabaikan pelatihan berkelanjutan: Tidak memberikan dukungan setelah pelatihan awal, yang dapat menyebabkan masalah adopsi sistem.

Best practices:

  • Berikan pelatihan menyeluruh: Pastikan semua pengguna, tidak hanya tim IT, mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan peran mereka.
  • Sediakan materi pelatihan yang terus diperbarui: Berikan materi pelatihan yang relevan dan terus diperbarui, seperti tutorial video dan dokumentasi.
  • Tawarkan pelatihan berkelanjutan: Sediakan dukungan pasca-implementasi dan pelatihan lanjutan untuk mengatasi tantangan penggunaan sistem yang lebih lanjut.

6. Go-Live dan Pemantauan Pasca-Implementasi

Go-live adalah saat perusahaan mulai menggunakan ERP dalam operasi sehari-hari. Setelah go-live, pemantauan pasca-implementasi sangat penting untuk menangani masalah yang muncul dan memastikan sistem berjalan dengan lancar.

Menurut laporan dari Panorama Consulting Solutions, 65% perusahaan mengalami masalah teknis setelah go-live, yang menghambat produktivitas dan efisiensi.

Kesalahan Umum:

  • Go-live yang terlalu cepat tanpa pengujian yang cukup: Menetapkan tanggal go-live yang terburu-buru tanpa pengujian yang menyeluruh.
  • Kurangnya pemantauan setelah go-live: Tidak cukup memantau kinerja sistem dan menangani masalah yang muncul dengan cepat.
  • Tidak segera menangani masalah operasional: Menunda penyelesaian masalah yang terjadi setelah go-live, yang dapat memengaruhi produktivitas.

Best practices:

  • Pastikan pengujian selesai sebelum go-live: Go-live hanya dilakukan setelah semua pengujian berhasil dilakukan dengan baik.
  • Lakukan pemantauan intensif setelah go-live: Lakukan pemantauan secara intensif untuk memastikan semua fungsi berjalan dengan lancar.
  • Siapkan tim dukungan untuk menangani masalah: Pastikan tim yang terlatih siap untuk segera menangani masalah yang muncul setelah go-live.

7. Evaluasi dan Peningkatan Berkelanjutan

Setelah implementasi ERP berhasil, evaluasi dan peningkatan berkelanjutan diperlukan untuk memastikan sistem tetap relevan dengan perubahan kebutuhan bisnis. Evaluasi yang rutin membantu memaksimalkan manfaat ERP dalam jangka panjang.

Studi dari Gartner mengungkapkan bahwa 50% perusahaan yang mengimplementasikan ERP gagal melakukan evaluasi dan peningkatan berkelanjutan, yang dapat menyebabkan sistem menjadi tidak relevan dan kurang efisien.

Kesalahan Umum:

  • Tidak melakukan evaluasi pasca-implementasi: Mengabaikan evaluasi kinerja ERP setelah go-live untuk mengidentifikasi potensi perbaikan.
  • Menganggap ERP selesai setelah implementasi: Tidak melakukan pembaruan atau penyesuaian setelah ERP berjalan, meskipun kebutuhan bisnis berubah.
  • Tidak mendengarkan feedback pengguna: Tidak mengumpulkan dan mempertimbangkan umpan balik dari pengguna yang dapat membantu meningkatkan sistem.

Best practices:

  • Lakukan evaluasi pasca-implementasi secara rutin: Tinjau kinerja ERP untuk memastikan apakah sistem memenuhi tujuan dan harapan yang ditetapkan.
  • Lakukan pembaruan dan penyesuaian yang diperlukan: Perbarui sistem secara teratur sesuai dengan perkembangan bisnis dan perubahan kebutuhan.

Dengarkan feedback pengguna untuk perbaikan: Gunakan umpan balik dari pengguna untuk membuat perbaikan dan penyempurnaan sistem yang berkelanjutan.

2.4 Tantangan dalam Implementasi ERP dan Best Practice-nya

Meskipun implementasi ERP dapat membawa banyak manfaat, proses ini tidak lepas dari tantangan. Beberapa tantangan yang umum ditemui dalam implementasi ERP antara lain:

1. Kurangnya Dukungan dari Manajemen Puncak

Dukungan dari manajemen puncak sangat penting untuk kelancaran implementasi. Tanpa komitmen yang kuat, proyek bisa kekurangan sumber daya dan prioritas yang dibutuhkan.
Kesalahan Umum: Manajemen hanya terlibat di awal proyek dan tidak memantau secara aktif sepanjang proses.
Best Practices: Pastikan manajemen terlibat aktif, mendukung secara finansial dan strategis, serta berperan dalam pengambilan keputusan penting.

2. Resistensi terhadap Perubahan (Change Resistance)

Implementasi ERP sering kali mengubah cara kerja yang sudah lama diterapkan, yang dapat memicu penolakan dari karyawan.
Kesalahan Umum: Kurangnya komunikasi yang jelas tentang manfaat ERP dan minimnya pelatihan yang memadai.
Best Practices: Lakukan komunikasi terbuka sejak awal, libatkan karyawan dalam proses implementasi, dan berikan pelatihan yang menyeluruh.

3. Kustomisasi Berlebihan (Over-Customization)

Sistem ERP yang dikustomisasi secara berlebihan dapat meningkatkan kompleksitas, biaya, dan risiko kegagalan proyek.
Kesalahan Umum: Mengubah sistem secara drastis tanpa mempertimbangkan standar praktik terbaik yang sudah disediakan ERP.
Best Practices: Batasi kustomisasi hanya pada kebutuhan yang benar-benar krusial dan evaluasi apakah fitur standar dapat memenuhi kebutuhan bisnis.

4. Migrasi Data yang Buruk

Migrasi data yang tidak terstruktur dengan baik dapat menyebabkan ketidaksesuaian data atau hilangnya data penting dalam sistem baru.
Kesalahan Umum: Tidak melakukan pembersihan data sebelum migrasi atau pengujian migrasi yang terbatas.
Best Practices: Bersihkan data sebelum migrasi, uji proses migrasi dengan data sampel, dan lakukan validasi data pasca migrasi.

5. Kekurangan Pelatihan dan Dukungan Pengguna

Pengguna akhir yang tidak memahami sistem dapat menghambat adopsi ERP secara efektif.
Kesalahan Umum: Memberikan pelatihan terbatas hanya pada fase akhir implementasi.
Best Practices: Berikan pelatihan berkelanjutan yang disesuaikan dengan peran pengguna dan sediakan materi referensi yang dapat diakses kapan saja.

6. Pengelolaan Proyek yang Tidak Efektif

Implementasi ERP memerlukan manajemen proyek yang terencana dengan baik agar tetap sesuai jadwal dan anggaran.
Kesalahan Umum: Tidak adanya perencanaan yang jelas, kurangnya komunikasi antar tim, dan perubahan cakupan proyek di tengah jalan.
Best Practices: Bentuk tim manajemen proyek yang kompeten, tetapkan milestone yang jelas, dan lakukan evaluasi rutin terhadap kemajuan proyek.

7. Perencanaan Anggaran yang Tidak Realistis

Perencanaan anggaran yang tidak mencakup semua aspek implementasi dapat menyebabkan biaya membengkak.
Kesalahan Umum: Mengabaikan biaya tersembunyi seperti pelatihan, pemeliharaan, dan upgrade sistem.
Best Practices: Siapkan anggaran yang mencakup seluruh fase implementasi, termasuk pelatihan dan dukungan pasca-implementasi.

2.5 Kesimpulan

Langkah pertama yang paling krusial dalam implementasi ERP adalah memilih vendor yang andal. Vendor yang tepat tidak hanya menyediakan software, tetapi juga memahami industri Anda, proses bisnis spesifik, prinsip akuntansi yang relevan, dan software limitations yang ditawarkan. 

Pemahaman ini memungkinkan mereka memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis tanpa kustomisasi berlebihan yang berisiko. Memilih vendor yang tepat sejak awal dapat mengurangi risiko kegagalan implementasi, mencegah pembengkakan biaya, dan memastikan sistem ERP benar-benar mendukung transformasi digital perusahaan.

Mengingat tingginya tingkat kegagalan implementasi ERP yang dapat mencapai 75%, sangat penting bagi perusahaan untuk memahami proses implementasi yang terstruktur dan strategi mitigasi risiko yang efektif. 

Bab selanjutnya akan membahas perbandingan mendalam mengenai berbagai sistem ERP terpopuler yang tersedia di Indonesia.

Baca bab berikutnya: 10 Software ERP Terbaik di Indonesia 2025.

Key Takeaways

  1. ERP Meningkatkan Efisiensi dan Transparansi
    Implementasi ERP memungkinkan perusahaan mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis ke dalam satu sistem terpusat, meningkatkan efisiensi operasional dan transparansi data.
  2. Persiapan yang Matang Menjadi Kunci Keberhasilan
    Perencanaan yang matang, mulai dari pemetaan kebutuhan bisnis, pemilihan vendor yang tepat, hingga pengelolaan perubahan organisasi, sangat penting untuk menghindari kegagalan implementasi.
  3. Dukungan Manajemen dan Keterlibatan Seluruh Tim Diperlukan
    Dukungan dari manajemen puncak dan keterlibatan aktif dari seluruh departemen memastikan adopsi ERP berjalan lebih lancar dan diterima dengan baik oleh karyawan.
  4. Pengelolaan Perubahan (Change Management) Sangat Krusial
    Implementasi ERP bukan hanya soal teknologi, tetapi juga perubahan budaya kerja. Komunikasi yang efektif dan pelatihan berkelanjutan membantu mengurangi resistensi terhadap perubahan.
  5. Migrasi Data Harus Dilakukan dengan Hati-hati
    Data yang tidak akurat atau tidak lengkap dapat menyebabkan masalah besar setelah go-live. Pembersihan data, uji coba migrasi, dan pencadangan data sangat penting untuk menghindari risiko ini.
  6. Pengujian Sistem dan Pelatihan Pengguna Wajib Dilakukan
    Pengujian menyeluruh sebelum go-live dan pelatihan yang cukup bagi pengguna memastikan ERP dapat digunakan dengan optimal dan meminimalkan gangguan operasional.
  7. Evaluasi dan Peningkatan Berkelanjutan Dibutuhkan
    Implementasi ERP tidak berhenti pada go-live. Evaluasi berkala, pembaruan sistem, serta penyesuaian terhadap kebutuhan bisnis yang berkembang sangat penting untuk memastikan ERP tetap relevan dan bermanfaat.
  8. Tantangan dalam Implementasi Dapat Diminimalkan dengan Best Practices
    Tantangan seperti resistensi karyawan, kustomisasi berlebihan, pengelolaan proyek yang buruk, dan anggaran yang tidak realistis dapat diatasi dengan strategi yang tepat, seperti komunikasi terbuka, manajemen proyek yang ketat, dan pengelolaan risiko yang baik.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Pada 2015, McKinsey melaporkan bahwa supply chain financing (SCF) adalah pasar yang sedang berkembang. Perusahaan konsultan tersebut menyatakan bahwa praktik keuangan itu berpotensi memiliki pendapatan global sebesar $20 miliar.

Berselang enam tahun kemudian, bukti pertumbuhan itu masih ada. Allied Market Research menilai pasar SCF bernilai $6 miliar pada 2021. Mereka bahkan memprediksi akan mencapai $13,4 miliar dalam dekade ini.

Banyak perusahaan telah menerima layanan keuangan ini yang mendorong pertumbuhan SCF. Meskipun tersendat pada 2020, permintaan SCF melonjak karena perusahaan lebih memilih SCF untuk keamanan rantai pasokan mereka.

Jadi, apa itu supply chain financing?

Secara sederhana, SCF adalah proses yang memudahkan supplier untuk menerima pendanaan. Pihak ketika memberikan dukungan finansial atas nama bisnis Anda.

Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang supply chain finance, lanjut untuk telusuri artikel ini. Kami akan menjelaskan SCF secara rinci dan pentingnya untuk kinerja bisnis Anda. Anda juga akan memahami cara menerapkan SCF dengan sukses.

Pengertian Supply Chain Financing

Supply chain financing, disingkat SCF, adalah strategi yang membantu perusahaan memotong biaya. Supply chain finance meningkatkan efisiensi untuk semua orang yang terlibat dalam transaksi — meminimalkan gangguan rantai pasokan.

Anggaplah supply chain finance sebagai solusi terbaik untuk semua pihak yang terlibat.

Dengan persetujuan pembeli, pemasok bisa menerima pembayaran cepat lewat pemodal. Pendanaan bisa melalui bank atau lembaga keuangan lainnya. Strategi ini memberikan kredit jangka pendek yang meningkatkan modal kerja dan likuiditas untuk semua.

Supply chain financing beda dengan jenis pendanaan lainnya. Kami akan membandingkan supply chain financing dengan pinjaman bank dan anjak piutang.

perbedaan upply chain financing dengan pinjaman bank dan anjak piutang

Tidak seperti pinjaman bank, dasar dari pembiayaan SCF adalah nilai kreditnya pada rantai pasokan. Bank hanya mendasarkan nilai kredit pada peminjam.

Supplier, pembeli, dan pemodal berkolaborasi untuk mengoptimalkan kinerja keuangan rantai pasokan. Dibandingkan dengan pinjaman bank, ada risiko bersama untuk semua pihak. Dalam pinjaman tradisional, transaksi hanya antara peminjam dan bank.

Mari kita beralih ke perbandingan dengan anjak piutang atau factoring. Factoring adalah menjual piutang ke faktur untuk uang tunai dengan harga diskon. Anjak piutang dapat meningkatkan kebutuhan kas jangka pendek perusahaan.

Factoring menjual piutang, sementara supply chain finance membiayai transaksi antara pembeli dan pemasok. Anjak piutang cocok untuk bisnis dengan kredit yang lebih lemah karena faktor tersebut menanggung risiko.

Tidak seperti SCF, factoring tidak memerlukan hubungan berkelanjutan antara perusahaan dan pemasoknya.

Cara kerja SCF

Semua program SCF berbeda. Namun, platform supply chain finance dan pemodal eksternal terlibat. Alur proses cara kerjanya biasanya melibatkan enam langkah berikut:

proses / cara kerja supply chain financing (scf)

1. Purchase Order

Pembeli memulai pesanan dengan pemasok untuk barang atau jasa yang dibutuhkan. Pesanan ini mencakup spesifikasi produk, jumlah, harga, dan ketentuan pembayaran, termasuk jatuh tempo faktur.

2. Pemenuhan Pesanan dan Penagihan

Pemasok mengirimkan barang atau jasa sesuai dengan pesanan pembelian. Setelah pengiriman selesai, pemasok menerbitkan faktur kepada pembeli dengan jangka waktu pembayaran tertentu, misalnya 30, 60, atau 90 hari.

3. Persetujuan Faktur dan Penawaran Pembiayaan

Pembeli meninjau dan menyetujui faktur untuk memastikan kesesuaian dengan pesanan. Setelah diverifikasi, pembeli atau pemasok dapat mengajukan faktur tersebut ke lembaga keuangan (pemodal) dalam program SCF untuk mendapatkan pendanaan lebih awal.

4. Penjualan Faktur oleh Pemasok

Pemasok memilih untuk “menjual” faktur kepada pemodal dengan harga diskon. Pemodal kemudian membayar pemasok dengan jumlah yang lebih kecil dari nilai total faktur, memberikan mereka akses ke dana lebih cepat tanpa harus menunggu jatuh tempo.

5. Penerimaan Dana oleh Pemasok

Setelah transaksi dengan pemodal selesai, pemasok menerima dana yang telah dikurangi biaya pembiayaan. Hal ini membantu mereka mengelola arus kas dengan lebih baik, memastikan kelancaran operasional, dan meningkatkan modal kerja mereka.

6. Pembayaran oleh Pembeli kepada Pemodal

Pada tanggal jatuh tempo, pembeli membayar jumlah penuh faktur kepada pemodal alih-alih langsung ke pemasok. Dengan demikian, pembeli tetap dapat mengelola likuiditas mereka tanpa mengganggu hubungan dengan pemasok, sementara pemasok telah menerima pembayaran lebih cepat melalui pemodal.

Berbagai jenis solusi SCF

Ada berbagai jenis supply chain financing yang perlu Anda ketahui. Setiap teknik menyediakan layanan untuk pasar yang berbeda. Kami telah mengumpulkan lima di antaranya untuk Anda.

Reverse factoring

Sebelumnya kami menyebutkan bahwa SCF berbeda dari factorting. Namun, ketika Anda membalikkannya, perusahaan mengatur lembaga keuangan untuk membayar pemasok lebih awal.

Lembaga keuangan membayar perusahaan pada tanggal jatuh tempo faktur. Reverse factoring memungkinkan bisnis untuk memperpanjang jangka waktu pembayaran sehingga supplier dapat dibayar lebih awal.

Metode ini memungkinkan perusahaan menggunakan peringkat kredit mereka yang baik untuk membantu supplier meningkatkan arus kas mereka.

Dynamic discounting

Strategi pembiayaan ini adalah saat Anda menawarkan pembayaran lebih awal kepada pemasok untuk mendapatkan diskon pada faktur mereka.

Arti “dynamic” pada dynamic discounting mengacu pada fleksibilitas untuk menyesuaikan tarif pada tanggal pembayaran kepada pemasok.

Perusahaan mendasarkan penurunan harga pada nilai waktu uang dan biaya modal pemasok. Semakin awal pemasok menerima pembayaran, semakin tinggi diskon yang mereka terima.

Dynamic discounting membantu perusahaan meningkatkan arus kas dengan membayar pemasok lebih awal dan mengurangi jumlah uang yang terhutang kepada supplier.

Inventory financing

Jenis pembiayaan ini memungkinkan perusahaan untuk menggunakan inventarisnya sebagai jaminan.

Pemberi pinjaman mengevaluasi estimasi nilai penjualan inventaris Anda dan menawarkan jumlah pinjaman berdasarkan penilaian tersebut. Tingkat bunga juga tergantung pada skor kredit Anda.

Mereka akan menyimpan inventaris Anda dan mengembalikannya setelah Anda melakukan pembayaran penuh. Namun, jika Anda gagal memenuhi kewajiban Anda, pemberi pinjaman akan menjual barang dagangan Anda untuk memulihkan dana.

Trade credit insurance (TCI)

TCI dalah metode yang membantu melindungi bisnis dari non-pembayaran. Metode ini bukan bentuk pembiayaan rantai pasokan tradisional. Namun, TCI mengambil peran penting dalam mengurangi risiko yang terlibat.

Saat Anda mendapatkan perlindungan non-pembayaran, Anda dapat menawarkan ketentuan yang lebih baik kepada pemasok. Modal dan arus kas Anda lebih stabil.

TCI juga dapat membantu Anda mendapatkan persyaratan pembiayaan yang lebih baik dari bank. Skor kredit Anda akan meningkat karena ada kepercayaan dalam pembayaran piutang

Purchase order financing

Metode pembiayaan ini menyediakan dana untuk membayar pemasok untuk memenuhi pesanan pelanggan.

Pembiayaan PO sangat membantu untuk usaha kecil yang tidak memiliki persediaan atau uang tunai yang cukup untuk memenuhi pesanan.

Pemberi pinjaman menyediakan dana berdasarkan nilai pesanan pembelian. Bisnis menggunakan ini untuk membayar supplier. Pelanggan membayar perusahaan secara langsung setelah pemenuhan pesanan untuk membayar pemberi pinjaman.

Apa manfaat SCF?

Pembiayaan rantai pasokan menawarkan berbagai keuntungan bagi mereka yang terlibat. Berikut adalah beberapa manfaat bagi pembeli, pemasok, dan pemodal.

Untuk pembeli

  • Manajemen arus kas lebih baik: SCF memungkinkan pembeli memanfaatkan periode pembayaran yang diperpanjang. Perpanjangan ini meningkatkan kemampuan mereka untuk meningkatkan siklus konversi tunai mereka
  • Gangguan rantai pasokan berkurang: Pembeli dapat mengurangi risiko dalam rantai pasokan karena ada lebih banyak visibilitas dan kontrol. Anda dapat lebih memantau kesehatan keuangan pemasok Anda lebih dekat. Anda dapat secara proaktif mengidentifikasi potensi masalah sejak dini untuk mitigasi.
  • Hubungan keseluruhan lebih baik: Dengan membantu modal kerja pemasok Anda, Anda dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan mereka.

Baca juga: SRM adalah: Pengertian, Manfaat, & 3 Langkah Implementasi

Untuk supplier

  • Pembayaran lebih cepat: Pemasok menerima pembayaran lebih cepat di bawah pembiayaan rantai pasokan. Uang tunai ini memungkinkan pemasok untuk mengakses uang tunai dengan cepat dan meningkatkan arus kas mereka.
  • Pendanaan dengan biaya lebih rendah: Biaya yang terlibat dalam SCF biasanya lebih rendah daripada sumber pendanaan lain, seperti anjak piutang. Skor kredit pembeli membentuk dasar supply chain finance. Skema pembiayaan ini memungkinkan pemasok menghemat lebih banyak uang.
  • Peramalan yang lebih baik: Dengan peningkatan kepastian pembayaran, pemasok meningkatkan kemampuan mereka untuk meramalkan arus kas. Mereka dapat membuat keputusan bisnis dengan informasi yang lebih baik.

Untuk pemodal

  • Risiko lebih rendah: Pemodal mendasarkan pembiayaan pada peringkat kredit pembeli, yang dapat mengurangi risiko gagal bayar. SCF juga membuat investasi lebih menarik bagi pemodal yang menghindari risiko yang mencari pengembalian investasi yang stabil.
  • Diversifikasi portofolio: Program keuangan ini menawarkan kesempatan kepada para pendukung untuk berinvestasi di berbagai industri.
  • Arus kas yang dapat diprediksi: Pihak-pihak yang terlibat biasanya melakukan pembayaran secara teratur dalam pembiayaan rantai pasokan. Pemodal dapat merencanakan investasi dengan lebih baik sebagai hasilnya.

Mengapa masih ada keraguan terhadap SCF?

Meskipun ada beberapa manfaat yang diberikan supply chain finance, beberapa bisnis ragu untuk menerapkannya. Berikut beberapa alasannya.

Kompleksitas

Supply chain financing menjadi tantangan besar untuk dilakukan. Penerapannya akan sulit bila tidak ada pemahaman tentang cara kerjannya.

SCF melibatkan proses teknologi yang tidak semua perusahaan siap untuk lakukan. Mereka harus berinvestasi dalam platform teknologi untuk menangani volume transaksi dan memberikan visibilitas data secara real-time.

Supplier dan pembeli harus menjalani proses onboarding untuk memahami prosesnya. Pelatihan dapat memakan waktu dan menunda implementasi.

Akses terbatas

Tidak banyak perusahaan yang memiliki opsi untuk berpartisipasi dalam program keuangan ini. Supplier papan atas dengan transaksi signifikan dan riwayat kredit yang mapan dapat mengakses program SCF.

Perusahaan dengan skor kredit yang buruk mungkin tidak memenuhi syarat untuk supply chain finance. Lembaga keuangan mungkin menganggap mereka sebagai peminjam berisiko tinggi.

Organisasi berukuran lebih kecil mungkin menghadapi tantangan karena sumber daya mereka. Mereka mungkin tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank dan pemodal lainnya.

Beberapa penyedia supply chain financing sekarang menawarkan program untuk pemasok yang lebih kecil. Investasi dalam platform teknologi diperlukan untuk menangani volume transaksi dan menyediakan visibilitas data secara real-time.

Ketegangan hubungan dengan supplier

Pembeli mungkin khawatir bahwa meminta jangka waktu pembayaran yang diperpanjang melalui SCF dapat memengaruhi hubungan mereka dengan supplier.

Supply chain finance melibatkan keterlibatan pihak ketiga, dan pemasok mungkin merasa tertekan untuk menerima tarif yang diberikan. Situasi seperti itu dapat menimbulkan ketegangan dalam hubungan pembeli-pemasok.

Pembeli juga dapat memanfaatkan program untuk melakukan pembayaran terlambat.

Tindakan ini dapat membahayakan arus kas dan kemampuan pemasok untuk beroperasi secara efektif. Pembeli yang menyalahgunakan SCF dapat merusak kepercayaan pemasok.

Pembatasan khusus industri

Pembatasan hukum atau peraturan dapat membatasi beberapa industri untuk terlibat dalam supply chain financing. Negara tertentu mungkin membatasi ketersediaan program supply chain finance karena pembatasan penggunaan instrumen keuangan.

Masalah hukum atau kontrak mungkin perlu ditangani, bahkan jika suatu industri mengizinkan supply chain financing. Pembatasan kontrak dapat mempengaruhi kelayakan program SCF, seperti tidak mengizinkan penjualan piutang atau membatasi jangka waktu pembayaran.

Praktik terbaik SCF

Bisnis-bisnis menyadari pentingnya mengelola modal kerja di masa-masa sulit dan mencari cara untuk membebaskan uang tunai yang terperangkap dalam keuangan rantai pasokan.

Supply chain financing telah menjadi pilihan yang paling disukai untuk meningkatkan arus kas. Perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut untuk mendapatkan keuntungan dari program SCF.

Pilih pemodal yang tepat

Lembaga keuangan yang berbeda mungkin memiliki jenis program SCF yang berbeda. Mengidentifikasi dan meneliti penyedia keuangan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda sangatlah penting.

Pertimbangkan jenis pembiayaan, biaya, reputasi, dan kemampuan penanganan volume transaksi.

Memilih pemodal yang salah dapat menyebabkan kegagalan supply chain finance. Ketika pendukung Anda tidak sejalan dengan tujuan bisnis Anda, hal itu dapat menyebabkan proses yang tidak efisien dan biaya yang tidak perlu.

Libatkan pemangku kepentingan yang tepat

Setiap orang di perusahaan Anda harus bekerja sama secara erat untuk memastikan keberhasilan supply chain finance. Pemangku kepentingan utama ini dapat mencakup departemen internal seperti pengadaan, akuntansi, dan TI

Setiap departemen harus menyelaraskan tujuan dan KPI-nya. Ketika semua orang berjuang untuk tujuan yang sama, program akan berjalan lancar. Kesalahpahaman akan berkurang.

Transparansi dengan supplier

Transparansi sangat penting dalam hubungan bisnis apa pun, tidak terkecuali penerapan SCF. Bersikap transparan dengan pemasok tentang persyaratan program untuk menghindari kesalahpahaman atau konflik.

Kurangnya transparansi dalam keuangan rantai pasokan dapat menyebabkan rusaknya hubungan dengan pemasok Anda. Kepercayaan mereka pada Anda akan berkurang, dan mereka mungkin ragu untuk berkolaborasi di masa depan.

Memastikan kepatuhan

Semua pihak yang terlibat dalam program supply chain finance harus mematuhi kebijakan yang berlaku. Kepatuhan berarti mengikuti aturan untuk mencegah penipuan, penyuapan, korupsi, dan melanggar sanksi perdagangan.

Gagal mematuhi peraturan ini dapat menimbulkan konsekuensi hukum dan terdampaknya reputasi. Setiap orang yang terlibat harus menerapkan langkah-langkah yang tepat untuk memitigasi kegiatan ini. Pastikan audit rutin terus dilakukan untuk program SCF.

Manfaatkan teknologi

Dengan teknologi, Anda dapat mengurangi pemrosesan manual dan meningkatkan efisiensi. Input manual sulit dilakukan, dan meningkatkan biaya keseluruhan program SCF.

Platform ERP, seperti Impact, dapat memberikan visibilitas real-time ke dalam transaksi. Modul akuntansi memungkinkan Anda melihat status faktur, pembayaran, dan permintaan secara instan. Ini juga mengurangi kesalahan manusia dengan adanya otomatisasi.

Potensi tren masa depan SCF

Supply chain financing keluar dari pandemi lebih kuat dari sebelumnya. Sekarang menjadi alat yang lebih baik untuk menantang gangguan rantai pasokan.

Lebih jauh lagi, supply chain finance akan menjadi opsi yang menguntungkan untuk bisnis dari semua ukuran. Berikut adalah beberapa tren potensial yang harus diperhatikan dalam industri ini.

Integrasi AI and blockchain

Integrasi kecerdasan buatan (AI) dan teknologi blockchain berpotensi mengubah supply chain finance. Bisnis dapat menggunakan AI untuk menganalisis data dan mengidentifikasi risiko. Sementara blockchain, dapat meningkatkan keamanan dan transparansi transaksi.

Peningkatan adopsi oleh UKM

Seiring dengan peningkatan teknologi, SCF menjadi solusi keuangan yang lebih mudah untuk diakses. Usaha kecil dan menengah (UKM) diperkirakan akan meningkatkan penggunaan supply chain financing.

Mereka dapat mengakses pembiayaan yang lebih baik dan meningkatkan operasi rantai pasokan mereka.

Berbagai opsi keuangan

Di masa mendatang, hanya mengandalkan satu penyedia pembiayaan mungkin tidak akan populer. Sebaliknya, program keuangan akan memanfaatkan berbagai opsi pembiayaan.

Saat ini, invoice financing menjadi fokus utama supply chain finance. Namun, terdapat minat yang meningkat untuk memperluas jangkauan opsi pembiayaan yang tersedia. Sebut saja inventory financing dan purchase order financing.

Pendekatan yang lebih luas untuk supply chain financing memungkinkan perusahaan mengoptimalkan arus kas dan mengelola risiko secara efektif.

Lebih banyak kolaborasi antara bank dan fintech

Seiring berkembangnya industri SCF, kemungkinan besar kita akan melihat lebih banyak kolaborasi antara bank tradisional dan fintech. Persatuan ini membantu inovasi, mengurangi biaya, dan meningkatkan akses pembiayaan.

Kemitraan ini dapat memanfaatkan kemampuan keduanya untuk solusi supply chain finance yang lebih baik.

Perusahaan Fintech dikenal dengan kelincahan, inovasi, dan keahlian teknologi mereka. Bank tradisional memiliki pengalaman mendalam dalam peraturan keuangan, manajemen risiko, dan operasi pembiayaan.

Kesimpulan

Supply chain financing adalah strategi yang terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai opsi pembiayaan yang menguntungkan semua pihak yang terlibat, supply chain finance sangat menguntungkan.

Periode pembayaran SCF yang diperpanjang menguntungkan pembeli dan pemasok sekaligus menciptakan peluang investasi bagi pemodal.

Dengan menggunakan supply chain finance, banyak perusahaan memangkas biaya, meningkatkan efisiensi, dan meminimalkan gangguan rantai pasokan.

Pembiayaan rantai pasokan dapat diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang terus berubah seiring berkembangnya lanskap bisnis.

Evolusinya menciptakan peluang baru bagi perusahaan dari semua ukuran untuk mengoptimalkan operasi dan mengamankan rantai pasokan.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog
WhatsApp Us