Manufaktur adalah proses mengubah bahan mentah menjadi produk jadi yang berguna untuk kegiatan sehari-hari, mulai dari kendaraan, makanan, hingga pakaian. Di Indonesia, manufaktur mengalami pertumbuhan aktivitas industri yang begitu pesat.

Pada September 2022, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencapai 53,7 dan meningkat dari Bulan Agustus 2022 yaitu 51,7. PMI Manufaktur Indonesia tersebut tercatat lebih tinggi daripada rata-rata negara ASEAN lainnya. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka perusahaan manufaktur terus melakukan perubahan agar proses produksi lebih efisien.

Apa Itu Manufaktur?

Manufaktur adalah proses mengubah bahan mentah atau komponen tertentu menjadi barang jadi atau setengah jadi menggunakan mesin, sumber daya manusia, dan proses kimia. Proses manufaktur dapat meningkatkan nilai suatu barang dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Pertambahan nilai dari produk tersebut akan meningkatkan laba perusahaan.

Baca Juga: 7 Best Practice pada Manufaktur dan Implementasinya

Apa Itu Perusahaan Manufaktur?

Pengertian Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengubah bahan mentah atau komponen menjadi produk jadi. Produk dari perusahaan manufaktur yang dapat kita temui dalam keseharian yaitu furniture, produk elektronik, makanan, hingga kendaraan. Di Indonesia, perusahaan manufaktur mengalami perkembangan yang pesat setiap tahunnya.

Menurut data BPS, pada tahun 2022 jumlah perusahaan manufaktur dengan skala menengah hingga besar di Indonesia mencapai 30.292 perusahaan.

Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2021 yang sebanyak 29.127 perusahaan. Kenaikan jumlah tersebut dipengaruhi oleh terkendalinya kasus COVID-19 di Indonesia dan konsumsi rumah tangga Indonesia yang tergolong besar yaitu mencapai 57,31%.

Baca Juga: 15 Metrik Manufaktur yang Penting bagi Bisnis Anda

Perbedaan Manufaktur vs Wholesale

Manufaktur dan wholesale merupakan dua proses berbeda dalam suatu bisnis. Ciri-ciri manufaktur merujuk pada proses produksi barang, sedangkan wholesale merujuk pada pendistribusian barang.

Beberapa perbedaan mendasar antara manufaktur dan wholesale dapat Anda pahami melalui tabel berikut:

Perbedaan mendasar manufaktur dan wholesale

Perbedaan Manufaktur vs Produksi

Manufaktur dan produksi seringkali dimaknai sebagai hal yang sama, padahal tujuan utama dari manufaktur dan manajemen produksi  sendiri berbeda. Manufaktur merujuk pada proses mengubah bahan mentah menjadi produk jadi, sedangkan produksi merupakan hal yang lebih luas karena mencakup proses pembuatan produk atau layanan secara manual dan otomatis.

Anda dapat memahami lebih lanjut mengenai perbedaan manufaktur dan produksi pada tabel berikut:

Perbedaan manufaktur dan produksi

Mengapa Manufaktur Penting?

Manufaktur menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas, pertumbuhan ekonomi, hingga mengentaskan angka kemiskinan di suatu negara. Pada tahun 2020, produk manufaktur menyumbang sebagian besar perdagangan global dengan proporsi mencapai 71% dari total ekspor barang dagang. Di Indonesia, sektor manufaktur menjadi salah satu kontributor terbesar pada perekonomian.

Terhitung mulai dari Bulan Januari – September 2022, total investasi pada sektor manufaktur mencapai Rp 365 triliun atau naik sebanyak 54% dari periode sebelumnya yaitu Rp 236,8 triliun. Namun, kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB pada kuartal III mengalami penurunan.

Berdasarkan data BPS, pada kuartal III tahun 2022, sektor manufaktur berkontribusi sebanyak 17,88%, sedangkan pada periode sebelumnya sebanyak 19,15%.

Penurunan kontribusi tersebut disebabkan oleh inflasi ekonomi, mahalnya ongkos bahan baku, serta naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Keadaan ini menuntut sektor manufaktur khususnya skala kecil dan menengah agar dapat berinovasi untuk memecahkan masalah tersebut.

Tipe Manufaktur

Proses manufaktur terus mengalami perkembangan, mulai dari cara manual hingga melibatkan mesin. Adapun tiga tipe manufaktur yang relevan untuk digunakan pada proses manufaktur saat ini, yaitu:

1. Additive Manufacturing

Beberapa metode yang termasuk dalam additive manufacturing yaitu 3D printing, laser printing system, dan proses lain yang menciptakan komponen kompleks. Penggunaan metode tersebut dimaksudkan untuk mengurangi titik kegagalan dalam sistem.

Perusahaan yang mendapatkan manfaat dari adanya additive manufacturing yaitu perusahaan medis, otomotif, barang konsumsi, dan sektor lainnya seiring dengan terjangkaunya teknologi.

2. Advanced Manufacturing

Metode ini menggunakan teknologi inovatif untuk meningkatkan kualitas pada proses produksi. Adapun produksinya bergantung pada perangkat lunak, otomatisasi, komputasi, hingga jaringan.

Beberapa yang menjadi karakteristik dari advance manufacturing yaitu strategi produksi berfokus pada pelanggan dan meungkinkan kustomisasi, menggunakan digital infrastruktur, dan digunakan pada industri spesifik seperti farmasi dan aerospace.

Di Indonesia, upaya penerapan advanced manufacturing dilakukan melalui “Making Indonesia 4.0” yang berjalan dari tahun 2018. Penerapan Making Indonesia 4.0 dimaksudkan untuk meningkatkan performa dan produktivitas pada sektor manufaktur Indonesia, serta dapat menjadikan Indonesia sebagai 10 negara besar yang memiliki perekonomian terkuat pada 2030.

3. Contract Manufacturing

Pada contract manufacturing, perusahaan menjalin kerjasama dengan perusahaan lain untuk melakukan pembuatan komponen atau produk sesuai dengan periode waktu tertentu. Contoh dari metode ini yaitu perusahaan otomotif yang menyewa pihak ketiga untuk membuat suku cadang untuk membuat mobil.

Di Indonesia, tipe manufaktur ini merupakan tipe yang paling banyak ditemui. Beberapa keuntungan dari contract manufacturing yaitu pengurangan biaya, efisiensi waktu, dan lebih mudah memasuki pasar.

Namun, dibalik keuntungan tersebut, masih terdapat beberapa masalah yang sering dihadapi misalnya terbatasnya kontrol menyebabkan produk yang dihasilkan memiliki kualitas rendah hingga pemberhentian tim internal.

Teknik Manufaktur

Terdapat 3 strategi teknik produksi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan di perusahaan Anda, yaitu:

1. Make to Stock (MTS)

Tipe produksi MTS biasanya ada pada perusahaan FMCG dan Enterprise. Produksi dilakukan jika stok produk di gudang semakin sedikit dan hasil produksi kemudian disimpan di gudang kembali.

Keuntungan dari MTS yaitu sumber daya lebih efisien dan pelanggan menerima produk dengan cepat. Namun, MTS membutuhkan gudang yang besar dan mungkin terjadi surplus produksi sehingga perusahaan seringkali menjual barang di bawah harga produksi untuk mengatasi pengendapan barang.

Solusi dari permasalahan MTS yaitu perusahaan melakukan forecasting dengan akurat, menggunakan software inventory, hingga melakukan maintenance secara rutin.

Pro Tip: ERP Modul Inventory Impact membantu Anda untuk mengotomatiskan proses forecasting demand dan produk yang paling banyak terjual.

2. Make to Order (MTO)

MTO biasa diterapkan oleh perusahaan skala kecil dan menengah dengan siklus produksi yang relatif singkat. Tipe ini menyesuaikan dengan spesifikasi pelanggan dan proses produksi baru dimulai ketika ada pesanan sehingga bisa dikustomisasi.

Keuntungan MTO yaitu produksi tidak berlebih sehingga meminimalisir potensi pengendapan barang dan pelanggan dapat membeli produk sesuai kebutuhan. Kekurangan MTO yaitu pelanggan harus menunggu lama dan perusahaan harus waspada fluktuasi bahan baku.

Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kekurangan tersebut yaitu dengan menggunakan software inventory management. Namun, hingga tahun 2020, hanya 18% perusahaan skala kecil yang menerapkan software inventory management, sedangkan lainnya masih secara manual.

Pro Tip: ERP Inventory Impact memungkinkan perusahaan Anda untuk secara cepat melakukan proses fulfillment demand dan mempersingkat waktu pengiriman produk.

3. Make to Assemble (MTA)

MTA merupakan gabungan dari MTS dan MTO dimana bagian komponen diproduksi menurut perkiraan minat pelanggan. Perakitan terakhir baru dimulai ketika ada pesanan.

Kelebihan MTA yaitu pesanan dapat sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan produk jadi langsung dapat dikirim ke pelanggan tanpa menumpuk di gudang. Namun, jika tidak ada pesanan, maka perusahaan harus menampung persediaan komponen dalam jumlah yang besar.

Tipe Proses Manufaktur

Proses manufaktur terbagi atas lima tipe yang masing-masing memiliki perbedaan pada produk yang dihasilkan.

1. Discrete Manufacturing

Tipe ini memungkinkan setiap hasil produksi dapat diidentifikasi dengan spesifik. Setiap terjadi perubahan pada model produk, maka proses produksi harus berubah. Misalnya, perusahaan komputer yang terus mengalami perkembangan pada setiap modelnya sehingga perlu modifikasi pada proses produksi.

2. Process Manufacturing

Terdapat dua tipe utama dari process manufacturing yaitu pertama, batch process manufacturing yaitu pembuatan produk berdasarkan pada standar atau resep tertentu seperti pada industri makanan dan minuman. Kedua, continuous process manufacturing yaitu proses konsisten untuk memproduksi produk dalam waktu yang lama.

Biasanya manufaktur dihentikan beberapa saat sebelum dilanjutkan kembali. Misalnya, pada industri minyak dan gas saat mengebor sumber daya alam.

3. Mixed Mode Manufacturing

Beberapa produk dapat dihasilkan jika menggunakan tipe discrete dan process manufacturing. Biasanya produk dihasilkan melalui proses batch sebelum diubah menjadi produk yang lebih spesifik. tahap awal menggunakan process manufacturing untuk menghasilkan produk dan discrete manufacturing digunakan pada tahap selanjutnya untuk menghasilkan spesifikasi unik pada produk.

4. Job Shop Manufacturing

Tipe ini merupakan tipe spesifik dari proses manufaktur. Tipe ini ideal untuk custom manufacturing karena lebih lambat dan menghasilkan volume yang sedikit dengan barang yang spesifik. Oleh karena itu, perusahaan harus menyesuaikan proses produksi dan mengubah peralatan sehingga lebih sesuai untuk produksi.

5. Repetitive Manufacturing

Pada tipe ini, proses manufaktur yang panjang dibagi ke dalam bagian yang lebih kecil. Masing-masing bagian hanya mengerjakan suatu komponen dari produk dan dilanjutkan ke bagian lainnya. Repetitive manufacturing menghasilkan produk yang sama dalam waktu 24 jam dan biasa ditemui pada perusahaan otomotif, elektronik, dan barang konsumsi yang tahan lama.

Sistem Manufaktur

Terdapat empat sistem utama pada manufaktur dengan karakteristik berbeda-beda, yaitu:

1. Custom Manufacturing System

Pada sistem ini, produk dibuat sesuai dengan pesanan pelanggan. Adapun produk yang dihasilkan bernilai tinggi karena menggunakan tangan dan mesin khusus. Produk pada custom manufacturing system biasanya berkualitas tinggi dan memiliki biaya per unit yang mahal.

2. Intermittent Manufacturing System

Pendekatan ini menghasilkan produk yang berbeda melalui satu jalur produksi yang fleksibel. Produksi pada sistem ini menyesuaikan pesanan pelanggan dan menangani pesanan dalam jumlah yang kecil.

3. Continuous Manufacturing System

Biasanya dilakukan pada produksi massal suatu produk. Terdapat pekerja semi-terampil yang merakit produk pada setiap bagian secara berurutan. Pendekatan ini ditemui pada perusahaan dengan produksi besar dan membutuhkan biaya awal yang besar.

4. Flexible Manufacturing System

Sistem ini merupakan pendekatan modern untuk menciptakan produk dalam jumlah yang besar dan dapat menghasilkan produk berbeda dengan mudah. Biasanya menggunakan robot untuk mengotomatiskan setiap langkah produksi. Produk yang dihasilkan dari sistem ini menggunakan biaya per unit yang sangat rendah.

Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur

Beberapa proses bisnis yang dilakukan di perusahaan manufaktur meliputi:

1. Proses procurement perusahaan manufaktur

Proses ini berkaitan dengan pengadaan barang dan kebutuhan lain yang mendukung proses manufaktur. Beberapa barang yang menjadi kebutuhan untuk proses manufaktur yaitu bahan mentah, spare part, kebutuhan gedung, hingga alat kebersihan. Pada proses ini perusahaan harus mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas.

2. In Out inventory

Dalam proses manufaktur, terdapat banyak material yang digunakan. Oleh karena itu, proses ini berguna untuk menangani keluar masuknya barang pada perusahaan. Pencatatan menjadi hal yang penting untuk dilakukan pada proses ini.

3. Proses produksi perusahaan manufaktur

Proses produksi menjadi inti dari perusahaan manufaktur karena mengubah bahan mentah menjadi produk jadi. Berikut adalah penjelasan mengenai proses produksi pada perusahaan manufaktur secara rinci:

apa itu manufaktur

4. Penjualan dan Pemasaran

Setelah produksi selesai, proses lain yang harus dilakukan yaitu melakukan penjualan dan pemasaran. Pada proses ini, perusahaan biasanya memiliki strategi yang berbeda-beda tergantung pada target pasar yang dituju. Jika perusahaan memiliki strategi pemasaran yang baik, maka keuntungan perusahaan dapat meningkat.

5. Administrasi dan Umum

Sama halnya dengan perusahaan lainnya, manufaktur juga memiliki proses administrasi dan umum. Proses ini meliputi beberapa kegiatan seperti pengawasan, manajemen, penentuan kebijakan, serta administrasi perusahaan.

6. Akuntansi dan Keuangan

Akuntansi menjadi hal yang krusial bagi perusahaan. Proses ini bertujuan untuk memastikan keuangan perusahaan telah dikelola dengan baik. Semua proses transaksi yang perusahaan lakukan harus tercatat dengan baik dalam laporan keuangan.

3 Contoh Perusahaan Manufaktur Terbesar di Indonesia Berdasarkan Nilai Aset

PT Astra International Tbk.

Perusahaan ini merupakan perusahaan yang terdiversifikasi terbesar di Indonesia dan berdiri pada tahun 1957. Adapun nilai aset perusahaan ini mencapai Rp 366,74 triliun.

Beberapa sektor bisnis Astra meliputi otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, teknologi informasi, serta infrastruktur dan logistik.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Indofood merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor consumer good industry, khususnya makanan dan minuman. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1990 dan saat ini memiliki nilai aset sebesar Rp 102,66 triliun.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Perusahaan ini bergerak pada sektor industri dasar dan kimia, serta menjadi perusahaan semen terbesar di Indonesia. PT Semen Indonesia berdiri pada tahun 1957 di Gresik. Hingga kini nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan ini mencapai Rp 79,28 triliun.

Tantangan Perusahaan Manufaktur

Kompleksitas pada perusahaan manufaktur kerap menghadirkan berbagai tantangan. Selain itu, adanya COVID-19, turut mempengaruhi kinerja manufaktur di seluruh dunia.

Berdasarkan survei McKinsey pada perusahaan manufaktur di Asia, adanya COVID-19 memunculkan berbagai tantangan baru. Tercatat sebanyak 45% kesulitan dalam memperoleh bahan baku, 41% mengalami penurunan permintaan, dan 30% lainnya kesulitan untuk mencari pekerja.

Lebih lanjut, terdapat beberapa tantangan pada perusahaan manufaktur secara umum, yaitu:

1. Fluktuasi Harga Bahan Baku

Bahan baku dapat mengalami perubahan harga secara cepat dan tidak terduga karena berbagai faktor seperti perubahan permintaan dan penawaran global. Selain itu, adanya COVID-19 juga turut berdampak pada perubahan harga bahan baku. Perubahan harga bahan baku kemudian berdampak pada berubahnya pengeluaran yang harus perusahaan manufaktur lakukan.

2. Hambatan Rantai Pasok

Rantai pasok menjadi hal penting dalam manufaktur. Jika terdapat masalah pada rantai pasok, maka dapat menyebabkan komponen penting terlambat untuk diperoleh. Keterlambatan dan tidak adanya komponen kemudian berdampak pada terhambatnya proses produksi.

Guna mengatasi hal tersebut, Anda dapat menggunakan software inventory management. Software tersebut dapat membantu Anda untuk mengelola bahan baku dan memastikan pesanan bahan dapat cepat dan akurat.

3. Penarikan Produk

Adanya cacat pada produk dapat menyebabkan terjadinya penarikan produk hingga rusaknya reputasi perusahaan. Oleh karena itu, proses quality control pada saat produksi harus diperketat sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan standar dan produksi. Selain itu, pemeriksaan akhir sebelum pengiriman juga diperlukan sehingga produk cacat dapat diminimalisir.

4. Kepatuhan Terhadap Peraturan

Setiap negara memiliki peraturan masing-masing berkaitan dengan produk manufaktur. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami lebih jauh mengenai persyaratan edar produk pada negara yang dituju. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari resiko membayar denda yang mahal.

5. Manajemen Inventaris Tidak Efisien

Perkiraan stok barang menjadi hal penting yang harus perusahaan lakukan dengan tepat. Jika forecasting mengalami kesalahan, maka beresiko kelebihan atau kekurangan produksi sehingga permintaan tidak terpenuhi. Guna mengatasi hal ini, perusahaan dapat menggunakan ERP Modul Inventory Impact sehingga proses forecasting demand dapat dilakukan secara otomatis.

6. Kehilangan Data Risiko Cyber

Sektor manufaktur menjadi salah satu sektor yang belum siap akan pencegahan kehilangan data. Penelitian menunjukkan sebanyak 25% responden sektor manufaktur menyatakan belum memiliki tindakan pencegahan kehilangan data secara maksimal dan hanya sebanyak 8% yang telah memiliki pencegarah secara lengkap.

Adapun penyebab hilangnya data perusahaan tersebut salah satunya karena akses data yang terlalu terbuka sehingga seringkali disalahgunakan oleh pekerja. Salah satu solusi untuk mencegah hilangnya data-data perusahaan yaitu dengan menggunakan ERP.

ERP memungkinkan Anda untuk melindungi data perusahaan karena terdapat pembatasan akses data dan hanya admin yang memiliki wewenang untuk mengakses data.

Penggunaan berbagai teknologi pada proses manufaktur memungkinkan terjadinya peretasan pada sistem manufaktur. Oleh karena itu, perusahaan harus memperkuat keamanan siber pada sistem yang digunakan sehingga terhindar dari bahaya ransomware.

7. Sulitnya Mencari Pelanggan

Pelanggan menjadi faktor penting yang mendukung jalannya semua bisnis termasuk manufaktur. Pada manufaktur berskala besar seperti Toyota dan Apple, menarik pelanggan mungkin bukan hal yang sulit.

Namun, pada manufaktur berskala kecil yang memiliki budget terbatas, hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Berdasarkan penelitian, biaya untuk mendapatkan pelanggan baru meningkat hampir 60% selama enam tahun terakhir.

Tingginya biaya pemasaran dan terbatasnya budget pada perusahaan manufaktur berskala kecil dan menengah menyebabkan channel penjualan cenderung terbatas.

Oleh karena itu, perusahaan perlu meningkatkan brand awareness dan mencoba berbagai channel penjualan sehingga menarik bagi pelanggan. Selain itu, penggunaan software CRM juga menjadi hal yang penting untuk diterapkan agar dapat menjalin hubungan baik dengan pelanggan secara otomatis dan meningkatkan jumlah pelanggan.

8. Ketidakmampuan Mencari dan Melatih Pekerja High Performing

Sektor manufaktur saat ini mengalami kekurangan tenaga kerja akibat adanya COVID-19 dan pensiun besar-besaran oleh generasi baby boomer. Para pekerja yang sebelumnya bekerja di sektor manufaktur beralih ke sektor lain seperti teknologi dan kesehatan yang saat ini lebih menjanjikan.

Hal tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan pelatihan terhadap tenaga kerja sehingga lebih terampil dan menciptakan lingkungan kerja yang baik sehingga menarik bagi pekerja.

Pada manufaktur berskala kecil, kualitas pekerja juga menjadi masalah yang paling signifikan.

Berdasarkan penelitian terhadap pemilik usaha kecil, menunjukkan bahwa lebih dari setengah pemilik bisnis berskala kecil kesulitan untuk mencari pekerja yang berkualitas, bahkan lowongan kerja yang tersedia tidak terisi secara penuh. Hal tersebut karena biaya perekrutan tenaga kerja terampil yang cenderung mahal, sedangkan anggaran perusahaan terbatas.

Masa Depan Manufaktur

Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, menyebabkan perubahan preferensi pelanggan dan ketidakpastian permintaan. Hal tersebut mendorong perusahaan untuk dapat menemukan alternatif terbaru dalam mengelola bisnis manufaktur.

Beberapa teknologi penting yang dapat menunjang kegiatan manufaktur di masa depan yaitu:

1. Internet of Things (IoT)

Penerapan IoT pada manufaktur memungkinkan perusahaan untuk dapat berkomunikasi dan memantau proses manufaktur secara lebih mudah dengan waktu real-time. Mesin yang terhubung dengan IoT dapat memberikan informasi mengenai kondisi produksi hingga memberikan informasi ketika komponen tertentu hampir habis. Hal ini tentunya dapat menghemat waktu dan tenaga para pekerja.

2. Artificial Intelligence (AI)

Adanya kecerdasan buatan pada manufaktur membantu untuk menganalisis berbagai hal secara lebih efisien. AI pada manufaktur dapat menganalisis data historis yang berkaitan dengan kegagalan produksi, memprediksi kapan waktu yang tepat untuk pemeliharaan, dan menghemat pengeluaran pada perusahaan.

3. Blockchain

Blockchain merupakan tempat penyimpanan transaksi digital yang tidak dapat diubah. Pada manufaktur, blockchain dapat digunakan untuk melacak komponen yang digunakan dalam produksi, mengidentifikasi komponen palsu, dan melakukan proses lain yang sesuai dengan peraturan.

4. Robotics

Salah satu pendukung utama untuk melakukan otomatisasi pada manufakturing yaitu penggunaan robot. Robot pada manufaktur dapat membantu untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya tenaga kerja, dan meningkatkan produktivitas.

Kesimpulan

Sebagai salah satu sektor yang memegang peran penting dalam perekonomian, manufaktur didorong untuk terus melakukan adaptasi terhadap perubahan kondisi global dan melakukan adopsi teknologi.

Otomatisasi pada manufaktur menjadi hal krusial yang harus dilakukan sehingga efisiensi dan produktivitas dapat tercapai. Salah satu bentuk otomatisasi yang dapat perusahaan manufaktur lakukan yaitu dengan menggunakan Enterprise Resource Planning (ERP).

ERP adalah software terintegrasi yang dapat mengotomatiskan proses bisnis sehingga menjadi lebih efisien. Penggunaan ERP dapat membantu Anda memperoleh laporan real-time sehingga pengambilan keputusan dapat lebih tepat dan meningkatkan keamanan data perusahaan dengan sistem yang terpusat.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut, Impact menjadi pilihan tepat untuk implementasi ERP Manufacturing bagi bisnis Anda. Penggunaan ERP manufaktur Impact dapat mengotomatiskan proses penjualan, inventaris, produksi, hingga akuntansi. Software tersebut juga telah terhubung ke berbagai metode pembayaran sehingga mudah diakses.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Pendahuluan

Kanban adalah salah satu komponen dari sistem Just in Time (JIT) yang telah dijelaskan pada chapter sebelumnya dan merupakan dinding dari House of Lean Production.

6 Langkah Penerapan Kanban untuk Visualisasi Pekerjaan

Kanban adalah metode untuk memvisualisasikan pekerjaan, memaksimalkan efisiensi, dan memperbaiki cara kerja. Pekerjaan ditampilkan pada Kanban board dan memungkinkan pekerja pekerjaan, bahkan menangani proyek yang paling kompleks dalam satu lingkungan.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai definisi, aturan, dan manfaat dari penerapan Kanban pada perusahaan.

Apa itu Kanban?

Kanban adalah alat visual yang digunakan untuk mencapai produksi JIT. Kata Jepang “Kanban“, yang berarti “papan visual” atau “tanda”, telah digunakan sejak tahun 1950-an. Metode ini pertama kali dikembangkan dan diterapkan oleh Toyota sebagai sistem penjadwalan untuk manufaktur Just-in-Time.

Di sisi lain, istilah “Kanban” yang dikapitalisasi dikaitkan dengan munculnya “Metode Kanban“, yang pertama kali didefinisikan pada tahun 2007. Kanban adalah proses untuk memproduksi dengan sistem pull yang berisi informasi terkait seperti:

  • Pemasok suku cadang atau produk
  • Pelanggan
  • Dimana menyimpannya
  • Cara mengangkutnya (yaitu, ukuran wadah dan metode pengangkutannya)

Bentuk lain dari Kanban termasuk:

  • Ruang terbuka di lantai produksi yang menunjukkan bahwa seseorang telah membeli produk dan perusahaan harus mengisi kekosongan tersebut.
  • Garis pada konveyor atau rak penyimpanan. Ketika persediaan jatuh di bawah garis, suku cadang diproduksi.
  • Sebuah ruang terbuka di sebuah dolly alat angkut. Kami memproduksi suku cadang sebanyak yang dapat ditampung oleh dolly.
  • Sinyal elektronik dari sakelar batas ke mesin otomatis yang menginstruksikan mesin untuk mulai memproduksi suku cadang hingga “pelanggan kenyang”.
  • Lampu pada papan kontrol produksi.
  • Bola ping-pong berwarna yang menggelinding ke bawah saat pelanggan menarik barang, memberi tahu kami untuk “tolong buat salah satu dari ini”.

Baca juga: Lean Manufacturing adalah: Pengertian dan 3 Pemborosannya

2 jenis Kanban

Dalam implementasinya, terdapat dua jenis Kanban yang paling umum digunakan yaitu:

  • Kanban produksi (production Kanban) adalah Kanban yang menentukan jenis dan jumlah produk yang harus diproduksi oleh proses hulu (pemasok).
  • Kanban penarikan (withdrawal Kanban) adalah Kanban yang menentukan jenis dan jumlah produk yang dapat ditarik oleh proses hilir (pelanggan).

Kedua jenis tersebut bekerja bersama-sama, seperti yang diilustrasikan pada gambar berikut:

sirkulasi kanban

Jalur perakitan membuat barang A, B, dan C menggunakan bagian a, b, dan c. Jalur perakitan “membeli” jenis dan jumlah suku cadang a, b, dan c yang ditentukan di toko suku cadang menggunakan withdrawal Kanban. Celah yang dihasilkan menghasilkan production Kanban untuk proses 1, 2, dan 3, yang menghasilkan suku cadang pengganti.

Perusahaan hanya memproduksi apa yang telah ditarik pelanggan dan sesuai urutan penarikannya, serta tidak pernah mengirimkan produk cacat.

Bagaimana jika toko suku cadang kehabisan suku cadang a? Pelanggan akan menyerahkan withdrawal Kanban ke proses 1, yang akan menjadwalkan pekerjaan dan memenuhi pesanan. Berikut contoh withdrawal dan production Kanban:

production & withdrawal kanban

Source: Dennis, P. (2017). Lean production simplified; Production and withdrawal kanban

Baca Juga: Apa itu Jidoka? Pengertian dan 2 Strategi Implementasinya

6 aturan Kanban

Pekerja dan penyelia harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang peraturan Kanban dan harus keterampilan memecahkan masalah yang baik. Aturan selama implementasi Kanban meliputi hal-hal berikut ini:

Aturan 1: Jangan mengirim produk yang cacat

Membuat produk cacat berarti menginvestasikan tenaga, bahan, dan waktu menjadi sesuatu yang tidak dapat dijual. Produk cacat sangat mengganggu upaya untuk mengurangi biaya dan pencapaian tujuan. Aturan 1 mengharuskan perusahaan untuk:

  • Mendeteksi produk cacat dan mencegahnya, juga dikenal sebagai kontrol zona.
  • Otonomi (yaitu, mesin berhenti secara otomatis ketika cacat terdeteksi).
  • Pemecahan masalah dengan cepat.
  • Ketika terdapat bagian yang buruk dan bercampur dengan yang baik, maka harus segera menukarnya dengan bagian yang baik.

Aturan 2: Pelanggan hanya meminta apa yang dibutuhkan

Konsep ini telah dibahas pada chapter sebelumnya yaitu Just in Time. Perusahaan harus memastikan stok produk ketika pelanggan datang untuk membeli yang dibutuhkan dan dalam jumlah yang dibutuhkan. Cara berpikir ini memecahkan masalah kritis produksi:

  • Apa yang kita buat?
  • Berapa banyak yang kita hasilkan?
  • Kapan kita membuatnya?

Konsekuensi untuk aturan 2 adalah sebagai berikut:

  • Tidak ada penarikan barang tanpa Kanban.
  • Kanban menyertai setiap item.
  • Tarik hanya bagian yang ditunjukkan dalam jumlah yang ditunjukkan.

Jadi, kita menghindari muda yang tercipta saat kita memproduksi terlalu banyak, atau terlalu awal, atau bagian yang salah. Kerugian ini bisa berupa lembur berlebih, inventaris, dan pembangunan kapasitas karena kita tidak tahu bahwa kapasitas yang ada sudah mencukupi.

Aturan 3: Hanya memproduksi barang yang diminta oleh pelanggan

Aturan 3 disimpulkan dari aturan 2 dan memungkinkan proses produksi berfungsi secara bersamaan, seolah-olah mereka adalah bagian dari jalur perakitan yang bergerak dengan kecepatan yang seragam. Kanban adalah roda gigi yang menghubungkan proses pelanggan dan pemasok. Konsekuensi untuk aturan 3 adalah:

  • Jangan membuat lebih dari jumlah Kanban di tangan.
  • Menghasilkan dalam urutan yang Anda terima.

Kita harus merancang papan penjadwalan produksi sedemikian rupa sehingga urutan dan kuantitasnya transparan.

Aturan 4: Level produksi

Guna memastikan proses produksi menghasilkan bagian yang tepat dalam jumlah yang tepat dalam waktu yang tepat, perusahaan harus memastikan stabilitas dalam pesanan produksi. Perusahaan tidak dapat memesan 50 buah dalam satu jam, lalu 250 buah berikutnya. Ini akan membutuhkan proses untuk menyebabkan overproducing. Perusahaan harus menarik produk pada waktu, dalam jumlah tetap, dan dalam urutan yang tetap.

Aturan 5: Gunakan Kanban untuk Fine-Tune Production

Sistem Kanban tidak dapat menanggapi perubahan besar dalam produksi. Kanban adalah sarana untuk fine-tuning.

Misalnya, jika pelanggan menarik potongan pada tingkat yang tidak stabil yaitu 100 buah pada jam pertama, 200 buah pada jam kedua, 75 buah pada jam ketiga, perusahaan akan menimbun persediaan, inventaris dan overcapacity. 

Aturan 6: Stabilkan dan perkuat proses

Perusahaan harus menerapkan prinsip jidoka untuk meningkatkan kemampuan proses. Perusahaan dapat terus mengurangi muda, mura, dan muri dengan:

  • Menerapkan poka-yokes untuk mendeteksi kesalahan yang mungkin menyebabkan cacat
  • Mengurangi waktu berjalan atau postur janggal yang membebani anggota tim kami
  • Rasionalisasi tata letak sehingga, misalnya, proses berbentuk U dan anggota tim dapat memeriksa keseluruhan proses
  • Menerapkan sistem visual yang mengurangi ketegangan kognitif

Baca Juga: Mengenal Definisi Work in Progress (WIP) dan Cara Kerjanya

Langkah-langkah penerapan Kanban

Saat hendak menerapkan metode Kanban, setiap organisasi harus berhati-hati dengan langkah-langkah praktisnya. Enam praktik inti perlu hadir untuk implementasi yang sukses. Berikut penjelasan masing-masing langkah pada penerapan Kanban:

1. Visualisasikan alur kerja

Upaya visualisasi proses kerja dengan sistem Kanban dapat dilakukan melalui media papan dengan kartu dan kolom. Setiap kolom di papan mewakili langkah dalam alur kerja. Setiap kartu Kanban mewakili item pekerjaan. Kanban board mewakili keadaan sebenarnya dari alur kerja dengan semua risiko dan spesifikasinya.

kanban board

Hal pertama dan terpenting bagi Anda adalah memahami apa yang diperlukan untuk mendapatkan item dari permintaan hingga produk yang dapat dikirim. Mengenali bagaimana alur kerja melalui sistem akan membuat Anda berada di jalur menuju continuous improvement atau kaizen dengan membuat perubahan yang perlu diamati.

Saat Anda mulai mengerjakan item X, Anda menariknya dari kolom “Requested“, dan setelah selesai, Anda memindahkannya ke “Done“. Dengan cara ini, Anda dapat dengan mudah melacak kemajuan dan menemukan permasalahan. Secara alami, board Kanban Anda mungkin memiliki pandangan yang berbeda tergantung pada kebutuhan dan proses spesifik.

2. Batasi Work in Progress (WIP)

Salah satu fungsi utama Kanban adalah untuk memastikan sejumlah item aktif dapat dikelola sedang berlangsung pada satu waktu. Jika tidak ada batasan kerja dalam proses, Anda tidak melakukan Kanban. Mengganti fokus tim di tengah jalan umumnya akan membahayakan proses, dan multitasking adalah cara menghasilkan limbah dan inefisiensi.

Membatasi WIP berarti menerapkan sistem pull pada bagian atau alur kerja yang lengkap. Mengatur item maksimum per tahap memastikan bahwa kartu hanya “ditarik” ke langkah berikutnya ketika ada kapasitas yang tersedia. Kendala seperti itu akan dengan cepat terlihat sehingga Anda dapat mengidentifikasi dan menyelesaikannya.

3. Kelola arus (flow)

Mengelola arus adalah tentang mengelola pekerjaan. Maksud dari arus adalah pergerakan item kerja melalui proses produksi dengan kecepatan yang dapat diprediksi dan berkelanjutan.

Salah satu tujuan utama saat menerapkan sistem Kanban adalah menciptakan aliran yang lancar dan sehat. Alih-alih mengelola orang secara mikro dan berusaha membuat mereka sibuk sepanjang waktu, Anda harus fokus pada pengelolaan proses kerja dan memahami cara agar pekerjaan itu lebih cepat melalui sistem. Ini berarti bahwa sistem Kanban Anda menciptakan nilai lebih cepat.

4. Membuat kebijakan proses menjadi eksplisit dan jelas

Anda tidak dapat meningkatkan sesuatu yang tidak Anda mengerti. Inilah mengapa proses Anda harus didefinisikan dengan jelas, dipublikasikan, dan disosialisasikan. Orang tidak akan mengasosiasikan dan berpartisipasi dalam sesuatu yang mereka tidak percaya.

Ketika semua orang akrab dengan tujuan bersama, mereka akan dapat bekerja dan membuat keputusan mengenai dampak positif. Jarang, terlihat, terdefinisi dengan baik, dan dapat berubah, kebijakan kerja memiliki kekuatan untuk meningkatkan pengaturan diri pada pekerja.

5. Implementasikan feedback loops

Perusahaan memastikan bahwa organisasi secara memadai menanggapi perubahan potensial dan memungkinkan transfer pengetahuan antar pemangku kepentingan. Kanban menyarankan penggunaan cadence (umpan balik) di tingkat tim serta irama yang berorientasi layanan.

Contoh team level cadence adalah Rapat Kanban harian untuk melacak status dan aliran pekerjaan. Ini membantu untuk mengidentifikasi kapasitas yang tersedia dan potensi untuk meningkatkan kecepatan pengiriman. Itu terjadi di depan dewan Kanban, dan setiap anggota memberitahu yang lain apa yang mereka lakukan hari sebelumnya dan apa yang akan mereka lakukan hari ini.

Meskipun rapat terfokus dan rutin dengan lebih sedikit peserta telah terbukti menjadi praktik yang baik, durasi ideal Kanban cedence tertentu bergantung pada konteks, ukuran tim, dan topik Anda.

6. Tingkatkan perubahan secara kolaboratif

Cara untuk mencapai peningkatan berkelanjutan dan perubahan berkelanjutan dalam suatu organisasi adalah melalui penerapan perubahan secara kolaboratif berdasarkan metode, umpan balik, dan metrik yang terbukti secara ilmiah.

Menumbuhkan budaya organisasi di mana setiap hipotesis terbukti memiliki hasil positif atau negatif sangat penting untuk mengembangkan pola pikir yang berfokus pada perbaikan melalui perubahan evolusioner.

Baca juga: Pentingnya Keterlibatan dalam Perusahaan dan 3 Faktor Pendukung

Keuntungan penerapan Kanban

Menurut laporan 1st State of Kanban, alasan utama untuk mengadopsi metode Kanban adalah kebutuhan untuk meningkatkan visibilitas pekerjaan dan perbaikan terus-menerus. Berikut beberapa manfaat menggunakan Kanban bagi perusahaan:

Meningkatkan visibilitas arus kerja

Ide dasar Kanban adalah memvisualisasikan setiap pekerjaan. Dengan cara ini, papan Kanban berubah menjadi pusat pusat informasi, dan semua orang berada di halaman yang sama. Semua tugas terlihat dan tidak pernah hilang sehingga membawa transparansi ke seluruh proses kerja.

Meningkatkan kecepatan pengiriman

Kanban menawarkan banyak cara bagi perusahaan untuk memantau secara dekat dan membuat analisis informasi tentang distribusi pekerjaan.

Dengan pandangan yang jelas, maka item pekerjaan yang diselesaikan untuk jangka waktu tertentu, tahapan dimana tugas menghabiskan waktu paling lama, dan kemacetan mudah diidentifikasi. Hal itu berdampak pada meningkatnya alur kerja dan mempercepat tingkat pengiriman produk.

Keselarasan antara sasaran bisnis dan eksekusi

Dengan adanya transparansi, umpan balik, dan pertemuan tinjauan rutin, praktik Kanban memungkinkan menyelaraskan tujuan strategis perusahaan dengan pekerjaan sehari-hari. Penyelarasan antara arah bisnis dan eksekusi ini meningkatkan ketangkasan organisasi. Ini memungkinkan tim untuk beradaptasi dengan perubahan prioritas dan reorganisasi karena perubahan pasar atau kebutuhan pelanggan.

Meningkatkan prediktabilitas

Setelah membuat Kanban board dan mulai mengumpulkan item kerja di atasnya, Anda akan dapat memahami proses secara mendalam dengan metrik aliran. Menganalisis waktu yang dihabiskan tugas dalam alur kerja (waktu siklus) akan memungkinkan Anda meningkatkan prediksi tentang seberapa banyak pekerjaan yang dapat dilakukan di masa mendatang.

Memahami konsistensi tingkat pengiriman Anda (throughput) akan membuat perkiraan lebih akurat dan keputusan berdasarkan data historis.

Meningkatkan kepuasan pelanggan

Asal usul metode Kanban yaitu pull system yang memastikan pekerjaan dilakukan ketika ada permintaan. Dengan kata lain, Kanban mengarahkan untuk mengurangi pemborosan dengan bekerja hanya pada tugas-tugas yang dibutuhkan saat ini.

Selain itu, dengan menerapkan teknik visualisasi dan memperkenalkan batas pekerjaan, Anda akan memastikan bahwa hasil akhirnya disesuaikan dengan harapan pelanggan.

Kesimpulan

Kanban adalah metode untuk memvisualisasikan pekerjaan sehingga menjadi lebih visible dan terkontrol. Penggunaan Kanban membantu perusahaan untuk mengetahui proses bisnis yang tidak efisien dan memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Dalam implementasinya terdapat 6 peraturan yang harus dilakukan untuk membuat penerapan Kanban lebih efektif.

Setelah mengetahui mengenai Kanban, chapter selanjutnya akan membahas mengenai production leveling atau heijunka yang merupakan komponen lain dari Just in Time.

Referensi

Dennis, P. (2017). Lean production simplified: a plain-language guide to the world’s most powerful production system. Crc press.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Penanganan atau handling barang pada gudang dapat dilakukan secara manual atau otomatis menggunakan mesin. Pada penanganan gudang secara manual (manual handling) terdapat berbagai sistem penyimpanan barang dan alat yang digunakan untuk mengangkat beban berat dari atau menuju ke gudang.

Pada gudang yang modern, terdapat berbagai peralatan pada gudang yang biasa disebut dengan Material Handling Equipment (MHE). Selain itu, terdapat pula sistem penyimpanan (storage) yang digunakan pada gudang.

Artikel berikut akan membahas lebih lanjut mengenai sistem penyimpanan dan alat penanganan barang di gudang (storage and handling equipment), mulai dari definisi, tipe, hingga keuntungan dan kerugiannya.

Bagaimana sistem penyimpanan barang di gudang?

Sistem penyimpanan barang biasanya terbatas pada contoh non-otomatis, yang dikelompokkan dengan sistem rekayasa. Peralatan penyimpanan digunakan untuk menampung atau menyangga material selama “downtimes” atau saat material tersebut tidak sedang diangkut.

Periode ini juga dapat merujuk pada jeda sementara selama transportasi jangka panjang atau penyimpanan jangka panjang yang dirancang untuk memungkinkan penumpukan stok. Sebagian besar peralatan penyimpanan mengacu pada palet, rak atau rak tempat bahan dapat ditumpuk secara teratur untuk menunggu transportasi atau konsumsi.

Banyak perusahaan telah menyelidiki kemungkinan peningkatan efisiensi dalam peralatan penyimpanan dengan merancang kemasan yang memungkinkan bahan atau produk dari jenis tertentu menghemat ruang saat berada dalam persediaan.

3 jenis sistem penyimpanan pada gudang

Saat ini terdapat banyak jenis alat penyimpanan gudang. Masing-masing jenis memiliki peran dan keuntungan yang berbeda. Dalam hal penyimpanan, perusahaan dapat menemukan trade-off gudang lainnya.

Pertukaran di sini adalah antara kecepatan, biaya, dan kapasitas. Semakin besar penyimpanan yang dibutuhkan suatu operasi, semakin besar kepadatan penyimpanan palet yang dibutuhkan. Jenis penyimpanan juga bergantung pada konfigurasi bangunan, jenis MHE yang saat ini digunakan, dan anggaran yang tersedia.

Umumnya, terdapat dua alat penyimpanan yang paling populer yaitu berbentuk rak palet dan dengan cara penumpukan. Berikut penjelasan mengenai berbagai sistem penyimpanan pada gudang.

1. Penumpukan blok (block stacking)

Dalam keadaan dimana ketinggian gudang cukup rendah, produk dan kemasan kuat dan anggaran ketat, jenis penyimpanan ini adalah metode paling umum untuk menyimpan produk SKU tunggal dalam jumlah besar.

Barang dikemas dalam muatan satuan, dan ditumpuk di lantai hingga ketinggian aman maksimumnya, yang diatur oleh berat dan stabilitas tumpukan. Metode ini juga digunakan pada produk yang tidak mudah untuk paletisasi dan tidak dapat menggunakan rak palet.

penumpukan blok (block stacking)

Block stacking

Produk yang dapat disimpan dengan cara ini yaitu mesin cuci, lemari es, kaleng, dan botol. Penumpukan blok adalah cara yang murah untuk menyimpan produk yang kuat yang memiliki banyak unit per SKU. Selain itu, jenis ini juga memiliki alat bantu berupa kerah palet dan konverter yang dapat mengurangi potensi kerusakan pada palet bawah.

Namun, jenis ini juga memiliki beberapa kerugian seperti kesulitan untuk mengakses barang, mudah terjadi kerusakan, sulit untuk melakukan rotasi barang kecuali menggunakan LIFO (last in, first out), serta sulit untuk memanfaatkan ruang dengan maksimal.

2. Penyimpanan rak gudang (racked storage)

Penyimpanan barang dengan menggunakan rak gudang biasanya digunakan untuk barang yang cenderung mudah rusak dan memerlukan pemeliharaan lebih. Sistem ini lebih mahal dibanding dengan sistem penumpukan, namun memiliki aksesibilitas yang lebih baik.

Istilah rak palet yang dapat disesuaikan (Adjustable Pallet Rack) dan rak lorong lebar (Wide Aisle Rack) dianggap menjadi dua hal yang dapat dipertukarkan. Lebih lanjut, penyimpanan dengan menggunakan rak memiliki banyak jenis yang masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihannya. Berikut 8 jenis rak pada gudang:

a. Rak palet lorong lebar (wide aisle pallet racking)

Jenis rak ini adalah rak yang paling umum digunakan pada gudang di seluruh dunia. Rak ini adalah rak paling serbaguna karena tidak memerlukan peralatan penanganan khusus apapun. Ketinggian balok juga dapat dikonfigurasi ke ketinggian yang sesuai kebutuhan.

Setiap palet dapat diakses kapan saja dan mudah dipasang serta dipindahkan. Aksesnya juga cepat dan mudah. Namun, rak ini juga memiliki kerugian seperti lorong yang lebih lebar diperlukan untuk memungkinkan truk forklift berputar cukup banyak.

b. Double-deep racking

Racking palet ganda adalah rak yang memungkinkan palet disimpan pada dua kedalaman. Sistem ini membutuhkan peralatan khusus berupa extendable forks dan akan membutuhkan lorong yang sedikit lebih lebar. Kecepatan aksesnya juga lebih lambat.

double deep racking

Double deep racking

Dengan mengurangi jumlah lorong akses dan menggunakan ruang yang dihemat untuk mengakomodasi rak tambahan, konfigurasi double-deep menyediakan storage yang sangat hemat ruang.

c. Rak lorong sempit (narrow aisle racking)

Rak ini menggunakan APR dan menyediakan penyimpanan untuk konsentrasi palet yang lebih besar dengan mengurangi lebar lorong menjadi sekitar 1,6 meter. Jenis rak ini memerlukan penggunaan lorong sempit atau truk menara untuk menyimpan dan mengakses palet.

rak lorong sempit

Narrow Aisle Racking

Racking lorong sempit membutuhkan lantai yang sangat rata, terutama jika kita melihat ketinggian lebih dari 10 meter. Selama konstruksi, perusahaan akan menggunakan laser untuk memastikan kerataan lantai.

d. Rak drive-in/drive-through

Drive-in/drive-through racking memberikan keamanan dan efisiensi untuk mencegah penumpukan beban yang terlalu rapuh atau tidak stabil untuk ditumpuk. Masing-masing rak drive-through tegak memiliki rel berbentuk L untuk meletakkan palet dan memiliki cukup ruang untuk truk forklift.

Dengan drive-in racking, tidak ada persyaratan untuk lorong, oleh karena itu ruang lantai digunakan sepenuhnya. Pemanfaatan ruang akan bergantung pada kemampuan mengangkat truk forklift.

rak drive in

Drive-in racking

Drive-in racking tidak memungkinkan sistem First In First Out (FIFO). Rak drive-in/drive-through adalah media penyimpanan berkepadatan tinggi yang cocok untuk SKU tunggal dalam jumlah besar.

Kerugiannya adalah potensi kerusakan yang meningkat, tidak hanya pada produk tetapi juga pada rak. Kecepatan pembuangan dan pengambilan juga rendah. Jenis penyimpanan ini bergantung pada pengambilan palet penuh di bagian utama karena tidak ada ruang untuk pengambilan karton dari lokasi lantai dasar.

e. Pallet-flow racking

Pallet-flow racking digerakkan oleh gravitasi. Sangat cocok untuk produk yang bergerak cepat dengan perputaran stok FIFO. Palet dimuat di ujung atas jalur miring, dan bergerak ke bawah dengan gravitasi, menggunakan roda skate saat palet dilepas dari permukaan pick.

Satu blok rak konveyor rol hanya membutuhkan dua lorong: muka pemuatan dan muka pengambilan, yang berarti waktu siklus yang cepat. Pemanfaatan ruang lantai gudang dapat lebih dimaksimalkan dengan lorong yang lebih sedikit dengan menyimpan palet secara berurutan.

Kerugiannya adalah potensi pengurangan pemanfaatan kubik dan fakta bahwa produk yang berbeda akan memerlukan sudut kemiringan yang berbeda berdasarkan berat palet.

f. Push-back racking

Sistem push-back bekerja dengan menempatkan muatan palet pada serangkaian gerobak yang diumpankan ke depan oleh gravitasi pada rel baja struktural yang kaku. Saat palet dimuat dari depan, ia mendorong palet di belakangnya ke belakang satu posisi.

Saat membongkar, palet depan dilepas dan palet belakang secara otomatis maju ke posisi pengambilan depan sehingga memungkinkan manajemen inventaris LIFO yang mudah diakses.

Operator dapat menyimpan produk dari kedalaman dua hingga lima palet, dengan pemuatan hanya di depan dari satu lorong. Pushback menawarkan penyimpanan yang lebih serbaguna karena setiap lajur mengalir secara independen dan penyimpanan vertikal beroperasi secara terpisah dari lajur di bawahnya.

push back racking

Pushback racking

g. Mobile racking

Ketika ruang lantai sangat mahal, gudang dapat dibuat sangat padat jika unit rak dapat dipindahkan dengan dipasang pada roller. Hanya diperlukan ruang yang cukup untuk satu lorong akses, karena operator dapat ‘memindahkan’ lorong hanya dengan menggerakkan unit untuk membuat jalan masuk. Namun, ruang lantai dihemat dengan mengorbankan pelambatan dalam pengambilan barang.

mobile racking

Mobile racking

h. Satellite/shuttle racking

Sistem satelit mirip dengan drive-in racking, tetapi dioperasikan dengan menempatkan shuttels di bagian depan rak, tergantung pada ketinggian rak. Shuttels dikendalikan dari jarak jauh melalui sistem kontrol yang dioperasikan dengan baterai frekuensi radio (RF) dan saluran khusus.

Satelite/shuttle racking dapat menyimpan palet dalam sistem yang dapat beroperasi hingga panjang 40 meter. Sensor bawaan pada shuttels mendeteksi posisi palet sebelumnya dan menempatkan muatan baru pada jarak yang telah ditentukan, sebelum kembali ke permukaan awal.

Shuttels mudah dipindahkan antar jalur dengan truk forklift. Beberapa angkutan dapat dikendalikan oleh satu truk forklift. Truk tidak perlu masuk ke rak dan sehingga mengurangi potensi kerusakan.

shuttle racking

Satellite racking

Sistem mengotomatiskan penempatan palet di jalur penyimpanan, mengurangi waktu siklus bongkar muat. Rak satelit juga dapat memanfaatkan ruang di atas tempat penyimpanan.

3. Media penyimpanan lainnya

  • Rak kantilever adalah solusi ideal untuk barang yang panjang atau berat seperti penyimpanan pipa, kayu, karpet, atau penyimpanan furnitur.
  • Lantai mezzanine/area penyimpanan yang ditinggikan. Jika gudang memiliki ketinggian yang cukup, akan sangat hemat biaya untuk membangun lantai mezzanine. Area tipikal termasuk tempat inbound dan outbound. Ruang ini dapat digunakan untuk membangun rak penyimpanan untuk melakukan layanan penambahan nilai atau dapat digunakan untuk penyimpanan jangka panjang.
media penyimpanan lainnya

Rak kantilever

Peralatan handling gudang

Peralatan handling gudang adalah beragam alat, kendaraan, unit penyimpanan (storage), peralatan, dan aksesori yang terlibat dalam pengangkutan, penyimpanan, pengendalian, dan perlindungan produk pada setiap tahap pembuatan, konsumsi, distribusi, atau pembuangan.

Pada dasarnya terdapat 4 jenis utama dari MHE yaitu: storage and handling equipment, engineered systems, industrial trucks, dan bulk material handling. Namun, pada artikel ini akan berfokus pada jenis yang pertama yaitu storage and handling equipment (penyimpanan dan penanganan).

Tantangan budaya operasi 24/7, bersama dengan tenaga kerja yang menua, tuntutan untuk akurasi yang lebih baik, waktu tunggu yang lebih singkat, dan pengurangan biaya, telah mendorong produsen untuk memproduksi sistem penanganan yang memerlukan input manual minimal dan memberikan peningkatan hasil.

Dengan memilih peralatan yang tepat, perusahaan dapat:

  • mengurangi biaya penanganan material unit;
  • mengurangi waktu penanganan;
  • menghemat ruang lantai;
  • mencegah cedera pada staf;
  • mengurangi konsumsi energi.

4 jenis alat handling pada gudang

Pada gudang, terdapat berbagai gerakan yang mungkin terjadi dalam proses penyimpanan, pengambilan, atau pemindahan barang. Setiap gerakan yang terjadi pada gudang tersebut memerlukan alat yang berbeda untuk menanganinya. Berikut beberapa jenis alat handling pada gudang:

1. Peralatan untuk gerakan horizontal

Contoh peralatan untuk menangani gerakan horizontal pada gudang adalah sebagai berikut:

  • Hand Pallet Truck (HPT) memiliki pompa hidrolik untuk memungkinkan operator mengangkat palet secukupnya agar dapat memindahkannya melintasi lantai gudang. Ini adalah peralatan hemat biaya untuk memindahkan palet melintasi jarak pendek dan dapat digunakan untuk menggerakkan palet di dalam rak atau di belakang trailer.
  • Powered Pallet Truck (PPT) dioperasikan dengan baterai dan digunakan untuk tugas memuat, membongkar, mengambil, dan memindahkan palet ke dan dari area penerima dan pengiriman. Mereka dapat disediakan sebagai versi pejalan kaki, stand-on atau duduk. Pilihan truk akan bergantung pada throughput palet per jam dan jarak yang ditempuh di dalam gudang.
  • Automated Guided Vehicles (AGV); Penggunaan kendaraan berpemandu otomatis semakin populer karena perusahaan berjuang dengan kekurangan tenaga kerja terampil, biaya tenaga kerja yang tinggi, dan persyaratan operasional 24/7. Inovasi baru-baru ini adalah truk berpemandu laser yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi gudang. Namun, alat ini cenderung mahal dan memerlukan area lantai khusus.
  • Traktor derek/kapal tunda, digunakan ketika jarak antar titik di dalam gudang panjang dan ada persyaratan untuk memindahkan sejumlah palet pada saat yang bersamaan. Palet dapat dimuat ke trailer yang digabungkan satu sama lain dan ditarik ke lokasi yang diperlukan.
peralatan untuk gerakan horizontal

Automated Guided Vehicle (AGV)

2. Peralatan untuk gerakan horizontal dan vertikal

Untuk memanfaatkan kapasitas kubik bangunan, palet atau muatan unit perlu diangkat ke posisinya. Truk forklift dibedakan berdasarkan kemampuan ketinggian angkat, kapasitas berat, dan lingkaran putar. Berikut 6 jenis truk yang biasa digunakan:

  • Pallete stacker (penumpuk palet), digunakan untuk memindahkan palet di sekitar gudang dan bila diperlukan dapat mengangkat palet hingga 5 meter. Mereka bisa pedestrian, naik, berdiri atau duduk.
peralatan untuk gerakan horizontal dan vertical

pallete stacker

  • Counter-balance trucks (CBT) adalah truk yang paling umum ditemukan di gudang. Mereka cepat, fleksibel, dan serbaguna, tetapi kerugian utamanya adalah untuk menumpuk atau mengambil palet, mereka harus mendekati permukaan palet pada 90° persegi. Dengan demikian lingkaran belok truk menentukan lebar lorong minimum.
  • Reach trucks. Truk ini ideal untuk bekerja di lorong yang lebih sempit. Berbeda dengan CBT, mereka membawa beban di dalam jarak sumbu roda. Mereka mampu bekerja di lorong sekitar 2,7 meter. Mereka memiliki ketinggian angkat maksimum hingga 12 meter. Mereka dapat beroperasi di lingkungan tunggal dan ganda.
  • Man-up order pickers. Truk ini digunakan ketika terdapat sejumlah besar produk yang tidak dapat diakomodasi hanya di lokasi lantai dasar. Ini membutuhkan pengambilan dari ketinggian.Ini bisa menjadi proses yang sangat lambat tetapi tidak dapat dihindari jika ada ribuan SKU dan otomatisasi bukanlah pilihan.
  • Narrow aisle/turret trucks. Truk ini dirancang untuk beroperasi dengan ruang lorong yang lebih sedikit daripada lebarnya sendiri. Lebar normal truk adalah sekitar 1,6 meter. Mengoperasikan truk jenis ini dapat menambah sekitar 33 persen kapasitas penyimpanan melalui penggunaan gang yang lebih sempit. Namun, terdapat kerugian seperti membutuhkan gang transfer, masalah keamanan, dan waktu lama.
  • Truk forklif artikulasi (flexi, bendi, master lorong). Pelatihan menggunakan truk dapat memakan waktu lebih lama daripada truk yang setara dan waktu penyimpanan dan pengambilan akan bervariasi tergantung pada kemampuan pengemudi. Untuk memastikan peningkatan produktivitas, Narrow Aisle Flexi Limited menyarankan agar lebar lorong tidak kurang dari dua meter. Dengan hadirnya truk artikulasi, pengguna dapat menghilangkan pengaturan yang seringkali mahal dan umumnya tidak efisien.

3. Automated storage and retrieval systems (AS/RS)

Sistem penyimpanan dan pengambilan otomatis (AS/RS) menggunakan derek jalur tetap untuk mengumpulkan palet di bagian depan sistem rak dan mengangkutnya ke lokasi kosong di dalam rak. Untuk meningkatkan produktivitas, sistem mengumpulkan palet penuh dari rak dan menyimpannya di bagian depan lorong sebelum mengumpulkan palet lain.

Derek dapat bergerak secara horizontal dan vertikal secara bersamaan, sehingga mengurangi waktu tempuh antara mengangkat dan meletakkan. Derek biasanya akan tetap berada di satu lorong. Namun, jika kebutuhan penyimpanan relatif tinggi dan throughput relatif rendah, derek dapat dipindahkan dari satu lorong ke lorong lain menggunakan mobil pengangkut.

4. Peralatan khusus

Tidak semua unit dapat dipindahkan atau diambil dengan palet standar. Ada sejumlah operasi dan produk yang disimpan di dalam gudang yang memerlukan peralatan penanganan khusus. Contoh peralatan tambahan adalah sebagai berikut:

  • Extended forks: digunakan untuk pengambilan dari rak ganda;
  • Crane attachment: digunakan untuk mengambil tas berat, dll;
  • Attachment boom: digunakan untuk mengangkat beban dengan koil sentral, misalnya ban, karpet;
  • Pegangan dan klem drum: digunakan untuk memindahkan drum dan tong;
  • Penjepit muatan: digunakan untuk memindahkan atau memiringkan barang
  • Penjepit karton: digunakan untuk mengangkat atau memindahkan kotak besar atau barang putih;
  • Double pallet handlers: kemampuan untuk memindahkan dua palet secara bersamaan;
  • Slip sheet attachments: memuat mekanisme dorong/tarik untuk memindahkan produk dari lembar slip ke palet

Baca juga: 7 Metode Pengambilan Barang di Gudang (Picking) & Cara Memilihnya

Kesimpulan

Pemilihan peralatan dan penyimpanan yang tepat sangat tergantung pada karakteristik produk, dimensi dan lingkungan gudang, kecepatan produk, dan anggaran yang tersedia. Terdapat beberapa jenis penyimpanan mulai dari pengumpulan hingga racking. Selain itu, terdapat berbagai jenis peralatan handling pada gudang seperti truk forklift dan berbagai jenisnya.

Penggunaan penyimpanan dan alat handling tersebut membantu perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam aktivitas gudang.

Anda juga dapat mengotomatiskan seluruh proses bisnis perusahaan dengan penggunaan ERP. ERP Impact juga memuat modul Warehouse Management System (WMS) yang membantu dalam mengurangi pemborosan dan mengefisienkan proses picking. Selain WMS, terdapat berbagai modul lain di dalamnya yaitu inventaris, akuntansi, penjualan, hingga HCM.

Referensi

Richard G. 2011. Warehouse Management. Great Britain: Kogan Page Limited.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Inventory menjadi salah satu sumber pemborosan pada perusahaan jika tidak dikelola dengan baik. Dilansir melalui Bloomberg, setiap tahunnya sekitar $163 miliar persediaan perusahaan menjadi limbah dan terbuang dengan sia-sia. 

Oleh karena itu, penting bagi Anda pemilik bisnis untuk dapat mengelola inventory dengan bijak. Salah satu yang dapat Anda lakukan yaitu dengan cara mengimplementasikan sistem inventory. Sistem ini membantu mengotomatiskan proses pengelolaan inventory sehingga lebih efisien. 

Berikut penjelasan lengkap mengenai apa itu inventory management system, manfaat, jenis, hingga contohnya. 

Apa itu inventory?

Inventory adalah kata yang merujuk pada bahan baku yang digunakan untuk membuat produk, produk yang masih work in progress, dan produk jadi yang siap dijual. Inventory perusahaan menjadi aset penting yang menjadi sumber pendapatan perusahaan. 

Inventory adalah salah satu aset lancar pada neraca perusahaan dan menjadi penyangga antara produksi dan pemenuhan pesanan. Jika inventaris terjual, biaya penyimpanannya berpindah menjadi Harga Pokok Penjualan (HPP) pada laporan laba rugi. 

Jenis inventory

Pada dasarnya inventory utama terdiri dari 3 jenis yaitu bahan mentah atau bahan baku, barang jadi, dan work in progress. Namun, terdapat 2 jenis inventory pendukung lain yaitu stok pengaman dan barang MRO. Berikut penjelasannya masing-masing:

  1. Barang jadi (Finished good)

barang jadi adalah barang yang telah melewati semua tahapan produksi dan siap untuk dijual ke pelanggan. Misalnya, roti yang ada pada etalase toko dan tas pada toko. 

  1. Bahan baku (Raw materials)

Bahan baku adalah semua persediaan yang digunakan untuk memproduksi barang. Misalnya, kain, baja, atau bahan lain untuk membuat barang jadi. 

Biasanya, bahan baku ditemukan pada industri manufaktur yang membutuhkan banyak material. 

  1. Work in Progress (WIP)

Work in Progress (WIP) adalah istilah inventory yang merujuk pada barang setengah jadi dan menunggu untuk diselesaikan. WIP terdiri atas bahan baku, biaya overhead, dan tenaga kerja yang dikeluarkan dalam tahap produksi. 

  1. Stok pengaman

Jenis inventory ini mengacu pada persediaan yang bertujuan untuk menghadapi naik turunnya permintaan sesuai dengan perkiraan. 

  1. Barang MRO

Maintenance Repairing and Operating supplies (MRO) adalah persediaan yang digunakan untuk mendukung perbaikan, pemeliharaan, dan perawatan alat-alat produksi. Misalnya, baut, pelumas, sarung tangan, dan sekrup.

Apa itu sistem inventory manajemen?

Manajemen inventory adalah proses pemesanan, penyimpanan, penggunaan, dan penjualan inventory perusahaan. Di dalamnya termasuk pengelolaan bahan mentah, komponen, dan barang jadi hingga pergudangan. 

Jika tidak dikelola dengan baik, inventory akan hilang, rusak, atau terlalu banyak di gudang. Oleh karena itu, manajemen inventory sangat dibutuhkan. 

Saat ini, Anda juga dapat menggunakan Management Inventory System untuk mengelola inventaris secara otomatis. Sistem ini membantu untuk melacak persediaan inventaris sehingga tidak hilang, rusak, atau overload.  

Manfaat sistem inventory manajemen

Pengelolaan inventaris perusahaan kini lebih mudah dengan adanya inventory management system. Beberapa manfaat sistem inventory manajemen yaitu:

Meningkatkan penjualan

Perusahaan yang memiliki barang dagangan yang lengkap cenderung lebih diminati pelanggan karena dinilai lebih mampu dalam memenuhi kebutuhan. Kelengkapan barang dagangan juga meningkatkan reputasi toko sehingga banyak pelanggan akan datang dan membeli produk yang dibutuhkan. 

Tingginya kepuasan pelanggan kemudian berpengaruh pada loyalitas yang dapat berdampak pada meningkatnya pendapatan perusahaan. 

Mencegah kehabisan stok

Sistem inventory manajemen membantu untuk memperkirakan kapan stok habis berdasarkan demand forecasting yang telah dimiliki sebelumnya. Jika stok menipis dengan jumlah tertentu, maka secara otomatis sistem akan melakukan restock dengan segera. 

Hal ini membantu perusahaan memenuhi semua pesanan pelanggan tanpa kehabisan stok. 

Meningkatkan pelayanan

Implementasi sistem manajemen inventory membantu untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan pengiriman produk jika diintegrasikan dengan sistem penjualan. 

perusahaan meningkatkan pelayanan ke customernya

Selain itu, perusahaan juga akan merespon permintaan konsumen dengan cepat karena selalu terhubung dengan stok yang tersedia. 

Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

Semakin transparan informasi mengenai inventory, maka akan semakin mudah untuk mengambil keputusan yang akurat mengenai pengelolaan persediaan.

Meningkatkan efisiensi 

Inventory Management System (IMS) membantu melacak persediaan secara real-time sehingga tidak diperlukan pekerja yang melacaknya secara manual. Hal ini menghindari resiko kehilangan stok, barang rusak atau kedaluwarsa, serta kelebihan stok. 

Baca juga: 4 Manfaat Inventory Forecasting dan Penerapannya pada Bisnis

Metode inventory management pada sistem manajemen inventory

Perusahaan dapat menggunakan berbagai metode inventory manajemen, tergantung pada tipe bisnis atau produk. Berikut 4 metode yang sering digunakan:

Just-in-Time (JIT)

Just-in-Time (JIT) adalah metode yang digunakan untuk menghemat pengeluaran dan mengurangi pemborosan dengan memproduksi barang sesuai dengan permintaan. 

Metode ini dapat mengurangi ruang penyimpanan dan biaya asuransi. Di sisi lain, JIT juga memiliki kekurangan ketika permintaan tiba-tiba naik dan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. 

Materials Requirement Planning (MRP)

MRP adalah metode manajemen inventory yang bergantung pada perkiraan penjualan dimana produsen harus memiliki catatan akurat tentang penjualan sehingga kebutuhan inventaris dapat sesuai. 

Ketidakmampuan untuk memperkirakan penjualan akan menyebabkan kegagalan dalam pemenuhan pesanan pelanggan.  

Economic Order Quantity (EOQ)

EOQ adalah metode yang menggunakan penghitungan jumlah unit yang harus ditambahkan pada inventory perusahaan untuk mengurangi jumlah inventaris sehingga tidak overstock. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah permintaan konsumen. 

Diasumsikan bahwa terdapat trade-off antara biaya penyimpanan persediaan dan biaya pengaturan persediaan. Selain itu, total biaya persediaan juga diminimalkan ketika biaya pengaturan dan biaya penyimpanan diminimalkan. 

Days Sales of Inventory (DSI)

Metode DSI adalah strategi manajemen inventaris yang menunjukkan waktu rata-rata dalam hari yang dibutuhkan perusahaan untuk mengubah persediaan, seperti mengubah work-in-progress menjadi barang siap jual. 

Metode ini membantu perusahaan untuk mengoptimalkan persediaan secara real-time. DSI yang lebih rendah lebih disukai karena menunjukkan durasi yang lebih singkat untuk mengubah persediaan. 

Contoh sistem inventory: Impact

Impact menjadi salah satu pilihan tepat untuk Anda pemilik bisnis atau UMKM kecil hingga menengah. Salah satu produk yang ditawarkan yaitu Impact Inventory Management System. Software ini membantu Anda untuk mengoptimalkan persediaan, mengotomatiskan proses fulfillment, hingga membantu meningkatkan kecepatan pengiriman barang. 

sistem inventory impact

Beberapa fitur yang tersedia pada sistem inventory Impact yaitu:

  1. Monitoring pergerakan inventory dengan barcode dan melakukan pembelian secara otomatis ketika persediaan hampir habis. 
  2. Manajemen gudang. Anda dapat mengelola lebih dari satu gudang secara bersamaan dan memantau transfer antar gudang.  
  3. Laporan otomatis. Sistem ini membantu untuk menghasilkan laporan lengkap dan real-time mengenai pergerakan inventory, perkiraan inventory, dan umur inventory. 
  4. Metode penghitungan biaya yang beragam mulai dari FIFO, LIFO, AVCO, dan biaya standar. 

Selain fitur dan keuntungan tersebut, sistem ini juga terintegrasi dengan software akuntansi, sistem penjualan, dan sistem pembelian sehingga lebih efisien dan maksimal manfaatnya. 

Baca Juga: Apa itu Barcode Inventory System? Tips & 6 Tahap Penerapan

Kesimpulan

Pemborosan inventory menjadi masalah serius pada perusahaan. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh kelebihan produksi dan sulitnya melacak inventaris. Oleh karena itu, implementasi Sistem Inventory menjadi hal yang tepat.

Inventory management system Impact menyediakan berbagai fitur yang dapat membantu mengefisienkan proses pengelolaan inventaris Anda. Beberapa fitur tersebut yaitu laporan otomatis, manajemen gudang, hingga penggunaan barcode untuk mengelola gudang dengan mudah.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Pendahuluan

Jika Anda saat ini menjalankan atau merencanakan bisnis retail, salah satu hal penting yang harus dimiliki yaitu kemampuan manajemen retail. Manajemen ritel adalah kumpulan dari beberapa kemampuan seperti manajemen orang, membangun proses, dan memperhatikan detail perkembangan toko.

Dengan manajemen retail yang baik, toko retail akan bertahan dan berkembang dengan pesat. Guna memahami lebih lanjut mengenai manajemen retail mulai dari definisi, klasifikasi, hingga prosesnya, Anda dapat membaca artikel berikut.

Apa itu manajemen retail?

Manajemen ritel adalah proses membantu pelanggan menemukan produk yang dibutuhkan di toko Anda. Hal ini mencakup beberapa hal mulai dari meningkatkan jumlah pelanggan hingga cara produk disajikan, dan bagaimana Anda memenuhi kebutuhan pelanggan.

Manajemen ritel juga merupakan proses yang diikuti oleh pemimpin toko untuk mendorong penjualan, meningkatkan kinerja toko, dan melampaui harapan pelanggan. Hal tersebut bertujuan untuk membangun loyalitas pelanggan dan meningkatkan efisiensi. Manajemen retail juga dapat membantu tim tetap selaras dalam mencapai tujuan bersama.

Fokus manajemen retail

Berikut adalah beberapa bidang yang menjadi fokus manajemen ritel:

  • Manajemen inventaris: Berfungsi untuk memastikan ketersediaan barang sesuai dengan permintaan pelanggan dan berkomunikasi dengan pemasok
  • Operasi gudang: Mengkoordinasikan penyimpanan dan transportasi barang di gudang yang berada di luar lokasi
  • Etalase offline dan online: Mengelola e-commerce dan penjualan fisik
  • Akuntansi: Mendokumentasikan dan mengawasi rekening keuangan toko
  • Sumber daya manusia: Mengawasi, melatih, mempekerjakan, dan mengembangkan anggota staf
  • Layout toko: Mengontrol toko berkaitan dengan pencahayaan, suhu, tampilan visual, dan penempatan produk agar barang dagangan terlihat menarik
  • Customer service: Menjawab pertanyaan pelanggan, membantu mereka menemukan barang yang tepat, menyelesaikan masalah, dan membangun loyalitas
  • Sales: Menggunakan strategi penetapan harga dan keterampilan customer service untuk memenuhi tujuan penjualan organisasi dan meningkatkan pendapatan.

Tugas manajer retail

Manajer ritel adalah pemimpin toko yang memberlakukan strategi dan teknik manajemen ritel untuk membantu toko mencapai tujuannya. Para profesional ini mengelola tim toko, memastikan toko memiliki item yang diperlukan dan menangani presentasi visual barang dagangan.

Manajer ritel bertanggung jawab atas berbagai tugas, seperti:

  • Mengurangi kerugian dan melindungi barang dagangan dari pencurian atau kerusakan
  • Menyimpan catatan tentang produk yang masuk atau keluar dari toko
  • Memastikan toko bersih, menarik secara visual, dan mudah dinavigasi
  • Mengatur barang sesuai dengan tujuan penjualan
  • Membantu pelanggan
  • Memesan produk dari pemasok untuk mempertahankan jumlah persediaan
  • Mempekerjakan, melatih, memotivasi, dan mengawasi staf penjualan
  • Membuat laporan penjualan harian yang menguraikan keuntungan, pelanggan, dan kerugian apapun.

Pentingnya manajemen retail

Bidang ritel menjadi salah satu bidang yang sangat kompetitif. Menurut Forbes, pada tahun 2021 toko retail offline (brick and mortar) tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan e-commerce, yaitu tumbuh pada tingkat 18,5% dibandingkan dengan pertumbuhan e-commerce sebesar 14,2%.

Oleh karena itu, penting untuk mengelola toko retail dengan manajemen yang baik. Berikut beberapa alasan pentingnya manajemen retail:

Meningkatkan Customer Experience (CX)

Pengalaman pelanggan (customer experience) yang baik sangat penting untuk bisnis. Hal itu membuat pelanggan merasa dihargai dan didengar. Dengan memberikan pengalaman yang baik, pelanggan akan membeli lebih banyak, lebih loyal, dan akan membagikan hal tersebut ke teman mereka.

Penelitian dari PWC menemukan bahwa pengalaman pelanggan yang baik didasari atas beberapa hal, yaitu:

  • Kecepatan
  • Kenyamanan
  • Konsistensi
  • Keramahan
  • Sentuhan manusia (human touch)

Mengoptimalkan proses toko

Manajemen ritel melibatkan proses penciptaan operasi efektif yang menguntungkan pelanggan dan perusahaan Anda. Manajer harus mencatat semua produk yang masuk ke toko, menetapkan SKU untuk setiap produk, merencanakan tata letak toko, dan lain-lain.

Beberapa proses toko yang dioptimalkan yaitu berkaitan dengan:

  • Perencanaan internal. Manajer harus mempertimbangkan kebutuhan staf, logistik pemasok, keuangan, dan mengawasi pesaing.
  • Pengadaan. Menemukan pemasok yang tepat untuk toko dengan harga yang tepat.
  • Pemenuhan (fulfillment). Bagaimana produk bergerak melalui rantai pasokan, mulai dari menerima pengiriman hingga pengemasan dan pengalaman checkout di dalam toko.
  • Promosi dan penjualan. Manajer juga membuat toko terlihat rapi dan mempromosikan barang spesial yang sedang berjalan.
  • Layanan dan dukungan. Pelanggan harus dapat menjelajahi toko, mendapatkan semua informasi produk yang mereka butuhkan, dan segera mendapat jawaban permasalahan.

Manajemen ritel menghemat waktu dan menjamin bahwa pelanggan dapat dengan mudah menemukan produk mereka di dalam toko. Proses yang lancar menghindari kekacauan dan membuat karyawan dan pelanggan puas.

Pro tip impact POS module

Mendukung pertumbuhan brand

Toko yang lebih efisien akan lebih menguntungkan, dan keuntungan tersebut dapat diinvestasikan kembali untuk mengembangkan merek Anda. Beberapa indikator pertumbuhan brand yaitu:

  • Melakukan perbaikan toko
  • Menghabiskan lebih banyak untuk pemasaran
  • Memperluas jangkauan produk Anda
  • Memproduksi lebih banyak barang dengan lebih cepat
  • Mempekerjakan staf yang lebih terampil
  • Membuka toko baru

Baca juga: Retail adalah: Definisi, jenis, dan 9 Tips Memulainya

Jenis-jenis manajemen retail

Berdasarkan kepemilikannya, manajemen retail dapat dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:

1. Retail independen

Retail independen adalah jenis manajemen retail yang membuat dan menjalankan bisnis retailnya sendiri, tanpa bantuan dari pihak lain. Proses perencanaan, pembangunan, produksi, dan operasionalnya dilakukan secara mandiri. Jika bisnis telah berkembang dan membutuhkan bantuan, maka pemilik akan mencari karyawan dan menggajinya.

2. Retail yang sudah ada

Retail yang sudah ada merupakan manajemen retail yang biasanya diwariskan atau dialihkan kepemilikannya dari pemilik sebelumnya. Pemilik baru hanya bertanggung jawab untuk melanjutkan manajemen retail dan tidak perlu membangun sejak awa. Umumnya, jenis ini biasanya telah dikenal masyarakat luas.

3. Dealer

Dealer adalah jenis manajemen retail badan usaha atau perorangan yang berperan sebagai distributor untuk produsen ke konsumen. Proses bisnis dealer tidak dapat dilakukan secara sembarangan karena pembangunannya harus mempunyai izin khusus dari produsen, sehingga pemilik dealer sudah tidak lagi perlu mengeluarkan biaya apapun.

4. Waralaba

Waralaba (franchise) adalah manajemen retail yang sebagian tokonya dimiliki oleh orang lain. Hampir sama dengan dealer, waralaba juga harus mengantongi izin terlebih dulu untuk menggunakan barang, nama, konsep, dan rencana bisnis yang sama dari perusahaan induk. Misalnya yaitu Indomaret, Alfamart, dan Mcdonald.

5. Network marketing

Networking marketing adalah jenis manajemen retail yang umumnya tidak memiliki bentuk fisik atau tidak terlihat. Bisnis ini biasanya proses penjualannya dari mulut ke mulut atau dikenal juga dengan MLM atau Multi level marketing. Pihak sales biasanya direkrut oleh perusahaan untuk menjual barang yang diperoleh secara langsung dari produsen ataupun distributor.

6. Corporate chain

Corporate chain adalah jenis manajemen retail yang terdiri dari dua atau lebih jenis bisnis yang dimiliki oleh beberapa orang pemilik saham. Umumnya, bisnis ini juga tergabung ke dalam satu grup, misalnya Ramayana Group, Matahari Group, dan Yogya Group.

Faktor yang mempengaruhi manajemen retail

Dalam mengelola retail, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifannya. Berikut penjelasan beberapa faktor tersebut:

faktor yang mempengaruhi manajemen ritel

Harga barang

Harga barang pada toko retail adalah harga tetap yang tidak dapat ditawar kembali seperti di pasar tradisional. Oleh karena itu, manajer retail harus menetapkan harga secara cermat agar dapat bersaing dengan kompetitor.

Reputasi toko

Reputasi toko menjadi hal penting dalam manajemen retail. Toko yang memiliki reputasi baik akan cenderung lebih mudah untuk mencari konsumen karena konsumen merasa percaya dan yakin dengan produk yang dijual. Oleh karena itu, membangun citra perusahaan menjadi hal penting untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.

Promosi

Faktor lain yang mampu memberikan pengaruh pada peran manajemen retail adalah proses promosi. Saat ini, proses promosi dapat dengan mudah dilakukan melalui berbagai platform. Misalnya, melalui media sosial, influencer, ataupun e-commerce.

Kualitas barang

Kualitas menjadi pertimbangan penting konsumen dalam membeli produk. Oleh karena itu, retail harus menawarkan produk dengan kualitas yang baik sesuai dengan harga yang diberlakukan sehingga konsumen tidak beralih pada kompetitor. Oleh karena itu, penyesuaian antara harga dan kualitas barang menjadi proses yang penting bagi retail.

Manfaat barang

Saat ini, konsumen menjadi lebih selektif dan mempertimbangkan manfaat produk untuk kehidupannya. Hal tersebut selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan bagi retailer dalam menyediakan produk yang akan dijual agar memberikan manfaat yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Proses manajemen retail

Meskipun setiap pemilik bisnis memiliki strategi atau solusi manajemen ritel yang berbeda, namun secara umum, berikut proses ritel mengelola dan mengoperasikan sistem bisnis mereka:

Mengatasi permasalahan pelanggan

Kesuksesan retail dimulai dengan berfokus pada masalah yang ingin diselesaikan, bukan solusi yang ingin ditawarkan. Calon manajemen ritel dapat menggali jauh ke dalam masalah dengan bantuan teknik root-cause analysis seperti metode 5 Why, yang memungkinkan solusi yang lebih baik.

Selain itu, mengumpulkan dan menganalisis informasi secara strategis tentang pesaing Anda juga dapat membantu manajer ritel dalam menentukan aspek masalah apa yang belum dipecahkan.

Melakukan customer market research

Riset pasar adalah langkah penting berikutnya dalam proses manajemen ritel yang berfungsi untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan dan preferensi konsumen mengenai produk dan layanan. Pada langkah ini, Anda dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah,dan dampak dari masalah yang perlu diselesaikan.

Dengan memahami permintaan pelanggan, Anda akan mendapatkan beberapa manfaat seperti mengetahui jenis produk yang diminati dan meningkatkan penjualan.

Mengembangkan dan menguji produk

Sebelum menjual produk, Anda harus mengujinya untuk menentukan keefektifan produk. Hasil pengujian dapat membantu Anda dalam menentukan kekuatan dan kelemahan produk atau layanan Anda dan memungkinkan untuk fokus pada apa yang terbaik untuk memecahkan masalah konsumen.

Anda dapat memperoleh umpan balik melalui survei kepuasan pelanggan untuk menyelaraskan dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan Anda.

Mengatasi masalah legal dan moneter

Keamanan dunia maya dan privasi konsumen telah muncul sebagai risiko kepatuhan teratas dalam industri ritel saat ini, yang harus ditangani oleh manajemen ritel. Oleh karena itu, untuk memastikan produk Anda berhasil dirilis dan mendapatkan respons pelanggan yang positif, manajer ritel harus menangani semua masalah terkait sertifikasi mutu, audit kepatuhan, staf di dalam toko, sistem back office, dll.

Mengimplementasikan pemasaran produk dan brand

Pemasaran adalah bagian penting dari strategi manajemen ritel. Kegiatan pemasaran harus digunakan untuk meningkatkan kesadaran akan produk dan layanan Anda yang akan menghasilkan penjualan dari audiens target. Toko pop-up, kolaborasi ritel, dan acara khusus di dalam toko dapat membantu menarik pelanggan dan meningkatkan penjualan.

Memperbaiki produk dan layanan secara berkala

Pengelola ritel harus terus berbenah agar mampu bertahan dan berkembang di industri ritel. Manajer ritel dapat mengadopsi pendekatan gesit untuk manajemen toko ritel mereka dengan cara yang efektif.

Terlepas dari ukuran perusahaan, tahap pertumbuhan, pelanggan, masalah, dan produk atau layanan yang ditawarkan, mereka dapat mencoba memperluas penawaran produk atau layanan mereka.

Memberikan pelayanan pelanggan dengan baik

Jika Anda tahu bahwa pada kenyataannya, banyak pesaing lain dapat dengan mudah mengalahkan produk Anda dengan fitur luar biasa, Anda juga harus tahu bahwa pelanggan dapat tetap bersama ketika Anda memberi mereka layanan pelanggan yang hebat.

Kepuasan pelanggan adalah poin kunci untuk membuat pelanggan lebih tertarik pada bisnis Anda. Manajer ritel perlu membuat dan melatih staf layanan pelanggan profesional mereka untuk memuaskan semua pelanggan yang datang dan meninggalkan toko.

3 strategi manajemen retail

Guna menerapkan manajemen retail yang efektif, terdapat beberapa strategi yang dapat diimplementasikan, seperti diantaranya:

1. Menetapkan tujuan penjualan

Saat menetapkan sasaran penjualan, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan seperti data historis penjualan dan promosi yang telah dilakukan sepanjang tahun. Strategi yang populer untuk menetapkan tujuan penjualan adalah metode SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevant, dan Timely). berikut penjelasannya:

  • Specific: Target penjualan ditetapkan secara spesifik.
  • Measurable: Progress dan tujuan harus dapat diukur.
  • Attainable: Realistis dalam menetapkan tujuan penjualan.
  • Relevant: Metode pencapaian tujuan dapat diterapkan oleh para karyawan.
  • Timely: Memilih jangka waktu yang jelas untuk mencapai tujuan.

2. Manajemen karyawan yang baik

Selain menetapkan tujuan penjualan, manajemen karyawan juga menjadi strategi yang penting dalam manajemen ritel. Pastikan karyawan sudah mengikuti pelatihan seperti pelatihan software, memiliki pengetahuan tentang produk, dan mengetahui program promosi/ diskon yang akan dijalankan.

3. Perencanaan desain dan layout produk

Desain dan layout produk di toko sangat penting untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan. Layout  dapat menjadi ciri khas dari sebuah toko. Beberapa yang termasuk desain toko yaitu pencahayaan, penempatan produk, hingga tempat melakukan pembayaran.

Dengan layout toko yang baik, akan meningkatkan penjualan. Perbaiki juga visibilitas dan jarak pandang maksimal bagi karyawan terhadap produk yang dijual atau gunakan alat pendukung seperti cctv untuk menghindari kejahatan yang akan menimbulkan kerugian.

4. Manajemen persediaan

Manajemen persediaan memastikan toko memiliki produk yang tepat dalam jumlah yang tepat pada waktu yang tepat. Biasanya toko bergantung pada Point Of Sales (POS) atau sistem manajemen inventaris untuk mengefisienkan proses inventaris pada retail

pro tip management inventory impact

Baca juga: 10 Langkah Penerapan Manajemen Inventory dalam Bisnis Ritel

Best practice toko retail

Untuk mengoptimalkan operasi toko ritel untuk bisnis Anda, manajer ritel dapat mengacu pada best practice berikut:

Prinsip 5s

5S Lean adalah seperangkat prinsip yang dapat diterapkan manajer ritel pada desain dan layout toko mereka. 5S adalah singkatan dari Sort, Set in order, Shine, Standardize, dan Sustain. Dengan prinsip 5S, penjualan online maupun offline dapat mengefektifkan proses inventaris dan layout toko yang dapat berubah dengan cepat.

Baca juga: Strategi Implementasi 5S pada Lean Manufacturing 

Pendekatan daily back-front

Manajer ritel juga dapat mengambil pendekatan proaktif untuk manajemen ritel dengan mempraktikkan pendekatan backend setiap hari. Selain itu, mereka dapat mulai melakukan penelusuran harian dari back-front, dimana kebersihan dan ketertiban diperiksa. Kemudian ke lantai penjualan dan etalase, tempat tingkat persediaan ulang, dan memantau aktivitas pelanggan.

Fokus pada Customer Experience (CX)

Pelanggan harus menjadi fokus yang didahulukan. Menetapkan aturan pemeriksaan pembukaan dan penutupan toko secara teratur membantu memastikan bahwa pelanggan memiliki semua yang mereka butuhkan sebelum memasuki dan meninggalkan toko. Personalisasi adalah salah satu cara terbaik untuk memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa.

Tantangan dan masa depan manajemen retail

Karena bidang ritel yang begitu kompetitif, untuk berdiri stabil dan berkembang dalam industri ritel yang dinamis, Anda harus memenuhi semua kebutuhan pelanggan, memberi mereka solusi yang efektif dan cepat, serta memiliki pengalaman berbelanja yang luar biasa.

Keseimbangan kehidupan kerja mungkin menjadi tugas yang sulit bagi manajer ritel karena mereka harus beradaptasi dengan perubahan tak terduga dengan cepat dan efektif. Dengan demikian, kemungkinan tantangan utama manajemen ritel adalah:

  • Menarik loyalitas pelanggan
  • Beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan terus-menerus
  • Temukan solusi teknologi terbaik untuk industri ritel Anda.

Di masa depan, beberapa tren manajemen retail yang mungkin berkembang yaitu pelanggan dapat berbelanja online baik melalui media sosial atau e-commerce di retail favorit mereka, memilih produk yang mereka sukai, berinteraksi dengan staf layanan pelanggan, dan melakukan pembelian tanpa meninggalkan rumah.

Manajemen ritel menjadi langkah inovasi penting untuk setiap merek ritel selama mereka menempatkan pelanggan sebagai fokus utama bersama dengan staf yang terlatih dengan baik menggunakan alat yang tepat.

Kesimpulan

Manajemen ritel adalah proses dalam merencanakan, mengelompokkan, dan mengendalikan seluruh sumber daya pada retail. Dalam implementasinya, pelanggan menjadi fokus utama untuk menciptakan manajemen ritel yang baik. Dengan manajemen retaill yang baik, perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan membantu pertumbuhan brand. 

Guna mempermudah proses manajemen retail, Anda dapat menggunakan software POS dan sistem manajemen inventaris Impact. Software tersebut membantu mengotomatiskan proses monitoring barang dan memudahkan akses pada data penjualan.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog
WhatsApp Us