Apa itu EBITDA?

EBITDA adalah singkatan dari Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization. Dalam bahasa sederhana, indikator ini adalah uang yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas utamanya sebelum memotong biaya seperti utang, pajak, atau penyusutan aset.

Metrik ini membantu perusahan melihat seberapa menguntungkan operasi inti tanpa terpengaruh keputusan finansial atau pajak. EBITDA yang tinggi menunjukkan perusahaan efisien dan menghasilkan laba operasional yang baik. Sebaliknya, EBITDA yang rendah bisa menjadi tanda adanya masalah dalam efisiensi atau profitabilitas. 

Manfaat dari EBITDA

  • Perbandingan Kinerja yang Adil: Menggunakan metrik ini, pemilik bisnis bisa membandingkan kinerja operasional perusahaan mereka dengan kompetitor tanpa terganggu faktor keuangan lainnya. Ini membantu menilai seberapa efisien bisnis dibandingkan dengan yang lain di industri yang sama.
  • Gambaran Arus Kas yang Jelas: Dengan fokus pada operasi inti dan mengabaikan biaya non-kas, pemilik bisnis dapat melihat arus kas yang sebenarnya. Ini sangat berguna untuk merencanakan investasi atau mengelola kas dengan lebih tepat.
  • Mendukung Keputusan Investasi: Metrik ini memberikan gambaran tentang potensi keuntungan yang kuat, menarik bagi investor yang mencari perusahaan dengan prospek cerah. Semakin tinggi angka ini, semakin besar daya tarik bagi pemodal.
  • Alat Negosiasi Pinjaman atau Akuisisi: Ketika mencari pinjaman atau melakukan akuisisi, metrik ini dapat digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasional yang cukup. Hal ini membantu bank atau calon pembeli menilai kelayakan keuangan atau menentukan harga yang wajar.

Faktor-faktor yang memengaruhi EBITDA

  • Pendapatan: Pendapatan yang lebih tinggi akan langsung meningkatkan EBITDA, sementara penurunan pendapatan akan menguranginya. Fokus pada strategi penjualan dan pemasaran yang efektif sangat penting untuk meningkatkan pendapatan.
  • Biaya Operasional: Biaya seperti tenaga kerja, sewa, dan bahan baku memengaruhi EBITDA. Mengelola biaya ini dengan efisien dapat membantu meningkatkannya, misalnya dengan negosiasi harga atau optimasi operasional.
  • Efisiensi Produksi: Semakin efisien perusahaan dalam memproduksi barang atau layanan, semakin rendah biaya per unit yang dibutuhkan. Perbaikan proses atau adopsi teknologi dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkannya.
  • Perubahan Harga Komoditas: Fluktuasi harga komoditas berpengaruh besar pada EBITDA, terutama bagi perusahaan yang bergantung pada bahan baku. Kenaikan harga input dapat menurunkan nilai metrik, sedangkan penurunan harga komoditas dapat meningkatkan keuntungan jika harga jual tetap stabil.

Cara menghitung EBITDA

Ada dua cara sederhana untuk menghitung metrik ini, tergantung dari data yang tersedia:

1. Pendekatan Langsung

Rumus EBITDA

Metode ini menggunakan laba bersih (net income) sebagai titik awal, lalu tambahkan biaya bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Pendekatan ini cocok digunakan jika Anda memiliki akses ke semua elemen dalam laporan laba rugi.

2. Pendekatan Tidak Langsung

Rumus EBITDA dengan operational income

Jika data pendapatan operasional lebih mudah diakses, gunakan pendekatan ini. Mulai dari pendapatan operasional, lalu tambahkan kembali depresiasi dan amortisasi.

Komponen dalam kedua formula tersebut: 

  • Laba Bersih: Total keuntungan perusahaan setelah semua pengeluaran dikurangi, termasuk bunga dan pajak.
  • Bunga: Biaya yang dibayar untuk pinjaman atau utang.
  • Pajak: Uang yang dibayarkan kepada pemerintah berdasarkan pendapatan perusahaan.
  • Depresiasi: Penurunan nilai aset tetap seperti mesin atau bangunan seiring waktu.
  • Amortisasi: Penurunan nilai aset tidak berwujud seperti hak paten atau lisensi.
  • Pendapatan Operasional: Keuntungan yang dihasilkan dari aktivitas utama bisnis sebelum dikurangi bunga dan pajak.

Contoh penghitungan EBITDA

Sebuah perusahaan memiliki data keuangan berikut:

  • Laba Bersih: Rp 500 juta
  • Bunga Dibayar: Rp 75 juta
  • Pajak: Rp 100 juta
  • Penyusutan: Rp 80 juta
  • Amortisasi: Rp 20 juta

EBITDA = Net Income + Taxes + Interest Expense + Depreciation + Amortization

EBITDA = Rp 500 juta + Rp 75 juta + Rp 100 juta + Rp 80 juta + Rp 20 juta = Rp 775 juta

EBITDA perusahaan ini adalah IDR 775 juta. Artinya, perusahaan ini menghasilkan laba operasional sebesar Rp 775 juta tanpa memperhitungkan bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi.

Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan EBITDA?

Pada dasarnya, semakin tinggi EBITDA, semakin besar potensi keuntungan perusahaan. Namun, EBITDA bisa bervariasi tergantung pada industrinya, jadi perusahaan yang ingin menggunakan metrik ini untuk menilai posisi kompetitif harus membatasi perbandingan hanya dengan perusahaan dalam sektor dan wilayah yang sama.

Teknik-teknik untuk mengoptimalkan EBITDA

  • Negosiasi Ulang Kontrak dengan Pemasok: Menurunkan harga bahan baku atau mengubah syarat pembayaran dengan pemasok dapat langsung mengurangi biaya operasional. Hal ini membantu meningkatkan metrik dengan mengoptimalkan pengeluaran yang lebih efisien.
  • Mengurangi Pemborasan dalam Produksi: Dengan mengimplementasikan prinsip lean manufacturing, pemborosan dalam proses produksi dapat dikurangi. Ini menurunkan biaya per unit dan meningkatkan margin keuntungan, memberikan dampak positif.
  • Peningkatan Kualitas Produk: Fokus pada kualitas produk dapat mengurangi biaya retur dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan peningkatan penjualan, EBITDA pun akan meningkat karena konsumen lebih puas dan loyal.
  • Meningkatkan Pengelolaan Stok: Mengoptimalkan level persediaan membantu menghindari overstocking atau kekurangan stok. Ini mengurangi biaya penyimpanan dan mencegah kehilangan penjualan, yang pada akhirnya berdampak positif pada metrik tersebut.
  • Automatisasi Proses Bisnis: Menginvestasikan software otomatisasi untuk tugas-tugas rutin, seperti pengelolaan inventaris atau pengolahan data keuangan, dapat mengurangi biaya tenaga kerja. Efisiensi yang tercipta memungkinkan perusahaan untuk berfokus pada tugas yang lebih bernilai dan meningkatkannya.

Meningkatkan EBITDA dengan software

Menghitung EBITDA secara manual sering kali tidak efektif karena rentan kesalahan manusia dan memakan waktu. Dengan menggunakan software akuntansi atau manajemen inventaris, Anda bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat dan real-time untuk keputusan bisnis yang lebih cepat dan terpercaya.

Jika Anda membutuhkan sistem terintegrasi yang bisa mengotomatisasi proses bisnis secara menyeluruh, software ERP adalah pilihan yang tepat. Perbaikan metrik ini penting untuk efisiensi operasional dan daya saing perusahaan, dan meskipun sulit, hasilnya sangat berharga karena memberikan gambaran kinerja yang lebih jelas serta membuka peluang investasi, pinjaman, dan ekspansi.



Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Apa itu cost of goods sold (COGS)?

Cost of Goods Sold atau COGS adalah total biaya langsung untuk memproduksi barang atau jasa yang dijual perusahaan dalam periode tertentu. Metode ini penting untuk menghitung laba kotor, menentukan harga jual, dan menghitung pajak.

Biaya COGS yang tinggi biasanya menunjukkan tingginya biaya produksi, yang dapat menekan margin keuntungan. Sebaliknya, nilai yang rendah bisa menandakan efisiensi produksi dan margin keuntungan yang lebih besar. Namun, jika terlalu rendah, hal ini bisa berarti kualitas produk dikorbankan dan memengaruhi daya saing di pasar.

Manfaat dari COGS

  • Menentukan Harga Jual yang Kompetitif: Perusahaan bisa menetapkan harga jual yang tidak hanya sesuai dengan kondisi pasar, tetapi juga cukup untuk mempertahankan margin keuntungan yang sehat. Ini penting agar harga tetap kompetitif di pasar, namun perusahaan tetap mendapatkan keuntungan yang layak.
  • Mengukur Profitabilitas Produk atau Layanan: Metrik ini memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi kontribusi setiap produk atau layanan terhadap laba bersih yang dihasilkan. Dengan informasi ini, perusahaan bisa fokus pada produk yang memberikan keuntungan lebih besar dan mengoptimalkan sumber daya untuk hasil maksimal.
  • Mengidentifikasi Peluang Efisiensi Operasional: Dengan memantau metrik ini secara berkala, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan, seperti pemborosan bahan baku, proses produksi yang tidak efisien, atau biaya tenaga kerja yang tinggi. Penghematan di area-area ini dapat membantu menurunkan biaya dan meningkatkan margin keuntungan.
  • Mempermudah Penyusunan Anggaran: Data COGS yang akurat membantu perusahaan merencanakan anggaran dengan lebih baik, sehingga alokasi biaya produksi dapat diatur secara efisien. Dengan demikian, perusahaan bisa menghindari pemborosan dan memastikan penggunaan sumber daya yang lebih optimal.

Faktor-faktor yang memengaruhi COGS

  • Harga bahan baku: Kenaikan harga bahan baku, seperti akibat inflasi atau kelangkaan, langsung menaikkan COGS karena biaya produksi per unit lebih tinggi. Sebaliknya, penurunan harga bahan baku dapat menurunkan COGS, terutama jika suplai berlebih atau ada negosiasi yang lebih baik dengan supplier.
  • Biaya tenaga kerja: Kenaikan upah atau tunjangan untuk meningkatkan kualitas kerja akan meningkatkan COGS. Namun, penggunaan teknologi atau peningkatan efisiensi bisa menurunkan biaya tenaga kerja per unit, sehingga COGS lebih rendah.
  • Biaya overhead pabrik: Kenaikan tarif sewa, biaya utilitas, atau investasi dalam peralatan baru bisa meningkatkan COGS. Sebaliknya, efisiensi operasional atau inovasi dalam proses produksi dapat menurunkan biaya overhead dan mengurangi COGS.
  • Economies of Scale: Peningkatan volume produksi dapat menurunkan COGS per unit, karena biaya tetap dibagi ke lebih banyak produk. Namun, biaya variabel seperti bahan baku dan tenaga kerja juga harus dikelola dengan baik agar manfaat economies of scale bisa tercapai.

Cara menghitung COGS

Menghitung COGS bisa dilakukan dengan berbagai metode, tergantung pada jenis bisnis dan sistem akuntansi yang Anda gunakan. Berikut adalah beberapa metode yang sering digunakan:

1. FIFO (First In, First Out)

Metode FIFO berarti barang yang pertama kali dibeli adalah barang yang pertama kali dijual. Prinsip ini memastikan persediaan lama keluar lebih dulu, sehingga harga barang terbaru digunakan untuk menghitung COGS. Dengan cara ini, perusahaan dapat menjaga alur persediaan tetap segar dan teratur.

Metode ini sangat cocok untuk bisnis yang menjual produk dengan masa simpan terbatas, seperti makanan, minuman, atau obat-obatan. Menggunakan FIFO membantu mencegah kerugian akibat barang kadaluarsa, sekaligus memastikan pelanggan mendapatkan produk dengan kualitas terbaik.

2. LIFO (Last In, Last Out)

Metode LIFO menganggap barang yang terakhir dibeli akan dijual lebih dulu. Dengan cara ini, harga barang terbaru dihitung sebagai bagian dari COGS, sehingga mencerminkan biaya terkini.

LIFO sering digunakan dalam kondisi inflasi, ketika harga barang cenderung naik. Metode ini membantu mencocokkan biaya yang lebih tinggi dengan pendapatan saat ini, sehingga laporan keuangan terlihat lebih relevan.

3. Average cost

Average cost menghitung metrik ini dengan mengambil rata-rata biaya dari semua barang yang tersedia untuk dijual selama satu periode. Caranya, total biaya persediaan dibagi dengan jumlah unit yang tersedia, sehingga menghasilkan biaya rata-rata per unit.

Metode ini ideal untuk perusahaan yang menjual barang serupa atau homogen, seperti bahan baku, bahan kimia, atau produk lain yang sulit dibedakan secara individual. Pendekatan ini memastikan perhitungan yang konsisten dan sederhana tanpa harus melacak biaya setiap unit secara detail.

Rumus untuk COGS

Secara umum, rumus GOGS adalah:

Rumus COGS yang biasa digunakan secara umum.

Berikut penjelasan dari setiap komponennya:

  • Beginning Inventory: Nilai barang yang tersedia di awal periode.
  • Purchases: Total biaya pembelian bahan baku atau barang selama periode.
  • Ending Inventory: Nilai barang yang tersisa di akhir periode.

Contoh penghitungan COGS

Sebuah perusahaan manufaktur furnitur kayu, memiliki pabrik yang memproduksi berbagai jenis meja dan kursi. Mereka membeli kayu dan bahan baku lainnya untuk memproduksi perabotan dan menjualnya di pasar domestik. Untuk tahun fiskal 2024, mereka mencatatkan angka berikut:

  • Persediaan Awal (barang yang dimiliki di awal tahun): Rp 200.000.000
  • Pembelian (bahan baku kayu dan bahan lainnya selama tahun berjalan): Rp 150.000.000
  • Persediaan Akhir (barang yang masih tersedia di akhir tahun): Rp 100.000.000

Menggunakan rumus umum untuk menghitung COGS:

COGS = (Persediaan Awal + Pembelian) – Persediaan Akhir

Mengganti dengan angka yang diberikan:

COGS = (200.000.000 + 150.000.000) – 100.000.000
COGS = Rp 350.000.000

Rp 350.000.000 menunjukkan total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi perabotan selama tahun fiskal 2024. Angka ini mencerminkan jumlah biaya yang terkait langsung dengan produksi, termasuk pembelian bahan baku dan perubahan dalam persediaan barang.

Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan COGS?

Mengoptimalkan metrik ini sangat penting bagi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas tanpa harus menaikkan harga jual produk. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai hal tersebut:

  • Negosiasi dengan Supplier: Lakukan negosiasi ulang dengan pemasok untuk mendapatkan harga bahan baku yang lebih baik atau syarat pembayaran yang lebih menguntungkan. Selain itu, pertimbangkan untuk membeli dalam jumlah lebih besar, karena seringkali hal ini dapat memberikan diskon volume yang lebih signifikan, yang secara langsung menurunkan biaya per unit produk.
  • Terapkan Lean Manufacturing: Lean manufacturing adalah pendekatan yang fokus pada pengurangan pemborosan dan peningkatan efisiensi. Dengan mengidentifikasi dan mengeliminasi langkah-langkah produksi yang tidak memberikan nilai tambah, perusahaan dapat menurunkan biaya operasional dan mempercepat waktu produksi.
  • Investasi Pelatihan Karyawan: Pelatihan rutin dapat meningkatkan keterampilan karyawan, yang akan mempercepat proses produksi dan mengurangi kesalahan yang bisa mengarah pada pemborosan. Karyawan yang terampil juga lebih mampu menjaga kualitas produk dan memaksimalkan penggunaan sumber daya, yang berkontribusi pada pengurangan biaya.
  • Value Engineering: Value engineering berfokus pada mengurangi biaya produk tanpa mengorbankan kualitas. Dengan menganalisis desain produk dan proses produksi, perusahaan dapat menemukan cara untuk mengganti bahan baku dengan yang lebih murah, menyederhanakan proses produksi, atau meningkatkan nilai guna produk.
  • Otomatisasi Proses Produksi: Otomatisasi menggunakan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas manual yang memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan manusia. Dengan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual, otomatisasi dapat meningkatkan kecepatan, konsistensi produk, serta mengurangi biaya tenaga kerja, yang semuanya berkontribusi pada penurunan metrik tersebut.

Meningkatkan COGS dengan software

Menghitung COGS secara manual sering kali memakan waktu dan rentan kesalahan, yang dapat menghambat proses pengambilan keputusan. Dengan software yang mencakup akuntansi, manufaktur, dan inventaris, Anda dapat mendapatkan metrik COGS yang akurat dan real-time untuk keputusan yang lebih cepat dan tepat.

Namun, jika bisnis Anda membutuhkan sistem yang lebih terintegrasi, sistem ERP (Enterprise Resource Planning) bisa menjadi solusi yang lebih tepat. Optimasi COGS penting untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, dan meskipun menantang, ini dapat memperkuat daya saing perusahaan di pasar yang terus berubah.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, kepuasan pelanggan adalah kunci utama untuk menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan. Salah satu cara paling efektif untuk memahami perasaan dan pengalaman pelanggan adalah dengan menggunakan Customer Satisfaction Score (CSAT). Metrik ini memberikan gambaran nyata tentang sejauh mana pelanggan merasa puas setelah membandingkan kinerja produk atau jasa yang mereka terima dengan harapan awal.

Artikel ini akan membahas secara lengkap pengertian CSAT, manfaat, faktor-faktor yang memengaruhi, perbedaan dengan metrik lain, hingga strategi dan tools terbaik untuk meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan Anda.

Apa itu CSAT?

Customer Satisfaction Score (CSAT) adalah adalah sebuah metrik untuk mengukur kepuasan pelanggan terhadap produk, layanan, atau pengalaman tertentu. Metrik CSAT biasanya membantu perusahaan untuk mendengar langsung dari pelanggan tentang apa yang berjalan baik dan apa yang perlu diperbaiki. 

Kalau nilainya tinggi, artinya pelanggan Anda senang dan kemungkinan besar akan kembali atau merekomendasikan layanan/produk Anda. Tapi kalau rendah, artinya kita perlu bertindak cepat untuk memperbaiki pengalaman mereka.

Mengapa CSAT Penting untuk Bisnis?

Manfaat Utama Mengukur CSAT

  • Mengidentifikasi Area Perbaikan: Dengan data CSAT, perusahaan bisa cepat tahu mana produk atau layanan yang kurang memuaskan. Hasilnya, mereka dapat fokus memperbaiki hal yang paling berdampak pada pelanggan.
  • Feedback Langsung untuk Pengembangan: CSAT adalah cara sederhana untuk mendapat ide langsung dari pelanggan. Skor atau ulasan mereka sering jadi inspirasi inovasi atau perbaikan.
  • Meningkatkan Loyalitas Pelanggan: Pelanggan cenderung setia jika merasa pengalaman mereka dihargai. Dengan menilai dan merespons CSAT, perusahaan bisa membangun hubungan lebih erat dan menekan churn rate.
  • Benchmarking Kinerja: Metrik ini membantu perusahaan membandingkan performa dengan pesaing di industri. Skot kepuasan pelanggan ini jadi alat untuk mengukur posisi di pasar sekaligus motivasi untuk terus meningkatkan kualitas.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Skor CSAT

  • Kualitas Produk atau Layanan: Kualitas produk atau layanan sangat memengaruhi kepuasan pelanggan. Produk yang rusak atau layanan yang buruk dapat langsung menurunkan CSAT, karena pelanggan menginginkan hasil yang sesuai harapan.
  • Kinerja Layanan Pelanggan: Tim layanan pelanggan yang responsif, tahu jawabannya, dan ramah bisa mengubah pengalaman pelanggan secara signifikan. Pelayanan yang baik akan meninggalkan kesan positif, terutama saat menghadapi masalah.
  • Ketepatan Waktu: Ketepatan waktu sangat penting, baik dalam pengiriman produk atau penyelesaian layanan. Keterlambatan dalam pengiriman atau penyelesaian tugas bisa membuat pelanggan kecewa dan menurunkan skor CSAT. Bahkan 60% pelanggan menganggap pengalaman layanan pelanggan mereka memuaskan ketika masalah diselesaikan dengan cepat.
  • Pengalaman Pengguna (User Experience): Pengalaman interaksi pelanggan dengan perusahaan haruslah mulus dan mudah. Desain yang buruk atau proses yang rumit bisa membuat pelanggan frustrasi, sementara pengalaman yang menyenangkan meningkatkan CSAT.

Perbedaan CSAT, NPS, dan CES

AspekCSAT (Customer Satisfaction Score)NPS (Net Promoter Score)CES (Customer Effort Score)
Fokus UtamaMengukur kepuasan pelanggan adalah sejauh mana pelanggan puas setelah membandingkan kinerja produk atau jasa yang mereka terima dengan harapan.Mengukur loyalitas pelanggan dan kemungkinan mereka merekomendasikan produk atau layanan.Mengukur kemudahan pelanggan dalam menyelesaikan masalah atau mendapatkan layanan, alias seberapa besar usaha yang diperlukan.
Pertanyaan Umum“Seberapa puas Anda dengan produk/layanan kami?”“Seberapa besar kemungkinan Anda merekomendasikan kami ke teman/keluarga?”“Seberapa mudah pengalaman Anda dalam menyelesaikan kebutuhan dengan kami?”
Skala Penilaian1–5 atau 1–10 (skala kepuasan pelanggan)0–10 (dikelompokkan menjadi Promoter, Passive, Detraktor)1–5 atau 1–7 (effort score CES)
Indikator yang DiukurTingkat kepuasan pelanggan, persepsi terhadap kinerja produk atau jasa, peluang melakukan pembelian ulang.Loyalitas pelanggan, potensi promosi dari mulut ke mulut, dampak pada retention rate.Kemudahan layanan, efektivitas dalam menyelesaikan masalah, kualitas interaksi pelanggan.
KelebihanMemberikan data cepat tentang kepuasan secara keseluruhan setelah interaksi.Mengukur dampak jangka panjang pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.Mengidentifikasi hambatan dalam layanan, membantu menurunkan customer complaint rate.
Kapan DigunakanSetelah transaksi, pembelian, atau interaksi dengan layanan.Secara berkala untuk mengukur tingkat customer satisfaction jangka panjang.Setelah pelanggan berhubungan dengan layanan pelanggan atau menyelesaikan masalah tertentu.
Contoh ManfaatMengetahui cara mengukur kepuasan pelanggan pada titik tertentu.Memprediksi pertumbuhan bisnis melalui pelanggan yang puas menjadi promoter.Menemukan faktor-faktor yang memengaruhi dimensi kepuasan pelanggan terkait kemudahan akses layanan.

Pertanyaan Umum dalam Survei CSAT

Dalam survei Customer Satisfaction Score (CSAT), perusahaan biasanya mengajukan pertanyaan sederhana namun efektif untuk mengukur kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah mengetahui sejauh mana kinerja produk atau jasa yang mereka gunakan sesuai dengan harapan.

Secara umum, kepuasan pelanggan adalah perasaan pelanggan setelah membandingkan kinerja produk atau jasa dengan harapan awal mereka. Jika pelanggan merasa puas, kemungkinan besar mereka akan melakukan pembelian ulang, sehingga berdampak pada peningkatan penjualan profitabilitas perusahaan.

Ada dua format pertanyaan umum yang sering dipakai dalam survei CSAT: pertanyaan skala Likert dan pertanyaan biner (Ya/Tidak).

Contoh Pertanyaan Skala Likert

Pertanyaan skala Likert biasanya menggunakan rentang angka (misalnya 1–5 atau 1–10) untuk menilai tingkat kepuasan pelanggan. Skala ini membantu perusahaan melihat variasi tingkat kepuasan secara detail, bukan hanya jawaban absolut.

Contoh pertanyaan:

  • Seberapa puas Anda dengan kinerja produk yang baru saja Anda gunakan?
  • Dalam skala 1–10 (rate 1/10 artinya sangat tidak puas hingga sangat puas), bagaimana Anda menilai kualitas pelayanan kami?
  • Apakah layanan yang Anda terima sudah melebihi harapan pelanggan?

Dengan skala ini, perusahaan dapat menghitung metrik seperti Customer Satisfaction Index (CSI) atau cara menghitung CSAT yang memberikan gambaran kepuasan secara keseluruhan.

Contoh Pertanyaan Biner (Ya/Tidak)

Pertanyaan biner lebih sederhana, biasanya hanya memberikan dua opsi: Ya atau Tidak. Format ini memudahkan analisis cepat apakah pelanggan yang puas dengan layanan atau tidak.

Contoh pertanyaan:

  • Apakah Anda puas dengan pelayanan yang diberikan tim kami?
  • Apakah produk atau jasa yang Anda gunakan sesuai dengan ekspektasi Anda?
  • Apakah Anda bersedia melakukan pembelian ulang di masa depan?

Pertanyaan biner sangat berguna untuk mengukur indikator dasar seperti complaint rate atau customer complaint rate. Jika banyak pelanggan menjawab “Tidak”, hal itu menjadi sinyal kuat bagi perusahaan untuk memperbaiki kualitas pelayanan atau faktor lain yang memengaruhi dimensi kepuasan pelanggan.

Cara mengukur dan menghitung CSAT

Menghitung skor kepuasan pelanggan melibatkan langkah-langkah sederhana yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Berikut ini cara umum untuk mengukur dan menghitungnya:

  1. Kumpulkan Data Pelanggan
    Kumpulkan masukan pelanggan melalui survei singkat. Contohnya, ajukan pertanyaan seperti, “Bagaimana pengalaman Anda dengan produk atau layanan kami?” menggunakan skala 1 (sangat buruk) hingga 5 (sangat baik).
  2. Tentukan Tanggapan yang Positif
    Dari hasil survei, tentukan apa yang dianggap sebagai tanggapan positif. Pada skala 1-5, skor 4 dan 5 umumnya dianggap sebagai respon positif karena menunjukkan kepuasan yang tinggi.
    Namun, definisi ini bisa bervariasi. Beberapa perusahaan lebih ketat dan hanya menghitung skor 5 sebagai tanda kepuasan pelanggan yang sesungguhnya. Hal ini bergantung pada kebijakan dan standar yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan.
  3. Hitung persentase
    Untuk menghitung persentasenya, jumlahkan semua tanggapan positif, biasanya yang memiliki skor tinggi seperti 4 dan 5. Kemudian, bagi jumlah tanggapan positif tersebut dengan total semua tanggapan yang diterima. Rumus perhitungannya sebagai berikut:
Formula untuk mengetahui persentase CSAT

Contoh penghitungan CSAT

Sebuah perusahaan retail mengukur kepuasan pelanggan menggunakan survei skala 1-5. Mereka mendapatkan 100 tanggapan dengan distribusi skor berikut:

  • 1 (sangat tidak puas): 5 tanggapan
  • 2 (tidak puas): 10 tanggapan
  • 3 (netral): 20 tanggapan
  • 4 (puas): 30 tanggapan
  • 5 (sangat puas): 35 tanggapan

Untuk contoh ini, kita akan menganggap tanggapan positif adalah skor 4 dan 5. Totalnya adalah: 65

CSAT % = (No. of Satisfied Customers / Number of Survey Responses) x 100%

CSAT% = (30 + 35) / 100 x 100 = 65%

Dalam contoh ini, CSAT dari perusahaan tersebut adalah 65%. Ini berarti 65 dari 100 pelanggan yang memberikan tanggapan merasa puas atau sangat puas dengan layanan yang diberikan.

Alternatifnya, jika perusahaan menganggap skor netral (3) sebagai tanggapan positif:

CSAT% = (30 + 35 + 20) / 100 x 100 = 85%

Standar Nilai CSAT yang Baik

Customer Satisfaction Score (CSAT) adalah salah satu alat ukur kepuasan pelanggan yang paling populer. Nilai CSAT biasanya ditampilkan dalam bentuk persentase dari total responden yang menyatakan puas terhadap kinerja produk atau jasa yang mereka gunakan.

Secara umum, standar nilai CSAT yang dianggap baik berada di angka 70%–80% ke atas. Angka ini menunjukkan bahwa mayoritas pelanggan merasa puas setelah membandingkan kinerja produk dengan harapan mereka. Jika nilai CSAT rendah, bisa jadi terdapat masalah pada kualitas pelayanan atau faktor lain yang memengaruhi tingkat kepuasan pelanggan.

Mengapa standar ini penting? Karena kepuasan pelanggan adalah indikator utama dalam membangun loyalitas. Pelanggan yang puas tidak hanya cenderung melakukan pembelian ulang, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan penjualan profitabilitas bisnis. Sebaliknya, nilai CSAT rendah sering berkorelasi dengan customer complaint rate atau complaint ratio yang tinggi.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengukur CSAT

Selain memahami pengertian kepuasan pelanggan, penting juga mengetahui kapan waktu terbaik untuk mengukur kepuasan pelanggan melalui CSAT. Timing sangat menentukan kualitas data kepuasan pelanggan yang didapatkan.

Beberapa momen yang tepat untuk mengukur CSAT antara lain:

  1. Setelah transaksi atau pembelian produk/jasa – untuk melihat apakah pengalaman sesuai harapan.
  2. Setelah pelanggan berinteraksi dengan layanan pelanggan – untuk menilai efektivitas dalam menyelesaikan masalah atau keluhan.
  3. Setelah penggunaan fitur atau layanan baru – guna mengukur efektivitas inovasi perusahaan.
  4. Secara berkala (misalnya per kuartal) – untuk memantau tren kepuasan secara keseluruhan.

Dengan cara ini, perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan pelanggan, baik dari sisi dimensi kepuasan pelanggan, indikator layanan melebihi harapan pelanggan, maupun indikator untuk aspek pelayanan yang kurang tepat.

CSAT juga sebaiknya diintegrasikan dengan metrik lain seperti NPS adalah (untuk mengukur loyalitas) dan Customer Effort Score (Effort Score CES) (untuk mengukur kemudahan pelanggan dalam menyelesaikan masalah atau kebutuhan layanan).

Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan CSAT?

Nilai CSAT itu subjektif, jadi ekspektasi bisa sedikit berbeda antara industri dan setiap bisnis. American Customer Satisfaction Index (ACSI) memberikan beberapa patokan nilai per industri yang bisa digunakan untuk menilai skor organisasi Anda dibandingkan dengan industri lainnya. Berikut adalah benchmark-nya:

  • Manufaktur makanan: 82 pada tahun 2023
  • Restoran: 84 pada tahun 2024
  • Bank: 80 pada tahun 2024
  • Pengiriman konsumen: 77 pada tahun 2024
  • Media sosial: 74 pada tahun 2024
  • Maskapai penerbangan: 77 pada tahun 2024
  • Logistik: 77 pada tahun 2023
  • Hotel: 75 pada tahun 2023
  • Restoran cepat saji: 78 pada tahun 2023
  • Energi: 72 pada tahun 2023
  • Asuransi kesehatan: 76 pada tahun 2023
  • Asuransi jiwa: 80 pada tahun 2023
  • E-commerce: 80 pada tahun 2023

Teknik untuk mengoptimalkan CSAT

Kepuasan pelanggan adalah faktor penting yang berhubungan langsung dengan loyalitas, peningkatan penjualan, dan profitabilitas. Oleh karena itu, menerapkan strategi yang tepat untuk mengukur kepuasan pelanggan dan menindaklanjuti hasilnya menjadi kunci keberhasilan bisnis jangka panjang.

  1. Pelatihan untuk Tim Customer Service
    Tim yang terlatih dalam komunikasi, empati, dan penyelesaian masalah mampu memberikan layanan yang lebih baik. Kinerja produk atau jasa memang penting, tetapi sering kali pengalaman dengan customer service yang ramah dan solutif menjadi faktor penentu kepuasan secara keseluruhan.
  2. Mempermudah Proses Pengembalian
    Proses pengembalian yang rumit bisa menurunkan tingkat kepuasan pelanggan. Dengan kebijakan yang fleksibel, transparan, dan respons cepat, perusahaan dapat menurunkan customer complaint rate sekaligus membangun citra positif.
  3. Manfaatkan Teknologi
    Sistem seperti CRM atau ERP memudahkan pengelolaan data dan feedback pelanggan. Teknologi ini juga mendukung cara mengetahui kepuasan pelanggan secara real-time dan memungkinkan perusahaan merespons kebutuhan dengan lebih cepat.

Menindaklanjuti Feedback Pelanggan

Kumpulkan feedback secara berkala melalui survei CSAT, Customer Effort Score (CES), maupun Net Promoter Score (NPS). Dengan rutin mengukur kepuasan pelanggan, perusahaan bisa mengidentifikasi masalah sebelum berkembang menjadi keluhan besar.

Namun, mengumpulkan feedback saja tidak cukup. Perusahaan harus menindaklanjuti hasil survei dengan:

  • Memberikan solusi cepat atas masalah yang dihadapi pelanggan.
  • Menggunakan complaint rate calculation untuk memantau jumlah keluhan.
  • Mengomunikasikan perbaikan layanan agar pelanggan tahu pendapat mereka dihargai.

Langkah ini membuktikan bahwa perusahaan benar-benar peduli, sekaligus memperkuat loyalitas pelanggan.

Personalisasi Pengalaman Pelanggan

Personalisasi customer experience adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Pelanggan yang merasa pengalaman mereka disesuaikan dengan kebutuhan pribadi cenderung menjadi pelanggan yang puas dan melakukan pembelian ulang, sehingga mendorong peningkatan penjualan profitabilitas.

Contoh penerapan personalisasi:

  • Rekomendasi produk berdasarkan riwayat pembelian.
  • Komunikasi yang lebih akrab dan sesuai preferensi pelanggan.
  • Penawaran eksklusif untuk pelanggan setia.

Dengan pendekatan ini, perusahaan bukan hanya meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang yang berdampak positif pada retention rate.

Tools & Software untuk CSAT

Penggunaan tools dan software untuk mengukur kepuasan pelanggan menjadi langkah penting bagi perusahaan modern. Dengan teknologi, proses pengumpulan data kepuasan pelanggan, analisis customer satisfaction score (CSAT), hingga identifikasi customer complaint rate bisa dilakukan secara lebih cepat, akurat, dan terukur. Hal ini memudahkan perusahaan untuk mengetahui apakah kinerja produk atau jasa sudah sesuai dengan harapan, serta bagaimana cara meningkatkan pengalaman pelanggan ke depannya.

Mengapa Menggunakan Software Penting

Mengukur kepuasan pelanggan secara manual sering kali memakan waktu, kurang akurat, dan sulit diolah untuk mengambil keputusan. Di sinilah peran software hadir:

  1. Efisiensi dalam Pengumpulan Data
    Dengan software, survei CSAT, Customer Effort Score (CES), dan Net Promoter Score (NPS) bisa disebarkan secara otomatis melalui email, aplikasi, atau chat. Data langsung tersimpan dan siap dianalisis.
  2. Analisis Cepat dan Akurat
    Software membantu menghitung customer satisfaction index, complaint ratio, hingga tren tingkat kepuasan pelanggan. Perusahaan bisa langsung melihat apakah pelanggan merasa puas setelah membandingkan kinerja produk atau jasa yang mereka gunakan.
  3. Mendukung Pengambilan Keputusan
    Hasil analisis digunakan untuk menyusun strategi peningkatan layanan, misalnya meningkatkan kualitas pelayanan, memperbaiki indikator layanan yang kurang tepat, atau mempercepat respon saat menyelesaikan masalah pelanggan.

Dengan kata lain, software menjadi alat ukur kepuasan pelanggan yang efektif untuk memastikan perusahaan dapat membangun pelanggan yang puas, mendorong pembelian ulang, dan meningkatkan profitabilitas.

Rekomendasi Software CSAT Terbaik

Beberapa software populer yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan antara lain:

  1. SurveyMonkey – Cocok untuk membuat survei sederhana hingga kompleks, membantu mengetahui kepuasan secara keseluruhan maupun dimensi kepuasan pelanggan tertentu.
  2. Qualtrics – Menyediakan analisis mendalam dengan fitur AI untuk mengukur indikator kepuasan pelanggan menurut ahli, termasuk complain rate dan customer complaint rate.
  3. Zendesk – Terintegrasi dengan sistem customer service, memudahkan tim dalam merespons keluhan sekaligus mengukur customer satisfaction adalah melalui feedback langsung.
  4. HubSpot Service Hub – Dilengkapi CRM yang memungkinkan personalisasi layanan, mendukung cara mengetahui kepuasan pelanggan dan membangun hubungan jangka panjang.
  5. Google Forms – Gratis dan praktis, meskipun fiturnya terbatas, tetap bermanfaat sebagai metode mengukur kepuasan pelanggan untuk bisnis kecil.

Pemilihan software terbaik sangat bergantung pada kebutuhan perusahaan. Misalnya, bisnis ritel mungkin lebih fokus pada bagaimana cara menghitung jumlah complaint per outlet, sementara perusahaan B2B membutuhkan analisis mendalam terhadap indikator kepuasan konsumen menurut para ahli.

Namun, jika bisnis Anda membutuhkan sistem yang lebih terintegrasi, sistem ERP (Enterprise Resource Planning) bisa menjadi solusi yang lebih tepat. ERP tidak hanya mengotmatiskan pengumpulan data tetapi juga mengoptimalkan proses bisnis lainnya. Memperbaiki metrik ini mungkin sulit, tetapi usaha ini sangat sepadan karena kepuasan pelanggan yang tinggi akan meningkatkan loyalitas, reputasi, dan profitabilitas bisnis Anda.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Aplikasi invoice menjadi salah satu hal yang paling dibutuhkan perusahaan. Penggunaan aplikasi invoice dapat menghemat waktu secara signifikan, meningkatkan profesionalitas, hingga mempercepat pembayaran secara langsung.

Secara umum, aplikasi invoice adalah aplikasi untuk membuat invoice secara otomatis untuk layanan atau produk. Saat ini, terdapat banyak penyedia aplikasi invoice yang dapat Anda pilih. 

Agar Anda tidak salah pilih, artikel berikut akan memberikan tips untuk menggunakan aplikasi invoice dan rekomendasi yang dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan.

Tips memilih aplikasi invoice yang tepat

Memilih software invoice  yang tepat dapat menjadi tugas yang menantang. Namun, memastikan bahwa operasi bisnis Anda berjalan lancar dan efisien sangat penting. Untuk membantu Anda membuat pilihan yang tepat, berikut adalah lima tips yang perlu diperhatikan saat memilih software invoice yang cocok digunakan oleh bisnis anda:

1. Sesuai dengan standar laporan keuangan Indonesia

Pastikan bahwa aplikasi yang Anda pilih sesuai SOP dan standar pelaporan keuangan Indonesia. Hal ini akan memastikan bahwa laporan keuangan Anda akurat dan sesuai dengan persyaratan regulasi. Dengan memilih software seperti ini, Anda dapat menghindari kesalahan dan ketidaksesuaian dalam pelaporan keuangan dan menjaga kredibilitas dengan para pemangku kepentingan.

2. Keamanan data yang terjamin

Data yang aman dan terlindungi sangat penting untuk bisnis, terutama di bidang keuangan. Pilih software penagihan yang menawarkan fitur-fitur keamanan seperti enkripsi, server aman, dan izin pengguna untuk memastikan bahwa data Anda hanya dapat diakses oleh orang yang tepat. Dengan cara ini, informasi sensitif Anda tetap aman dan terlindungi.

3. Pelayanan yang baik

Pilihlah software invoice yang menawarkan layanan pelanggan yang cepat dan andal serta dapat dihubungi kapan saja. Layanan pelanggan yang baik sangat penting karena Anda membutuhkan bantuan cepat jika terjadi kesalahan, agar operasi bisnis Anda tidak terganggu. Dengan begitu, bantuan selalu tersedia hanya dengan satu panggilan atau email kapanpun dibutuhkan.

4. Sistem yang up-to-date

Pilih aplikasi invoice dengan teknologi dan fitur terbaru untuk memastikan penggunaan yang optimal dan menghindari penggantian segera. Periksa pembaruan software secara teratur dan pastikan bahwa software mendukung versi yang lebih lama untuk tidak ketinggalan.

5. Aplikasi mudah diintegrasikan

Pilih aplikasi invoice yang terintegrasi dengan sistem bisnis Anda saat ini, seperti software akuntansi, CRM, dan gateway pembayaran. Dengan cara ini, Anda dapat menghemat waktu dalam pengaturan dokumen dan lebih fokus pada bisnis Anda.

9 aplikasi invoice terbaik di Indonesia

Melacak invoice mungkin sulit bagi freelancer atau pemilik usaha kecil. Namun, ada banyak software invoice yang dapat membantu menyederhanakan proses dan mempercepat alur kerja. Berikut sembilan pilihan teratas aplikasi pembuatan invoice yang dapat membantu mempermudah prosesnya.

1. Impact

Impact adalah solusi komprehensif yang dirancang khusus untuk bisnis di Indonesia. Sistem ini membantu perusahaan dari semua ukuran dengan transformasi digital menggunakan praktik terbaik.

Impact menawarkan berbagai kemampuan Enterprise Resource Planning (ERP) yang dapat membantu Anda dalam merampingkan operasi bisnis. Salah satu kemampuan tersebut adalah aplikasi invoice. Dengan menggunakan software ini, Anda dapat menghindari kesalahan manusia dan memastikan kepatuhan perpajakan.

Impact Invoicing Fitur

Fitur:

  • Penagihan otomatis: Software secara otomatis menghasilkan dan mengirimkan faktur ke pelanggan
  • Invoice tracking: Lacak faktur berbayar dan belum dibayar dengan mudah menggunakan Impact
  • Ketentuan pembayaran fleksibel: Ini memungkinkan Anda untuk menetapkan ketentuan pembayaran, seperti tanggal jatuh tempo dan metode pembayaran
  • Tax invoicing: Aplikasi invoicing ini memastikan kepatuhan terhadap undang-undang pajak setempat dengan membuat faktur pajak secara otomatis
  • Skalabilitas: Aplikasi ini beradaptasi dengan pertumbuhan bisnis Anda dan menyesuaikan dengan kebutuhan Anda yang terus berubah

Keunggulan:

  • Hemat waktu: Penagihan otomatis menghemat waktu dan tenaga dengan meniadakan pembuatan dan pengiriman faktur manual
  • Manajemen arus kas lebih baik: Pelacakan faktur meningkatkan arus kas dengan memantau pembayaran dan faktur terutang
  • Fleksibilitas: Ketentuan pembayaran yang fleksibel meningkatkan kenyamanan pelanggan dan meningkatkan hubungan bisnis
  • Kepatuhan UU perpajakan: Tax invoicing memastikan kepatuhan terhadap undang-undang perpajakan setempat dan menghindari penalti untuk ketidakpatuhan
  • Pertumbuhan bisnis: Software ini bisa disesuaikan dengan pertumbuhan dan kebutuhan bisnis Anda, menghindari kebutuhan untuk beralih ke sistem baru

Harga:

Paket dasar dimulai dengan biaya satu kali sebesar Rp99 juta (Implementasi ERP yang memuat CRM dan modul terintegrasi lain di dalamnya). Sementara itu, untuk menambahkan modul baru dikenakan biaya tambahan mulai dari Rp250.000.

Baca juga: Proforma Invoice: Bedanya dengan Invoice Biasa & 7 Fungsinya

2. Odoo

Odoo adalah aplikasi invoicing yang membantu pengguna dalam membuat dan mengirimkan faktur dengan mudah, serta melacak waktu yang dihabiskan untuk tugas dan menangani pembayaran online. Odoo juga memungkinkan pengguna mengatur recurring invoice, memberikan pengingat tentang tagihan yang belum dibayar, dan mencatat semua transaksi. Selain itu, Odoo terintegrasi dengan aplikasi lainnya seperti akuntansi dan manajemen proyek, sehingga memudahkan pengguna dalam mengelola bisnis mereka.

Odoo Invoicing

Fitur:

  • Faktur otomatis
  • Pelacakan pembayaran
  • Laporan penjualan dan akuntansi
  • Integrasi dengan aplikasi Odoo lainnya

Keunggulan:

  • Menghemat waktu
  • Manajemen arus kas yang lebih baik
  • Peningkatan wawasan bisnis
  • Merampingkan manajemen bisnis

Harga:

ERP Odoo menawarkan paket dasar gratis untuk satu aplikasi. Namun, paket standarnya mengenakan biaya $7,25/pengguna/bulan.

3. Mekari

Mekari Jurnal adalah platform manajemen keuangan yang membantu bisnis dalam mengelola uang mereka dengan lebih baik. Platform ini menyederhanakan tugas akuntansi dan memudahkan pelacakan catatan keuangan. Mekari Jurnal memiliki antarmuka yang ramah pengguna dan otomatisasi yang membantu dalam membuat keputusan berbasis data yang lebih baik.

Mekari Invoicing

Fitur:

  • Template invoice
  • Proforma invoice
  • Fitur join invoice
  • Sinkronisasi dengan pembukuan keuangan
  • Tax invoicing

Keunggulan:

  • Pembuatan invoice lebih cepat melalui penggunaan template
  • Tingkatkan arus kas dengan memberikan penawaran detail kepada pelanggan sebelum mereka melakukan pembelian
  • Tingkatkan pengalaman pelanggan melalui opsi pembayaran yang dapat dikelola
  • Sinkronkan invoice dengan akuntansi untuk catatan keuangan yang akurat
  • Kepatuhan terhadap peraturan perpajakan

Harga:

Mekari Jurnal tersedia dalam tiga paket berlangganan. Paket Pro mulai dari Rp499.000/bulan, Enterprise Rp899.000/bulan, dan Enterprise+ Rp1.200.000/bulan.

4. Zoho invoice

Zoho Invoice adalah software berbasis cloud yang membantu bisnis, freelancer, dan pengusaha dalam pembuatan invoice dan penagihan dengan mudah. Software ini dilengkapi dengan antarmuka yang ramah pengguna dan templat yang dapat disesuaikan. Selain itu, Zoho Invoice juga terintegrasi dengan aplikasi Zoho lainnya untuk meningkatkan kolaborasi dan produktivitas.

Zoho Invoice

Fitur:

  • Templat invoice yang dapat disesuaikan
  • Invoice dan taksiran otomatis
  • Pelacakan biaya
  • Pelacakan waktu
  • Portal Klien

Keunggulan:

  • Proses invoice yang lebih sederhana
  • Pelacakan biaya dan waktu yang efisien
  • Peningkatan manajemen klien

Harga:

Aplikasi invoice Zoho tidak dikenakan biaya.

5. Kasdana.id

Kasdana adalah aplikasi pembuatan invoice yang cocok untuk berbagai jenis usaha. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur pengingat otomatis untuk mengingatkan klien mengenai tagihan terutang. Dengan semua proses penagihan tercatat secara akurat di dalam aplikasi, pengguna tidak perlu khawatir mengirimkan permintaan penagihan ulang.

Fitur:

  • Invoice berulang
  • Segmentasi transaksi
  • Pengingat otomatis dan instan
  • Akun virtual statis
  • Penarikan instan

Keunggulan:

  • Dokumen terorganisir
  • Manajemen arus kas yang lebih baik
  • Melacak faktur menjadi lebih sederhana
  • Menghemat waktu dan proses bisnis menjadi efisien

Harga:

Anda dapat mendaftar Kasdana secara gratis. Namun, saat ini situs web mereka tidak menampilkan daftar harga.

6. Freshbooks

Freshbooks adalah software akuntansi berbasis cloud yang dirancang khusus untuk membantu pemilik usaha kecil dalam mengelola keuangan, penagihan, pengeluaran, dan pelacakan waktu mereka. Aplikasi ini merupakan solusi pembuatan invoice bisnis kecil yang dapat diakses secara online dari mana saja dengan koneksi internet.

Freshbooks invoicing

Fitur:

  • Penyesuaian invoice
  • Pengingat pembayaran yang dapat disesuaikan
  • Biaya keterlambatan otomatis
  • Invoice yang bisa dijadwalkan
  • Penyimpanan invoice di satu lokasi

Keunggulan:

  • Branding dan kesan profesional dapat ditingkatkan dengan invoice yang dapat disesuaikan
  • Mengurangi beban kerja melalui otomatisasi
  • Peningkatan arus kas
  • Akurasi dan kenyamanan

Harga:

Harga Freshbook mulai dari $8,50/bulan untuk lima klien yang dapat ditagih. Freshbooks juga memberikan harga khusus untuk bisnis dengan kebutuhan yang kompleks.

7. Quickbooks

QuickBooks adalah software akuntansi dikembangkan oleh Intuit, dan secara khusus dirancang untuk membantu bisnis kecil dan menengah dalam mengelola transaksi keuangan, pembukuan, dan kesehatan keuangan mereka. Dengan antarmuka yang mudah digunakan, QuickBooks dapat mempercepat berbagai tugas akuntansi, membantu efisiensi, pelacakan, dan pelaporan data keuangan.

Rekomendasi 9 Aplikasi Invoice Beserta Harganya

Fitur:

  • Pembuatan nomor faktur otomatis
  • Faktur yang dapat disesuaikan
  • Penyortiran invoice
  • Penjadwalan tagihan berulang
  • Perlindungan sengketa pembayaran

Keunggulan:

  • Proses invoice yang lebih efisien
  • Proses invoice yang lebih disederhanakan
  • Fleksibilitas
  • Perlindungan pembayaran

Harga:

QuickBooks menawarkan berbagai paket harga untuk memenuhi berbagai kebutuhan bisnis. Paket Basic mulai dari $17/bulan, paket Essentials seharga $26/bulan, dan paket Plus seharga $36/bulan.

8. Square invoice

Square Invoice adalah solusi penagihan oleh Square, sebuah layanan keuangan dan perusahaan pembayaran seluler. Solusi ini memungkinkan bisnis dan individu untuk membuat, mengelola, dan mengirim invoice dengan cepat dan mudah, serta membantu memudahkan pembayaran tepat waktu.

Square Invoice dirancang agar mudah digunakan dan dapat diakses melalui browser web atau aplikasi seluler.

Rekomendasi 9 Aplikasi Invoice Beserta Harganya

Fitur:

  • Pelacakan secara real-time
  • Terima pembayaran secara instan
  • Pengingat pembayaran otomatis
  • Faktur berulang
  • Diskon dan perpajakan
  • Template invoice yang bisa disesuaikan

Keunggulan:

  • Peningkatan arus kas dan pembayaran lebih cepat
  • Mengurangi pekerjaan administrasi
  • Meningkatkan penjualan dan kepuasan pelanggan

Harga:

Square Invoice memiliki paket gratis. Namun, Anda dapat berlangganan untuk fitur tambahan dengan $20/bulan

9. Xero

Xero menyederhanakan pembuatan invoice dan pelacakan keuangan untuk bisnis dengan memungkinkan pembuatan dan pengiriman mudah ke klien. Aplikasi ini adalah solusi yang mudah digunakan untuk mengelola faktur dan mempercepat proses penagihan serta pembayaran.

Fitur:

  • Pengiriman faktur otomatis
  • Perhitungan pajak otomatis
  • Pelacak tagihan dan faktur
  • Pelaporan secara real-time dengan analitik

Keunggulan:

  • Efisiensi waktu dan merampingkan proses penagihan
  • Kepatuhan terhadap undang-undang perpajakan
  • Memastikan pemrosesan pembayaran tepat waktu
  • Wawasan terkini tentang kinerja keuangan

Harga:

Xero mulai dari $25/bulan

Kesimpulan

Berinvestasi dalam aplikasi invoice digital yang andal dan efisien sangat penting untuk bisnis apa pun yang ingin tetap kompetitif. Dengan sembilan rekomendasi software invoice terbaik dan analisis harga, kami berharap Anda dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

Mengotomatisasi proses penagihan dapat menghemat waktu, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan produktivitas Anda. Dengan cara ini, Anda bisa meninggalkan pembuatan faktur manual dan beralih ke cara berbisnis yang lebih lancar dengan proses pembayaran yang lebih efisien.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog

Apa itu MTBF, MTTR, dan MTTF?

MTBF, MTTR, dan MTTF adalah indikator penting untuk mengukur performa pemeliharaan, terutama bagi perusahaan yang bergantung pada alat berat. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing metrik:

  • Mean Time Between Failure (MTBF) adalah metrik untuk memprediksi kinerja peralatan dan membantu pengambilan keputusan pemeliharaan. Nilai yang tinggi menunjukkan peralatan jarang mengalami kerusakan, sedangkan nilai rendah bisa menjadi tanda perlunya perbaikan kebijakan atau investasi alat baru.
  • Mean Time to Repair (MTTR) mengukur rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki peralatan setelah terjadi kerusakan. Nilai yang rendah mencerminkan proses perbaikan yang efisien, sedangkan nilai tinggi menunjukkan waktu perbaikan yang lebih lama.
  • Mean Time to Failure (MTTF) adalah metrik untuk perangkat non-reparasi yang menghitung rata-rata waktu hingga kerusakan total. Nilai yang tinggi berarti produk memiliki masa pakai panjang, sedangkan nilai rendah mengindikasikan umur yang lebih pendek.

Manfaat dari MTBF, MTTR, dan MTTF

  • Mengidentifikasi Akar Masalah Kinerja Peralatan: Dengan menganalisis MTBF, Anda bisa mengetahui peralatan mana yang sering bermasalah dan penyebabnya. Ini memungkinkan Anda untuk fokus memperbaiki hal-hal yang paling mempengaruhi kinerja.
  • Merencanakan Pemeliharaan Secara Lebih Tepat Waktu: Data MTBF dan MTTF membantu menentukan waktu yang tepat untuk pemeliharaan preventif, sebelum kerusakan terjadi. Misalnya, jika MTBF sebuah mesin adalah 500 jam, pemeriksaan bisa dijadwalkan sebelum itu untuk mencegah gangguan.
  • Meningkatkan Kecepatan Perbaikan Saat Terjadi Masalah: MTTR mengukur seberapa cepat perbaikan dilakukan, sehingga jika waktu perbaikan lama, bisa dilakukan peningkatan efisiensi. Perbaikan yang cepat mengurangi downtime dan memastikan produksi tetap lancar.
  • Menghemat Biaya Operasional: Dengan memahami MTTF, penggantian peralatan bisa direncanakan sebelum kerusakan besar terjadi. Ini juga mengurangi biaya perbaikan darurat dan downtime yang tidak terduga.

Faktor-faktor yang memengaruhi MTBF, MTTR, dan MTTF

  • Kualitas dan Desain Peralatan: Peralatan dengan desain baik dan bahan berkualitas tinggi biasanya memiliki MTBF dan MTTF lebih tinggi. Desain yang memperhatikan keandalan dan kemudahan perawatan juga dapat mempengaruhi MTTR.
  • Frekuensi dan Kualitas Perawatan Preventif: Perawatan rutin dan efektif dapat memperpanjang MTBF dan MTTF, serta mengurangi MTTR. Sebaliknya, kurangnya perawatan atau perawatan yang tidak tepat dapat menyebabkan kegagalan lebih sering dan perbaikan yang lebih lama.
  • Kondisi Lingkungan Operasional: Faktor eksternal seperti kelembaban, suhu, debu, dan getaran dapat mempengaruhi semua metrik ini. Lingkungan yang keras atau ekstrem bisa menurunkan MTBF dan MTTF, serta memperpanjang MTTR karena kondisi perbaikan yang lebih sulit.
  • Keterampilan dan Pelatihan Tim Perawatan: Efisiensi dan kecepatan tim perawatan sangat menentukan MTTR. Tim yang terlatih dengan baik dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang peralatan akan mampu melakukan perbaikan lebih cepat dan efektif, sementara kekurangan keterampilan bisa menyebabkan MTTR yang lebih tinggi dan MTBF yang lebih rendah akibat perbaikan yang tidak optimal.

Cara kerja MTBF, MTTR, dan MTTF

Formula untuk metrik

MTBF

Mean Time Between Failures dihitung dengan cara membagi total waktu operasi dengan jumlah kegagalan yang terjadi dalam periode tertentu. Hasilnya memberikan gambaran tentang seberapa sering peralatan atau sistem mengalami kegagalan dalam jangka waktu yang ditentukan.

Formula untuk MTBF

Metrik ini lebih cocok untuk sistem atau peralatan dengan banyak komponen yang bisa dipertahankan dan diperbaiki. Biasanya, Mean Time Between Failure diterapkan di industri manufaktur, otomotif, dan perangkat keras.

MTTR

Mean Time to Repair mengukur waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memperbaiki peralatan yang rusak dan mengembalikannya ke kondisi operasional. Perhitungannya dilakukan dengan membagi total waktu perbaikan dengan jumlah perbaikan yang terjadi dalam periode yang sama.

Formula untuk MTTR

Metrik ini sangat penting untuk peralatan yang beroperasi dalam kondisi kritis, di mana setiap detik sangat berarti. Misalnya, di pabrik dengan mesin yang mendukung produksi terus-menerus, Mean Time to Repair rendah membantu mengurangi waktu henti dan menjaga kelancaran produksi.

MTTF

Mean Time to Failure dihitung dengan cara membagi total waktu operasional dengan jumlah unit aset yang digunakan. Hasilnya menunjukkan rata-rata waktu sebelum aset mengalami kegagalan.

Formula untuk MTTF

Metrik ini sering digunakan untuk perangkat yang tidak bisa diperbaiki, seperti lampu LED atau baterai sekali pakai. Ini mengukur berapa lama perangkat tersebut dapat bertahan sebelum benar-benar rusak dan tidak dapat digunakan lagi.

Contoh penghitungan metrik

MTBF

Sebuah pabrik memiliki mesin stamping yang digunakan untuk memproduksi komponen otomotif. Mesin ini beroperasi selama 8.000 jam dalam sebulan dan mengalami 4 kegagalan. Berikut adalah langkah-langkah perhitungannya:

  • Total Waktu Operasi = 8000 jam
  • Jumlah Kegagalan = 4 kegagalan

MTBF = Operational Time / Total Number of Failures

MTBF = 8.000 jam / 4 kegagalan = 2.000 jam

Dengan MTBF 2.000 jam, mesin stamping dapat beroperasi hingga 2.000 jam sebelum mengalami kegagalan. Meskipun cukup handal, masih ada peluang untuk meningkatkan keandalannya agar kegagalan terjadi lebih jarang.

MTTR

Setelah kegagalan mesin stamping di atas, tim pemeliharaan memerlukan waktu untuk memperbaiki mesin tersebut. Waktu perbaikan untuk setiap kegagalan bervariasi sebagai berikut:

  • Kegagalan 1: Waktu perbaikan 4 jam
  • Kegagalan 2: Waktu perbaikan 8 jam
  • Kegagalan 3: Waktu perbaikan 5 jam
  • Kegagalan 4: Waktu perbaikan 6 jam

MTTR = Total Repair Time / Number of Repairs

Total Waktu Perbaikan = 4 jam + 8 jam + 5 jam + 6 jam

Total Waktu Perbaikan = 23 jam

MTTR = 23 jam / 4 kali perbaikan = 5,75 jam

Dengan MTTR sebesar 5,75 jam, artinya rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki mesin setelah kegagalan adalah 5,75 jam. Meskipun waktu perbaikan tiap kegagalan bisa bervariasi, Mean Time to Repair memberikan gambaran umum tentang seberapa cepat perbaikan dilakukan secara keseluruhan.

MTTF

di pabrik yang sama, ada 100 unit sensor yang digunakan untuk mengawasi kinerja mesin. Setiap sensor dioperasikan selama 500 jam sebelum mengalami kegagalan. Total waktu operasi untuk 100 sensor adalah 50,000 jam (100 unit x 500 jam). Berikut adalah langkah-langkah perhitungan Mean Time to Failure:

MTTF = Total Operational Time / Number of Units

MTTF = 50.000 jam / 100 unit = 500 jam

Sensor yang digunakan ini dapat beroperasi rata-rata selama 500 jam sebelum mengalami kerusakan. Metrik ini membantu pabrik merencanakan penggantian sensor tepat waktu, sehingga mesin tetap aman dan efisien.

Apa yang harus dilakukan untuk mengoptimalkannya?

Standar yang ideal

MTBF (Mean Time Between Failures)

Semakin tinggi Mean Time Between Failure, semakin baik. Nilai tersebut menunjukkan bahwa peralatan dapat bekerja lebih lama tanpa mengalami kerusakan. Dalam industri manufaktur, MBTF yang ideal biasanya seperti ini:

  • Mesin Produksi: Di atas 5.000 jam untuk peralatan kelas atas.
  • Komponen Elektronik: Puluhan hingga ratusan ribu jam untuk produk yang sangat andal.
  • Alat Berat: Rentang 1.000 – 3.000 jam, tergantung intensitas penggunaan dan jenis industrinya.

MTTR (Mean Time to Repair)

Mean Time to Repair yang rendah adalah kunci untuk menjaga operasional tetap efisien. Berikut standar idealnya:

  • Industri Manufaktur: Kurang dari 2 jam untuk peralatan kritis. Peralatan non-krusial dapat ditoleransi hingga 4 jam.
  • IT dan Data Center: Untuk layanan penting, idealnya beberapa menit hingga maksimal 1 jam.
  • Kendaraan Komersial: Untuk truk dan bus, sebaiknya di bawah 4 jam jika tidak memerlukan suku cadang khusus.

MTTF (Mean Time to Failure)

Mean Time to Failure yang tinggi berarti komponen bisa digunakan lebih lama sebelum mengalami kerusakan pertama. Angka idealnya berbeda tergantung jenis komponen:

  • Komponen Elektronik: LED atau kapasitor biasanya punya MTTF 100.000 jam, bahkan hingga 1.000.000 jam untuk kualitas premium.
  • Mesin dan Komponen Mekanik: Umumnya lebih dari 10.000 jam, dan komponen seperti bearing atau gear bisa mencapai 50.000 jam dalam kondisi terbaik.
  • Sistem HVAC: Pendingin dan pemanas idealnya memiliki lebih dari 20.000 jam.
  • Komponen Energi Terbarukan: Panel surya atau turbin angin sering kali bertahan hingga 25 tahun atau lebih.

Teknik untuk optimasi

  • Perawatan Preventif dan Prediktif: Buat jadwal perawatan rutin untuk mencegah kerusakan sebelum terjadi, seperti pembersihan, pelumasan, atau penggantian suku cadang. Gunakan teknologi seperti IoT dan machine learning untuk memprediksi potensi masalah dan mengambil tindakan lebih awal, sehingga mengurangi downtime.
  • Optimasi Proses Perbaikan dengan SOP: Terapkan Standard Operating Procedure (SOP) perbaikan agar teknisi memiliki panduan langkah demi langkah untuk setiap tugas. Dengan panduan ini, teknisi dapat bekerja lebih cepat dan efisien tanpa kebingungan, sehingga mempercepat waktu perbaikan.
  • Pelatihan dan Pengembangan Teknisi: Berikan pelatihan rutin untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan teknisi, termasuk teknologi baru dan simulasi kegagalan. Ini membantu mengurangi kesalahan pengguna, mempercepat respon, dan memastikan perbaikan dilakukan dengan benar.
  • Tingkatkan Kualitas Komponen: Pilih komponen berkualitas tinggi atau versi premium untuk mencegah kerusakan berulang dan meningkatkan daya tahan. Investasi ini memberikan manfaat jangka panjang dengan menurunkan biaya perbaikan dan meningkatkan Mean Time Between Failure serta Mean Time to Failure.

Mengoptimalkan MTBF, MTTR, dan MTTF Anda dengan software

Menghitung MTBF, MTTR, dan MTTF secara manual sering memakan waktu dan rawan kesalahan. Dengan software yang mendukung manufaktur, inventory, dan supply chain, Anda bisa mendapatkan metrik ini secara akurat dan real-time.

Tetapi, jika Anda membutuhkan solusi otomatis yang terintegrasi, software ERP bisa menjadi jawaban. Mengelola dan mengoptimalkan ketiga metrik adalah kunci untuk menjaga efisiensi operasional dan keandalan peralatan. Meskipun tidak mudah, langkah ini sangat berharga karena dapat menekan downtime, meningkatkan produktivitas, dan mendorong pertumbuhan bisnis.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog