Cara Membuat dan Menerapkan SOP Perusahaan beserta Contohnya
Di Indonesia, masih banyak perusahaan yang beroperasi tanpa Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas, sehingga…
Nindy
September 12, 2025EBITDA adalah singkatan dari Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization. Dalam bahasa sederhana, indikator ini adalah uang yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas utamanya sebelum memotong biaya seperti utang, pajak, atau penyusutan aset.
Metrik ini membantu perusahan melihat seberapa menguntungkan operasi inti tanpa terpengaruh keputusan finansial atau pajak. EBITDA yang tinggi menunjukkan perusahaan efisien dan menghasilkan laba operasional yang baik. Sebaliknya, EBITDA yang rendah bisa menjadi tanda adanya masalah dalam efisiensi atau profitabilitas.
Ada dua cara sederhana untuk menghitung metrik ini, tergantung dari data yang tersedia:
1. Pendekatan Langsung

Metode ini menggunakan laba bersih (net income) sebagai titik awal, lalu tambahkan biaya bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Pendekatan ini cocok digunakan jika Anda memiliki akses ke semua elemen dalam laporan laba rugi.
2. Pendekatan Tidak Langsung

Jika data pendapatan operasional lebih mudah diakses, gunakan pendekatan ini. Mulai dari pendapatan operasional, lalu tambahkan kembali depresiasi dan amortisasi.
Komponen dalam kedua formula tersebut:
Sebuah perusahaan memiliki data keuangan berikut:
EBITDA = Net Income + Taxes + Interest Expense + Depreciation + Amortization
EBITDA = Rp 500 juta + Rp 75 juta + Rp 100 juta + Rp 80 juta + Rp 20 juta = Rp 775 juta
EBITDA perusahaan ini adalah IDR 775 juta. Artinya, perusahaan ini menghasilkan laba operasional sebesar Rp 775 juta tanpa memperhitungkan bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi.
Pada dasarnya, semakin tinggi EBITDA, semakin besar potensi keuntungan perusahaan. Namun, EBITDA bisa bervariasi tergantung pada industrinya, jadi perusahaan yang ingin menggunakan metrik ini untuk menilai posisi kompetitif harus membatasi perbandingan hanya dengan perusahaan dalam sektor dan wilayah yang sama.
Menghitung EBITDA secara manual sering kali tidak efektif karena rentan kesalahan manusia dan memakan waktu. Dengan menggunakan software akuntansi atau manajemen inventaris, Anda bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat dan real-time untuk keputusan bisnis yang lebih cepat dan terpercaya.
Jika Anda membutuhkan sistem terintegrasi yang bisa mengotomatisasi proses bisnis secara menyeluruh, software ERP adalah pilihan yang tepat. Perbaikan metrik ini penting untuk efisiensi operasional dan daya saing perusahaan, dan meskipun sulit, hasilnya sangat berharga karena memberikan gambaran kinerja yang lebih jelas serta membuka peluang investasi, pinjaman, dan ekspansi.
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
75% proyek transformasi digital gagal. Ambil langkah pertama yang tepat dengan memilih partner yang dapat dipercaya untuk jangka panjang.
Cost of Goods Sold atau COGS adalah total biaya langsung untuk memproduksi barang atau jasa yang dijual perusahaan dalam periode tertentu. Metode ini penting untuk menghitung laba kotor, menentukan harga jual, dan menghitung pajak.
Biaya COGS yang tinggi biasanya menunjukkan tingginya biaya produksi, yang dapat menekan margin keuntungan. Sebaliknya, nilai yang rendah bisa menandakan efisiensi produksi dan margin keuntungan yang lebih besar. Namun, jika terlalu rendah, hal ini bisa berarti kualitas produk dikorbankan dan memengaruhi daya saing di pasar.
Menghitung COGS bisa dilakukan dengan berbagai metode, tergantung pada jenis bisnis dan sistem akuntansi yang Anda gunakan. Berikut adalah beberapa metode yang sering digunakan:
1. FIFO (First In, First Out)
Metode FIFO berarti barang yang pertama kali dibeli adalah barang yang pertama kali dijual. Prinsip ini memastikan persediaan lama keluar lebih dulu, sehingga harga barang terbaru digunakan untuk menghitung COGS. Dengan cara ini, perusahaan dapat menjaga alur persediaan tetap segar dan teratur.
Metode ini sangat cocok untuk bisnis yang menjual produk dengan masa simpan terbatas, seperti makanan, minuman, atau obat-obatan. Menggunakan FIFO membantu mencegah kerugian akibat barang kadaluarsa, sekaligus memastikan pelanggan mendapatkan produk dengan kualitas terbaik.
2. LIFO (Last In, Last Out)
Metode LIFO menganggap barang yang terakhir dibeli akan dijual lebih dulu. Dengan cara ini, harga barang terbaru dihitung sebagai bagian dari COGS, sehingga mencerminkan biaya terkini.
LIFO sering digunakan dalam kondisi inflasi, ketika harga barang cenderung naik. Metode ini membantu mencocokkan biaya yang lebih tinggi dengan pendapatan saat ini, sehingga laporan keuangan terlihat lebih relevan.
3. Average cost
Average cost menghitung metrik ini dengan mengambil rata-rata biaya dari semua barang yang tersedia untuk dijual selama satu periode. Caranya, total biaya persediaan dibagi dengan jumlah unit yang tersedia, sehingga menghasilkan biaya rata-rata per unit.
Metode ini ideal untuk perusahaan yang menjual barang serupa atau homogen, seperti bahan baku, bahan kimia, atau produk lain yang sulit dibedakan secara individual. Pendekatan ini memastikan perhitungan yang konsisten dan sederhana tanpa harus melacak biaya setiap unit secara detail.
Secara umum, rumus GOGS adalah:

Berikut penjelasan dari setiap komponennya:
Sebuah perusahaan manufaktur furnitur kayu, memiliki pabrik yang memproduksi berbagai jenis meja dan kursi. Mereka membeli kayu dan bahan baku lainnya untuk memproduksi perabotan dan menjualnya di pasar domestik. Untuk tahun fiskal 2024, mereka mencatatkan angka berikut:
Menggunakan rumus umum untuk menghitung COGS:
COGS = (Persediaan Awal + Pembelian) – Persediaan Akhir
Mengganti dengan angka yang diberikan:
COGS = (200.000.000 + 150.000.000) – 100.000.000
COGS = Rp 350.000.000
Rp 350.000.000 menunjukkan total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi perabotan selama tahun fiskal 2024. Angka ini mencerminkan jumlah biaya yang terkait langsung dengan produksi, termasuk pembelian bahan baku dan perubahan dalam persediaan barang.
Mengoptimalkan metrik ini sangat penting bagi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas tanpa harus menaikkan harga jual produk. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai hal tersebut:
Menghitung COGS secara manual sering kali memakan waktu dan rentan kesalahan, yang dapat menghambat proses pengambilan keputusan. Dengan software yang mencakup akuntansi, manufaktur, dan inventaris, Anda dapat mendapatkan metrik COGS yang akurat dan real-time untuk keputusan yang lebih cepat dan tepat.
Namun, jika bisnis Anda membutuhkan sistem yang lebih terintegrasi, sistem ERP (Enterprise Resource Planning) bisa menjadi solusi yang lebih tepat. Optimasi COGS penting untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, dan meskipun menantang, ini dapat memperkuat daya saing perusahaan di pasar yang terus berubah.
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
75% proyek transformasi digital gagal. Ambil langkah pertama yang tepat dengan memilih partner yang dapat dipercaya untuk jangka panjang.
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, kepuasan pelanggan adalah kunci utama untuk menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan. Salah satu cara paling efektif untuk memahami perasaan dan pengalaman pelanggan adalah dengan menggunakan Customer Satisfaction Score (CSAT). Metrik ini memberikan gambaran nyata tentang sejauh mana pelanggan merasa puas setelah membandingkan kinerja produk atau jasa yang mereka terima dengan harapan awal.
Artikel ini akan membahas secara lengkap pengertian CSAT, manfaat, faktor-faktor yang memengaruhi, perbedaan dengan metrik lain, hingga strategi dan tools terbaik untuk meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan Anda.
Customer Satisfaction Score (CSAT) adalah adalah sebuah metrik untuk mengukur kepuasan pelanggan terhadap produk, layanan, atau pengalaman tertentu. Metrik CSAT biasanya membantu perusahaan untuk mendengar langsung dari pelanggan tentang apa yang berjalan baik dan apa yang perlu diperbaiki.
Kalau nilainya tinggi, artinya pelanggan Anda senang dan kemungkinan besar akan kembali atau merekomendasikan layanan/produk Anda. Tapi kalau rendah, artinya kita perlu bertindak cepat untuk memperbaiki pengalaman mereka.
| Aspek | CSAT (Customer Satisfaction Score) | NPS (Net Promoter Score) | CES (Customer Effort Score) |
|---|---|---|---|
| Fokus Utama | Mengukur kepuasan pelanggan adalah sejauh mana pelanggan puas setelah membandingkan kinerja produk atau jasa yang mereka terima dengan harapan. | Mengukur loyalitas pelanggan dan kemungkinan mereka merekomendasikan produk atau layanan. | Mengukur kemudahan pelanggan dalam menyelesaikan masalah atau mendapatkan layanan, alias seberapa besar usaha yang diperlukan. |
| Pertanyaan Umum | “Seberapa puas Anda dengan produk/layanan kami?” | “Seberapa besar kemungkinan Anda merekomendasikan kami ke teman/keluarga?” | “Seberapa mudah pengalaman Anda dalam menyelesaikan kebutuhan dengan kami?” |
| Skala Penilaian | 1–5 atau 1–10 (skala kepuasan pelanggan) | 0–10 (dikelompokkan menjadi Promoter, Passive, Detraktor) | 1–5 atau 1–7 (effort score CES) |
| Indikator yang Diukur | Tingkat kepuasan pelanggan, persepsi terhadap kinerja produk atau jasa, peluang melakukan pembelian ulang. | Loyalitas pelanggan, potensi promosi dari mulut ke mulut, dampak pada retention rate. | Kemudahan layanan, efektivitas dalam menyelesaikan masalah, kualitas interaksi pelanggan. |
| Kelebihan | Memberikan data cepat tentang kepuasan secara keseluruhan setelah interaksi. | Mengukur dampak jangka panjang pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. | Mengidentifikasi hambatan dalam layanan, membantu menurunkan customer complaint rate. |
| Kapan Digunakan | Setelah transaksi, pembelian, atau interaksi dengan layanan. | Secara berkala untuk mengukur tingkat customer satisfaction jangka panjang. | Setelah pelanggan berhubungan dengan layanan pelanggan atau menyelesaikan masalah tertentu. |
| Contoh Manfaat | Mengetahui cara mengukur kepuasan pelanggan pada titik tertentu. | Memprediksi pertumbuhan bisnis melalui pelanggan yang puas menjadi promoter. | Menemukan faktor-faktor yang memengaruhi dimensi kepuasan pelanggan terkait kemudahan akses layanan. |
Dalam survei Customer Satisfaction Score (CSAT), perusahaan biasanya mengajukan pertanyaan sederhana namun efektif untuk mengukur kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah mengetahui sejauh mana kinerja produk atau jasa yang mereka gunakan sesuai dengan harapan.
Secara umum, kepuasan pelanggan adalah perasaan pelanggan setelah membandingkan kinerja produk atau jasa dengan harapan awal mereka. Jika pelanggan merasa puas, kemungkinan besar mereka akan melakukan pembelian ulang, sehingga berdampak pada peningkatan penjualan profitabilitas perusahaan.
Ada dua format pertanyaan umum yang sering dipakai dalam survei CSAT: pertanyaan skala Likert dan pertanyaan biner (Ya/Tidak).
Pertanyaan skala Likert biasanya menggunakan rentang angka (misalnya 1–5 atau 1–10) untuk menilai tingkat kepuasan pelanggan. Skala ini membantu perusahaan melihat variasi tingkat kepuasan secara detail, bukan hanya jawaban absolut.
Contoh pertanyaan:
Dengan skala ini, perusahaan dapat menghitung metrik seperti Customer Satisfaction Index (CSI) atau cara menghitung CSAT yang memberikan gambaran kepuasan secara keseluruhan.
Pertanyaan biner lebih sederhana, biasanya hanya memberikan dua opsi: Ya atau Tidak. Format ini memudahkan analisis cepat apakah pelanggan yang puas dengan layanan atau tidak.
Contoh pertanyaan:
Pertanyaan biner sangat berguna untuk mengukur indikator dasar seperti complaint rate atau customer complaint rate. Jika banyak pelanggan menjawab “Tidak”, hal itu menjadi sinyal kuat bagi perusahaan untuk memperbaiki kualitas pelayanan atau faktor lain yang memengaruhi dimensi kepuasan pelanggan.
Menghitung skor kepuasan pelanggan melibatkan langkah-langkah sederhana yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Berikut ini cara umum untuk mengukur dan menghitungnya:

Sebuah perusahaan retail mengukur kepuasan pelanggan menggunakan survei skala 1-5. Mereka mendapatkan 100 tanggapan dengan distribusi skor berikut:
Untuk contoh ini, kita akan menganggap tanggapan positif adalah skor 4 dan 5. Totalnya adalah: 65
CSAT % = (No. of Satisfied Customers / Number of Survey Responses) x 100%
CSAT% = (30 + 35) / 100 x 100 = 65%
Dalam contoh ini, CSAT dari perusahaan tersebut adalah 65%. Ini berarti 65 dari 100 pelanggan yang memberikan tanggapan merasa puas atau sangat puas dengan layanan yang diberikan.
Alternatifnya, jika perusahaan menganggap skor netral (3) sebagai tanggapan positif:
CSAT% = (30 + 35 + 20) / 100 x 100 = 85%
Customer Satisfaction Score (CSAT) adalah salah satu alat ukur kepuasan pelanggan yang paling populer. Nilai CSAT biasanya ditampilkan dalam bentuk persentase dari total responden yang menyatakan puas terhadap kinerja produk atau jasa yang mereka gunakan.
Secara umum, standar nilai CSAT yang dianggap baik berada di angka 70%–80% ke atas. Angka ini menunjukkan bahwa mayoritas pelanggan merasa puas setelah membandingkan kinerja produk dengan harapan mereka. Jika nilai CSAT rendah, bisa jadi terdapat masalah pada kualitas pelayanan atau faktor lain yang memengaruhi tingkat kepuasan pelanggan.
Mengapa standar ini penting? Karena kepuasan pelanggan adalah indikator utama dalam membangun loyalitas. Pelanggan yang puas tidak hanya cenderung melakukan pembelian ulang, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan penjualan profitabilitas bisnis. Sebaliknya, nilai CSAT rendah sering berkorelasi dengan customer complaint rate atau complaint ratio yang tinggi.
Selain memahami pengertian kepuasan pelanggan, penting juga mengetahui kapan waktu terbaik untuk mengukur kepuasan pelanggan melalui CSAT. Timing sangat menentukan kualitas data kepuasan pelanggan yang didapatkan.
Beberapa momen yang tepat untuk mengukur CSAT antara lain:
Dengan cara ini, perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan pelanggan, baik dari sisi dimensi kepuasan pelanggan, indikator layanan melebihi harapan pelanggan, maupun indikator untuk aspek pelayanan yang kurang tepat.
CSAT juga sebaiknya diintegrasikan dengan metrik lain seperti NPS adalah (untuk mengukur loyalitas) dan Customer Effort Score (Effort Score CES) (untuk mengukur kemudahan pelanggan dalam menyelesaikan masalah atau kebutuhan layanan).
Nilai CSAT itu subjektif, jadi ekspektasi bisa sedikit berbeda antara industri dan setiap bisnis. American Customer Satisfaction Index (ACSI) memberikan beberapa patokan nilai per industri yang bisa digunakan untuk menilai skor organisasi Anda dibandingkan dengan industri lainnya. Berikut adalah benchmark-nya:
Kepuasan pelanggan adalah faktor penting yang berhubungan langsung dengan loyalitas, peningkatan penjualan, dan profitabilitas. Oleh karena itu, menerapkan strategi yang tepat untuk mengukur kepuasan pelanggan dan menindaklanjuti hasilnya menjadi kunci keberhasilan bisnis jangka panjang.
Kumpulkan feedback secara berkala melalui survei CSAT, Customer Effort Score (CES), maupun Net Promoter Score (NPS). Dengan rutin mengukur kepuasan pelanggan, perusahaan bisa mengidentifikasi masalah sebelum berkembang menjadi keluhan besar.
Namun, mengumpulkan feedback saja tidak cukup. Perusahaan harus menindaklanjuti hasil survei dengan:
Langkah ini membuktikan bahwa perusahaan benar-benar peduli, sekaligus memperkuat loyalitas pelanggan.
Personalisasi customer experience adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Pelanggan yang merasa pengalaman mereka disesuaikan dengan kebutuhan pribadi cenderung menjadi pelanggan yang puas dan melakukan pembelian ulang, sehingga mendorong peningkatan penjualan profitabilitas.
Contoh penerapan personalisasi:
Dengan pendekatan ini, perusahaan bukan hanya meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang yang berdampak positif pada retention rate.
Penggunaan tools dan software untuk mengukur kepuasan pelanggan menjadi langkah penting bagi perusahaan modern. Dengan teknologi, proses pengumpulan data kepuasan pelanggan, analisis customer satisfaction score (CSAT), hingga identifikasi customer complaint rate bisa dilakukan secara lebih cepat, akurat, dan terukur. Hal ini memudahkan perusahaan untuk mengetahui apakah kinerja produk atau jasa sudah sesuai dengan harapan, serta bagaimana cara meningkatkan pengalaman pelanggan ke depannya.
Mengukur kepuasan pelanggan secara manual sering kali memakan waktu, kurang akurat, dan sulit diolah untuk mengambil keputusan. Di sinilah peran software hadir:
Dengan kata lain, software menjadi alat ukur kepuasan pelanggan yang efektif untuk memastikan perusahaan dapat membangun pelanggan yang puas, mendorong pembelian ulang, dan meningkatkan profitabilitas.
Beberapa software populer yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan antara lain:
Pemilihan software terbaik sangat bergantung pada kebutuhan perusahaan. Misalnya, bisnis ritel mungkin lebih fokus pada bagaimana cara menghitung jumlah complaint per outlet, sementara perusahaan B2B membutuhkan analisis mendalam terhadap indikator kepuasan konsumen menurut para ahli.
Namun, jika bisnis Anda membutuhkan sistem yang lebih terintegrasi, sistem ERP (Enterprise Resource Planning) bisa menjadi solusi yang lebih tepat. ERP tidak hanya mengotmatiskan pengumpulan data tetapi juga mengoptimalkan proses bisnis lainnya. Memperbaiki metrik ini mungkin sulit, tetapi usaha ini sangat sepadan karena kepuasan pelanggan yang tinggi akan meningkatkan loyalitas, reputasi, dan profitabilitas bisnis Anda.
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
75% proyek transformasi digital gagal. Ambil langkah pertama yang tepat dengan memilih partner yang dapat dipercaya untuk jangka panjang.
Aplikasi invoice menjadi salah satu hal yang paling dibutuhkan perusahaan. Penggunaan aplikasi invoice dapat menghemat waktu secara signifikan, meningkatkan profesionalitas, hingga mempercepat pembayaran secara langsung.
Secara umum, aplikasi invoice adalah aplikasi untuk membuat invoice secara otomatis untuk layanan atau produk. Saat ini, terdapat banyak penyedia aplikasi invoice yang dapat Anda pilih.
Agar Anda tidak salah pilih, artikel berikut akan memberikan tips untuk menggunakan aplikasi invoice dan rekomendasi yang dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan.
Memilih software invoice yang tepat dapat menjadi tugas yang menantang. Namun, memastikan bahwa operasi bisnis Anda berjalan lancar dan efisien sangat penting. Untuk membantu Anda membuat pilihan yang tepat, berikut adalah lima tips yang perlu diperhatikan saat memilih software invoice yang cocok digunakan oleh bisnis anda:
Pastikan bahwa aplikasi yang Anda pilih sesuai SOP dan standar pelaporan keuangan Indonesia. Hal ini akan memastikan bahwa laporan keuangan Anda akurat dan sesuai dengan persyaratan regulasi. Dengan memilih software seperti ini, Anda dapat menghindari kesalahan dan ketidaksesuaian dalam pelaporan keuangan dan menjaga kredibilitas dengan para pemangku kepentingan.
Data yang aman dan terlindungi sangat penting untuk bisnis, terutama di bidang keuangan. Pilih software penagihan yang menawarkan fitur-fitur keamanan seperti enkripsi, server aman, dan izin pengguna untuk memastikan bahwa data Anda hanya dapat diakses oleh orang yang tepat. Dengan cara ini, informasi sensitif Anda tetap aman dan terlindungi.
Pilihlah software invoice yang menawarkan layanan pelanggan yang cepat dan andal serta dapat dihubungi kapan saja. Layanan pelanggan yang baik sangat penting karena Anda membutuhkan bantuan cepat jika terjadi kesalahan, agar operasi bisnis Anda tidak terganggu. Dengan begitu, bantuan selalu tersedia hanya dengan satu panggilan atau email kapanpun dibutuhkan.
Pilih aplikasi invoice dengan teknologi dan fitur terbaru untuk memastikan penggunaan yang optimal dan menghindari penggantian segera. Periksa pembaruan software secara teratur dan pastikan bahwa software mendukung versi yang lebih lama untuk tidak ketinggalan.
Pilih aplikasi invoice yang terintegrasi dengan sistem bisnis Anda saat ini, seperti software akuntansi, CRM, dan gateway pembayaran. Dengan cara ini, Anda dapat menghemat waktu dalam pengaturan dokumen dan lebih fokus pada bisnis Anda.
Melacak invoice mungkin sulit bagi freelancer atau pemilik usaha kecil. Namun, ada banyak software invoice yang dapat membantu menyederhanakan proses dan mempercepat alur kerja. Berikut sembilan pilihan teratas aplikasi pembuatan invoice yang dapat membantu mempermudah prosesnya.
Impact adalah solusi komprehensif yang dirancang khusus untuk bisnis di Indonesia. Sistem ini membantu perusahaan dari semua ukuran dengan transformasi digital menggunakan praktik terbaik.
Impact menawarkan berbagai kemampuan Enterprise Resource Planning (ERP) yang dapat membantu Anda dalam merampingkan operasi bisnis. Salah satu kemampuan tersebut adalah aplikasi invoice. Dengan menggunakan software ini, Anda dapat menghindari kesalahan manusia dan memastikan kepatuhan perpajakan.

Fitur:
Keunggulan:
Harga:
Paket dasar dimulai dengan biaya satu kali sebesar Rp99 juta (Implementasi ERP yang memuat CRM dan modul terintegrasi lain di dalamnya). Sementara itu, untuk menambahkan modul baru dikenakan biaya tambahan mulai dari Rp250.000.
Baca juga: Proforma Invoice: Bedanya dengan Invoice Biasa & 7 Fungsinya
Odoo adalah aplikasi invoicing yang membantu pengguna dalam membuat dan mengirimkan faktur dengan mudah, serta melacak waktu yang dihabiskan untuk tugas dan menangani pembayaran online. Odoo juga memungkinkan pengguna mengatur recurring invoice, memberikan pengingat tentang tagihan yang belum dibayar, dan mencatat semua transaksi. Selain itu, Odoo terintegrasi dengan aplikasi lainnya seperti akuntansi dan manajemen proyek, sehingga memudahkan pengguna dalam mengelola bisnis mereka.

Fitur:
Keunggulan:
Harga:
ERP Odoo menawarkan paket dasar gratis untuk satu aplikasi. Namun, paket standarnya mengenakan biaya $7,25/pengguna/bulan.
Mekari Jurnal adalah platform manajemen keuangan yang membantu bisnis dalam mengelola uang mereka dengan lebih baik. Platform ini menyederhanakan tugas akuntansi dan memudahkan pelacakan catatan keuangan. Mekari Jurnal memiliki antarmuka yang ramah pengguna dan otomatisasi yang membantu dalam membuat keputusan berbasis data yang lebih baik.

Fitur:
Keunggulan:
Harga:
Mekari Jurnal tersedia dalam tiga paket berlangganan. Paket Pro mulai dari Rp499.000/bulan, Enterprise Rp899.000/bulan, dan Enterprise+ Rp1.200.000/bulan.
Zoho Invoice adalah software berbasis cloud yang membantu bisnis, freelancer, dan pengusaha dalam pembuatan invoice dan penagihan dengan mudah. Software ini dilengkapi dengan antarmuka yang ramah pengguna dan templat yang dapat disesuaikan. Selain itu, Zoho Invoice juga terintegrasi dengan aplikasi Zoho lainnya untuk meningkatkan kolaborasi dan produktivitas.

Fitur:
Keunggulan:
Harga:
Aplikasi invoice Zoho tidak dikenakan biaya.
Kasdana adalah aplikasi pembuatan invoice yang cocok untuk berbagai jenis usaha. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur pengingat otomatis untuk mengingatkan klien mengenai tagihan terutang. Dengan semua proses penagihan tercatat secara akurat di dalam aplikasi, pengguna tidak perlu khawatir mengirimkan permintaan penagihan ulang.
Fitur:
Keunggulan:
Harga:
Anda dapat mendaftar Kasdana secara gratis. Namun, saat ini situs web mereka tidak menampilkan daftar harga.
Freshbooks adalah software akuntansi berbasis cloud yang dirancang khusus untuk membantu pemilik usaha kecil dalam mengelola keuangan, penagihan, pengeluaran, dan pelacakan waktu mereka. Aplikasi ini merupakan solusi pembuatan invoice bisnis kecil yang dapat diakses secara online dari mana saja dengan koneksi internet.

Fitur:
Keunggulan:
Harga:
Harga Freshbook mulai dari $8,50/bulan untuk lima klien yang dapat ditagih. Freshbooks juga memberikan harga khusus untuk bisnis dengan kebutuhan yang kompleks.
QuickBooks adalah software akuntansi dikembangkan oleh Intuit, dan secara khusus dirancang untuk membantu bisnis kecil dan menengah dalam mengelola transaksi keuangan, pembukuan, dan kesehatan keuangan mereka. Dengan antarmuka yang mudah digunakan, QuickBooks dapat mempercepat berbagai tugas akuntansi, membantu efisiensi, pelacakan, dan pelaporan data keuangan.

Fitur:
Keunggulan:
Harga:
QuickBooks menawarkan berbagai paket harga untuk memenuhi berbagai kebutuhan bisnis. Paket Basic mulai dari $17/bulan, paket Essentials seharga $26/bulan, dan paket Plus seharga $36/bulan.
Square Invoice adalah solusi penagihan oleh Square, sebuah layanan keuangan dan perusahaan pembayaran seluler. Solusi ini memungkinkan bisnis dan individu untuk membuat, mengelola, dan mengirim invoice dengan cepat dan mudah, serta membantu memudahkan pembayaran tepat waktu.
Square Invoice dirancang agar mudah digunakan dan dapat diakses melalui browser web atau aplikasi seluler.

Fitur:
Keunggulan:
Harga:
Square Invoice memiliki paket gratis. Namun, Anda dapat berlangganan untuk fitur tambahan dengan $20/bulan
Xero menyederhanakan pembuatan invoice dan pelacakan keuangan untuk bisnis dengan memungkinkan pembuatan dan pengiriman mudah ke klien. Aplikasi ini adalah solusi yang mudah digunakan untuk mengelola faktur dan mempercepat proses penagihan serta pembayaran.
Fitur:
Keunggulan:
Harga:
Xero mulai dari $25/bulan
Berinvestasi dalam aplikasi invoice digital yang andal dan efisien sangat penting untuk bisnis apa pun yang ingin tetap kompetitif. Dengan sembilan rekomendasi software invoice terbaik dan analisis harga, kami berharap Anda dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Mengotomatisasi proses penagihan dapat menghemat waktu, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan produktivitas Anda. Dengan cara ini, Anda bisa meninggalkan pembuatan faktur manual dan beralih ke cara berbisnis yang lebih lancar dengan proses pembayaran yang lebih efisien.
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
75% proyek transformasi digital gagal. Ambil langkah pertama yang tepat dengan memilih partner yang dapat dipercaya untuk jangka panjang.
MTBF, MTTR, dan MTTF adalah indikator penting untuk mengukur performa pemeliharaan, terutama bagi perusahaan yang bergantung pada alat berat. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing metrik:
Mean Time Between Failures dihitung dengan cara membagi total waktu operasi dengan jumlah kegagalan yang terjadi dalam periode tertentu. Hasilnya memberikan gambaran tentang seberapa sering peralatan atau sistem mengalami kegagalan dalam jangka waktu yang ditentukan.

Metrik ini lebih cocok untuk sistem atau peralatan dengan banyak komponen yang bisa dipertahankan dan diperbaiki. Biasanya, Mean Time Between Failure diterapkan di industri manufaktur, otomotif, dan perangkat keras.
Mean Time to Repair mengukur waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memperbaiki peralatan yang rusak dan mengembalikannya ke kondisi operasional. Perhitungannya dilakukan dengan membagi total waktu perbaikan dengan jumlah perbaikan yang terjadi dalam periode yang sama.

Metrik ini sangat penting untuk peralatan yang beroperasi dalam kondisi kritis, di mana setiap detik sangat berarti. Misalnya, di pabrik dengan mesin yang mendukung produksi terus-menerus, Mean Time to Repair rendah membantu mengurangi waktu henti dan menjaga kelancaran produksi.
Mean Time to Failure dihitung dengan cara membagi total waktu operasional dengan jumlah unit aset yang digunakan. Hasilnya menunjukkan rata-rata waktu sebelum aset mengalami kegagalan.

Metrik ini sering digunakan untuk perangkat yang tidak bisa diperbaiki, seperti lampu LED atau baterai sekali pakai. Ini mengukur berapa lama perangkat tersebut dapat bertahan sebelum benar-benar rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
Sebuah pabrik memiliki mesin stamping yang digunakan untuk memproduksi komponen otomotif. Mesin ini beroperasi selama 8.000 jam dalam sebulan dan mengalami 4 kegagalan. Berikut adalah langkah-langkah perhitungannya:
MTBF = Operational Time / Total Number of Failures
MTBF = 8.000 jam / 4 kegagalan = 2.000 jam
Dengan MTBF 2.000 jam, mesin stamping dapat beroperasi hingga 2.000 jam sebelum mengalami kegagalan. Meskipun cukup handal, masih ada peluang untuk meningkatkan keandalannya agar kegagalan terjadi lebih jarang.
Setelah kegagalan mesin stamping di atas, tim pemeliharaan memerlukan waktu untuk memperbaiki mesin tersebut. Waktu perbaikan untuk setiap kegagalan bervariasi sebagai berikut:
MTTR = Total Repair Time / Number of Repairs
Total Waktu Perbaikan = 4 jam + 8 jam + 5 jam + 6 jam
Total Waktu Perbaikan = 23 jam
MTTR = 23 jam / 4 kali perbaikan = 5,75 jam
Dengan MTTR sebesar 5,75 jam, artinya rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki mesin setelah kegagalan adalah 5,75 jam. Meskipun waktu perbaikan tiap kegagalan bisa bervariasi, Mean Time to Repair memberikan gambaran umum tentang seberapa cepat perbaikan dilakukan secara keseluruhan.
di pabrik yang sama, ada 100 unit sensor yang digunakan untuk mengawasi kinerja mesin. Setiap sensor dioperasikan selama 500 jam sebelum mengalami kegagalan. Total waktu operasi untuk 100 sensor adalah 50,000 jam (100 unit x 500 jam). Berikut adalah langkah-langkah perhitungan Mean Time to Failure:
MTTF = Total Operational Time / Number of Units
MTTF = 50.000 jam / 100 unit = 500 jam
Sensor yang digunakan ini dapat beroperasi rata-rata selama 500 jam sebelum mengalami kerusakan. Metrik ini membantu pabrik merencanakan penggantian sensor tepat waktu, sehingga mesin tetap aman dan efisien.
MTBF (Mean Time Between Failures)
Semakin tinggi Mean Time Between Failure, semakin baik. Nilai tersebut menunjukkan bahwa peralatan dapat bekerja lebih lama tanpa mengalami kerusakan. Dalam industri manufaktur, MBTF yang ideal biasanya seperti ini:
MTTR (Mean Time to Repair)
Mean Time to Repair yang rendah adalah kunci untuk menjaga operasional tetap efisien. Berikut standar idealnya:
MTTF (Mean Time to Failure)
Mean Time to Failure yang tinggi berarti komponen bisa digunakan lebih lama sebelum mengalami kerusakan pertama. Angka idealnya berbeda tergantung jenis komponen:
Menghitung MTBF, MTTR, dan MTTF secara manual sering memakan waktu dan rawan kesalahan. Dengan software yang mendukung manufaktur, inventory, dan supply chain, Anda bisa mendapatkan metrik ini secara akurat dan real-time.
Tetapi, jika Anda membutuhkan solusi otomatis yang terintegrasi, software ERP bisa menjadi jawaban. Mengelola dan mengoptimalkan ketiga metrik adalah kunci untuk menjaga efisiensi operasional dan keandalan peralatan. Meskipun tidak mudah, langkah ini sangat berharga karena dapat menekan downtime, meningkatkan produktivitas, dan mendorong pertumbuhan bisnis.
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
75% proyek transformasi digital gagal. Ambil langkah pertama yang tepat dengan memilih partner yang dapat dipercaya untuk jangka panjang.